Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hidup sehat adalah hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang, mengingat manfaat
yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari konsentrasi kerja, kesehatan dan kecerdasan
anak sampai dengan keharmonisan keluarga. Menciptakan hidup sehatpun sangatlah mudah serta
murah, mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan apabila mengalami gangguan
kesehatan cukup mahal.
Setiap manusia yang hidup di dunia ini memerlukan lingkungan yang bersih dan sehat
agar dapat memberikan kenyamanan hidup. Oleh karena itu, manusia wajib peduli terhadap
lingkungan dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.
Perilaku merupakan wujud tindakan seseorang berdasarkan pemahaman dan kemauan terhadap
sesuatu yang dihadapi. Sedangkan lingkungan hidup merupakan wahana dimana mahluk dapat
bertahan dan berkembang biak.
Untuk mewujudkan sebuah bangsa yang lebih sehat, masyarakat diajak berkomitmen
untuk melakukan hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan
pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat
menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama
dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup yang bersih
dan sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada seluruh anggota keluarga.
Peranan keluarga dalam sebuah rumah memegang kunci utama untuk meningkatkan kualitas
kesehatan sejak dini. Karena jika keluarga sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat pula.
Untuk itu, Sehat harus diawali dari dalam rumah sendiri.
Banyak penyakit yang muncul akibat dari kelalaian terhadap pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau
disebut jugaDengue Hemorrhagic Fever (DHF). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk
ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali daerah-daerah yang memiliki
ketinggian lebih dari seribu meter dari permukaan air laut. Hampir setiap tahunnya di Indonesia
ada saja orang yang terjangkit penyakit DBD. Hal ini membuktikan bahwa sebagian masyarakat
masih kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan serta lambatnya pemerintah
dalammengantisipasi dan merespon terhadap merebaknya kasus DBD ini. Masyarakat seringkali
salah dalam mendiagnosis penyakit DBD ini dengan penyakit lain seperti flu atau typhus. Hal ini
disebabkan karena infeksi virusdengue yang menyebabkan DBD bersifat asistomatik atau tidak
jelas gejalanya. Pasien DBD biasanya atau seringkali menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah,
mual maupun diare. Dari berbagai permasalahan tersebut masyarakat seharusnya sudah
mengetahui tentang pentingnya menjaga lingkungan dari tempat tempat bersarangnya nyamuk
dan perlu memberantas sarang nyamuk agar dapat terhindar dari berbagai penyakit yang
diakibatkan oleh nyamuk.
Dengan menerapkannya terlebih dahulu di lingkungan rumah tangga, maka otomatis akan
lebih mudah menerapkan ke lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu masyarakat. Karena kondisi
sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan
menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga,
dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua
pihak secara keseluruhan (totalitas).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui perilaku/cara pemberantasan jentik nyamuk dengan
pemberantasan sarang nyamuk (PJN) pada rumah tangga.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui cara pemeriksaan/survei jentik di rumah tangga.

b. Cara pemberantasan jentik nyamuk di rumah tangga.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI PHBS RUMAH TANGGA


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah
Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi
kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang
kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).

B. PENGERTIAN NYAMUK
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam ordo Diptera; Genera termasukAnopheles,
Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta,dan Haemagoggus untuk
jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang mencakup 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua
sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antar spesies berbeda-beda tetapi
jarang sekali melebihi 15 mm. Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai "Mosquito",
berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil.
Penggunaan kataMosquito bermula sejak tahun 1583. Di Britania Rayanyamuk dikenal sebagai
gnats.
Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus
kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibiuntuk menghisap
darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet
nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk
betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan
berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah.
Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah.
Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.

C. REPRODUKSI NYAMUK
Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa.
Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu. Hanya nyamuk betina saja
yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan.
Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk
betina memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat
dalam darah untuk berkembang.
Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat
menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembap atau kolam yang kering.
Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di
bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembapan. Setelah tempat
ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1
mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. Beberapa spesies
nyamuk meletakkan telur-telurnya saling berdekatan membentuk suatu rakit yang bisa terdiri
dari 300 telur.
Selesai itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). Pada periode ini,
inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua
dalam waktu yang hampir sama. Anak Nyamuk atau ENCU Sampai siklus pertumbuhan ini
selesai secara keseluruhan. Larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 kali.
Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini dinamakan "fase pupa".
Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan, sebelum
pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa
itu digunakan untuk alat pernapasan.
Nyamuk dalam kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan semua
organnya seperti antenaa, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi
sebagian besar kepalanya. lalu kepompong pupa disobek di atas. Tingkat ketika nyamuk yang
telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan.
Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinya
yang menyentuh permukaan air. Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin tipis dapat
menyebabkan kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya
setelah istirahat sekitar setengah jam.
Culex tarsalis bisa menyelesaikan siklus hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20 C dan
hanya sepuluh hari pada suhu 25 C. Sebagian spesies mempunyai siklus hidup sependek empat
hari atau hingga satu bulan. Larva nyamuk dikenal sebagai jentik dan didapati di sembarang
bekas berisi air. Jentik bernafas melalui saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa
biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat pada gelung
thorakis. Kebanyakan jentik memakan mikroorganisme, tetapi beberapa jentik adalah pemangsa
bagi jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk sepertiWyeomia hidup dalam keadaan luar biasa.
Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air tergenang dalam tumbuhan epifit atau di dalam
air tergenang dalam pohon periuk kera. Jentik-jentik spesies genus Deinoceriteshidup di dalam
sarang ketam sepanjang pesisir pantai.

D. PEMERIKSAAN JENTIK
Pemberantasan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan
nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas
bunga, tatakan kulkas, dll dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun,
lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu.

1. Tujuan PJB:
Menciptakan rumah bebas jentik, rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah
dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
2. Pelaksanaan PJB dilakukan oleh :
Anggota rumah tangga
Kader
Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
Tenaga pemeriksa jentik lainnya
3. Mamfaat rumah bebas jentik
Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk
dapat dicegah atau dikurangi
Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue
(DBD), Malaria, Chikungunya,atau Kaki Gajah
Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
4. Cara pemeriksaan jentik berkala yaitu:
Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang
sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air di dalam dan di luar
rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.
Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut. menyaksikan/melihat jentik,
kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN melalui 3 M atau 3 M plus.
Memberikan penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggota rumah tangga.
Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di rumah)
dan pada Formulir pelaporan ke Puskesmas.
5. Peran kader dalam membina rumah tangga agar menciptakan rumah bebas jentik yaitu :

Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang


pentingnya PSN dan PJB, misalnya melalui penyuluhan kelompok di Posyandu, pertemuan
kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah dan
melalui media cetak (poster,selebaran, spanduk).
Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat menggerakkan masyarakat
untuk melakukan PSN danPJB.
Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap minggu dan mencatat angka jentik
yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah.
Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja dan
melaporkan secara rutin kepada Puskesmas terdekat untuk mendapat tindak lanjutpenanganan
bila terjadi masalah/kasus.
Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah tangga yang dikunjungi
sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk
secara rutin dan menegur secara baik apabila masih terdapat jentik nyamuk.
6. Pemberantasan sarang nyamuk(PSN)
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (Menguras, Menutup,
Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).PSN merupakan kegiatan memberantas telur,
jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah)di tempat-tempat perkembang biakannya. 3M Plus
yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
1. Menguras
Menguras dan menyikat tempat-tempat penampunganair seperti Tandon air yang bisa
dikuras antara lain bak mandi, bak WC, Vas Bunga, Perangkap Semut, Tempat minum burung
dsb. Cara menguras yang baik adalah dengan menyikat atau menggosok rata dinding bagian
dalam tandon air, menadatar maupun naik turun. Maksudnya agar telur nyamuk yang menempel
dapat lepas dan tidak menetas jentik.

2. Menutup
Ada 2 jenis menutup tandon air agar tidak dipakai nyamuk berkembang biak:
Menutup tandon dengan rapat agar air yang disimpan tidak ada jentiknya. Jenis tandon ini antara
lain : gentong, padasan, drum, reservoar, emberisasi dsb.
Menutup tandon agar tidak terisi air . Misalnya tonggak bambu dapat ditutup dengan pasir atau
tanah sampai penuh. Sedangkan untuk ban, aki dsb dapat ditutupi dengan plastik agar tidak
kemasukan air atau dimasukkan karung agar tidak tersentuh nyamuk.
3. Mengubur
Barang-barang bekas yang dapat menampung air dan tidak akan dimanfaatkan lagi
sebaiknya disingkirkan yang mudah adalah dengan mengubur ke dalam tanah. Barang-barang
bekas yang dapat menampung air dan perlu di kubur seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-
plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastikkresek,dll)
Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
Menggunakan kelambu ketika tidur
Memakai obat yang dapat mencegah gigitannyamuk, misalnya obat nyamuk;
bakar,semprot,oles/diusap ke kulit, dll
Menghindari kebiasaan menggantung pakaiandi dalam kamar
Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak
Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempatyang sulit dikuras misalnya di
talang air atau di daerah sulit air
Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,misalnya ikan cupang, ikan nila,
dll
Fogging
Bukan cara terbaik untuk memberantas nyamuk penular DBD, hanya membunuh nyamuk
dewasa. Pada hari-hari berikutnya akan menetas nyamuk-nyamuk baru lagi, karena telur dan
jentik-jentik tidak mati. Fogging berdampak buruk terhadap kesehatan karena menggunakan
pestisida dan solar.
Pestisida merupakan racun yang dapat merusak syaraf dan beresiko penyebab kanker, kelahiran
anak cacat , kerusakan genetik/ keturunan, keguguran dan kemandulan.
Solar mengeluarkan emisi COx, NOx, SOx yang dapat mencemari udara dan berdampak buruk
terhadap kesehatan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pemeriksaan/survei jentik antara lain dengan cara pemeriksaan secera berkala, seperti :
Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang
sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air di dalam dan di luar
rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.
Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut. menyaksikan/melihat jentik,
kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN melalui 3 M atau 3 M plus.
Memberikan penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggota rumah tangga.
Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di rumah)
dan pada Formulir pelaporan ke Puskesmas.
2. Pemberantasan nyamuk dengan 3M plus, seperti :
Menguras
Menutup
Mengubur
Plus mnghindari gigitan nyamuk dengan cara :
Menggunakan kelambu ketika tidur
Menghindari kebiasaan menggantung pakaiandi dalam kamar
Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak
Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,misalnya ikan cupang, ikan nila, dll
Fogging
B. SARAN
Semoga pembaca dapat mengetahui dan memahami prilaku hidup bersih dan sehat dalam
tatanan rumah tangga(PHBS), terutama pemberantasan jentik guna menghindari penyakit yang
bisa ditimbulkan oleh nyamuk sehingga dalam kehidupan rumah tangga bisa hidup bersih dan
sehat. Serta dapat mengaplikasikan hal tersebut dengan baik dan benar dalam kehidupan
bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Proverawati, atikah dan eni rahmawati.2012.prilaku hidup bersih dan sehat.nuha medika:yogyakarta.

Вам также может понравиться