Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum hingga setelah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang berkaitan dengan pembelajaran.
1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
4. Pendekatan struktural
Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan kawan-
kawannya. Metode ini memberikan penekanan pada struktur tertentu
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Ada
struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan perolehan isi
akademik dan ada struktur yang dirancang untuk mengajarkan
keterampilan sosial atau keterampilan kelompok. Dua macam
struktur ini dikenal dengan istilah think-pair-share dan numbered-
head-together. Kedua struktur tersebut dapat digunakan untuk
mengajarkan isi akademik atau untuk mengecek pemahaman siswa
terhadap isi materi. Sedangkan active listening dan time token
merupakan dua contoh struktur yang dikembangkan untuk
mengajarkan keterampilan sosial.
a. Think-pair-share
Pendekatan ini merupakan cara yang efektif untuk
mengubah pola diskursus di dalam kelas. Think-pair-share
mempunyai prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk
memberi wakatu lebih banyak kepada siswa untuk berpikir,
menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Dalam
pelaksanaannya, think-pair-share terbagi dalam 3 langkah
sebagi berikut:
1) Tahap 1: Thinking
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang
berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa
dimintai untuk memikirkan pertanyaan atau isu
tersebut secara mandiri untuk mendapatkan gambaran
atau jawabannya.
2) Tahap 2: Pairing
Guru meminta siswa agar berpasangan dengan
siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah
dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada
tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah
diajukan suatu pertanyaan, atau berbagi ide jika suatu
persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru
memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
3) Tahap 3: Sharing
Pada tahap akhir, guru meminta kepada tiap pasangan
kelompok untukberbagi dengan seluruh kelas tentang
apa yang telah mereka bicarakan. Hal ini cukup efektif
jika dilakukan dengan cara bergiliran antara pasangan
demi pasangan, dan dilanjutkan sampai sekitar
seperempat pasangan telah mendapatkan kesempatan
untuk berbagi.
b. Numbered-head-together
Numbered-head-together adalah suatu pendekatan yang
dikembangkan oleh Spencer kagen (1993) untuk melibatkan
lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup
dalam pelajaran, dan mengecek pemahaman mereka terhadap
isi pelajaran tersebut.
Dalam melakukan Numbered-head-together, guru
menggunakan struktur 4 langkah yaitu:
1) Langkah 1: Penomoran
Guru membagi siswa kedalam kelompok yang
beranggotakan 3-5 orang, dan kepada setiap anggota
kelompok diberi nomor antara 1-5.
2) Langkah 2: Mengajukan pertanyaan
3) Langkah 3: Berpikir bersama, siswa menyatukan
pendapatnya untuk memperoleh jawaban pertanyaan pada
tahap 2 dan memastikan tiap anggota dalam timnya
mengetahui jawaban tersebut.
4) Langkah 4: Menjawab, guru memanggil suatu nomor
tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai harus
mengacungkan tangan dan mencoba menjawab
pertanyaan untuk seluruh kelas.
2) Metode demonstrasi
Demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi, atau benda tertentu baik sebenarnya atau hanya
sekedar tiruan.
Tahap pelaksanaan
Terdiri dari 3 langkah yaitu:
o Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya:
Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan
Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai siswa
Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh
siswa
o Langkah pelaksanaan
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpikir
Ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari
suasana yang menegangkan
o Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila sudah selesai dilakukan demonstrasi maka proses
pembelajaran dilakhiri dengan memberikan tugas kepada siswa.
Kelebihan
Metode pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran
yang dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa
Metode pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada
siswa untuk belajar sesuai dengan gaya mereka
Metode ini sesuai dengan perkembangan psikologi modern
Metode ini dapat digunakan juga kepada siswa yang memiliki
kemampuan diatas rata-rata.
Kekurangan
Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
Sulit dilaksanakan bila mengingat kebiasaan siswa
Memerlukan waktu yang cukup panjang
Sulit diimplementasikan oleh semua guru jika yang dijadikan
patokan adalah kemampuan siswa dalam materi pembelajaran.
c) Metode karyawisata (Field-trip)
Metode ini sesuai dengan namanya, proses belajara di lakukan di luar kelas.
Tempat yang dipilih tidaklah jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu
yang lama.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode karyawisata adalah:
Perencanaan karyawisata
Merumuskan tujuan karyawisata
Menetapkan objek karyawisata yang sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai
Menetapkan lamanya karyawisata
Menyususn rencana belajar selama karyawisata
Merencanakan perlengkapan belajar yang perlu disediakan
Pelaksanaan karyawisata
Tindak lanjut
Pada akhir karyawisata, siswa diminta laporan baik secara lisan
maupun tulisan mengenai inti masalah yang telah dipelajari pada
waktu karyawisata.
d) Mind Mapping
Metode pembelajaran mind mapping dikembangkan sebagai metode efektif
untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan metode mind
mapping:
1) Mencatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin penting
2) Menunjukan hubungan antar poin-poin tersebut
3) Merencanakan tahap awal pemetaan gambar dengan visualisasi materi
4) Menyusun gagasan dalam gambar.
D. Model pembelajaran aktif (active learning)
Active learning adalah pembelajaran untuk melatih peserta didik agar belajar
dengan menggunakan berbagai cara secara aktif. Pembelajaran ini bertujuan
untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta
didik sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Metode-metode yang ada dalam active learning sebagai berikut:
1) Picture and picture
Metode adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah dalam melaksanakan metode picture and picture
adalah:
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Menyajikan materi sebagai pengantar
Guru menunjukan/memperlihatkan gambar-gambar yang
berkaitan dengan materi
Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan
yang logis
Guru menanyakan alasan/dasar urutan gambar tersebut
Dari alasan siswa mengenai gambar tersebut guru memulai
menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang
harus dicapai
Kesimpulan/rangkuman.
3) Metode diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
suatu masalah. Tujuan dari metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (\killen, 1998).
Jenis-jenis diskusi:
Diskusi kelas
Diskusi kelompok kecil
Simposium
Diskusi panel
Seminar
Lokakarya
a) Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi
adalah:
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
Menentukan jenis diskusi yang akan dilakukan
Menetapkan masalah yang ingin dibahas
Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan teknis pelaksanaan diskusi.
b) Pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
diskusi adalah:
Mengecak ulang hal-hal yang diperlukan
Memberikan pengarahan sebelum diskusi dilaksanakan
Menjalankan diskusi sesuai dengan aturan
Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa
Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan
yang sedang dibahas
c) Menutup diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi
hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan
sesuai dengan hasil diskusi
Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat
dari seluruh peserta sebagai umpan balik agar menjadi
perbaikan selanjutnya.
Kelebihan dan kelemahan metode diskusi
Kelebihan
Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya
dalam memberikan gagasan dan ide-ide
Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pendapat
Dapat melatih siswa agar dapat mengemukakan pendapat
Kekurangan
Sering munculnya pembicara yang mendominasi jalannya
diskusi
Terkadang pembahasan diskusi meluar sehingga kesimpulan
menjadi molor
Memerlukan waktu yang cukup panjang, dan kadang-kadang
tidak sesuai dengan yang direncanakan
Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional yang tidak terkontrol.
4) Metode tanya jawab
Metode ini merupakan sebuah metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic karena pada
saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Metode ini
dimaksudkan untuk merangsang berpikir siswa da membimbingnya dalam
mencapai atau mendapatkan pengetahuan.
Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab:
a) Untuk mengecek dan mengetahui sampai sejauh
mana materi pembelajran yang telah diketahui siswa
b) Untuk merangsang siswa berpikir
c) Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan
masalah
d) Memotivasi siswa untuk menimbulkan sikap
kompetisi dalam belajar
e) Melatih siswa agar dapat berpikir dan berbicara
secara sistematis.
E. Collaborative learning
Collaborative learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan
partisipasi aktif siswa dan meminimalisasi perbedaan-perbedaan antar individu
di kelas. Dalam model pembelajaran ini, siswa berubah peran dari pasif menjadi
aktif.
Metode-metode dalam collaborative learning sebagai berikut:
1) Think-pair-share
Pendekatan ini merupakan cara yang efektif untuk mengubah pola
diskursus di dalam kelas. Think-pair-share mempunyai prosedur yang
ditetapkan secara eksplisit untuk memberi wakatu lebih banyak kepada siswa
untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Dalam
pelaksanaannya, think-pair-share terbagi dalam 3 langkah sebagi berikut:
Tahap 1: Thinking
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan
pelajaran, kemudian siswa dimintai untuk memikirkan pertanyaan
atau isu tersebut secara mandiri untuk mendapatkan gambaran atau
jawabannya.
Tahap 2: Pairing
Guru meminta siswa agar berpasangan dengan siswa yang lain
untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap
pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban
jika telah diajukan suatu pertanyaan, atau berbagi ide jika suatu
persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu
4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3: Sharing
Pada tahap akhir, guru meminta kepada tiap pasangan kelompok
untukberbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka
bicarakan. Hal ini cukup efektif jika dilakukan dengan cara
bergiliran antara pasangan demi pasangan, dan dilanjutkan sampai
sekitar seperempat pasangan telah mendapatkan kesempatan untuk
berbagi.
2) Team Games Tournaments (TGT)
Metode ini adalah metode dimana siswa memainkan permainan secara
kelompok yang terdiri atas 3-5 siswa yang heterogen dan permainan dapat
disusun guru dalam bentuk kuis berpa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan materi pelajaran atau dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang
berkaitan dengan kelompok..
Langkah-langkah dalam melaksanakan metode TGT:
Presentasi di kelas oleh guru
Belajar dalam kelompok setelah pemberian materi dari guru
Ada games (permainan) yang dimainkan perwakilan masing-masing
kelompok mengenai materi yang disampaikan
Tuornament yang dilakukan tiap akhir subbab yang diikuti oleh
semua siswa secara bergantian dengan bertanding menjawab soal-
soal yang disediakan mewakili kelompoknya.
3) Numbered-head-together
Numbered-head-together adalah suatu pendekatan yang dikembangkan
oleh Spencer kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam pelajaran, dan mengecek pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Dalam melakukan Numbered-head-together, guru menggunakan struktur 4
langkah yaitu:
Langkah 1: Penomoran
Guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 3-5
orang, dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5.
Langkah 2: Mengajukan pertanyaan
Langkah 3: Berpikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya untuk
memperoleh jawaban pertanyaan pada tahap 2 dan memastikan tiap
anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.
Langkah 4: Menjawab, guru memanggil suatu nomor tertentu,
kemudian siswa yang nomornya sesuai harus mengacungkan tangan
dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Sumber