Вы находитесь на странице: 1из 2

Zona Nyaman

Pertemuan di tempo hari itu membuka pikiranku. Obrolan di tempat kafe pinggir
jalan, ditemani hembusan angin dan suara kendaraan yang lalu lalang mewarnai pembicaraan
yang tak kunjung usai. Terpikir olehku mengapa obrolan ini tidak lama ku bicarakan.

Perbincangan mahasiswa teknik industri, tentang value dari individu dan masa depan
yang dinanti seorang lulusan teknik. Ditengah obrolan terlintas ingatan tentang mata kuliah di
teknik industri, yaitu psikologi industri yang menyinggung tentang hal apa saja yang menjadi
pertimbangan seseorang menjalani hidup ini. Ada dua hal yang umum dibahas, kenyamanan
dan keamanan. Entah mengapa perbincangan malam itu kami membahas tentang
kenyamanan.

Seringkali orang-orang berbicara mengenai hal-hal yang mereka sukai atau hal-hal
yang tidak mereka sukai, atau dapat disebut zona nyaman. Tidak jarang orang yang takut atau
merasa tidak sanggup ketika berhadapan dengan hal-hal diluar zona nyaman mereka. Namun,
banyak juga orang yang melupakan pentingnya berani keluar dari zona nyaman mereka,
karna tanpa disadari, kita harus melakukan sesuatu yang tidak kita sukai untuk menunjang
hidup kita, hal ini jelas sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Kita ambil contoh yang
mudah, seorang pelamar kerja, kita sebut saja X, memiliki zona nyaman waktu bekerja 8 jam,
istirahat 10 jam, makan dan bermain 6 jam. Kemudian datang pelamar kedua, sebut saya Y
yang memiliki zona nyaman waktu bekerja 12 jam, 8 jam istirahat dan 4 jam bermain. Jelas
menjadi pertimabangan besar bagi perusahaan menerima pelamar kerja tersebut. Mungkin
lucu ketika membahas ini hanya dari sudut pandang waktu. Kita ambil contoh lain. Seorang
pelamar kerja, sebut saja A sudah terbiasa memegang 5 pekerjaan sekaligus dan seorang yang
lain, yaitu B hanya terbiasa memegang 3 pekerjaan sekaligus. Perusahaan pasti akan mengerti
kemampuan mana yang lebih kuat. Pertanyaannya adalah, seberapa lama anda dapat bekerja
dalam sehari? Dan seberapa banyak anda dapat mengerjakan pekerjaan di waktu yang sama?
Dari contoh diatas, kita bisa dengan mudahnya mengakatan waktu dan jumlah kerja
yang kita sanggupi, bisa dengan merekayasa kalimat saat interview contohnya. Namun
apakah sebodoh itu HRD suatu perusahaan? Tentu tidak. Seorang yang menerima pelamar
kerja harus mendapatkan kepuasaan secara konkrit, bukan hanya dengan ucapan. Apa
contohnya? CV? Bisa jadi. CV menginterpretasikan kehidupan anda, bisa dari IP,
pengalaman kerja, organisasi ataupun riwayat pendidikan. Namun apakah tulisan diatas
kertas seperti itu sejalan dengan value anda? Belum tentu, sangat belum tentu. Mari kita
ambil contoh, pelamar A, pada tahun 2016 menjadi anggota X, tahun 2017 menjadi anggota
Y, tahun 2018 menjadi anggota Z. Lalu pelamar B, pada tahun 2016 menjadi anggota X,
tahun 2017 menjadi ketua bidang Y, tahun 2018 menjadi ketua umum Z. Sudah bisa terlihat
perbedaan tulisan A dan B.
Namun tidak semudah itu, akan timbul pertanyaan apakah pengalamanmu
berhubungan dengan apa yang kamu inginkan. Seorang pelamar kerja X menjadi anggota
humas suatu panitia sebanyak 10 kali dan melamar menjadi bagian quality control, seorang
pelamar kerja Y menjadi anggota perlengkapan suatu panitia sebanyak 10 kali dan melamar
menjadi bagian marketing, seorang pelamar Z menjadi anggota PSDM suatu panitia sebanyak
10 kali dan melamar menjadi bagian HRD. Dapat terlihat probabilitas diterimanya setiap
pelamar kerja dari pengalaman dan bagian yang mereka inginkan.
Mungkin sekarang kita baru tersadar betapa susahnya mencari pekerjaan dan pastinya,
susahnya diterima bekerja. Begitu banyak faktor, begitu banyak aspek yang dilihat. Namun
timbul pertanyaan, apa yang harus saya lakukan sekarang? Sepertinya jawaban yang cukup
memuaskan adalah menaikan value kita sendiri. Mudah dikatakan, namun setelah dipikir
pikir, value tidak bisa meningkat hanya dengan 1 hari ataupun dengan 1 kegiatan, butuh
proses yang panjang bahkan, nanti nya, kita akan terbiasa dan mungkin keluar dari zona
nyaman kita yang sekarang, atau mungkin... membuat zona nyaman yang baru.

Oh ya, sepertinya malam semakin dingin, akupun ingat bahwa ada kegiatan yang
harus kulakukan esok. Obrolan pun kita sudahi di kala itu, berharap akan ada obrolan-obrolan
baru selanjutnya, dengan perubahan tentunya.

Вам также может понравиться