Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN FINISHING 4.1.

Pekerjaan Finishing Bangunan Yang


dimaksud dengan pekerjaan finishing bangunan yaitu pekerjaan yang berkaitan dengan desain arsitektural
yang mencangkup pekerjaan estetika faade, desain interior, dan landscape. Pekerjaan ini dilakukan
setelah semua pekerjaan struktur sudah selesai. Finishing adalah sebuah proses terakhir dari seluruh
pekerjaan bangunan. Terdapat 2 (dua) jenis pekerjaan finishing yaitu finishing kering dan finishing basah
(Asiyanto, 2005). Lebih lanjut (Asiyanto, 2005) finishing kering yaitu meliputi pembuatan dinding tembok.
Dalam membuat dinding tembok terdapat dua acara yaitu ditutup dengan plesteran aci atau dibiarkan
terbuka atau diekspose. Lapisan yang ditutup dengan plesteran aci biasanya hanya dengan adukan semen
saja. Sedangkan untuk finishing lantai terdapat beberapa metode yaitu finishing dengan ubin, marmer,
granit, parquette Dll. Namun pemakaian material keramik ubin atau marmer biasanya juga bisa digunakan
untuk finishing dinding walaupun tidak terlalu banyak misalnya untuk kamar mandi. Jika sudah selesai pada
tahap finishing kering kemudian dilanjutkan dengan finishing basah. Finishing basah yaitu dilanjutkannya
pemasangan dari plafond hingga atap. Pekerjaan lainnya yaitu meliputi pekerjaan pintu jendela dan lainnya.
Kemudian diberi warna atau dilakukan pengecatan pada pintu, jendela dan komponen lainnya. Namun
untuk lingkup pekerjaan finishing yang akan penulis jabarkan di laporan ini yaitu tentang : Gambar 3d
modeling pada pemasangan materil finishing yaitu: - Gambar 3d pemasangan material lantai. - Gambar 3d
pemasangan material dinding. Pekerjaan pemasangan dinding pas bata ringan/hebel. Pekerjaan
pemasangan lantai marmer. Pekerjaan pemasangan cailing/pemasangan plafon. Cahya Gunarso Teknik
Arsitektur Universitas Mercu Buana 33

2 4.2. Gambar 3D Modeling Pada Pemasangan Material Finishing Gambar 3D Modelling adalah
Pembentukan suatu benda-benda atau objek. Membuat dan mendesain obyek tersebut sehingga terlihat
seperti nyata/real. Sesuai dengan obyek dan basisnya, proses ini secara keseluruhan dikerjakan di
komputer. Melalui konsep dan proses desain, keseluruhan obyek bisa diperlihatkan secara 3 dimensi,
sehingga banyak yang menyebut hasil ini sebagai pemodelan 3 dimensi (3D modelling) (Nalwan, 1998).
Gambar 3D modeling pada proyek Wang Residence bertujuan untuk mempermudah proses pekerjaan
material finishing pada tiap-tiap ruang di proyek tersebut. Dengan demikian pelaksana/pekerja dapat
mengetahui material apakah yang akan digunakan pada ruangan tersebut. Selanjutnya gambar 3D
modeling merupakan suatu gambar yang akan di perkenalkan kepada konsumen atau pemilik proyek /
owner yang nantinya akan menjadi pertimbangan apakan gambar tersebut memenuhi keinginan mereka
ataupun tidak. Sebagai mahasiswa magang yang berperan di bidang arsitektur dituntut harus mengetahui
apa itu yang di maksud gambar 3 dimensi dan harus dapat menggambar gambar 3 dimensi, baik cara
pengaplikasian material pada dinding, lantai dan lain sebagainya Pembuatan Gambar 3D Pemasangan
Material Lantai Dalam hal ini lantai merupakan bagian luasan yang di batasi dinding-dinding sebagai tempat
dilakukannya aktifitas sesuai dengan fungsi bangunan atau bisa disebut lantai yang memisahkan ruang-
ruang secara vertical. Pada Proyek Wang Residence, proyek tersebut didalam tahapan pengerjaannya unit
bangunannya dimulai dari lantai 10 kebawah kemudian setelah selesai pengerjaannya diteruskan kembali
dari lantai 11 keatas hal tersebut dikarenakan lantai 10 merupakan lantai mockup. Tentunya visualisasi
sebelum material lantai dipasang gambar 3d pemasangan material lantai sangat penting yang bertujuan
memperlihatkan material apa yang dipakai pada lantai tersebut dan untuk mempermudah proses pekerjaan
pemasangan material lantai pada unit apartemen. Cahya Gunarso Teknik Arsitektur Universitas Mercu
Buana 34

3 Berikut ini adalah langkah langkah pembuatan 3d pemasangan lantai Proyek Wang Residence yang di
mulai dari Tower ( Penthouse) : 3D Material Lantai Mengambil Lembar Kerja Penthouse Menghitung
Volume Lantai Pembuatan Interior Masing Masing Ruang Membuatan 3d Lantai Dengan memberikan
Material + Rendering Gambar 19. Langkah Pembuatan 3D Wang Residence. Sumber. Data Peneliti
Setelah pembuatan 3d selesai, hasil yang telah dibuat kemudian di laporkan kembali kepada Engineer
Arsitektur proyek yang akan menilai atau mengasistensi pekerjaan 3d pemasangan lantai tersebut. Berikut
ini adalah contoh dari pekerjaan 3d pemasangan material lantai: Gambar 20. 3D Pemasangan Material
Lantai. Sumber. Data Peneliti Cahya Gunarso Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana 35

4 Pembuatan Gambar 3D Pemasangan Material Dinding Dinding merupakan salah satu bagian terpenting
pada suatu bangunan yang berfungsi sebagai pembatas atara ruang. Tentunya visualisasi sebelum
material bangunan dipasang pada dinding bangunan juga sangat penting untuk memperlihatkan material
apa yang akan dipakai di dinding bangunan Proyek Wang Residence. Selanjutnya setelah pembuatan 3D
pemasangan material dinding selesai dibuat dan disetujui oleh pemilik proyek maka gambar tersebut dapat
dipublikasikan dan dapat di perlihatkan kepada pekerja yang ada di lapangan untuk dikerjakan agar dinding
tersebut dapat di kerjakan dan sesuai dengan harapan pemilik proyek. Berikut adalah langkah-langkah
pembuatan gambar 3D Pemasangan material dinding pada Proyek Wang Residence yang di mulai dari
Penhouse : 3D Material Dinding Mengambil Lembar Kerja Penthous Export Gambar 2D Ke 3D Membuatan
3D Dinding dengan memberikan Material + Rendering Gambar 21. Langkah-Langkah 3D Pembuatan
Material Dinding. Sumber. Data Peneliti. Setelah pembutan gambar 3D pemasangan material dinding
selesai dikerjakan dan disetujui oleh pemilik proyek kemudian gambar tersebut dapat diberikan kepada
pekerja di lapangan untuk dikerjakan sesuai dengan material yang di gunakan. Cahya Gunarso Teknik
Arsitektur Universitas Mercu Buana 36

5 Berikut ini adalah contoh dari pekerjaan 3d pemasangan material dinding: Gambar 22. 3D Pemasangan
Material Dinding. Sumber. Data Peneliti Pembuatan Gambar 3D Pemasangan Material Plafon Plafon
merupakan bagian bangunan yang berada tepat di atas dinding maupun di bawah rangka atap dan
biasanya di dalamnya terdapat berbagai macam instalasi kelistrikan, instalasi AC, intalasi air dll. Pada
zaman modern saat ini bentuk dan material dari sebuah plafon sangat beragam tidak hanya datar dan
menggunakan material gypsum saja. Dalam hal ini pembuatan gambar 3d pemasangan material plafon
juga sangat penting untuk memperlihatkan bentuk visualisasi plafon tersebut dan memperlihatkan material
apa yang dipakai pada plafon ketika plafon tersebut belum di kerjakan. Berkaitan dengan perihal diatas
penulis tidak mendapatkan kesempatan untuk membuat gambar 3d pemasangan plafon dikarenakan waktu
yang sangat terbatas sehingga tidak memungkinkan pengerjaan gambar 3d pemasangan material plafon
dikerjakan. Cahya Gunarso Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana 37

6 4.3. Pengamatan Pekerjaan Arsitektur di Lapangan Berikut ini adalah prosedur pekerjaan arsitektur yang
berkaitan dengan pengerjaan finishing yang ada di lapangan yang sebagai panduan penulis ketika
melakukan kerja praktik di proyek Pembangunan Wang Residence Pekerjaan Pemasangan Dinding Pas
Bata Ringan/Hebel Dinding Hebel adalah Material yang menyerupai beton dan memiliki sifat kuat, tahan
air dan api, awet (durable) yang dibuat di pabrik menggunakan mesin. Bata ini cukup ringan, halus dan
memiliki tingkat kerataan permukaan yang baik. Bata ringan diciptakan dengan tujuan memperingan beban
strukur dari sebuah bangunan konstruksi, mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material
yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding berlangsung (Hamzah, 2000). Memiliki panjang 60 cm,
tinggi cm dan tebal 75,100, 125, 150, 175, 200 cm. Adonannya terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur,
sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi).
Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang
digunakan dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi
kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang dibuat, tergantung
kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran. Material Semen Semen
yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan seperti dalam pekerjaan beton
yaitu menggunakan Portland Cement jenis I menurut (Semen Portland NI , 1971) atau tipe I menurut
ASTM.C.150 dan menurut S.400 menurut standar semen Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia(Peraturan semen Portland Indonesia 1972 N.I.-8/1972, 1972) Cahya Gunarso Teknik Arsitektur
Universitas Mercu Buana 38

7 Pasir Pasir untuk pekerjaan pasangan harus berkualitas baik dan sesuai untuk pekerjaaan tersebut. (PP,
2003) Gambar 23. Material Pasir. Air Air yang digunakan untuk perkerjaan pasangan harus memenuhi
persyaratan seperti dalam pekerjaan beton yaitu harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, garam, dan bahan-bahan organis atau bahan yang dapat merusak serta ketentuan lain tercantum
dalam PBI 1971 pasal 36, yang dibuktikan denagn tes laboratorium. Cahya Gunarso Teknik Arsitektur
Universitas Mercu Buana 39

8 Gambar 24. Material Air. Sumber. Data penulis. Adukan yang digunakan untuk pekerjaan pasangan
terdiri dari (1). Adukan 1 pc : 3 pasir, dipergunakan untuk pekerjaan pasangan dan plesteran trasram
setinggi 25 cm dari muka lantai sekeliling bangunan, pasangan yang berada dalam tanah, dan khusus
untuk pasangan dinding trasram KM/WC sesuai dengan Gambar Rencana. (2). Adukan 1 pc : 5 pasir,
dipergunakan untuk pasangan dinding bata, plesteran dinding, pasangan dinding penahan tanah dan
pondasi batu belah dan pasangan dinding lainnya sesuai Gambar Rencana. (3). Adukan 1 pc : 2 pasir : 3
kerikil, dipergunakan untuk pekerjaan kolom praktis, ring balk dan sloof praktis. Cahya Gunarso Teknik
Arsitektur Universitas Mercu Buana 40

9 Pas Bata Ringan/Hebel Ukuran yang digunakan adalah 55 x 110 x 230 mm (M-L) sesuai standar SII ,
dengan kuat tekan minimum rata-rata 200 kg/cm2 dari 30 benda uji dengan koefisien variasi 15%. Gambar
25. Pemasangan Pas Bata Ringan ( Hebel ). Suber. Data Penulis. Cahya Gunarso Teknik Arsitektur
Universitas Mercu Buana 41

10 Pelaksanaan Dinding harus dipasang menurut masing-masing jenis bahan, ukuran ketebalan dan
ketinggian seperti ditentukan dalam Gambar Rencana. Sudut siku-siku baik dalam pertemuan vertikal
maupun horisontal harus betul-betul dijaga sehingga tidak menyulitkan pada pemasangan lantai maupun
pemasangan plafon. Kontraktor harus memasang alat pengecek agar diperoleh permukaan dinding yang
betul-betul rata dan tegak serta tidak boleh dilakukan pemakuan pada kusen kayu. Semua permukaan
yang akan dipasang dinding harus dibersihkan dan dikasarkan agar diperoleh daya rekat yang baik. Baja
tulangan untuk kolom praktis harus sudah terpasang dan berdiri tegak dengan bantuan penopang sebelum
dilakukan pemasangan dinding. Gambar 26. Pemasangan Baja tulangan ( Kolom Praktis). Cahya Gunarso
Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana 42

11 Pemasangan dinding dilakukan lapis demi lapis dengan tebal adukan pada tiap lapis 0,5 cm Gambar
27. Pemasangan Dinding Hebel. Dan setelah pasangan dinding bata hebel kuat baru dilakukan pengecoran
terhadap kolom praktis, tapi sebelum dilakukan pengecoran semua permukaan bata hebel harus
dibersihkan dan bekisting harus sudah terpasang dengan kuat dan teratur. Pekerjaan tersebut diulangi
terus sampai mencapai elevasi yang dikehendaki sesuai Gambar Rencana. Pekerjaan Plesteran Plesteran
dilakukan pada seluruh permukaan dinding atau permukaan lainnya yang akan diplester sesuai dengan
Gambar Rencana. Pekerjaan plesteran boleh dilakukan pada pasangan dinding yang sudah kuat. Dengan
terlebih dahulu harus membuat plesteran kepala sesuai macam dan ketebalan dari plesteran sesuai
dengan ketentuan dalam Gambar Rencana dan petunjuk Pengawas. Cahya Gunarso Teknik Arsitektur
Universitas Mercu Buana 43

12 Selanjutnya plesteran kepala akan digunakan untuk pedoman agar didapat permukaan pelsteran yang
rata, oleh sebab itu dalam membuat plesteran kepala harus diatur sedemikian rupa sehingga didapat
plesteran kepala yang rata jarak antara pelsteran kepala tidak boleh terlalu jauh. Dinding hebel diplester
dengan menggunakan Semen Mortar merk MU atau material setara. Gambar 28. Pekerjaan Plesteran.
Sumber. Data Penulis Pekerjaan Pemasangan Lantai Marmer Marmer merupakan material penutup lantai
yang selalu berada di urutan teratas. Di pasar, harga material dari batu alam pegunungan ini lebih mahal
dibandingkan jenis material penutup lantai lainnya.terang saja, tampilan marmer memang memikat. Ukuran
yang besar serta karakternya yang mengkilap, membuat marmer lebih unggul dibandingkan yang lain.
Tekstur dan kesinambungan motif yang tidak pernah sama dari helai ke helai adalah poin plus marmer.
(Hamzah, 2000) Cahya Gunarso Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana 44

13 Marmer merupakan batuan jenis lime yang bermetamorfosis. Batuan ini adalah sedimentasi dari
bebatuan yang terbentuk oleh peninggalan inorganik yang biasanya berasal dari proses presipitasi air laut.
Batuan jenis lime sebagian besar terdiri atas kalsit (kalsium karbonat). Marmer telah bernilai tinggi sejak
masa lampau karena memiliki warna-warni yang teristimewa serta penampilan yang elegan. Batuan ini
secara alamiah terbentuk ketika bebatuan terekspos pada tekanan oleh tumbukan kristal dan panas tinggi
dari inti bumi. (PP, 2003) Batasan dan Lingkup Pekerjaan Penyelesaian lantai dengan keramik tile merk
Roman atau setara dengan ukuran 40 x 40 kecuali bagian KM/WC sesuai dengan Gambar Rencana.
Material Alat bahan : Jidar almunium Ember plastic (penggaris alumunium) (Untuk tempat adukan semen)
Pemotong marmer Marmer GMR / Marmer slab Palu karet Mill Benang Semen Biasa Paku Semen Putih
(Untuk acian) Sendok semen Ember kaleng Persiapan Syarat & Tahapan Pekerjaan : (1). Gambar kerja
finishing lantai marmer (2). Spesifikasi material finishing lantai (3). Contoh marmer yang udah disetujui (4).
SNI : Ubin Marmer Cahya Gunarso Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana 45
14 Pelaksanaan Pemasangan granit dilakukan apabila finishing dinding sudah selesai di kerjakan. Sortir
corak granit sejumlah yang diperlukan. Pembersihan permukaan lantai beton yang akan di pasang marmer.
Gambar 29. Pemotongan Lantai Marmer. Pertama-tama dibuat marking out terlebih dahulu dengan
menggunakan paku dan benang. Mempersiapkan Semen putih dan Kemudian untuk lapisan pertama
campuran semen putih dan mill di ratakan dengan menggunakan sendok semen Cahya Gunarso Teknik
Arsitektur Universitas Mercu Buana 46

15 Gambar 30. Pemasangan Lantai Marmer. Sebelum ubin marmer di letakkan di lapisan mill, permukaan
bagian belakang marmer di beri atau dioleskan semen putih supaya lebih merekat ke adukan mill. Ketika
bagian belakang sudah diberi atau dioleskan semen putih kemudian mulai di letakan diatas adukan mill.
Pemasangan dibuat dengan starting point atau istilah di lapangan Kepalaan. Ketinggian dari lantai beton
ialah 5 cm yaitu 3 cm untuk adukan 2 cm untuk ketebalan marmernya sendiri. Untuk membantu agar
marmer rata dengan markingan benang, marmer di pukul-pukul dengan palu karet Kemudian dilanjutkan
dengan disusun marmer yang lainnya dengan metode yang sama. Dan dilanjutkan dengan pemasangan
selanjutnya sesuai pola dan gambar kerja. Cahya Gunarso Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana 47

16 Setelah tersusun semua dan sudah tertutup seluruh permukaan lantai tertutup oleh marmer. Kemudian
dilanjutkan dengan pemasangan plint. Dan lantai siap di gunakan. Dilakukan poles permukaan lantai
hingga rata dan mengkilap Gambar 31. Pemasangan Lantai Marmer (Finishing). Cahya Gunarso Teknik
Arsitektur Universitas Mercu Buana 48

17 Pekerjaan Pemasangan Cailing/Pemasangan Plafon Alat : Waterpass Alat mesin bor listrik Meteran
Benang Steger/tangga alumunium scrub, amplas, pita, kain dll Menurut pelaksana untuk pemasangan
pekerjaan ceiling pada proyek apartement ini menggunakan jenis gypsum yang jarang dan belum banyak
digunakan pada proyek lainya, penutup plafon menggunakan gypsum yang tahan air dan lebih kuat secara
teksturnya. Jenis gypsum yang digunakan yaitu Knauf plaster board dengan ukuran 9x1200x2400mm.
Namun, ketika dimulainya pemasangan rangka pada satu ruangan, ruang-ruang lainnya di tiap lantai harus
terpasang juga secara serentak dari pemasangan rangka nya. Karena setiap pemasangan rangka sudah
selesai harus di cek level nya dan kemudian baru bisa ditutup dengan papan gypsum dan di finishing.
Tetapi dalam pekerjaan ceiling pada seluruh pekerjaan bangunan apa saja. Ada beberapa pekerjaan dari
bagian Mekankal Elektrikal atau biasa disebut ME harus diselesaikan pemasangannya terlebih dahulu.
Seperti pipa-pipa dari : Drainase (air bekas) Sprinkler (air pemadam) Plumbing (air kotor, air panas, air
bersih, air bekas) Elektrikal (Kabel-Kabel) Elektronik Cahya Gunarso Teknik Arsitektur Universitas Mercu
Buana 49

18 Gambar 32. Bagian-Bagian ME di Atas Ceiling/Plafon. Tahapan Pekerjaan : (1). Marking level & plafond
sesuai dengan gambar kerja. (2). Pasang rangka wall angle pada dinding/keliling rungan dengan acuan
marking untuk menentukan elevasi rangka. (3). Pemasangan rangka gypsum dengan mengikuti shop
drawing sebagai acuan sebelum pemasangan area ceiling. Cahya Gunarso Teknik Arsitektur Universitas
Mercu Buana 50

19 Pemasangan Rangka : Gambar 33. Bagian-Bagian Rangka Ceiling/Plafon. Pemasangan area ceiling
atau plafon dilakukan dengan cara mengukur dan memastikan bahwa bagian yang ada pada bagian dalam
plafon sudah terpasang dan siap ditutup oleh gypsum Lalu setelah itu siapkan alat alat dan bahan untuk
rangka ceiling sebagai rangka yang berfungsi menopang dan menempelnya bagian gypsum pada rangka
plafon. Gambar 34. Bagian-Bagian Rangka Support Ceiling/Plafon. Cahya Gunarso Teknik Arsitektur
Universitas Mercu Buana 51

20 Dimulai dengan pemasangan rangka support sebagai pengikat antara rangka ceiling dengan area sofit
yang berguna sebagai pengikat rangka pada area yang ingin dipasangi oleh gypsum. Gambar 35.
Pemasangan Gypsum Ceiling/Plafon. Setelah dilakukan pemasangan area rangka dengan ukuran 60cm x
120cm, rangka telah siap untuk dipasangai oleh gypsum dan sudah siap ditutup dengan gypsum yang
dimana terlebi dahulu diukur sebelum gypsum dipasang dan ditempelkan ke rangka dengan menggunakan
bor scrup. Lalu selanjutnya dilakukan pengukuran dan di potong dengan mengunakan cutter karena
gypsum dengan merek knauf yang digunakan pada apartement ini dapat dipotong menggunakan cutter
dengan alat bantu agar mendapatkan hasil yang lurus dan presisi. Lalu langkah selanjutnya gypsum
dengan merek Kanuf dirangkai dan dipasangan dengan menggunakan bor scroup agar gypsum dapat
menempel di rangka ceiling, setelah itu barulah gypsum dapat dilakukan cat dasar dan cat finish pada area
plafon. Cahya Gunarso Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana 52

21 4.4. Hasil Pengamatan Berdasarkan apa yang penulis dapat di lapangan tidak semua pekerjaan berjalan
sempurna, baik itu dari cara pemasangan sampai finishingnya. Begitu juga dengan pengamatan pada
proyek Wang Residence ini berikut hasil pengamatan yang di dapat : Hasil Pengamatan Pekerjaan
Pemasangan Dinding Pas Bata Ringan/Habel Pekerjaan dinding hebel untuk saat ini berjalan dengan
lancar tetapi pada saat finishing masih saja di jumpai Kerusakan yang terkait dengan pekerjaan dinding
hebel yaitu: Banyaknya retakan dan lubang pada dinding yang sudah terpasang. Sehingga perlu dilakukan
perbaikan dan menyebabkan keterlambatan target penyelesaian pekerjaan. Biasanya retakan/lubang
disebabkan oleh pemasangan ME dan goresan dari alat pekerja di lapangan. Gambar 36. Pemasangan
Pas Bata Ringan/Hebel. Cahya Gunarso Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana 53

22 Tidak sempurnanya pekerjaan plester dan aci sehingga permukaan dinding bergelombang dan kasar
hal ini menyebabkan pekerja harus mengaci ulang dinding agar terlihat rapi dan halus. Banyaknya titik
lubang ME yang merusak dinding karena lubang bekas dari bobokan. Gambar 37. Pengerjaan Plesteran
Hasil Pengamatan Pekerjaan Pemasangan Lantai Marmer Berikut ini adalah hasil pengamatan pada
pemasangan marmer yang ada di lapangan banyak pekerjaan yang tidak sesuai dengan prosedur yaitu :
Seperti pada saat proses pemotongan marmer, tidak semua bahan yang di potongan dengan ukuran yang
sesuai hal itu mengakibatkan pada saat pemasangan, banyak grid marmer yang tidak rata dengan ukuran
sehingga menyebabkan pekerjaan harus di ulang kembali dan mengakibat kan pekerjaan lantai memakan
banyak waktu pengerjaanya. Cahya Gunarso Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana 54

23 Gambar 38. Pengerjaan Lantai Marmer. Gambar 39. Pengerjaan Lantai Marmer. Banyaknya sampah
dan kabel yang berserakan sehingga mengakibatkan marmer menjadi rusak dan pekerjapun kesulitan untu
bergerak membersihkan marmer. Cahya Gunarso Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana 55

24 Hasil Pengamatan Pekerjaan Pemasangan Cailing/Pemasangan Plafon Berikut ini adalah hasil
pengamatan pada pemasangan chailing/pemasangan plafon yang ada di lapangan banyak pekerjaan yang
tidak sesuai dengan prosedur yaitu : Pada saat pengecekan pengerjaan plafon ditemukan adanya jamur
pada bagian plafon yang di akaibatkan kurangnya ketelitian saat pengerjaan ME yang di perkirakan ada
bagian pipa saluran air yang bocor, sehingga mengakibatkan jamur pada bagian plafon. Terdapat retakan
rambut pada sambungan plafon yang di akibatkan dari proses pengamplasan yang terlalu tipis. Gambar
40. Pengerjaan Cailing/Pemasngan Plafon. Cahya Gunarso Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana 56

Вам также может понравиться