Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A . Konsep Dasar
1 . Pengertian
a. Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika terjadi disfungsi yang cukup cepat dan
asimetris sistem vestibuler perifer (telinga dalam) (Smeltzer & Bare, 2002).
b. Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala, penderita
merasakan benda-benda di sekitarnya bergerakgerak memutar atau bergerak naik turun karena
gangguan pada sistem keseimbangan (Arsyad Soepardi Efiaty dan Nurbaiti, 2002).
c. Vertigo adalah sensasi gerakan atau putar yang sering dijelaskan sebagai perasaan kehilangan
keseimbangan yang kadang disertai mual, rasa lemas dan kebingingan mental (Elizabeth,2000).
Berdasarkan ketiga pengertian diatas vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita
bergerak atau berputar yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Hal
ini bisa berlangsung beberapa menit, sampai beberapa jam, bahkan hari. Penderita vertigo
merasa lebih baik jika berbaring diam, namun demikian serangan vertigo bisa terus berlanjut
meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
2 . Jenis Vertigo
Vertigo terbagi menjadi beberapa jenis namun secara umum berdasarkan keterlibatan
vestibulum, Vertigo terbagi menjadi 2 jenis yakni vertigo direk/vestibuler dan vertigo
indirek/non-vestibuler
1. Vertigo vestibuler
Memiliki karakteristik lesi di bagian perifer dari apparatus vestibuler seperti
organ atau saraf vestibulokoklear. Pasien merasa lingkungan sekitarnya berputar
(oscillopsia),rasanya naik turun seperti berada di atas kapal. Vertigo vestibuler seringkali diikuti
dengan gejala otonom seperti nausea dan muntah serta nistagmus. Lesi vestibuler juga ada yang
di bagian sentral contohnya lesi pada nukleus vestibuler di batang otak. Lesi sentral vestibuler
juga bisa menyebabkan vertigo direk, akan tetapi secara umum lebih ringan dibandingkan lesi
perifer. Gejala otonom juga cenderung lebih minim atau bahkan tidak ada.
c. Sindrom Meniere
Berdasarkan Temuan patologis, prinsip dari penyakit ini adalah peningkatan
volume endolimfe yang berhubungan dengan distensi seluruh sistem endolimfatik (hidrops
endolymphatic). Pecahnya membran labirin mungkin dapat menjelaskan karakteristik mendadak
dari episode-episode pada sindrom ini.
2. Vertigo nonvestibuler
Vertigo nonvestibuler seringkli sulit dideskripsikan secara jelas oleh pasien. Pasien
biasanya mengeluhkan rasa pusing, kekosongan di kepala, dan gelap pada mata.
Kondisioscillopsia dan gejala otonom tidak pernah ditemukan. Lesi pada bagian saraf pusat
dapat menyebabkan nistagmus patologis Vertigo nonvestibuler bisa disebabkan lesi pada bagian
nonvestibuler dari sistem regulator keseimbangan atau bisa juga disebabkan kesalahan proses
informasi di sistem saraf pusat(misal karena lesi cerebelar). Hipotensi ortostatik dan stenosis
aorta dapat menjadi penyebab vertigo nonvestibuler.
a. Migrain
Vertigo yang disebabkan karena migrain dikarenakan Vasospasme atau cacat metabolik
yang diturunkan.
b. Insufisiensi Vertebrobasilar
Biasanya disebabkan oleh aterosklerosis pada arteri subklavia, tulang belakang, dan
basilar. Vertigo juga umum dihubungkan dengan infark batang otak lateral atau otak kecil.
3 . Etiologi Vertigo
Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat kecelakaan, stress,
gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran darah ke
otak, dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ
keseimbagan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memilki saraf yang berhubungan
dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam
saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.
5. Kelainan sikularis : gangguan fungsi otak semetara karena berkurangnya aliran darah ke salah
satu bagian otak (transient ischemic attack) pada arteri vertebral dan arteri basiler.
5 . Patofisiologi Vertigo
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat
kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam system ini adalah susunan vestibuler atau
keseimbangan yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan.
Sususan lain yang berperan ialah system optic dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuclei vestibularis dengan nuclei N.III,IV dan VI, susunan vestibuloretikularis,
dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan konstribusi paling besar,
yaitu lebih dari 50% disusul fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri
akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar akan diproses lebih
lanjut. Respon yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam
keadaan bergerak. Disamping itu orang menyadarai posisi kepala dan tubuhnya terhadap
lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi
tidak normal/tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom.
Disamping itu, respon penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan
abnormal yang berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/berjalan dan gejala lainnya.
Bagan 1.1
Patofisiologi Vertigo
Pekerjaan yang berat
Pekerjaan yang berat
Alkohol
anoreksia
mual muntah
Nyeri kepala
6 . Manipestasi Klinis Vertigo
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan
lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan
selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinnitus,
mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis
(doenges,2000:33)
8 . Penatalaksanaan
a. Medik
Pengobatan simtomatik dengan salah satu obat sedative vestibuler yang jarang bermanfaat
sempurna. Melakukan kembali gerakan gerakan kembali yang memprovokasikan sempurna.
Melakukan kembal gerakan-gerakan kembali yang memprovokasi vertigo akhirnya akan
melelehkan respon simtomatik, sehingga remisi dapat diperoleh dengan melakukan latihan
kepala tersebut.
b. Perawatan
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004:48)
Terdiri dari :
1. Terapi kausal
Terapi kausal obat yang berfungsi untuk memusnahkan penyebab penyakit. Obat inilah yang
digunakan untuk menyembuhkan penderita dari penyakit. Contoh obat dengan terapi kausal
adalah antibiotik , anti malaria dan lain-lain.
2. Terapi simtomatik
pengobatan simtomatik berfokus pada akibat seperti menghilangkan rasa sakit atau nyeri pada
gangguan medis dan menghilangkan rasa cemas, gelisah ataupun takut pada gangguan emosional
/ hambatan pribadi.
3. Terapi Rehabilitatif
Terapi rehabilitative adalah suatu usaha yang terkoordinasi yang terdiri dari usaha medik, social,
edukasional dan vokasional untuk melatih kembali seseorang untuk mencapai kemampuan
fungsional pada taraf setinggi mungkin. Rehabilitative medik adalah usaha-usaha yang dilakukan
secara medik khususnya untuk mengurangi invaliditas atau mebncegah memburuknya invaliditas
yang ada.
B. Konsep Dasar Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang memerlukan
ilmu, teknik dan keterampilan interpersonal yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien
atau keluarga (Nursalam, 2009 : 1).
Dalam asuhan keperawatan klien vertigo, penulis menggunakan proses keperawatan yang
terdiri dari 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dan pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Oleh karena itu pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai
dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa
keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan respon individu (Nursalam,
2009 : 26).
Berikut ini adalah pengkajian pada klien dengan gangguan sistem Persarafan akibat
vertigo.
a. Pengumpulan data
1) Identitas
Data klien, mencakup ; nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, suku
bangsa, status perkawinan, alamat, diagnosa medis, No RM/CM, tanggal masuk, tanggal kaji,
dan ruangan tempat klien dirawat.
Data penanggung jawab, mencakup nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, suku
bangsa, hubungan dengan klien dan alamat.
d) Pola Aktivitas
Dikaji perubahan pola aktivitas klien, klien dengan vertigo akan merasa kesulitan untuk
melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis serta merasa mudah
lelah, susah beristirahat karena nyeri kepala.
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Dikaji mengenai tingkat kesadaran. Klien dengan vertigo biasanya akan mengalami
kesadaran, kadang tampak lemas.
b) Pemeriksaan Persistem
(1) Sistem Persarafan
Pada system pesarafan yang dikaji adalah tingkat kesadaran diorientasi orang, waktu, dan
tempat, perubahan tanda-tanda vital, kemampuan klien mengingat kejadian sebelum dan sesudah
sadar.
Pada klien dengan vertigo biasanya ditemukan adanya gangguan kesadaran dimana klien sadar
dapat terlihat linglung atau tidak dapat mempertahankan keseimbangan tubuh.
5) Data Psikologis
Menurut (Keliat, 2006 : 77) konsep diri terdiri atas lima komponen yaitu :
a) Citra tubuh
Sikap ini mencakup persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak
disukai. Biasanya klien dengan vertigo menyadari akan keterbatasan aktivitasnya.
b) Ideal diri
Persepsi klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas, peran, lingkungan dan terhadap penyakitnya.
Klien dengan vertigo berharap akan sembuh seperti sediakala.
c) Harga diri
Penilaian/penghargaan orang lain, hubungan klien dengan orang lain. Biasanya klien dengan
vertigo mengalami penurunan harga diri.
d) Identitas
Status dan posisi klien sebelum dirawat dan kepuasan klien terhadap status dan posisinya.
Biasanya klien dengan vertigo merasa terganggu dengan keadaannya karena fungsinya tidak bisa
berjalan dengan baik.
e) Peran
Seperangkat perilaku/tugas yang dilakukan dalam keluarga dan kemampuan klien dalam
melaksanakan tugas. Biasanya klien dengan vertigo merasa terganggu dalam melaksanaan tugas
dan peran tersebut karena penyakitnya sekarang.
b. Analisa Data
Proses analisa merupakan kegiatan terakhir dari tahap pengkajian setelah dilakukan
pengumpulan data dan validasi data dengan mengidentivikasi pola atau masalah yang mengalami
gangguan yang dimulai dari pengkajian pola fungsi kesehatan (Hidayat, 2008:104).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu peryataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dan individu atau kelompok dimana perawat secara
akontabilitas dapat mengiditifikasikan dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Nursalam, 2009:59).
Menurut Maslow dalam menentukan prioritas masalah klien memerlukan suatu tahapan
kebutuhan manusia yang terdiri dari fisiologis, rasa aman dan nyaman, sosial, harga diri dan
aktualisasi jika klien menghendaki suatu tindakan yang memuaskan dan dengan kata lain bahwa
kebutuhan fisiologis biasanya sebagai prioritas utama bagi klien dari pada kebutuhan lainnya
(Nursalam, 2009 : 62).
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan vertigo menurut Doenges,
1999 ada delapan, menurut Barbara Engram 1999 ada empat yaitu :
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial ditandai
dengan mengeluh kepalanya sakit, klien meringis dengan skala 6, keadaan umum lemah
(Marilynn E. Doenges, dkk, 1999:273)
2) Kekuranagn volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah ditandai dengan klien mual
muntah +5 kali dalam sehari, turgor jelek, banyak keringat. (Barbara Engram 1999:644)
3) Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai
dengan klien tidak mau makan, porsi yang disediakan hanya yqng dihabiskan, BB menurun
dari 56 kg menjadi 54 kg dalam waktu satu minggu (Barbara Engram, 1999:644)
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri kepala ditandai dengan sebagian aktivitas
dibantu oleh keluarga, kepala klien nyeri bila banyak digerakan, kekuatan otot menurun (Barbara
Engram, 1999:644)
5) Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf,
vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh
faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah (Marilynn E. Doenges, dkk,
1999:273)
6) Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping
tidak adekuat, kelebihan beban kerja (Marilynn E. Doenges, dkk, 1999:273)
7) Ansietas berhubungan dengan kurang informasi mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
ditandai denagn klien selalu bertanya mengenai penyakitnya, klien gelisah dank lien cemas
(Marilynn E. Doenges, dkk, 1999:273)
3. Perencanaan
Secara tradisional, rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan dalam
menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi. Perencanaan keperawatan merupakan metode
komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien, setiap klien yang memerlukan asuhan
keperawatan perlu suatu perencanaan yang baik (Nursalam, 2009:77).
Menurut (Doengoes, 2000 : 290) rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
vertigo adalah :
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
Hasil yang diharapkan klien adalah :
a. Klien tidak mengeluh nyeri lagi
b. Skala nyeri berkurang atau hilang dari 6 menjadi 0
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri 1.Dapat diketahui sejauh mana
nyeri dirasakan oleh klien hingga
tindakan dapat disesuaikan
2. Observasi tanda-tanda vital 2.Untuk diketahui tanda-tanda vital
klien
3.Masase daerah kepala, leher 3.Menghilangkan ketegangan dan
dan lengan meningkatkan relaksasi otot.
4.Berikan obat sesuai indikasi, 4.Dapat bermanfaat mengurangi
oral mertigo dan diazefam atau menghilangkan nyeri
Intervensi Rasional
1 .Catat karakteristik muntah 1.Memberikan informasi tentang
keseimbangan cairan
2 .Observasi tanda-tanda vital 2.Hipotensi, takikardi dapat
menunjukan respon atau efek
kehilangan cairan
3.Pantau maskuan dan keluaran 3.Memberikan informasi tentang
serta keseimbangan dalam status cairan, kecenderungan
tubuh keseimbangan cairan negative
dapat terjadinya deficit
4 .Beri cairan sesuai indikasi 4.Mempertahankan cairan dalam
tubuh
3) Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
Hasil yang diharapkan klien adalah :
a. Klien ada nafsu makan
b. BB kembali normal
Intervensi Rasional
1.Beritahukan kepada klien tentang 1.Diharapkan nutrisi klien terpenuhi
pentingnya nutrisi bagi kesehatan
Intervensi
Rasional
1 . Kaji skala kekeuatan otot 1.Menentukan perkembangan kekeuatan
2. Bantu klien dalam melakukan otot klien
aktivitas 2.Dengan membantu klien diharapkan
klien dapat melakukan aktivitasnya
3 . Penuhi kebutuhan klien sendiri
3.Dengan memenuhi kebutuhan klien
diharapkan klien tidak terlalu lelah
4 . Dekatkan peralatan yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhannya.
klien 4.Dengan mendekatkan peralatan yang
diperlukan klien diharapkan klien dapat
mudah memperoleh tanpa harus banyak
bergerak.
5) Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf,
vasospressor, peningkatan intracranial
Hasil yang diharapkan klien adalah :
a. Klien mengunkapkan rasa nyeri berkurang
b. Klien tampak tenang dak rileks
Intervensi Rasional
1.Pantau tanda-tanda vital, 1.Mengenal dan memudahkan
skala/intensitas nyeri. dalam mlakukan tiindakan
keperawatan
2.Istirahat untuk mengurangi
2. Anjurkan klien istirahat di tempat intensitas nyeri
Tidur 3.posisi yang tepat mengurangi
3.Atur posisi klien senyaman penekanan dan mencegah
Mungkin ketegangan otot dan mengurangi
nyeri
4.relaksasi mengurangi ketegangan
dan membuat perasaan lebih
4.Ajarkan teknik relaksasi dan nyaman.
napas dalam 5.Analgetik berguna untuk
mengurangi nyeri sehingga klien
5.kolaborasi untuk pemberian mwnjadi lebih nyaman.
analgetik
6) Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping
tidak adekuat, kelebihan beban kerja
Hasil yang diharapkan klien adalah :
a. Mengidentifikasi prilaku yang tidak epektif
b. Mengungkapkan esadaran tentang kemempuan koping yang dimiliki
Intervensi Rasional
7) Ansietas berhubungan dengan kurang informasi mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
Hasil yang diharapkan klien adalah :
a. Klien tidak gelisah
b. Klien tidak cemas
Intervensi Rasional
1 . Kaji status mental dan tingkat 1 . derajat ansietas akan dipengaruhi
ansietas pada klien dan keluarga bagaimana informasi tersebut diterima
2 . berikan penjelasan sehubungan oleh individu
dengan penyakitnya 2 . Meningkatkan pemahaman,
3 . Berikan kesempatan klien untuk mengurangi rasa takut karena
mengungkapkan isi pikiran dan ketidaktahuan dan dapat membantu
perasaan takutnya. menurunkan ansietas
4 . Libatkan klien dan keluarga dalam 3 . mengungkapkan rasa takut secara
perwatan terbuka dimana rasa takut dapat
dihilangkan
4 .Meningkatkan perasaan control
terhadap diri dan meningkatakan
kemandirian
4. lmplementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing oders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah
membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Terdapat 3
tahap dalam tindakan keperawatan, yaitu persiapan, perencanaan dan dokumentasi (Nursalam,
2009 : 127).
Kegiatan implementasi pada klien dengan vertigo adalah membantunya mencapai
kebutuhan dasar seperti : .
1. Melakukan pengakajian keperawatan untuk mengidentifikasi masalah baru atau mamantau
status atau masalah yang ada.
2. Melakukan penyuluhan untuk membantu klien mamperoleh pengetahuan baru mangenai
kesehatan mereka sendiri atau penatalaksanaan penyimpangan.
3. Membantu klien membuat keputusan tentang perawatan kesehatan dirinya sendiri.
4. Konsultasi dan rujuk pada profesional perawatan kesehatan lainnya untuk memperoleh arahan
yang tepat.
5. Memberikan tindakan perawatan spesifik untuk menghilangkan, mengurangi atau mengatasi
masalah kesehatan.
6. Membantu klien untuk melaksanakan aktivitas mereka sendiri.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan
(Nursalam, 2009 : 135).
Evaluasi dapat dibagi dua, yaitu evaluasi hasil atau formatif dilakukan setiap selesai
melaksanakan tindakan, evaluasi hasil sumatif dilakukan dengan membandingkan respons
klien pada tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan.
Problem-Intervention-Evaluation adalah suatu singkatan masalah, intervensi dan
evaluasi. Sistem pendokumentasian PIE adalah suatau pendekatan orientasi-proses pada
dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan diagnosa keperawatan (Nursalam,
2009 : 207)
Proses dokumentasi PIE dimulai pengkajian waktu klien masuk diikuti pelaksanaan
pengkajian sistem tubuh setiap hari setiap pergantian jaga (8 jam), data masalah hanya
dipergunakan untuk asukan keperawatan klien jangka waktu yang lama dengan masalah yang
kronis, intervensi yang dilaksanakan dan rutin dicatat dalam flowsheet, catatan
perkembangan digunakan untuk pencatatan nomor intervensi keperawatan yang spesifik
berhubungan dengan masalah, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah ditandai
dengan I (intervensi) dan nomor masalah klien, keadaan klien sebagai pengaruh dari
intervensi diidentifikasikan dengan tanda E (Evaluasi) dan nomor masalah klien, setiap
masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal setiap 8 jam (2009 : 208).
Tentang Kami
Contact Kami
Privacy Police
Disclaimer
Daftar Isi Blog
Ilmu Keperawatan
Home
Menu 1
o
o
o
Menu 2
o
o
o
Menu 3
Menu 4
Search...
Sebelum kita bahas secara detil asuhan keperawatan vertigo, mari kita baca dulu
laporan pendahuluan vertigo itu apa.
DEFINISI VERTIGO
Vertigo adalah suatu keadaan pusing kepala yang dirasakan luar biasa. Seseorang
yang menderita vertigo merasakan sekelilingnya seolah-olah berputar. Vertigo ini
disebabkan oleh gangguan keseimbangan yang berpusat di area labirin atau rumah
siput di daerah telinga.
Perasaan pusing tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin muntah, bahkan
penderita merasa tak mampu berdiri dan kadang terjatuh karena masalah
keseimbangan.
Keseimbangan tubuh manusia dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi
mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata. Vertigo
biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau gangguan penglihatan.
KLASIFIKASI VERTIGO
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular yang
mengalami kerusakan, yaitu sebagai berikut.
Vertigo Periferal
Vertigo periferal pada umumnya terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut
kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol
keseimbangan tubuh.
Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara lain penyakit-
penyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan akibat kesalahan
pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali
menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf
keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran).
Vertigo Sentral
Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di
bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil).
Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa
mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan..
PENYEBAB VERTIGO
Kelainan sirkulasi
Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian
dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
Herpes zoster
Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
Peradangan saraf vestibuler
Penyakit Meniere
Kelainan neurologis
Sklerosis multipel
Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau
keduanya
Tumor otak
Tumor yang menekan saraf vestibularis.
PATHWAY VERTIGO
Vertigo peripheral
Pandangan gelap
Rasa lelah dan stamina menurun
Jantung berdebar wajah
Hilang keseimbangan
Tidak mampu berkonsentrasi
Perasaan seperti mabuk
Otot terasa sakit
Mual dan muntah-muntah
Memori dan daya pikir menurun
Sensitif pada cahaya terang dan Suara
Berkeringat
Vertigo Sentral
Penglihatan ganda
Sukar menelan
Kelumpuhan otot-otot
Sakit kepala yang parah
Kesadaran terganggu
Tidak mampu berkata-kata
Hilangnya koordinasi
Mual dan muntah-muntah
Tubuh terasa lemah
Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala bergantung
dipinggir tempat tidur dengan sudut 300 kepala ditoleh kekiri lalu posisi kepala lurus
kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi nistagmus
Elektronistagmografi: Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang
timbul
Posturografi: Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, vestibular
dansomatosensorik.
PENATALAKSANAAN VERTIGO
Vertigo posisional Benigna (VPB)
Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian besar
penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan yang
pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat tidur, kemudian ia merebahkan
dirinya pada posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo
mereda ia kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali sampai vertigo
melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap hari sampai tidak
didapatkan lagi respon vertigo.
Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat
digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika
munculeksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa enek (nausea) dan rasa
pusing. Namun ada penderita yang merasa efek samping obat lebih buruk dari
vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak berbahaya
dan dapat mereda sendiri maka dengan membatasi perubahan posisi kepala dapat
mengurangi gangguan.
Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti biotika dan
terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat bila
pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus akan berkurang
jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau benda.
Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan dari
terapi medik yang diberi adalah:
Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat dilakukan upaya : tirah
baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti vertigo. Pemberian penjelasan bahwa
serangan tidak membahayakan jiwa dan akan mereda dapat lebih membuat penderita
tenang atau toleransi terhadap serangan berikutnya.
Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih jarang.
Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang menganjurkan diet rendah
garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin dan vasodilator mungkin pula menberikan
efek tambahan yang baik.
Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat diredakan oleh obat
atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid tidak dapat bekerja atau
kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan
vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi.
MisalnyaDramamine, prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan vertibuler dan
latihan gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri meningkat
dan kemungkinan jatuh dikurangi.
Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat
ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada
penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.
RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna terjadi lebih
dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan yang
efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa meninggalkan
cacat.
Identitas Klien
Silahkan masukkan identitas klien mulai dari nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan,
tempat tiinggal, dan lain-lain. Identitas klien disini dapat menjadi penunjang informasi
dalam memberikan asuhan keperawatan.
Keluhan Utama
Keluhan yang sering dirasakan pasien vertigo adalah kepala pusing dan berputar-putar.
NUTRISI
DS:
Klien biasanya mengeluh mual dan muntah.
Aktivitas
DS:
Klien vertigo biasanya mengalami keterbatasan aktivitas karena pusing kepala
DO:
Tampak selalu berbaring karena kepala pusing.
KENYAMANAN
DS:
Pada pasien vertigo biasanya akan mengalami pusing kepala hingga berputar-putar.
DO:
Klien tampak kesakitan, meringis, dan menghindari nyeri
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Orang
yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam selama 30
detik atau lebih
Salah Tunjuk(post-pointing)
Elektronistagmografi: Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang
timbul
Posturografi: Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, vestibular
dansomatosensorik.
Pengkajian
Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk
mengumpulkan informasi pengkajian
Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10.
Gunakan bagan alir nyeri untuk mementau peredaan nyeri oleh analgesic dan
kemungkinan efek sampingnya
Kaji dampak agama, budaya dan kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri
dan respon pasien
Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat
perkembangan pasien
Manajemen nyeri:
Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum,
frekuensi, frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan
interaksi obat, kewaspadaan khusus saat mengkonsumsi obat tersebut dan
nama orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri membandel.
Instruksikan pasien untuk menginformasikan pada perawat jika peredaan nyeri
tidak dapat dicapai
Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri
dan tawarkan strategi koping yang ditawarkan
Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesic narkotik atau oploid (resiko
ketergantungan atau overdosis)
Manajemen nyeri:
Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan
berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur
Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (relaksasi, distraksi, terapi)
Aktivitas kolaboratif
Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (missal,
setiap 4 jam selama 36 jam) atau PCA
Manajemen nyeri:
Perawatan dirumah
Untuk lansia
1 sangat berat
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak mengalami
Indikator 1 2 3 4 5
Penurunan asupan cairan
Penurunan asupan makanan
Penurunan haluaran urin
Gangguan keseimbangan cairan
Gangguan elektrolit serum
Gangguan status nutrisi
Penurunan berat badan
Pengkajian
Aktivitas kolaboratif
Aktivitas lain
Tinggikan bagian kepala tempat tidur atau ubah posisi pasien lateral untuk
mencegah aspirasi
Pertahankan kebersihan klien dan tempat tidur saat terjadi muntah
Pindahkan segera benda-benda yang menimbulkan bau
Jangan menjadwakan tindakan yang menyebabkan nyeri atau mual sebelum
atau sesudah makan
Berikan perawatan mulut setelah terjadi muntah
Berikan kain basah yang dingin dipergelangan tangan, leher dan dahi pasien
Tawarkan makanan dingin dan makanan lainnya dengan aroma minimal
Pemantauan nutrisi (NIC): perhatikan perubahan ststus nutrisi yang signifikan
dan sesegera lakukan penanganan, jika perlu
Perawatan dirumah
Instruksikan kepada klien untuk menghindari bau dari makanan yang disiapkan
dirumah
Semua intervensi diatas dapat dilakukan untuk perawatan dirumah
Perawatan dirumah
Itulah konsep Askep Vertigo Aplikasi Nanda NIC NOC. Mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi anda.
Sumber:
Sumber: Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih
Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.
Doenges, EM, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
https://banyumasperawat.wordpress.com/2009/07/22/form-pengkajian-13-domain-
nanda/ di edit oleh admin portalperawat.com.
0
inShare
Silahkan submit email anda untuk mendapatkan update artikel terbaru dari Ilmu Keperawatan:
Related Posts :
Askep Vertigo Aplikasi Nanda NIC NOC Askep Vertigo aplikasi Nanda NIC
NOC merupakan konsep asuhan keperawatan secara teoritis yang diberikan kepada
pasien dengan masalah vertig Read More...
Popular Posts
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh : Nanda-NIC-NOC 2014
Factor y ang berubungan Ketidak mampuan untuk menelan atau mencerna makanan atau
menyerap nutrient akibat factor biologis, psikologis ...
Askep Tb Paru aplikasi Nanda NIC NOC merupakan konsep asuhan keperawatan
secara teoritis yang diberikan kepada pasien dengan masalah ...
Factor y ang berubungan perubahan metabolism sel indeks masa tubuh diatas persentil
ke-75 sesuai usia gangguan kognitif kepercayaan ...
Factor y ang berubungan Kehilangan volume cairan aktif Konsumsi alcohol yang
berlebihan terus menerus Kegagalan mekanisme pangaturan...
img by gagalginjalkronik.com Definisi Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah
tidak mampu mempertahankan lingkungan inter...
Labels
Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia (5)
Anatomi Sistem Reproduksi (12)
Anatomi Sistem Sirkulasi (23)
Askep Anak (19)
Askep Gadar (9)
Askep Jiwa (12)
Askep KMB (9)
Askep Maternitas (9)
Diagnosa NANDA-NIC-NOC 2010 (35)
Diagnosa NANDA-NIC-NOC 2014 (26)
Farmakologi (2)
Format Pengkajian Keperawatan (4)
Info Keperawatan (1)
Keperawatan Dasar (2)
Keperawatan Gadar (1)
Keperawatan Medikal Bedah (6)
Kesehatan Anak (8)
Kesehatan Dewasa (2)
Kumpulan SAP (13)
Penyakit A-Z (1)
Penyakit Kanker (34)
Sakit A-Z (25)
Seputar Kehamilan (6)
Tips Sehat (10)
Arsip Blog
2016 (45)
o August (45)
Pembagian Golongan Obat Berdasarkan Peredarannya
Farmakologi Kesehatan
Anatomi dan Fisiologi Sistem Sirkulasi Tubuh Manus...
Anatomi Sistem Kardiovaskular
Anatomi Jantung Manusia Lengkap
Curah Jantung Pada Tubuh manusia
Siklus Dan Bunyi Jantung Manusia
Anatomi Darah Manusia
Anatomi Pembuluh Darah Arteri Tubuh Manusia
Anatomi Pembuluh Darah Manusia
Askep Apendisitis Aplikasi Nanda NIC NOC
Anatomi Pembuluh Darah Vena
Eritrosit Atau Sel Darah Merah Pada Tubuh Manusia
Frekuensi Denyut Jantung
Sistem Golongan Darah Pada Manusia
Katup Jantung
Leukosit Atau Sel Darah Putih
Hemodinamika Alirah Darah Di Dalam Tubuh Manusia
Mekanisme Homeostasis Dan Pembekuan Darah
Mekanisme Pertukaran Cairan Darah Dalam Kapiler
Ruang Jantung Manusia
Sirkulasi Koroner Jantung Manusia
Sistem Listrik Jantung Manusia
Hiperkalemia
Hipokalemia
Hipernatremia
Hiponatremia
Cairan Elektrolit Pada Tubuh Manusia
System Limfatik Tubuh Manusia
Tekanan Darah Manusia
Trombosit Atau Keping Darah
Sistem Reproduksi Pada Manusia
Anatomi Penis Pada Laki-Laki
Fertilisasi
Kontrasepsi
Menopouse Pada Wanita
Pengaturan Hormonal Sistem Reproduksi Wanita
Perkembangan Prenatal Masa Kehamilan
Pengaturan Hormonal Sistem Reproduksi Pria
Sistem Reproduksi Pria
Sistem Reproduksi Wanita Interna
Sistem Reproduksi Wanita
Sistem Reproduksi Wanita Eksterna
Askep Vertigo Aplikasi Nanda NIC NOC
Initial Assesment Pasien Gawat Darurat
2015 (228)
2014 (1)