Вы находитесь на странице: 1из 30

Model-model pembelajaran

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum hingga setelah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang berkaitan dengan pembelajaran.

Ciri-ciri model pembelajaran:

1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Metode-metode yang ada dalam model pembelajaran sebagai berikut:


A. Pembelajaran Kooperatif
Pengertian pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang melibatkan
partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi
(Nurhayati, 2002:25)
Tujuan dan manfaat Model pembelajaran kooperatif
Tujuan:
- Meningkatkan kinerja siswa dalam tuags-tugas akademik
- Siswa dapat menerima perbedaan
- Mengembangkan keterampilan sosial siswa
Manfaat:
- Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas
- Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
- Memperbaiki sikap
- Memperbaiki kehadiran
- Menurunkan angka putus sekolah
- Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar
- Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
- Konflik antar pribadi berkurang
- Sikap apatis berkurang
- Pemahaman yang lebih mendalam
- Meningkatkan motivasi belajar
- Memperbaiki hasil belajar
- Retensi lebih lama
- Meningkatkan budi pekerti, kepekaan dan toleransi.
Model pembelajaran kooperatif
Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif, ada 4 hal yang perlu
diperhatikan yaitu:
1) Adanya peserta didik dalam kelompok
2) Adanya aturan main
3) Adanya upaya belajar dalam kelompok
4) Tatap muka
5) Evaluasi proses kelompok
Untuk pengelompokan siswa dapat dilakukan dengan berdasarkan:
- Minat dan bakat peserta didik
- Latar belakang kemampuan siswa
- Kemampuan bersosialisasi
- Tatap muka, dan
- Evaluasi proses kelompok
Dalam proses pembelajaran kooperatif juga terdapat adanya 5 unsur
penting yaitu Saling ketergantungan positif, pertanggungjawaban
individual, kemampuan bersosialisasi, tatap muka, dan evaluasi proses
kelompok.
Keterampilan-keterampilan yang ada pada proses pembelajaran:
- Keterampilan kooperatif tingkat awal yang meliputi
menggunakan kesempatan, menghargai kontribusi,
mengambil giliran dan berbagai tugas, berada dalam
kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi,
mengundang orang lain untuk berbicara, menyelesaikan tugas
pada waktunya, dan menghormati perbedaan individu.
- Keterampilan kooperatif tingkat menengah yang meliputi
menunjukan penghargaan dan simpati, mengungkapkan
ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima,
mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat ringkasan,
menafsirkan, mengatur dan mengorganisir, menerima
tanggungjawab, dan mengurangi ketegangan.
- Keterampilan kooperatif tingkat mahir meliputi
mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menyatakan
kebenaran, menetapkan, dan berkompromi.
Dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif, terdapat enam
langkah utama yang dapat kita amati dari table berikut:

Fase Indikator Kegiatan guru


1 Menyampaikan tujuan Guru menyampaikan semua tujuan
dan motivasi siswa pembelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut, dan motivasi siswa
belajar.
2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan
mendemonstrasikan, atau melalui
bahan bacaan.
3 Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada siswa
siswa ke dalam bagaimana membentuk kelompok
kelompok-kelompok belajar dan membantu setiap kelompok
belajar agar melakukan transisi secara efisien.
4 Membimbing kelompok Guru membimbing kelompok-
bekerja dan belajar kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas.
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari,
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
6 Memberikan Guru mencari cara-cari untuk
penghargaan menghargai upaya atau hasil belajar
individu maupun kelompok.

Anita lie (2005) menyebutkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif


terdapat lima prinsip, yaitu sebagai berikut:
1) Prinsip ketergantungan positif (positive interpredence), yaitu
keberhasilan dalam penyelesaian tuagas tergantung pada usaha
yang dilakukan oleh kelompok tersebut.
2) Tanggungjawab perseorangan (individual accountability), yaitu
keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing
anggota kelompok.
3) Interaksi tatap muka (face to face promation interaction), yaitu
memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota
kelompok untuk bertatap muka dalam melakukan interaksi dan
diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari
kelompok lain.
4) Partisipasi dan komunikasi (participation and communication),
yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
5) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu secara
khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya dapat
bekerjasama lebih efektif.

Metode-metode pembelajaran kooperatif


Terdapat beberapa pendekatan dalam pembelajaran kooperatif seperti
STAD (Student Team Achievement Devisions), tipe jigsaw, tipe
investigasi kelompok, dan tipe pendekatan struktural. Berikut adalah
penjabaran dari metode-metode tersebut:

Pendekata STAD Jigsaw Kelompok Pendekatan


n unsur penyelidikan struktural
Tujuan Informasi Informasi Informasi Informasi
kognitif akademik akademik akademik akademik
sederhana sederhana tingkat tinggi sederhana
dan
keterampilan
inkuiri
Tujuan Kerjasama Kerjasama Kerjasama Kerjasama
sosial dalam dalam dalam dalam
kelompok kelompok kelompok kelompok
Struktur Kelompok Kelompok Kelompok Bervariasi,
kelompok heterogen 4- heterogen 5- belajar berdua,
5 orang 6 orang homogen bertiga,
anggota anggota dan dengan 5-6 kelompok
menggunaka orang anggota 4-6 orang
n kelompok anggota
asal dan ahli
Pemilihan Biasanya Biasanya Biasanya Biasanya
topik guru guru siswa guru
Tugas Siswa dapat Siswa Siswa Siswa
utama menggunaka belajar menyelesaika mengerjaka
n LKS dan materi dalam n inkuiri n tugas-
saling kelompok kelompok tugas yang
membantu ahli, diberikan
kemudian baik sosial
membantu maupun
kelompok kognitif
asal
Penilaian Tes Bervariasi Menyelesaika Bervariasi
mingguan seperti tes n proyek dan
mingguan menulis
laporan, dapat
menggunakan
tes esai
Pengakuan Lembar Publikasi Lembar bervariasi
pengakuan lain pengakuan
dan dan observasi
observasi
lain

1. Metode pembelajaran kooperatif Jigsaw


Pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model
belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa
dalam bentuk kelompok kecil. Materi pelajaran diberikan pada siswa
dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggungjawab untuk
mempelajari bagian tertentu dari bahan yang diberikan. Anggota dari
kelompok yang lain mendapat tugas topik yang sama yakni
berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini
disebut dengan kelompok ahli (Ibrahim, dkk. 2000:52).
Langkah-langkah model jigsaw dibagi menjadi enam tahapan
(Nurhadi dan Agus Gerrard, 2003:40), yaitu:
a. Menyampaikan tujuan belajar dan membangkitkan
motivasi
b. Menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi
disertai penjelasan verbal, buku teks, atau bentuk lain
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar
d. Mengelola dan membantu siswa dalam belajar kelompok
dan kerja di tempat duduk masing-masing
e. Mengetes penguasaan kelompok atas bahan ajar
f. Pemberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil
belajar siswa.
Lalu bagaimana kegiatan dalam pembelajaran kooperatif metode
jigsaw? Berikut adalah kegiatan yang dilakukan pada pembelajaran
kooperatif jigsaw:
a. Melakukan kegiatan membaca untuk menggali informasi.
Siswa memperoleh topik-topik permasalahan untuk
dibaca, sehingga mendapatkan informasi dari
permasalahan tersebut
b. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan
topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu
kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk
membicarakan topik permasalahan tersebut.
c. Laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke kelompok
asal dan menjelaskan hasil yang didapatkan dari diskusi
tim ahli
d. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan
yang dibicarakan tadi
e. Perhitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan
Kelompok
Sedangkan menurut Stepen, Sikes dan Snapp (1978) yang
dikutip Rusman (2008), mengemukakan langkah-langkah
kooperatif model jigsaw sebagai berikut:
a) Siswa dikelompokkan sebanyak1 sampai 5 orang
siswa
b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang
berbeda
c) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang
ditugaskan
d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah
mempelajari sub bagian yang sama bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan
sub bab mereka
e) Setelah selesai diskusi, sebagai tim ahli tiap anggota
kembali kepada kelompok asli dan bergantian
mengajar teman satu tim tentang sub bab yang
mereka kuasai, dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan seksama
f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
g) Guru memberi evaluasi
h) Penutup

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki kelebihan


dan kekurangan (Ibrahim, dkk., 2000: 70-71), diantara kelebihannnya adalah sebagai
berikut:
1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan siswa lain
2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
3) Setiap anggota siswa berhak menjadi tim ahli dalam kelompoknya
4) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan
positif
5) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain
Sedangkan untuk kelemahan/kekurangannnya adalah sebagai berikut:
1) Membutuhkan waktu yang lama
2) Siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan denga
temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandai pun
merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang
pandai, walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan
sendirinya.

2. Student team achievement Division (STAD)


Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model
pembelajaran koooperatif yang paling sederhana. STAD
dikembangkan pertama kali oleh Robert Slavin dan temannya di
Universitas John Hopkins. STAD merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan
model paling baik untuk tahap permulaan bagi guru yang baru
menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2010:143).
a. Komponen utama STAD
STAD terdiri dari 5 komponen utama, yaitu: 1) presentasi
kelas; 2) tim; 3) kuis; 4) skor kemajuan individu; dan 5)
rekognisi tim (Slavin, 2010).
b. Tahap peaksanaan pembelajaran model STAD
Sebelum menyajikan materi, menurut Arifin (1991:33)
guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar
jawaban yang akan dipelajari siswa dalam kelompok-
kelompok kooperatif, kemudia menetapkan siswa dalam
kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4-6 orang.
Tahapan dalam melaksanakan metode STAD adalah sebeagi
berikut:
Persiapan materi da pengelompokan siswa
Guru memberi materi pembelajaran
Siswa melakuakan kegiatan kelompok, biasanya
dilakukan dengan cara guru membagikan LKS
kepada setiap kelompok untuk dipelajari.
Evaluasi, dilakukan dengan memberikan kuis
individu untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang telah didiskusikan
secara kelompok
Guru memberikan reward kepada kelompok
terbaik dalam proses pembelajaran sebagai
motivasi bagi kelompok tersebut dan kelompok
lainnnya agar lebih antusias dan semangat dalam
proses pembelajaran
Guru melakukan perhitungan skor

Dalam pelaksanaannya, metode STAD juga mempunyai


beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah
kelebihan STAD:
1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bekerjasama dengan siswa lain
2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang
disampaikan
3) Dalam proses belajar mengajar siswa saling
ketergantungan positif
4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain
Adapun dari sisi kekurangan dari STAD adalah
sebagai berikut:
1) Membutuhkan waktu yang cukup lama
2) Siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan
denga temannya yang kurang pandai, dan yang
kurang pandai pun merasa minder apabila
digabungkan dengan temannya yang pandai,
walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang
dengan sendirinya
3) Dimungkinkan adanya anggota kelompok yang
hanya menumpang nama dan mendapatkan skor
yang sama dengan anggota kelompoknya yang lain

3. Metode investgasi kelompok


Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif
yang paling kompleks dan paling sulit unuk diterapkan. Metode
pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Thelan. Berbeda
dengan metode jigsaw dan STAD, dalam metode investigasi
kelompok ini siswa terlibat dalam perencanaan, baik topik yang
dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan mereka.
Sharan, dkk., (1984) menetapkan adanya 6 (enam) tahapan dalam
investigasi kelompok, yaitu:
1) Pemilihan topik, siswa memilih sub topik khusus di dalam
suatu daerah masalah yang telah ditetapkan oleh guru.
2) Perencanaan kooperatif, siswa dan guru merencanakan
prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus yang
konsisten dengan sub topik yang telah dipilih pada tahap
pertama.
3) Implementasi, siswa menerapkan rencana yang telah mereka
kembangkan di dalam tahap kedua.
4) Analisis dan sistesis, siswa menganalisis dan mengevaluasi
informasi yang diperoleh pada tahap ketiga.
5) Presentasi hasil final
6) Evaluasi, dilakukan dalam bentuk evaluasi individu maupun
kelompok.

4. Pendekatan struktural
Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan kawan-
kawannya. Metode ini memberikan penekanan pada struktur tertentu
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Ada
struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan perolehan isi
akademik dan ada struktur yang dirancang untuk mengajarkan
keterampilan sosial atau keterampilan kelompok. Dua macam
struktur ini dikenal dengan istilah think-pair-share dan numbered-
head-together. Kedua struktur tersebut dapat digunakan untuk
mengajarkan isi akademik atau untuk mengecek pemahaman siswa
terhadap isi materi. Sedangkan active listening dan time token
merupakan dua contoh struktur yang dikembangkan untuk
mengajarkan keterampilan sosial.
a. Think-pair-share
Pendekatan ini merupakan cara yang efektif untuk
mengubah pola diskursus di dalam kelas. Think-pair-share
mempunyai prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk
memberi wakatu lebih banyak kepada siswa untuk berpikir,
menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Dalam
pelaksanaannya, think-pair-share terbagi dalam 3 langkah
sebagi berikut:
1) Tahap 1: Thinking
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang
berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa
dimintai untuk memikirkan pertanyaan atau isu
tersebut secara mandiri untuk mendapatkan gambaran
atau jawabannya.
2) Tahap 2: Pairing
Guru meminta siswa agar berpasangan dengan
siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah
dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada
tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah
diajukan suatu pertanyaan, atau berbagi ide jika suatu
persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru
memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
3) Tahap 3: Sharing
Pada tahap akhir, guru meminta kepada tiap pasangan
kelompok untukberbagi dengan seluruh kelas tentang
apa yang telah mereka bicarakan. Hal ini cukup efektif
jika dilakukan dengan cara bergiliran antara pasangan
demi pasangan, dan dilanjutkan sampai sekitar
seperempat pasangan telah mendapatkan kesempatan
untuk berbagi.

b. Numbered-head-together
Numbered-head-together adalah suatu pendekatan yang
dikembangkan oleh Spencer kagen (1993) untuk melibatkan
lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup
dalam pelajaran, dan mengecek pemahaman mereka terhadap
isi pelajaran tersebut.
Dalam melakukan Numbered-head-together, guru
menggunakan struktur 4 langkah yaitu:
1) Langkah 1: Penomoran
Guru membagi siswa kedalam kelompok yang
beranggotakan 3-5 orang, dan kepada setiap anggota
kelompok diberi nomor antara 1-5.
2) Langkah 2: Mengajukan pertanyaan
3) Langkah 3: Berpikir bersama, siswa menyatukan
pendapatnya untuk memperoleh jawaban pertanyaan pada
tahap 2 dan memastikan tiap anggota dalam timnya
mengetahui jawaban tersebut.
4) Langkah 4: Menjawab, guru memanggil suatu nomor
tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai harus
mengacungkan tangan dan mencoba menjawab
pertanyaan untuk seluruh kelas.

Demikianlah penjelasan mengenai metode-metode yang


tergabung dalam model pembelajaran kooperatif. Selanjutnya adalah
kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif itu
sendiri, yaitu sebagai berikut:
Kelebihan Model pembelajaran kooperatif
a. Siswa tidak terlalu bergantung dengan pemikiran guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan
berpikirnya sendiri, menemukan informasi dari berbagai
sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b. Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan
kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide atau gagasan
dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya
dengan ide-ide orang lain.
c. Model pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk
respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d. Model pembelajaran kooperatif dapat membantu
memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggungjawab
dalam belajar.
e. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model
yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik
sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan
rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan
yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu,
dan sikap positif terhadap sekolah.
f. Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya
sendiri, menerima umpan balik, siswa dapat berpraktik
memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan
karena keputusan yang dibuat adalah tanggungjawab
kelompoknya.
g. Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan
belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini
berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
Lalu bagaimana dengan kelemahan Model pembelajaran
kooperatif??? Berikut adalah kelemahan dari Model
pembelajaran kooperatif :
a. Untuk memahami dan mengerti filosofis Model
pembelajaran kooperatif memang membutuhkan cukup
lama
b. Perlu membiasakan siswa untuk menyampaikan materi
dengan baik karena tanpa adanya proses teaching yang
baik antar siswa Model pembelajaran kooperatif bisa saja
gagal.
c. Penilaian yang lebih banyak adalah penilaian kelompok,
sedangkan guru juga menyadari bahwa perlu
mendapatkan penilaian secara individu.
d. Keberhasilan Model pembelajaran kooperatif dalam
upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Hal ini
menyebabkan model pembelajaran ini tidak bisa
diterapkan hanya beberapa kali saja.
e. Walaupun kemampuan untuk bekerjasama merupakan
kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan
tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya
didaasarkan pada kemampuan individu.

B. Model pembelajaran Ekspositori


Konsep model pembelajaran ekspositori
Model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pembelajaran secara optimal. Roy Killen menamakan model ekspositori ini
dengan istilah model pembelajaran langsung (direct instruction). Selain itu,
model pembelajaran ekspositori juga merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Fokus
utama model ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa.
Model pembelajaran ekspositori akan efektif manakala:
Guru menyampaikan bahan-bahan pembelajaran baru yang berkaitan
dengan hal-hal yang akan dipelajari siswa (overview)
Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model
intelektual tertentu
Jika bahan pembelajaran cocok untuk dipresentasikan
Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu
Guru menginginkan untuk mendemontrasikan suatu teknik atau prosedur
tertentu untuk kegiatan praktik
Apabila seluruh siswa mempunyai tingkat kesulitan yang sama sehingga
guru perlu menjelaskan materi
Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata
memiliki kemampuan rendah
Jika lingkungan tidak mendukung untuk melakukan model pembelajaran
yang berpusat pada siswa
Jika guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan
pendekatan yang berpusat pada siswa.

Prinsip-prinsip penggunaan model pembelajaran ekspositori


Dalam penggunaan model pembelajaran ekspositori terdapat beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru yaitu sebagai berikut:
a) Berorientasi pada tujuan
b) Prinsip komunikasi, yaitu terjadi pada saat guru menyampaikan
materi pada siswanya. Sistem komunikasi dapat dikatakan berhasil
manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan
secara utuh.
c) Prinsip kesiapan, setiap siswa akan merespons dengan cepat dari
setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan.
d) Prinsip berkelanjutan, ekspositori yang berhasil adalah manakala
melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan (disekuilibrium), sehingga mendorong mereka
untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui
proses belajar mandiri.

Prosedur pelaksanaan model pembelajaran ekspositori


1) Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
2) Kuasai materi pembelajaran dengan baik
Agar guru dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik, ada
beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, pelajari sumber-sumber
yang mutakhir. Kedua, persiapkan masalah-masalah yang mungkin
muncul dengan cara menganalisis materi pelajaran secara detail.
3) Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses
penyampaian, bisa berupa latar belakang siswa dan kondisi ruang
kelas.

Dalam melaksanakan model pembelajaran ekspositori, guru harus


memperhatikan langkah-langkah pembelajarannya seperti:
a) Persiapan (preparation)
Tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan persiapan adalah:
Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif
Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar
Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa
Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang
terbuka.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam proses persiapan
yaitu:
Memberikan sugesti yang positif kepada siswa
Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang akan
dicapai
Bukalah file dalam otak siswa, artinya guru harus

menggunakan pembahasan materi yang berkaitan dengan


kehidupan siswa agar siswa mudah memahami pelajaran.

b) Penyajian (presentation), yaitu penyampaian materi dari guru.


c) Korelasi (correlation),yaitu langkah dimana guru
menghubungkan materi dengan pengalaman siswa dan hal-hal
yang memungkinkan siswa untuk menangkap keterkaitannya
dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
d) Menyimpulkan (generalization)
e) Mengaplikasikan (aplication)

Berikutnya adalah keunggulan dan kelemahan dari model


pembelajaran ekspositori yaitu:
1) Keunggulan
Berikut adalah beberapa keunggulan dari model pembelajaran
ekspositori:
o Guru dapat mengontrol keluasan dan urutan materi
pembelajaran
o Sangat efektif apabila materi yang diajarkan kepada
siswa cukup luas
o Siswa dapat melihat dan mengobservasi melalui
pelaksanaan demonstrasi
o Dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas
yang besar sekalipun.
2) Kelemahan
Berikut adalah beberapa kelemahan dari model pembelajaran
ekspositori yaitu:
o Hanya mungkin dilakukan untuk siswa dengan
kemampuan mendengar yang normal
o Model ini tidak memungkinkan untuk melayani
perbedaan kemampuan individu masing-masing siswa
o Kesulitan dalam mengembangkan kemampuan siswa
dalam hal kemampuan sosial
o Keberhasilan model ini sangat bergantung pada
kemampuan guru
o Kesempatan untuk mengontrol tingkat pemahaman
siswa akan sangat terbatas karena komunikasi berjalan
satu arah.

Dalam model pembelajaran ekspositori terdapat beberapa metode yang


akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Metode ceramah
Ceramah sebagai suatu netode pembelajaran merupakan
cara yang digunakan dalam mengembangkan proses
pembelajaran melalui cara penuturan (lecturer). Metode ini bagus
digunakan jika penggunaannya betul-betul disiapkan dengan
baik, didukung alat dan media, serta memperhatikan batas-batas
kemungkinan penggunaannya.
Langkah-langkah dalam menggunakan metode ceramah:
Tahap persiapan
Menurut Supriadie (2012:136), hal-hal penting yang harus
diperhatikan dalam menyampaikan ceramah adalah
sebagai berikut:
Analisis karakter siswa baik dari sisi jumlah, usia,
maupun kemampuan awal yang dimilikinya
Analisis sifat materi yang akan disampaikan
Perhatikan durasi waktu yang dibutuhkan
Memilih dan menerapkan media pembelajaran yang tepat
Menyiapkan beberapa pertanyaan sebagai bentuk kontrol
dan upaya memperoleh umpan balik
Memberikan contoh dan analogi yang sesuai dengan
pengalaman yang pernah diperoleh
Menyiapkan ikhtisar yang sekiranya akan membantu
kelancaran ceramah.
Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan
yaitu:
Langkah pembukaan, tahapan ini menentukan
keberhasilan metode ceramah itu sendiri.
Langkah penyajian, merupakan tahap penyampaian materi
dari guru.
Langkah mengakhiri atau menutup ceramah, ceramah
harus diakhiri dengan ringkasan pokok-pokok materi
pembelajaran atau kesimpulan.

Lalu kelebihan dan kekurangan dari metode ceramah adalah sebagai


berikut:
Kelebihan
Kelebihan dari metode ceramah meliputi:
o Merupakan metode yang mudah dan murah untuk
dilakukan
o Dapat menyajikan materi pembelajaran yang luas
o Dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu
ditonjolkan
o Guru dapat mengontrol keadaan kelas
o Setting kelas dapat sangat sederhana
Kekurangan
Kekurangan dari metode ceramah meliputi:
o Materi yang diterima siswa terbatas pada apa yang
disampaikan guru
o Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat
mengakibatkan terjadinya verbalisme
o Ceramah sering dianggap sebagai metode yang
membosankan
o Sulit mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti
apa yang dijelaskan.

2) Metode demonstrasi
Demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi, atau benda tertentu baik sebenarnya atau hanya
sekedar tiruan.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan


metode Demonstrasi adalah sebagai berikut:
Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
o Menyusun tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah
proses demonstrasi berakhir
o Menyiapakan garis besar langkah-langkah demonstrasi
yang akan dilakukan
o Melakukan uji coba demonstrasi

Tahap pelaksanaan
Terdiri dari 3 langkah yaitu:
o Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya:
Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan
Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai siswa
Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh
siswa
o Langkah pelaksanaan
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpikir
Ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari
suasana yang menegangkan
o Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila sudah selesai dilakukan demonstrasi maka proses
pembelajaran dilakhiri dengan memberikan tugas kepada siswa.

Lalu kelebihan dan kekurangan dari metode demonstrasi adalah sebagai


berikut:
Kelebihan
Melalui metode demonstrasi, terjadinya verbalisme akan
dapat dihindari karena siswa disuruh langsung
memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan
Pembelajaran akan terasa lebih menarik
Siswa akan dapat membandingkan antara teori dan
kenyataan pada saat diberi kesempatan memperhatikan
guru demonstrasi
Sedangkan metode demonstrasi sendiri juga memiliki beberapa
kekurangan sebagai berikut:
Kekurangan
Metode ini memerlukan persiapan yang matang
Memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
Guru dituntut memiliki banyak keterampilan.
3) Metode simulasi
Simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk
memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Metode simulasi bertujuan untuk: 1) melatih keterampilan
tertentu, 2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau
prinsip, 3) melatih memecahkan masalah, 4) meningkatkan
keaktifan belajar, 5) memberikan motivasi belajar kepada siswa,
6) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi
kelompok, 7) menumbuhkan daya kreatif siswa, dan 8) melatih
siswa untuk mengembangkan sikap toleransi (Depdiknas: 2004).
Jenis-jenis simulasi:
Sosiodrama
Psikodarma
Role playing
Peer teaching
Simulasi game
Kemudian dalam pelaksanaannya, metode simulasi melalui
beberapa langsah sebagai berikut:
a) Persiapan simulasi
Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak
dicapai oleh simulasi
Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang
akan disimulasikan
Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi
dan waktu yang disediakan
Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya
b) Pelaksanaan simulasi
Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran
Siswa yang tidak mendapatkan peran mengikuti dengan
penuh perhatian
Guru memberikan bantuan kepada siswa yang kesulitan
dalam memerankan perannya
Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak
c) Penutup
Melakukan diskusi tentang jalannya simulasi maupun
materi yang disimulasikan
Merumuskan kesimpulan.
Kelebihan dan kekurangan metode simulasi
Kelebihan
Simulasi dapat menjdi bekal pengalaman bagi siswa dimasa
yang akan datang
Dapat mengembangkan kreativitas siswa
Dapat memupuk keberanian dan kepercaya dirian siwa
Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa
Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses
pembelajaran
Kekurangan
Pengalaman yang diterima dari simulasi tidak selalu tepat
seperti kenyataan
Sering terjadi salah tujuan yang kadang mengakibatkan
simulasi hanya sebatas hiburan bukan materi pembelajaran
Perasaan malu dan takut dapat mempengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi

4) Metode tugas dan resitasi


Resitasi adalah pembacaan hafalan di muka umum atau
hafalan yang diucapkan siswa di dalam kelas. Metode tugas dan
resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari
itu. Sebagai metode pembelajaran, tugas dan resitasi diartikan
sebagai sebuah upaya membelajarkan siswa dengan cara
memberikan tugas penghafalan, pembacaan, pengulangan
pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri.
Menyiapkan metode pemberian tugas (resitasi)
Persiapan ini diawali dengan membuat rancangan
tugas sesuai dengan kompetensi dan indikator hasil
belajar, materi pokok, uraian tugas yang harus
dikerjakan, waktu yang dibutuhkan, tempat pengerjaan
tugas, serta membuat format laporan secara jelas.
Langkah-langkah metode resitasi:
a) Fase pemberian tugas
b) Langkah pelaksanaan tugas:
Diberikan bimbingan/pengawasan oleh
guru
Diberikan dorongan sehingga siswa mau
melaksanakan tugasnya
Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa
Mencatat semua hasil yang diperoleh
dengan baik dan sistematik
c) Fase pertanggungjawaban tugas
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Laporan siswa baik lisan/tulisan dari apa
yang telah dikerjakan
Ada tanya jawab dan diskusi
Penilaian
Fase pertanggungjawaban inilah yang disebut dengan resitasi.
5) Metode latihan (Drill)
Metode latihan adalah cara membelajarkan siswa untuk
mengembangkan sikap dan kebiasaan.
Prinsip dan petunjuk menggunakan metode drill:
a) Siswa harus diberi peringatan yang mendalam sebelum
diberikan latihan
b) Latihan untuk pertama kalinya hendaklah bersifat diagnosis
c) Latihan tidak perlu lama asalkan sering dilakukan
d) Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa
e) Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial
dan berguna.
C. Model discovery
Dalam model pembelajaran discovery, terdapat beberapa metode pembelajaran
yang cocok untuk mendukung kegiatan belajar mengajar didalam kelas seperti:
a) Metode eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode atau cara dimana guru dan siswa
bersama-sama mengerjakan suatu latihan atau percobaan untuk mengetahui
pengaruh atau akibat dari suatu aksi. Dalam pelaksanaannya, metode
eksperimen terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
Menerangkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
Guru menerangkan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan
Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang seknifikan untuk
diangkat dan akan dipertontonkan
Guru menetapkan alat apa saja yang diperlukan, langkah-langkah apa
saja yang harus dilakukan, dan variabel-variabel apa yang perlu
dikontrol
Setelah eksperimen dilakukan, guru harus mengumpulkan laporan,
memproses kegiatan, dan mengadakan tes untuk menguji kepahaman
siswa.
Metode eksperimen memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan
Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang
melakukan eksperimen
Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan
yang kuat dan keterampilan dalam berbuat
Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui
eksperimen
Menghindari kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan karena
mereka mengamati secara langsung jalannnya proses eksperimen.
Kekurangan
Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu lama
Metode ini tidak efektif apabila tidak ditunjang dengan peralatan
yang lengkap sesuai dengan kebutuhan
Sukar dilaksanakan apabila siswa belum matang kemampuan untuk
melaksanakannnya.
b) Metode pembelajaran inquiry
Metode inquiry merupakan pembelajaran dengan seni merekayasa situasi-
situasi yang sedemikian rupa sehingga siswa dapat berperan sebagai
ilmuwan. Dalam pelaksanaannya, metode inquiry terdiri dari langkah-
langkah sebagai berikut:
Melakukan orientasi
Langkah awal yang harus dilakukan guru adalah menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
tahap orientasi ini adalah:
Memberikan pemahaman tentang topik, tujuan dan hasil
belajara yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
Memberikan pemahaman kepada siswa tentang pokok-pokok
kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan
Memberikan penjelasan tentang arti penting topik dan
kegiatan belajar.
Belajar merumuskan masalah
Merumuskan hipotesis
Mengumpulkan data
Menguji hipotesis
Merumuskan kesimpulan.

Metode inquiry memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

Kelebihan
Metode pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran
yang dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa
Metode pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada
siswa untuk belajar sesuai dengan gaya mereka
Metode ini sesuai dengan perkembangan psikologi modern
Metode ini dapat digunakan juga kepada siswa yang memiliki
kemampuan diatas rata-rata.
Kekurangan
Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
Sulit dilaksanakan bila mengingat kebiasaan siswa
Memerlukan waktu yang cukup panjang
Sulit diimplementasikan oleh semua guru jika yang dijadikan
patokan adalah kemampuan siswa dalam materi pembelajaran.
c) Metode karyawisata (Field-trip)
Metode ini sesuai dengan namanya, proses belajara di lakukan di luar kelas.
Tempat yang dipilih tidaklah jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu
yang lama.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode karyawisata adalah:
Perencanaan karyawisata
Merumuskan tujuan karyawisata
Menetapkan objek karyawisata yang sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai
Menetapkan lamanya karyawisata
Menyususn rencana belajar selama karyawisata
Merencanakan perlengkapan belajar yang perlu disediakan
Pelaksanaan karyawisata
Tindak lanjut
Pada akhir karyawisata, siswa diminta laporan baik secara lisan
maupun tulisan mengenai inti masalah yang telah dipelajari pada
waktu karyawisata.
d) Mind Mapping
Metode pembelajaran mind mapping dikembangkan sebagai metode efektif
untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan metode mind
mapping:
1) Mencatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin penting
2) Menunjukan hubungan antar poin-poin tersebut
3) Merencanakan tahap awal pemetaan gambar dengan visualisasi materi
4) Menyusun gagasan dalam gambar.
D. Model pembelajaran aktif (active learning)
Active learning adalah pembelajaran untuk melatih peserta didik agar belajar
dengan menggunakan berbagai cara secara aktif. Pembelajaran ini bertujuan
untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta
didik sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Metode-metode yang ada dalam active learning sebagai berikut:
1) Picture and picture
Metode adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah dalam melaksanakan metode picture and picture
adalah:
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Menyajikan materi sebagai pengantar
Guru menunjukan/memperlihatkan gambar-gambar yang
berkaitan dengan materi
Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan
yang logis
Guru menanyakan alasan/dasar urutan gambar tersebut
Dari alasan siswa mengenai gambar tersebut guru memulai
menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang
harus dicapai
Kesimpulan/rangkuman.

2) Metode role playing


Metode ini adalah sebuah penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Langkah-langkah dalam melaksanakan metode role playing:
Guru menyusun skenario yang ditampilkan
Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua
hari sebelum KBM
Guru menunjuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin
dicapai dalam pembelajaran
Memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk melakukan
skenario yang sudah dipersiapkan
Masing-masing siswa duduk dikelompoknya masing-masing
sambil memperhatikan skenario yang sedang diperagakan
Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan
kertas sebagai lembar kerja untuk dibahas
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya
Guru memberikan kesimpulan secara umum
Evaluasi
penutup

3) Metode diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
suatu masalah. Tujuan dari metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (\killen, 1998).
Jenis-jenis diskusi:
Diskusi kelas
Diskusi kelompok kecil
Simposium
Diskusi panel
Seminar
Lokakarya

Kemudian, untuk melaksanakan metode diskusi maka perlu dilaksanakan beberapa


langkah sebagai berikut:

a) Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi
adalah:
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
Menentukan jenis diskusi yang akan dilakukan
Menetapkan masalah yang ingin dibahas
Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan teknis pelaksanaan diskusi.
b) Pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
diskusi adalah:
Mengecak ulang hal-hal yang diperlukan
Memberikan pengarahan sebelum diskusi dilaksanakan
Menjalankan diskusi sesuai dengan aturan
Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa
Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan
yang sedang dibahas
c) Menutup diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi
hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan
sesuai dengan hasil diskusi
Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat
dari seluruh peserta sebagai umpan balik agar menjadi
perbaikan selanjutnya.
Kelebihan dan kelemahan metode diskusi
Kelebihan
Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya
dalam memberikan gagasan dan ide-ide
Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pendapat
Dapat melatih siswa agar dapat mengemukakan pendapat
Kekurangan
Sering munculnya pembicara yang mendominasi jalannya
diskusi
Terkadang pembahasan diskusi meluar sehingga kesimpulan
menjadi molor
Memerlukan waktu yang cukup panjang, dan kadang-kadang
tidak sesuai dengan yang direncanakan
Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional yang tidak terkontrol.
4) Metode tanya jawab
Metode ini merupakan sebuah metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic karena pada
saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Metode ini
dimaksudkan untuk merangsang berpikir siswa da membimbingnya dalam
mencapai atau mendapatkan pengetahuan.
Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab:
a) Untuk mengecek dan mengetahui sampai sejauh
mana materi pembelajran yang telah diketahui siswa
b) Untuk merangsang siswa berpikir
c) Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan
masalah
d) Memotivasi siswa untuk menimbulkan sikap
kompetisi dalam belajar
e) Melatih siswa agar dapat berpikir dan berbicara
secara sistematis.
E. Collaborative learning
Collaborative learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan
partisipasi aktif siswa dan meminimalisasi perbedaan-perbedaan antar individu
di kelas. Dalam model pembelajaran ini, siswa berubah peran dari pasif menjadi
aktif.
Metode-metode dalam collaborative learning sebagai berikut:
1) Think-pair-share
Pendekatan ini merupakan cara yang efektif untuk mengubah pola
diskursus di dalam kelas. Think-pair-share mempunyai prosedur yang
ditetapkan secara eksplisit untuk memberi wakatu lebih banyak kepada siswa
untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Dalam
pelaksanaannya, think-pair-share terbagi dalam 3 langkah sebagi berikut:
Tahap 1: Thinking
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan
pelajaran, kemudian siswa dimintai untuk memikirkan pertanyaan
atau isu tersebut secara mandiri untuk mendapatkan gambaran atau
jawabannya.
Tahap 2: Pairing
Guru meminta siswa agar berpasangan dengan siswa yang lain
untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap
pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban
jika telah diajukan suatu pertanyaan, atau berbagi ide jika suatu
persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu
4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3: Sharing
Pada tahap akhir, guru meminta kepada tiap pasangan kelompok
untukberbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka
bicarakan. Hal ini cukup efektif jika dilakukan dengan cara
bergiliran antara pasangan demi pasangan, dan dilanjutkan sampai
sekitar seperempat pasangan telah mendapatkan kesempatan untuk
berbagi.
2) Team Games Tournaments (TGT)
Metode ini adalah metode dimana siswa memainkan permainan secara
kelompok yang terdiri atas 3-5 siswa yang heterogen dan permainan dapat
disusun guru dalam bentuk kuis berpa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan materi pelajaran atau dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang
berkaitan dengan kelompok..
Langkah-langkah dalam melaksanakan metode TGT:
Presentasi di kelas oleh guru
Belajar dalam kelompok setelah pemberian materi dari guru
Ada games (permainan) yang dimainkan perwakilan masing-masing
kelompok mengenai materi yang disampaikan
Tuornament yang dilakukan tiap akhir subbab yang diikuti oleh
semua siswa secara bergantian dengan bertanding menjawab soal-
soal yang disediakan mewakili kelompoknya.

3) Numbered-head-together
Numbered-head-together adalah suatu pendekatan yang dikembangkan
oleh Spencer kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam pelajaran, dan mengecek pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Dalam melakukan Numbered-head-together, guru menggunakan struktur 4
langkah yaitu:
Langkah 1: Penomoran
Guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 3-5
orang, dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5.
Langkah 2: Mengajukan pertanyaan
Langkah 3: Berpikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya untuk
memperoleh jawaban pertanyaan pada tahap 2 dan memastikan tiap
anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.
Langkah 4: Menjawab, guru memanggil suatu nomor tertentu,
kemudian siswa yang nomornya sesuai harus mengacungkan tangan
dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

F. Model pembelajaran kontekstual (CTL)


CTL adalah suatu model pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari
dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
CTL memiliki asas-asas sebagai berikut:
Kontruktivisme, yaitu proses membangun atau menyusun pengetahuan
baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Inkuiri, artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
Bertanya
Masyarakat belajar
Pemodelan, yaitu proses pembelajaran dengan memperagakan suatu
contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
Refleksi, adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari
yang dilakukan dengan mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau
peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.
Penilaian nyata
Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran kontekstual:
Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta bermanfaat
dari proses pembelajaran
2) Guru menjelaskan tentang prosedur pembelajaran CTL
3) Guru melakukan tanya jawab seputar tugas yang harus dikerjakan
oleh setiap siswa.
Inti
Di lapangan:
1) Siswa melakukan observasi
2) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan
Di dalam kelas:
1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompok
masing-masing
2) Siswa melaporkan hasil diskusi
3) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh
kelompok yang lain.
Penutup
1) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi yang telah
mereka lakukan
2) Guru memberikan tugas kepada siswa.

G. Model/strategi pembelajaran berbasis masalah


SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
SPBM dapat diterapkan apabila:
o Manakala guru menginginkan siswa tidak hanya sekedar dapat
mengingat materi pembelajaran, akan tetapi menguasai dan memahamiya
secara penuh
o Apabila guru bermaksud mengembangkan keterampilan berpikir siswa
o Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah serta membuat tantangan intelektual siswa
o Jika guru ingin siswa lebih bertanggungjawab terhadap belajar
o Jika guru ingin siswanya memahami hubungan antara apa yang dipelajari
dengan kenyataan dalam kehidupannya.
Tahap-tahapan SPBM:
Merumuskan masalah
Menganalisis masalah
Merumuskan hipotesis
Mengumpulkan data
Pengujian hipotesis
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah
Kelebihan dan kekurangan SPBM:
Kelebihan
Model pembelajaran yang cukup bagus untuk lebih memahami isi
pelajaran
Menantang kemampuan siswa
Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
Dapat mentransfer pengetahuan
Mengembangkan pengetahuan baru
Dan lain-lain.
Kekurangan
Manakala siswa tidak mempunyai minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba
Keberhasilan model pembelajaran melalui problem solving
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
Jika tidak ada pemahaman arti penting dari pemecahan masalah,
maka siswa akan enggan mempelajari sesuatu yang tidak ingin
mereka pelajari.

Metode-metode yang ada dalam SPBM:


1) Metode problem solving
Pembelajaran ini merupakan pembelajaran berbasis masalah yakni
pembelajaran yang berorientasi learner centered dan berpusat pada
pemecahan masalah oleh siswa melalui kelompok.
Langkah-langkah dalam pembelajaran problem solving:
Menyiapkan isu atau masalah yang jelas untuk dipecahkan
Menuliskan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai
Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah
Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut
Menguji jawaban sementara tersebut
Tugas, diskusi, dan lain-lain
Menarik kesimpulan.
2) Dan lain-lain

Sumber

Kurniasih Imas B.S. Ragam pengembangan model pembelajran untuk peningkatan


profesionalitas guru. Yogyakarta: kata pena. 2016

Majid abdul. Strategi pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2016

Sanjaya Wina. Strategi pembelajran berorientsi standar proses pendidikan. Jakarta:


Kencana. 2006

Вам также может понравиться