Вы находитесь на странице: 1из 27

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan
pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan kita bersama.

Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan tidak
lepas dari kekurangan dan kelemahan.Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna,bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan.

Tondano, Maret 2017

Penulis
2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................ 1

Daftar Isi . 2

Daftar Gambar 4

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang .. 5

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan ................... 7

BAB II ISI

2.1 Karakteristik gempa bumi ... 8

2.2 Bahaya gempa bumi ........ 12

2.3 Prediksi gempa bumi................... 13

2.4 Gempa bumi dan lempeng tektoni... 17

2.5 Gelombang gempa beserta hubungannya dengan interior bumi......... 20

2.6 Kecepatan gelombang seismik.... 22

2.7 Konveksi dalam bumi.............. 23


3

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan ... 24

3.2 Saran .... 25

DAFTAR PUSTAKA . 26
4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 . 9

Gambar 1.2 9

Gambar 1.3 9

Gambar 1.4 9

Gambar 1.5 10

Gambar 1.6 18

Gambar 1.7 18

Gambar 1.8 .... 19

Gambar 1.9 19

Gambar 2.0 21

Gambar 2.1 21

Gambar 2.2 .................... 22

Gambar 2.3 .... 23


5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung
kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya. Oleh
karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup
penghuninya termasuk manusia.

Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan
mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya.

Gempa bumi adalah sentakan asli dari bumi yang bersu mber di dalam bumi
yang merambat melalui permukaan bumi dan menembus bumi. Gempa bumi biasa
disebabkanoleh pergerakan kerak bumi(lempeng bumi). Bumi kita walaupun padat,
selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena
pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.Terdapat dua teori yang menyatakan
proses terjadinya atau asal mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak
tiba tiba sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi.
6

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Karakteristik Gempa Bumi ?

2. Bagaimana Bahaya Gempa Bumi ?

3. Bagaimana Bahaya Gempa Bumi ?

4. Bagaimana Gempa Bumi Dan Lempeng Tektonik ?

5. Bagaimana Gelombang Gempa Beserta Hubungannya Dengan Interior Bumi ?

6. Bagaimana Kecepatan Gelombang Seismik ?

7. Bagaimana Konveksi Dalam Bumi ?


7

1.3 TUJUAN

1. Untuk Mengetahui Karakteristik Gempa Bumi.

2. Untuk Mengetahui Bahaya Gempa Bumi.

3. Untuk Mengetahui Prediksi Gempa Bumi.

4. Untuk Mengetahui Gempa Bumi Dan Lempeng Tektonik.

5. Untuk Mengetahui Gelombang Gempa Beserta Hubungannya Dengan Interior Bumi.

6. Untuk Mengetahui Kecepatan Gelombang Seismik.

7. Untuk Mengetahui Konveksi Dalam Bumi.


8

BAB II PEMBAHASAN

2.1 KARAKTERISTIK GEMPA BUMI

Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi
secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi
penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi
yang dihasilkan dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempa bumi sehingga efeknya
dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Kakteristik Gempa bumi

Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat


Lokasi kejadian tertentu
Akibatnya dapat menimbulkan bencana
Berpotensi terulang lagi
Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi

2.1.1 TEORI KEKENYALAN ELASTISITAS

Teori yang dapat menjelaskan tentang energi elastis yang dapat diterima adalah pergeseran sesar
dan teori kekenyalan elastis (elastic rebound theory) dari H.F Rheid (1906). Teori ini menjelaskan
jika permukaan bidang sesar saling bergesekan batuan akan mengalami deformasi (perubahan
wujud) jika perubahan tersebut melampaui batas elastisitas/regangannya, maka batuan akan patah
(repture) dan akan kembali ke bentuk asalnya (rebound). Energi yang dilepaskan merambat ke
permukaan hanya sebagian kecil yang akan diubah menjadi gelombang seismik yang dipancarkan
ke segala jurusan sedangkan sebagian energi akan diubah menjadi energi potensial dan energi
panas.
b. Tipe Gelombang Seismek

Gelombang Seismik merupakan rambatan energi yang disebabkan karena adanya


gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau sesar. Energi ini akan merambat ke
seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer.Gelombang seismik dibedakan menjadi
dua, yaitu :

Gelombang Badan (Body Wave)


9

Gelombang yang merambat melalui bagian dalam bumi. Gelombang badan merupakan
gelombang yang tiba sebelum gelombang permukaan yang dipancarkan oleh gempa bumi.
Gelombang inimemiliki frekuensi yang lebih tinggi daripada gelombang permukaan.Gelombang
badan dibedakan menjadi dua, yaitu :

Gambar 1.1 Gambar 1.2

Gelombang P (Primer wave)

Gelombang P merupakan gelombang longitudinal, dimana arah pergerakan partikel akan


searah dengan arah rambat gelombang.Kecepatan gelombang P dapat mencapai 4-6 km per detik,
tergantung dari sifat batuan yang dilaluinya. Gelombang ini adalah gelombang yang pertama kali
tiba di sebuah stasiun seismik.

Gelombang S (Sekunder wave)

Gelombang S merupakan gelombang transversal, dimana arah pergerakan pertikel akan tegak
lurus dengan arah rambat gelombang.Kecepatan gelombang S ini mencapai 3-4 km per detik.
Gelombang ini lebih lambat dibandingkan dengan gelombang P dan hanya mampu bergerak
melalui batuan padat, serta tidak bisa melewati media cair.

2.1.2 GELOMBANG PERMUKAAN (Surface Wave)

Gelombang yang rambatannya hanya melalui kerak bumi.Gelombang ini memiliki frekuensi
yang lebih rendah dibandingkan dengan gelombang badan. Gelombang permukaan dibedakan
menjadi dua, yaitu :

Gambar 1.3 Gambar 1.4


10

Gelombang Love
Gelombang Love adalah gelombang geser (S wave) yang terpolarisasi secara horizontal dan tidak
menghasilkan perpindahan vertikal. Gelombang love terbentuk karena interferensi konstruktif dari
pantulan pantulan gelombang seismik pada permukaan bebas. Gelombang ini merambat dengan
kecepatan 2 3/4 km/s. Pergerakan partikel gelombang love sejajar dengan permukaan tetapi tegak
lurus dengan arah rambatnya. Gelombang love lebih cepat daripada gelombang Rayleigh dan lebih
dulu sampai pada seismograph.

Gelombang Reyleighy
Gelombang Rayleigh adalah gelombang yang lintasan gerak partikelnya menyerupai ellips.
Dihasilkan oleh gelombang datang P dan gelombang S yang berinteraksi pada permukaan bebas
dan merambat sejajar dengan permukaan tersebut. Gerakan partikelnya ke belakang (bawah maju
atas mundur) dan gelombang ini menjalar melalui permukaan media yang homogen. Gelombang
Rayleigh merambat dengan kecepatan sekitar 2 1/4 mil sehingga menimbulkan efek gerakan tanah
yang sirkuler dan hasilnya tanah akan bergerak naik turun seperti ombak di laut.

2.1.3 LOKASI GEMPA BUMI

Gambar 1.5

Gempa bumi mempunyai beberapa lokasi yang berkaitan dengan gempa itu sendiri,
diantaranya:
Episentrum yaitu pusat gempa berupa tektonik, vulkanik atau bongkah tanah roboh yang
ada di permukaan bumi. Jika penyebab gempa karena kerak maka hiposentrumnya berbentuk garis.
11

Akan tetapi, kalau tanah roboh atau gunung api, maka hiposentrumnya berbentuk titik. Dari
hiposentrum, gelombang sekunder dan primer akan dirambatkan segala arah yakni ke atas, ke
samping dan ke bawah. Persebaran hiposentra gempa di bumi itu sama dengan pertemuan dua
lempeng kerak bumi, terutama pada tempat pemekaran dan penujaman dasar samudera.
Hiposentrum adalah pusat gempa yang ada di dalam bumi. Pleistoseista adalah wilayah gempa
yang paling parah dimana mengalami kerusakan.
2.1.4 INTENSITAS
Untuk mengetahui intensitas kekuatan gempa, maka kita menggunakan skala intensitas
gempa. Skala yang biasa digunakan adalah Richter Magnitude Scale dan Modified Mercalli
Intensity. Richter mendasarkan skalanya pada magnitudo dengan menggunakan angka 1 sampai 9.
Jadi semakin besar angka, semakin besar magnitudonya. Selain kedua intenstas kekuatan gempa
menurut dua ahli di atas, juga terdapat ahli gempa lainnya yaitu Marcelli, beliau mendasarkan
skala intensitas gempa yang ditaksir berdasarkan efek geologis dan pengaruhnya terhadap
bangunan-bangunan yang dibuat manusia. Skala ini disusun dengan memakai angka I sampai XII.
2.1.5 MAGNITUDO
Magnitudo gempa adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya energi seismik yang
dipancarkan oleh sumber gempa. Besaran ini akan berharga sma, meskipun dihitung dari tempat
yang berbeda. Skala yang kerap digunakan untuk menyatakan magnitudo gempa ini adalah Skala
Richter (Richter Scale). Selain Skala Richter diatas, ada beberapa definisi magnitudo yang dikenal
dalam kajian gempa bumi adalah yang diperkenalkan oleh Guttenberg menggunakan fase

gelombang permukaan gelombang Rayleigh, (body waves magnitudo) diukur berdasar


amplitudo gelombang badan, baik P maupun S. Jenis-jenis magnitudo:

Magnitudo Lokal

Magnitudo gelombang badan

Magnitudo gelombang permukaan


Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), gempa bumi dapat dibedakan atas :
1. Gempabumi sangat besardengan magnitude lebih besar dari 8 SR.
2. Gempabumi besar magnitude antara 7 hingga 8 SR.
3. Gempabumi merusak magnitude antara 5 hingga 6 SR.
4. Gempabumi sedang magnitude antara 4 hingga 5 SR.
5. Gempabumi kecil dengan magnitude antara 3 hingga 4 SR .
6. Gempabumi mikro magnitude antara 1 hingga 3 SR .
12

7. Gempabumi ultra mikro dengan magnitude lebih kecil dari 1 SR .

2.2 BAHAYA GEMPA BUMI

Bencana alam memang tak pernah bisa diduga kapan datang dan menyerang. Mulai dari
angin tornado, banjir, gunung meletus, gempa bumi hingga tsunami, semuanya bisa datang
kapan saja dan dengan sekejap meluluhlantakkan bangunan kokoh, pepohonan dan gedung-
gedung yang terlihat kekar sekalipun. Beberapa tahun terakhir ini, tak sedikit bencana alam
yang kemudian menghancurkan alam. Tak pandang bulu itu adalah negara berkembang atau
negara maju, nyaris semua wilayah di bumi pernah merasakannya. Berikut peristiwa gempa
bmi terbesar yang pernah terjadi,yaitu:
Asam Tibet

Gempa bumi yang sempat menyapu Assam Tibet ini besarnya 8,6 SR. Memakan korban
jiwa sekitar 1500 pada 15 Agustus 1950 silam. Titik-titik gempa bumi menghajar daerah Yunnan,
China, Calcutta serta India. Tak sedikit daerah yang bergeser dan sungai yang berhenti mengalir
karenanya. Kemudian gempa bumi ini menciptakan bencana lain seperti banjir besar dan
menghancurkan desa-desa serta melenyapkan jiwa.

Sumatera Utara, Indonesia

28 Maret 2005, Indonesia berduka dengan gempa bumi 8,6 SR yang menyerang. Gempa
bumi ini merupakan bencana susulan setelah tahun 2004 Aceh diserang tsunami besar. Ada sekitar
1300 orang yang meninggal karenanya. Berlangsung sekitar dua menit, gempa bumi ini sempat
menciptakan kepanikan dan ketakutan akan tsunami. Dan benar, tsunami sempat terbentuk, namun
tidak terlalu besar dan tidak menciptakan kerusakan yang teramat parah.

Gempa Pulau Tikus, Alaska

Tahun 1965, gempa bumi sebesar 8,7 SR menyerang Alaska. Menciptakan tsunami
setinggi 10 meter dan menyebar mengarah ke Jepang. Dua bulan kemudian, gempa bumi vulkanik
yang merupakan gempa susulan datang lagi. Menimbulkan tsunami kecil dan kerusakan yang tidak
terlalu parah.Untungnya, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan meninggal dalam gempa bumi
besar ini.

Ekuador, Kolombia
13

31 Januari 1906, sebuah gempa bumi besar berukuran 8,8 SR menyerang lepas pantai
Ekuador dan Kolombia. Gempa bumi ini kemudian menciptakan tsunami besar yang membunuh
kurang lebih 1500 jiwa. Tsunaminya bahkan mencapai San Fransisco dan Jepang. Dan
meninggalkan duka kelam di hati mereka yang menyaksikan kehancuran serta kehilangan sanak
keluarga.

Lepas pantai Maule, Chili

Sebulan setelah Haiti diguncang gempa bumi 7 SR dan menewaskan lebih dari 200 ribu
orang, Chili kembali diguncang gempa 8,8 SR. Korban jiwa terhitung ada sekitar 500 orang yang
meninggal, 800 ribu orang harus diungsikan, dan lebih dari 1,8 jiwa mengalami kerugian karena
gempa bumi dan tsunami yang berpadu menyerang area tempat tinggal mereka.Tsunami kemudian
terdeteksi mengancam 53 negara dan kerusakan besar-besaran ini mencapai milyaran dollar.

Semenanjung Kamchatka, Rusia

Gempa bumi 9 SR pertama di dunia tercatat pada tahun 1952, di semenanjung Kamchatka,
Rusia. Tidak ada laporan kematian pada saat itu, sekalipun dilaporkan tsunami setinggi 13 meter
sempat mencapai Crescent City, California. Pun demikian, dilaporkan kerugian materi besar
dialami oleh Hawaii karena kerusakan parah yang dialami oleh mereka.

Pantai Timur Pulau Honshu, Jepang

Gempa bumi terbesar yang pernah menyerang Jepang terjadi pada 11 Maret 2011. Gempa
bumi 9,0 SR ini diperkirakan mengguncang Jepang selama 6 menit. Tsunami menelan 29 ribu
korban jiwa, merusak Fukushima dan menyebabkan reaktor nuklirnya meledak. Ada lebih dari 50
titik yang mengalami kerusakan parah akibat gempa tersebut.

2.3 PREDIKSI GEMPA BUMI

Prediksi gempabumi merupakan kegiatan yang sangat mengandung resiko sosial dibanding
dengan prakiraan cuaca. Secara teoritis gempabumi merupakan gejala alam biasa oleh sebab itu
sebelum peristiwa alam itu terjadi semestinya akan terdapat perubahan parameter fisis yang
mendahuluinya atau yang disebut sebagai precursor. Yang menjadi masalah adalah secara
operasional untuk melakukan pengamatan precursor ini memerlukan usaha dan dana yang tidak
sedikit.
14

Dari banyak precursor itu diantaranya adalah hasil eksperimen di laboratorium


menunjukkan bahwa sebelum terjadi gempabumi maka batuan di sekitarnya akan mengalami
perubahan parameter-parameter seperti : tahanan listrik akan menurun, adanya perubahan stress
dan strain, adanya fluktuasi unsur radon, perubahan permukaan air bawah tanah, perubahan suhu
air bawah tanah, dan lain-lain.
Kegiatan prediksi gempabumi, mencakup tiga hal yaitu, kapan gempabumi akan terjadi,
dimana terjadinya dan seberapa besar kekuatannya. Di Jepang kegiatan ini mulai dilakukan sejak
tahun 1965 dimana dalam perencanaannya terdapat empat bagian, yaitu pengamatan untuk
kegiatan prediksi jangka panjang, pengamatan untuk kegiatan prediksi jangka pendek, penelitian
dasar, dan kerjasama dengan institusi luar.Pada prediksi jangka panjang pengamatan yang
dilakukan adalah pengamatan geodesi, geomagnet, geologi, seismologi, seismic velocity, statistik
dan lain-lain. Sedangkan untuk jangka pendek melakukan pengamatan geodesi (survei ulang
pengamatan ground movement, temporal variation dan gravity), geochemical (ground water level,
ground water quality, dan unsur-unsur radio aktif), dan pengamatan geomagnet. Sedang penelitian
dasar meliputi percobaan-percobaan di laboratorium dan di lapangan yang meliputi experiment
fracture dari sample batuan, pengukuran stress, dan lain-lain.
Di Amerika Serikat, kegiatan prediksi gempabumi diprioritaskan pada studi dasar
mengenai crustal strain dan seismic monitoring yang dititik beratkan pada understanding of the
seismic rupture process, serta eksperimen lapangan yang dilakukan untuk meramal gempa di areal
South California dengan pengamatan strain meter, ground water level.

Di Cina kegiatan ramalan gempabumi dilakukan dengan intensif dan dikonsentrasikan


pada pengamatan precursor. Di negara itu telah dibagun jaringan pengamatan precursor yang
terdiri dari ratusan stasiun pengamatan crustal deformation, hydro chemestry, ground water level,
magnet bumi, dan ground resistivity, serta banyak stasiun pengamatan yang lain seperti gravity,
stress-strain dan electromagnetic.Kegiatan prediksi gempa bumi di Cina dilakukan dengan empat
metode, yaitu: seismo-geological method, statistic analisys of seismicity (Gutenberg Richter Law),
Corelation analisys ( position of / solar activity, gravity) dan precursor method. Diantara 4 metode
tersebut yang menjadi andalan adalah metode pengamatan precursor. Pada metode ini prinsipnya
adalah sebelum terjadi gempabumi akan didahului oleh anomali parameter-parameter fisis seperti
perubahan yang menyolok dari parameter stress-strain, temperatur air bawah tanah, unsur
radioaktif, geomagnit, resistivity, gravity, dan lain-lain bahkan akan ada perubahan dari tingkah
laku binatang. Metode pengamatan precursor dipakai untuk prediksi jangka sedang dan pendek
sedangkan metode yang lain dipakai untuk jangka panjang.

Dalam seismologi kita kenal precursory seismisity yang dibedakan menjadi tiga yaitu seismicity
patern (seismic gap,variasi b value, dan lain-lain), source and medium parameters (stress drop, q
value, variasi kecepatan gelombang, dan lain-lain), dan pembedaan urutan gempa (fore shock dan
precursory swarm).
15

Secara teoritis gempabumi memang dapat diprediksi, namun para peneliti mengalami kesulitan
karena beberapa hal, diantaranya: terbatasnya kondisi pengamatan terutama peralatannya, tidak
periodiknya aktivitas gempabumi, ketidak tentuannya proses gempabumi, dan luasnya daerah
jangkauan.
Selain dengan metode observasi precursor terdapat banyak metode dalam prediksi
gempabumi, diantarnya: seismicity gap, seismicity band, increased seismicity, preseismic squance,
variation of b value, source and medium parameters, wave velocity variations, fore shocks
squance. Salah satu contoh kegiatan prediksi gempa di Cina yang sangat sukses adalah peristiwa
gempabumi Menglian yang terjadi pada 12 Juli 1995 dengan Magnitude Ms = 7,3 satu hari
sebelum gempa utama terjadi diumumkan kepada masyarakat sehingga korban jiwa dapat
dihindarkan.

2.3.1 PERSIAPAN GEMPA BUMI

Apabila kita mengingat pada peristiwa gempa berkekuatan 5,9 skala richter di Yogyakarta
pada 22 Mei 2007, kita pasti akan mengingat apa yang terjadi di sana. Sebanyak 5.778 orang
meninggal dunia, 37.883 orang mengalami luka-luka dan lebih dari 600.000 rumah rusak.
Sebanyak 2.111.872 orang di sembilan kabupaten terpaksa mengungsi akibat rumah tinggal
mereka hancur karena gempa. Dari peristiwa gempa bumi yang melanda Yogyakarta, kita dapat
menyadari bahwa betapa mengerikannya gempa bumi. Oleh karena itu mari kita perhatikan
beberapa informasi penting dari Palang Merah Indonesia (PMI) mengenai apa yang harus
dilakukan untuk menghadapi gempa bumi.

2.3.1.1 PERSIAPAN SEBELUM TERJADINYA GEMPA BUMI

Anda dapat melakukan kesiapsiagaan sebelum bencana gempa bumi tiba, seperti:
1. Mengenali daerah sekitar tempat tinggal anda (apakah termasuk rawan gempa atau tidak).
2. Ketika masuk ke sebuah gedung atau bangunan, perhatikan di mana letak pintu keluar,
tangga darurat, atau cara-cara untuk mengeluarkan diri jika sewaktu-waktu harus
menyelamatkan diri.
3. Di dalam ruangan tempat anda berdiam, perhatikan tempat-tempat yang aman untuk
berlindung ketika gempa terjadi.
4. Perhatikan juga tempat yang berbahaya jika gempa terjadi, seperti di dekat kaca, tiang atau
pilar, lemari, dan lain-lain.
5. Catat dan simpan nomor-nomor telepon penting yang harus dihubungi saat gempa terjadi
seperti PMI, rumah sakit, pemadam kebakaran, polisi, dan lain-lain.
16

6. Matikan kran air, kompor, gas, dan listrik jika selesai digunakan.

2.3.1.2 TINDAKAN KETIKA GEMPA BUMI

Saat terjadi gempa tetaplah tenang, lalu lakukan tindakan sebagai berikut:

1. Jika berada di dalam rumah


Berusahalah menyelamatkan diri dan menyelamatkan keluarga Anda. Berlindunglah di
bawah meja agar tubuh tidak terkena benda-benda yang berjatuhan. Lindungi kepala Anda dengan
apa saja, misalnya bantal, papan, atau kedua tangan dengan posisi telungkup.

2. Jika berada di luar rumah


Merunduk dan lindungilah kepala Anda, lalu bergeraklah menjauh dari gedung dan tiang
menuju daerah terbuka. Jangan melakukan tindakan apapun, tunggulah sampai keadaan benar-
benar tenang karena setelah gempa pertama biasanya ada gempa susulan.

3. Jika berada di pusat perbelanjaan atau di tempat umum lainnya


Usahakan untuk tetap tenang, biasanya kerumunan orang dalam bencana berpotensi
kepanikan. Ikuti petunjuk dari satpam (satuan pengamanan) atau petugas penyelamat. Jangan
menggunakan lift ketika terjadi gempa atau kebakaran namun gunakanlah tangga darurat, lalu
bergeraklah ke tempat terbuka.

4. Jika berada di dalam kendaraan


Berpeganganlah dengan erat pada tiang atau apapun di dekat Anda sehingga tidak terjatuh
dari guncangan atau jika kendaraan berhenti secara mendadak. Tetaplah tenang dan ikuti perintah
atau petunjuk dari petugas. Mintalah pengemudi untuk menghentikan kendaraan. Setelah itu
bergeraklah ke tempat yang terbuka.

5. Jika berada di gunung atau pantai


Gempa dapat menimbulkan longsor di gunung atau perbukitan. Jika Anda berada di
pegunungan, bergeraklah ke tempat yang aman seperti lapangan terbuka yang jauh dari daerah
lereng. Gempa di bawah laut bisa menimbulkan gelombang tsunami, jika gempa itu terjadi,
bergeraklah ke dataran yang lebih tinggi.

2.3.1.3 TINDAKAN SETELAH GEMPA BUMI


17

Setelah bencana gempa bumi terjadi, lakukanlah langkah-langkah berikut:


1. Bila masih berada di dalam ruangan atau gedung, segeralah keluar.
2. Periksalah keadaan anda sendiri, apakah ada bagian tubuh Anda yang terluka atau tertimpa
benda-benda.
3. Mintalah orang dewasa untuk mematikan aliran listrik dan gas.
4. Janganlah menyalakan api, karena bisa terjadi kebocoran gas atau tumpahan bahan bakar.
5. Jika Anda merasa mampu, berilah pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada
di sekitarmu.
6. Dengarkanlah informasi dari sumber-sumber yang terpercaya dan bertindaklah sesuai
imbauan.

2.4 GEMPA BUMI DAN LEMPENG TEKTONIK

Gempa bumi merupakan fenomana alam dimana terjadi proses pelepasan energi yang
terakumulasi selama kurun waktu tertentu secara tiba-tiba akibat adanya pergerakan lempeng
tektonik di dalam bumi.
Menurut teori tektonik lempeng, bagian luar bumi merupakan kulit yang tersusun oleh lempeng-
lempeng tektonik yang saling bergerak. Di bagian atas disebut lapisan litosfir merupakan bagian
kerak bumi yang tersusun dari material yang kaku. Lapisan ini mempunyai ketebalan sampai 80
km di daratan dan sekitar 15 km di bawah samudra. Lapisan di bawahnya disebut astenosfir yang
berbentuk padat dan materinya dapat bergerak karena perbedaan tekanan.Litosfir adalah suatu
lapisan kulit bumi yang kaku, lapisan ini mengapung di atas astenosfir. Litosfir bukan merupakan
satu kesatuan tetapi terpisah-pisah dalam beberapa lempeng yang masing-masing bergerak dengan
arah dan kecepatan yang berbeda-beda. Pergerakan tersebut disebabkan oleh adanya arus konveksi
yang terjadi di dalam bumi

2.4.1 POLA UMUM DARI SEISMIK BUMI

1. Batas Lempeng Divergent


18

Gambar 1.6

Divergen adalah dua lempeng yang saling bergerak menjauh. Hal ini diakibatkan oleh
terjadi perpecahan pada lithosfer. akibat adanya pergerakan ini, lempeng samudra mengalami
pemekaran dasar laut. Sedangkan pada lempeng benua, membentuk lembah. Fenomena yang
terjadi, sebagai berikut:
1)Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepinya.
2)Pembentukan tanggul dasar samudera (med ocean ridge) di sepanjang tempat perenggangan
lempeng-lempeng tersebut.
3) Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal (lava
bantal) dan hamparan leleran lava encer
4) Aktivitas gempa.

2. Batas Lempeng Tranform

Gambar 1.7
Transform adalah bertemunya dua lempeng, yang menyebabkan terjadinya gesekan secara
menyampng di sepanjang sesar fault. Pergeseran ini dapat berupa sinistral atau desktral.
Pergerakan ini hampir sama denga pergerakan yang terjadi akibat adanya patahan
horizontal.contoh jenis batas lempeng ini adalah sesar San Andreas di california.
19

2. Zona Subduksi

Gambar 1.8

Zona Subduksi merupakan zona yang terdapat pada batas antar lempeng yang bersifat
konvergen. Akibat perbedaan massa jenis antara kedua jenis lempeng tersebut, maka lempeng
yang lebih besar massa jenisnya menunjam kebawah lempeng lainnya. Penunjaman ini terjadi di
batas antar lempeng samudra dan benua atau di antara sesama lempeng samudra. Zona Subduksi
adalah salah satu tempat bagi tebentuknya deretan gunung berapi dan gempa bumi.Pergerakan
lempeng tektonik sendiri disebabkan oleh arus konveksi panas. Sedangkan perbedaan massa jenis
ini terjadi akibat dari jenis batuan yang ada pada kedua lempeng ini berbeda. Pada lempeng
samudra batuannya bersifat lebih basa daripada lempeng benua.

3. Zona Tumbukan

Gambar 1.9

Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dengan
benua atau antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudera. Zone atau tempat terjadinya
tumbukan antara lempeng tektonik benua dengan benua disebut Zone Konvergen. Contohnya
tumbukan antara lempeng India dengan lempeng Benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya
pegunungan lipatan muda Himalaya yang merupakan pegunungan tertinggi di dunia dengan
puncak tertingginya, yaitu Mount Everest. Fenomana yang dihasilkannya:

1. Lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng benua


2. Terbentuk palung laut di tempat tumbukan tersebut
3. Pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan
20

4. Terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi dan ekstrusi


5. Daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam
6. Penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng
7. Timbunan sedimen campuran atau melange.

4. Gempa Intraplate

Gempa intraplate adalah gempa yang terjadi di dalam lempeng itu sendiri, sedangkan Gempa
interplate terjadi di batas antar dua lempeng. Sebenarnya gempa bumi terjadi setiap hari, namun
kebanyakan tidak terasa oleh manusia, hanya alat seismograph saja yang dapat mencatatnya dan
tidak semuanya menyebabkan kerusakan. Gempa intraplate tidak menyebabkan tsunami yang
besar seperti halnya gempa interplate yang berada di zona subduksi.

2.5 GELOMBANG GEMPA BESERTA HUBUNGANNYA DENGAN INTERIOR BUMI

Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat sifat fisika bumi (geofisika).
Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik seperti misalnya gaya tarik
(gravitasi), kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang (seismik), dan sifat fisika lainnya.
Melalui sifat fisika bumi inilah para akhli geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya
dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan bumi, sifat
penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang seismik. Metoda seismik adalah
salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang mengukur sifat rambat gelombang seismik yang
menjalar di dalam bumi. Pada dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang
Primer
(P) atau gelombang Longitudinal dan gelombang Sekunder (S) atau gelombang Transversal. Sifat
rambat kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material yang dilaluinya.
Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa padat maupun cair, sedangkan gelombang S
tidak dapat menjalar pada materi yang berfasa cair. Perpedaan sifat rambat kedua jenis gelombang
inilah yang dipakai untuk mengetahui jenis material dari interior bumi.
Pada gambar diperlihatkan rambatan gelombang P dan S didalam interior bumi yang
berasal dari suatu sumber gempa. Sifat/karakter dari rambat gelombang gempa (seismik) di dalam
bumi diperlihatkan oleh gelombang S (warna merah) yang tidak merambat pada Inti Bumi bagian
luar sedangkan gelombang P (warna hijau) merambat baik pada Inti Bagian Luar maupun Inti
Bagian Dalam. Berdasarkan sifat rambat gelombang P dan S tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa Inti Bumi Bagian Luar berfasa cair, sedangkan Int Bumi Bagian Dalam bersifat padat. Pada
gambar 2-4 diperlihatkan kecepatan rambat gelombang P dan S kearah interior bumi, terlihat disini
bahwagelombang S tidak menjalar pada bagian Inti Bumi bagian luar yang berfasa cair (liquid),
sedangkan gelombag P tetap menjalar pada bagian luar Inti Bumi yang berfasa cair, namun terjadi
perubahan kecepatan rambat gelombang P dari bagian Mantel Bumi ke arah Inti Bumi bagian luar
menjadi lambat. Dari gambar 2-4 dapat disimpulkan bahwa antara Kulit Bumi dengan Mantel Luar
21

dibatasi oleh suatu material yang berfase semi-plastis yang saat ini dikenal sebagai tempat dimana
kerakbumi (lempeng lempeng bumi) bersifat mobil dan setiap lempeng saling bergerak.

Gambar 2.0

Rambatan gelombang Primer (P) dan Sekunder (S) pada interior bumi. Gelompang P (garis hijau)
merambat pada semua bagian dari lapisan material bumi sedangkan gelombang S (garis merah)
hanya merambat pada bagian mantel dari interior bumi.

Gambar 2.1
22

Sifat rambat gelombang P dan S pada interior bumi. Terlihat gelombang P dapat merambat pada
interior bumi baik yang berfasa padat maupun berfasa cair, sedangkan gelombang S tidak
merambat padaIntiBumibagian luar yang berfasa cair.

2.6 KECEPATAN GELOMBANG SEISMIK

Gelombang P didalam bumi mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, sebagai akibat ketidak-
homogenan batuan pembentuk struktur dalam bumi (interior bumi). Sifat dari gelombang ini baik
pada fasa padat maupun fasa cair dapat ditransmisikan. Sedangkan untuk gelombang S, tidak dapat
ditransmisikan pada fasa cair.

Gambar 2.2

Hubungan Kecepatan rambat gelombag P dan S dengan Susunan Interior Bumi (Inti Bumi, Mantel,
Asthenosphere, Lithosphere, dan Kerak Bumi).
23

2.7 KONVEKSI DALAM BUMI

Gambar 2.3

Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai perpindahan partikel-partikel
zat perantara tersebut. Perpindahan ini terjadi pada zat cair dan gas. Hal ini disebabkan adanya
perbedaan massa jenis zat. Pada bagian yang dipanaskan, Massa jenis lebih kecil dari pada bagian
yang tidak dipanaskan.

Arus konveksi (pergerakan lempeng bumi) terjadi pada mantel bumi akibat adanya suhu yang
tinggi dan perbedaan tekanan antara kerak dan inti bumi. Energi sirkulasi ini dihasilkan dari
peluruhan unsur radioaktif pada batuan. Arus konveksi ini mengakibatkan sirkulasi massa bumi,
lava panas keluar, dan massa batuan dingin masuk ke dalam bumi yang kemudian meleleh dibawah
suhu dan tekanan yang tinggi dan menjadi bagian dari mantel, dan suatu saat proses ini akan terjadi
lagi pada lokasi lainnya. Sirkulasi lokal dibawah permukaan bumi dengan arah yang berbeda
mengakibatkan arah pergerakan yang berbeda pula pada sepanjang permukaan bumi.
24

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi
secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi
energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng
tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempa
bumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.

Episentrum yaitu pusat gempa berupa tektonik, vulkanik atau bongkah tanah roboh yang
ada di permukaan bumi. Jika penyebab gempa karena kerak maka hiposentrumnya
berbentuk garis. Akan tetapi, kalau tanah roboh atau gunung api, maka hiposentrumnya
berbentuk titik. Dari hiposentrum, gelombang sekunder dan primer akan dirambatkan
segala arah yakni ke atas, ke samping dan ke bawah. Persebaran hiposentra gempa di bumi
itu sama dengan pertemuan dua lempeng kerak bumi, terutama pada tempat pemekaran dan
penujaman dasar samudera. Hiposentrum adalah pusat gempa yang ada di dalam bumi.
Pleistoseista adalah wilayah gempa yang paling parah dimana mengalami kerusakan.

Prediksi gempabumi merupakan kegiatan yang sangat mengandung resiko sosial dibanding
dengan prakiraan cuaca. Secara teoritis gempabumi merupakan gejala alam biasa oleh
sebab itu sebelum peristiwa alam itu terjadi semestinya akan terdapat perubahan parameter
fisis yang mendahuluinya atau yang disebut sebagai precursor. Yang menjadi masalah
adalah secara operasional untuk melakukan pengamatan precursor ini memerlukan usaha
dan dana yang tidak sedikit.

Menurut teori tektonik lempeng, bagian luar bumi merupakan kulit yang tersusun oleh
lempeng-lempeng tektonik yang saling bergerak. Di bagian atas disebut lapisan litosfir
merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari material yang kaku. Lapisan ini
mempunyai ketebalan sampai 80 km di daratan dan sekitar 15 km di bawah samudra.
Lapisan di bawahnya disebut astenosfir yang berbentuk padat dan materinya dapat
bergerak karena perbedaan tekanan.Litosfir adalah suatu lapisan kulit bumi yang kaku,
lapisan ini mengapung di atas astenosfir. Litosfir bukan merupakan satu kesatuan tetapi
terpisah-pisah dalam beberapa lempeng yang masing-masing bergerak dengan arah dan
kecepatan yang berbeda-beda. Pergerakan tersebut disebabkan oleh adanya arus konveksi
yang terjadi di dalam bumi.
25

(P) atau gelombang Longitudinal dan gelombang Sekunder (S) atau gelombang
Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari
material yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa padat maupun
cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada materi yang berfasa cair.
Perpedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai untuk mengetahui jenis
material dari interior bumi.

Gelombang P didalam bumi mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, sebagai akibat


ketidak-homogenan batuan pembentuk struktur dalam bumi (interior bumi). Sifat dari
gelombang ini baik pada fasa padat maupun fasa cair dapat ditransmisikan. Sedangkan
untuk gelombang S, tidak dapat ditransmisikan pada fasa cair.

Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai perpindahan partikel-
partikel zat perantara tersebut. Perpindahan ini terjadi pada zat cair dan gas. Hal ini
disebabkan adanya perbedaan massa jenis zat. Pada bagian yang dipanaskan, Massa jenis
lebih kecil dari pada bagian yang tidak dipanaskan.

3.2 SARAN

Dapat menambah wawasan dan bisa memberikan kritik yang

membangun bagi penulis


26

DAFTAR PUSTAKA

http://googleweblight.com/?lite_url=http://kumpulan-berita-unik.blogspot.com/2014/01/Gempa-
Bumi-Paling-Besar-Di-Dunia.html?m%3D1&ei=7i0tCvZC&lc=id

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Subduksi

http://www.geografi.org/2016/12/susunan-interior-bumi.html?m=1

http://niinaneena.wordpress.com/calass/geophysics/gelombang-seismik/

http://awhmadgega.blogspot.co.id/2014/11/tugas-geologi-dinamik-arus-konveksi.html?m=1

http://googleweblight.com/?lite_url=http://geografi-geografi.blogspot.com/2012/01/gempa-
bumi.html?m%3D1&ei=jK6XClsu&lc=id-

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Magnitudo_gempa

http://www.ilmusocial.com/gempa-bumi/

http://en.m.wikipedia.org/wiki/intraplate_earthquake

http://darurat.blogspot.co.id/2016/01/apakah-ersiapan-menghadapi-gempa-bumi.html?m=1
27

Вам также может понравиться