Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
III - 1
merupakan hipotesis yang perlu diuji; Kelima, suatu hipotesis penelitian harus
dapat dites, agar suatu hipotesis dapat diuji
1. Mengklasifikasikan Variabel
III - 2
Sebab Hubungan Akibat
Variabel Bebas
Variabel Bebas
Variabel Variabel
Intervening Tergantung
Variabel Bebas
Variabel Bebas
III - 3
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapta diamati atau
diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan
bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa
yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Tentang caranya menyusun definisi operasional itu bermacam-macam sekali.
Namun, memudahkan pembicaraan, cara yang bermacam-macam itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu (a) yang menekankan kegiatan
(operation) apa yang perlu dilakukan, (b) yang menekankan bagaimana kegiatan
(operation) itu dilakukan, (c) yang menekankan sifat-sifat statis hal yang
didefinisikan. Untuk memudahkan pembicaraan, definisi-definisi itu berturut-turut
disini disebut definisi-definisi pola I, pola II, dan pola III.
(1) Definisi Pola I, yaitu definisi yang disusun berdasarkan atas kegiatan-
kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu
terjadi. Contoh :
Frustasi adalah yang timbul sebagai akibat tercegahnya pencapaian hal
yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai.
Lapar adalah keadaan dalam individu yang timbul setelah dia tidak
makan selama 24 jam.
Garam meja adalah hasil kombinasi kimiawi antara sodium dan chlorine.
Definisi Pola I ini, yang menekankan operasi atau manipulasi apa yang
harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan,
terutama berguna untuk mendefinisikan variabel bebas.
(2) Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang
didefinisikan itu beroperasi. Contoh :
Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam
memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan
bahasa dan bilangan.
Orang lapar adalah orang yang mulai menyantap makanannya kurang
dari satu menit setelah makanan itu dihidangkan, dan menghabiskannya
dalam waktu kurang dari 10 menit.
Dosen yang otoriter adalah dosen yang menuntut mahasiswanya
melakukan hal-hal tepat seperti yang digariskannya, suka memberi
komando, dan mengutamakan hubungan formal dengan mahasiswanya.
(3) Definisi Pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasar atas bagaimana hal
yang didefinisikan itu nampaknya. Contoh :
Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa yang mempunyai ingatan
baik, mempunyai perbendaharaan kata luas, mempunyai kemempuan
berpikir baik, mempunyai kemampuan berhitung baik.
Ekstraversi adalah kecenderungan lebih suka ada dalam kelompok dari
pada seorang diri.
Prestasi aritmatika adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang
meliputi menambah, mengurangi, memperbanyakkan, membagi,
menggunakan pecahan, menggunakan desimal.
Seringkali dalam membuat definisi operasional pola III peneliti menunjuk
kepada alat yang dugunakan untuk mengambil datanya.
Contoh HIpotesis
Model hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini ada dua model
hipotesa, yaitu :
1. Model Verbal
Apa pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel Motivasi,
Kepemimpinan, Komunikasi dan Kondisi Fisik Tempat Kerja terhadap
variabel Semangat Kerja pengawai.
2. Model Mathematical
SK = f ( M + KP + K + KF )
Keterangan :
SK : Semangat Kerja
f : Fungsi (yang ditentukan oleh)
M : Motivasi
KP : Kepemimpinan
K : Komunikasi
KF : Kondisi Fisik Tempat Kerja
III - 5
3.Kepemimpinan : kemampuan tiap pimpinan di dalam mempengaruhi dan
menggerakkan bawahannya sedemikian rupa sehingga para bawahannya
bekerja dengan rasa bergairah, bersedia bekerjasama dan mempunyai disiplin
yang tinggi, dimana para bawahan diikat dalam kelompok secara bersama-
sama dan mendorong mereka ke suatu tujuan tertentu.
4.Komunikasi : yaitu proses penyampaian warga, ide-ide, informasi dan
pengertian dari si pemberi berita kepada si penerima dengan maksud untuk
menciptakan saling pengertian antara atasan dan bawahannya mengenai hal-
hal yang menyangkut kepentingan bersama.
5.Kondisi Fisik Tempat Kerja : yaitu suasana lingkungan fisik tempat kerja
dimana para pegawai melaksanakan pekerjaan sehari-hari.
Dalam hal ini seperti keadaan penerangan/cahaya di tempat kerja, keadaan
udara di tempat kerja, keadaan suara di tempat kerja, serta keadaan
perlengkapan kerja.
III - 6
- kesediaan untuk saling membantu diantara teman-teman
sekerja sehubungan dengan tugas-tugssnya.
- ddanya keaktifan di dalam kegiatan organisasi.
1.3. Kepuasan : Suatu sikap para pegawai yang menunjukkan tingkat
kepuasan terhadap tugasnya, lingkungan organisasi serta terhadap
jaminan-jaminan yang diperolehnya.
Datanya : - tingkat kepuasan anggota organisasi terhadap
tugasnya.
- tingkat kepuasan anggota organisasi terhadap lingkungan
kerjanya.
- tingkat kepuasan anggota organisasi terhadap jaminan-
jaminan yang diberikan.
1.4. Disiplin : Ketaatan setiap anggota organisasi terhadap segala
terhadap segala tata tertib yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Datanya : - kepatuhan karyawan/pegawai pada jam-jam kerja.
- kepatuhan pegawai pada perintah/instruksi dari pimpinan,
serta taat pada peraturan dan tata tertib yang berlaku.
- berpakaian seragam ketempat kerja/pakaian pengenal
instansi.
- penggunaan dan pemeliharaan alat-alat perlengkapan
kantor dengan hati-hati.
- bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah
ditentukan oleh instansi.
2. Motivasi, diukur dengan :
2.1. Motive : Dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan
perbuatan atau tingkah laku dan untuk mencapai tujuan tertentu.
Datanya : - alasan-alasan kebutuhan ekonomi.
- alasan-alasan untuk mendapatkan kesempatan
berkembang dan memperoleh kemajuan.
- alasan-alasan atas diakuinya dirinya sebagai seorang
manusia.
- alasan-alasan untuk mempertinggi kapasitas kerja guna
mendukung tujuan organisasi.
III - 7
2.2. Ekspectation (pengharapan) : Merupakan kemungkinan dan
keyakinan bahwa dengan perbuatan akan mencapai tujuan
Datanya : - harapan adanya pimpinan yang baik.
- harapan adanya perlakuan yang tidak dibeda-bedakan.
- harapan adanya jaminan dan keamanan kerja.
- harapan adanya penghargaan dari alasan atas prestasi
kerja
- harapan tidak adanya perasaan takut dipecat dari
pekerjaan.
2.3. Insentive : Suatu perangsang/daya tarik yang sengaja diberikan
kepada pegawai dengan tujuan untuk membangun, memelihara dan
memperkuat harapan-harapan pegawai agar dalam diri mereka timbul
semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi organisasi.
Datanya : - gaji yang pantas.
- jaminan pengobatan/kesehatan.
- pemberian bonus.
- jaminan hari tua.
- fasilitas-fasilitas olah raga dan rekreasi.
3. Kepemimpinan : Kemampuan tiap pimpinan di dalam mempengaruhi
dan menggerakan bawahannya sedemikian rupa sehingga para
bawahannya dengan rasa bergairah, bersedia bekerja sama dan
mempunyai disiplin yang tinggi
Yang diukur dengan :
- tinggi rendahnya tingkat komunikasi antara pimpinan
dengan bawahannya.
- tinggi rendahnya tingkat kepercayaan atas dalam
mendelegasikan wewenang dan tugas kepada
bawahannya.
- kesediaan pihak atas memberikan bimbingan, pengarahan
atau contoh-contoh kepada bawahan.
- tinggi rendahnya tingkat kreatifitas pimpinan menciptakan
suasana lingkungan kerja yang baik
4. Komunikasi
III - 8
4.1. Komunikasi Vertikal Formal
4.1.1. Komunikasi ke bawah : Yaitu komunikasi dimana arus
informasi mengalir dari pimpinan kepada para bawahannya di
dalam lingkungan organisasi/di dalam tugas pekerjaan
organisasinya.
Diukur dengan :
- sampai seberapa jauh frekwensi pemberian petunjuk.
- sampai seberapa jauh frekwensi pemberian keterangan
umum.
- sampai seberapa jauh frekwensi pemberian perintah.
- sampai seberapa jauh frekwensi pemberian teguran.
- sampai seberapa jauh frekwensi pemberian pujian.
4.2.1. Komunikasi ke atas : Yaitu komunikasi dimana arus informasi
berasal dari para bawahan kepada pimpinan di dalam
lingkungan organisasi/di dalam tugas pekerjaan organisasi.
Diukur dengan :
- sampai seberapa jauh frekwensi penyampaian laporan.
- sampai seberapa jauh frekwensi penyampaian pendapat.
- sampai seberapa jauh frekwensi penyampaian keluhan.
- sampai seberapa jauh frekwensi penyampaian saran-saran.
4.2. Komunikasi Vertikal Informal
4.1.1. Komunikasi ke bawah : Yaitu komunikasi arus informasi
mengalir dari pimpinan kepada para bawahannya di luar
lingkungan organisasi/di luar tugas pekerjaan organisasinya.
Diukur dengan :
- sampai seberapa jauh frekwensi pemberian petunjuk.
- sampai seberapa jauh frekwensi pemberian keterangan.
- sampai seberapa jauh frekwensi pemberian perintah.
- sampai seberapa jauh frekwensi pemberian teguran.
- sampai seberapa jauh frekwensi pemberian pujian.
4.2.1. Komunikasi ke atas : Komunikasi dimana arus informasi berasal
dari para bawahan kepada pimpinan di luar lingkungan
organisasi/di dalam tugas pekerjaan organisasi.
III - 9
Diukur dengan :
- sampai seberapa jauh frekwensi penyampaian laporan.
- sampai seberapa jauh frekwensi penyampaian pendapat.
- sampai seberapa jauh frekwensi penyampaian keluhan.
- sampai seberapa jauh frekwensi penyampaian saran-saran.
5. Kondisi Fisik Tempat Kerja : Suasana lingkungan fisik tempatn kerja dimana
para pegawai melaksanakan pekerjaannya sehari-hari. Dalam hal ini seperti
keadaan penerangan/cahaya di tempat kerja, keadaan udara di tempat kerja
serta keadaan perlengkapan kerja.
Diukur dengan :
- keadaan penerangan di tempat kerja (cahaya).
- keadaan udara di tempat kerja (bagaimana sistim ventilasi yang ada di
ruangan kerja).
- keadaan suara di tempat kerja (seberapa jauhkan tingkat ketenangan
yang ada di dalam kantor.
- keaadan peralatan/perlengkapan kantor (bagaimanakah susunan alat-
alat perlengkapan kantor, serta keadaan peralatan yang digunakan untuk
bekerja).
III - 10