Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pemantauan Curah Hujan

Curah hujan adalah banyaknya air yang jatuh ke bumi persatu satuan luas permukaan pada suatu

jangka waktu tertentu. Maka dari itu hasil pemantauan dan pengukuran curah hujanyang di

lakukan di PT. Kemakmuran Pertiwi Tambang dengan menggunakan alat ukur curah hujan yaitu

rain gauge yang pengambilannya di lakukan di post ceker (daerah tambang- mine site) PT.

Kemakmuran Pertiwi Tambang.

Hasil dari pantauan curah hujan yang di tabulasikan ke lampiran grafik 1 disimpulkan bahwa

tingkat curah hujan di bulan Januari, 2012 tergolong Tinggi. Total jumlah curah hujan pada

bulan Januari 2012 adalah 219 mm dengan kejadian hujan 14 kali dan total waktu hujan

berlangsung 50.5 jam.

Hal-hal yang perlu di lakukan dengan tingkat curah hujan seperti diatas adalah:

1. Melakukan perawatan settling pond dan melakukan perbaikan aliran run off ditambang

agar pembagian aliran air hujan dapat merata kesemua settling pond yang ada, karena apabila

terjadi hujan yang curah hujannya besar dapat meminimalisir luapan air yang tidak tertampung di

settling pond.

4.2. Jenis Jenis Erosi

Pada daerah penelitian/kerja praktek di PT.KPT HARITA GROUP terdapat empat jenis erosi

yang terjadi di lokasi/lahan yang sudah di tata dan yang telah di revegetasi, erosi-erosi tersebut

antara lain :
1. Splash erosion

2. Sheet erosion

3. Rill erosion

4. Gully erosion

Splash erosion adalah proses terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga

kenetik air hujan bebas atau sebagai air lolos.

Sheet erosion yaitu erosi yang terjadi ketika lapisan tipis pemukaan tanah di daerah berlereng

yang terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian (run-off).

Rill erosion adalah pengelupasan yang di ikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah

oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air.

Gully erosion adalah pembentukan jajaran parit yang lebih dalam dan merupakan tingkat

lanjutan dari erosi alur.

4.3. Cara Untuk pencegaha erosi pada pasca kegiatan penambangan di PT. Kemakmuran

Pertiwi Tambang Antara Lain :

1. Pemantauan aliran air permukaan (run off) dan erosi

2. Cara mekanis

3. Cara vegetasi
Pemantauan aliran air permukaan (run off), dan erosi

Pemantauan aliran air permukaan (run off), genangan air dan erosi dilakukan dibeberapa area

yang berpotensi dapat terjadi erosi dan mempengaruhi kualitas air sungai serta alur hidup secara

langsung.

Dari hasil pengamatan patok erosi, terdapat 3 Settling Pond yang dilakukan perawatan karena

sedimen yang ada telah melebihi 50 cm yaitu di pit Bougenville SP 1, di pit Dahlia SP 8, dan di

pit Edelweis SP 5 serta perapihan kantung air dan aliran air yang berada di Pit edelweis dan Pit

Dahlia. Sedangkan dari hasil pengamatan, sedimen SP yang telah melebihi 50 cm dan belum

dilakukan perawatan berada di area PIT Mawar, Semangka, Flamboyan dan SP KM 18. Selain

itu dilakukan pembuatan settling pond di area stok yard di EFO 1 bekerja sama dengan dept lab

& QC untuk mencegah air limpasan hujan dari stok yard di EFO 1 langsung menuju air

sungai. Titik pemantauan dapat dilihat pada tabel di daftar lampiran B.

Cara mekanis untuk pencegahan erosi dan sarana pengendalian erosi untuk meminimalkan

dampak lingkungan

Adapun cara-cara mekanis dalam penanggulanan erosi pasca kegiatan penambangan di PT. KPT

Harita Group antara lain :

a. Penataan lahan

b. Pembuatan saluran air/drainase

c. Pembuatan settling pond


a. Penataan Lahan Pasca Tambang

Penataan lahan adalah kegiatan penataan kembali areal yang telah di tinggalkan setelah kegiataan

penambangan. Penataan lahan tersebut di sertakan dengan pembuatan terassering dan saluran air

serta membuat kantong-kantong air untuk menampung air yang mengalir dari saluran air dan

akan mengalirkan air ke settling pond/kolam pengendapan sehingga laju erosi pun dapat

berkurang.

Pembuatan terassering biasanya di lakukan pada daerah-daerah yang memiliki slop yang tinggi

dan tanah yang tidak stabil untuk mengurangi pergerakan tanah dan run off yang dapat

menyebabkan longsoran, pembuatan terassering minimal 5 meter dan grade maksimal 30% agar

tebing-tebingnya bisa di tanami dengan tanaman pioner dan tanaman cover crop pada ujung

dalam terassering agar tidak merusak bench-bench yang terbentuk.

Kegiatan penataan lahan di PT. kemakmuran Pertiwi Tambang dengan mengunakan alat-alat

mekanis yaitu:

5. Excavator

6. Buldoser

b. Pembuatan Saluran Air (Drainase)

Pembuatan saluran air (drainase) biasanya di lakukan pada daerah yang sudah di tata (regreding),

saluran air (drainase) sangatlah penting karena merupakan tempat penyerapan air di daerah
sekitarnya dan dapat mengurangi debit air yang mengalir dari permukaan sehingga tidak dapat

menyebabkan adanya pergerakan tanah/erosi. pembuatan Saluran air/drainase pada lahan

reklamasi sangatlah penting untuk pencegahan erosi, Drainase dapat di bedakan menjadi 2 yaitu:

drainase cabang, dan drainase utama.

Pembuataan drainase biasanya pada daerah yang memiliki elevasi lebih rendah dibandingkan

dengan daerah sekitarnya, dengan adanya pembuatan drainase pada lahan reklamasi sangatlah

penting karena dapat menunjang keberhasilan suatu kegiatan reklamasi.

c. Pembuatan Settling Pond

Sedimen trap settling pond yaitu kolam yang dirancang untuk mengendapkan bahan-bahan padat

dari air buangan tambang (air tercemar oleh tanah dan bahan padat lainnya) Disebut juga dengan

istilah settling pond.

Dengan adanya kolam buatan untuk mengendapkan air tambang termasuk air hujan yang turun

kedalam bukaan tambang terbuka untuk mencegah pencemaran pada perairan umum tempat

pengaliran air tambang. Pembuatan kolam pengendapan dan pengoperasian kolam biasanya

merupakan kewajiban perusahaan pertambangan yang beroperasi melakukan kegiatan

penambangan di areal tersebut, karena telah dicantumkan dalam ANDAL dan RKL.

Pembuatan settling pond (sedimen trap) dengan menggunakan alat gali (long arms)yang telah di

design,namun sebelum design pembuataan settling pond haruslah kita ketahui berapa luasan, dan

kemiringan daerah suatu pit dan luas daerah tangkap hujan (chatmen area)sehingga kita dapat

mendesing berapa settling pond yang akan di buat dan berapa ukurannya agar dapat menampung

air yang mengalir dari permukaan (run off) atau air limpasan yang mengalir dari permukaan

tambang sehingga air tidak meluap/tercemar.


Sebelum pembuatan settling pond dan pemeliharaannya untuk mencegah terjadinya

erosi/pencemaran akibat erosi lahan, maka harus adanya kegiatan penelusuran aliran air sungai

dan kegiatan pengelolahan lingkungan berupa penelusuran aliran sungai.

4. Cara vegetasi untuk pencegahan erosi pasca kegiatan penambangan di PT. KPT

Harita Group.

Penanaman (revegetasi)

Kegiatan penanaman di lakukan setelah lokasi atau lahan yang sudah di regrading/di tata pasca

kegiatan penambangan. Revegetasi sangatlah penting karena revegetasi merupakan salah satu

sarana untuk mencegah terjadinya erosi tanah dan longsoran pada tebing-tebing yang sudah di

tata (regrading) pasca kegiatan penambangan, dengan adanya tanaman yang sudah di tanam pada

lokasi tersebut maka debit air hujan yang jatuh ke permukaan dapat berkurang karena terhalang

oleh tanaman/tumbuhan tersebut, sehingga air yang mengalir di permukaan (run off) pun dapat

berkurang dan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Karena dengan ketiadaan vegetasi

penutup lahan maka porositas tanah dan permeabilitas (peresapan air) akan mengalami

peningkatan daya angkut aliran air permukaan (run off) pada musim hujan sehingga material

erosi tanah tersebut akan terbawa aliran air permukaan (run off) menuju sungai dan

mengakibatkan sedimentasi pada badan sungai-sungai penerima erosi.

Adapun jenis-jenis tanaman yang sudah di tanam antara lain tanaman pokok jenis bintangur dan

gosale serta di lakukan penanaman cover crop. penanaman cover crop di lakukan pada sela-sela

tanaman pokok (sengon) dan jarak tanam mengikuti pola tanaman pokok yaitu : 4 4 meter, dan

jenis cover crop yang di tanam adalah pruiera javanica (PJ) dengan jarak 1 1 meter. Tanaman
cover crop biasanya di tanam pada daerah tebing dan rawan longsor karena tanaman cover crop

sangat berfungsi untuk mencegah terjadinya longsoran tebing akibat erosi. Penanaman cover

crop yang telah di lakukan adalah pit edelweis, bougenvile, dan pit dahlia, PT. KPT Harita group

kab. Halmahera timur, penanaman dilakukan dengan mengikuti luasan pananaman tanaman

sengon dan tanaman pokok lainnya.

v Iklim dan Curah Hujan

Musim di daerah Halmahera umumnya terpengaruh angain laut. Data morfologi masih sangat

terbatas dan hasil pengamatan diperoleh bahwa agin barat laut bertiup pada bulan juli sampai

febuari setiap tahunnya. Selama musim barat laut, agin kuat menimbulkan gelombang besar

sepanjang pantai Halmahera.

Daerah loleba dan sekitarnya juga beriklim tropis dan terdiri dari dua musim, yaitu musim

kemarau dan musim hujan.

Вам также может понравиться