Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Cyrus the Great (590 529 sblm Masehi) adalah pendiri dan penguasa
kerajaan Persia Kuno. Kerajaannya terbentang dari Asia Barat Selatan
(Libanon, Israel) hingga Pakistan (sekarang), dari Timur Tengah hingga
Armenia. Kekuasaannya meliputi Timur Barat Utara Selatan. Kerajaan Persia
terkenal dengan logo domba dengan 2 tanduk yang melingkar. Al Maududi
mengenai tembok besi untuk menghalang Yajuj dan Majuj berpendapat bahwa
Yajuj dan Majuj adalah bangsa barbar yang tinggal di daerah Asia Tengah
(seperti Mongol, Tartar, Hun, Scythian) dan, menurut Maududi, Cyrus telah
membangun dinding untuk membatasi bangsa yang lebih beradap dari
bangsa2 barbar tersebut. Selain itu Cyrus terkenal sebagai raja yang adil dan
bijaksana. Bahkan dikabarkan dia melepaskan Bani Israel karena Bani Israel
adalah kaum monoteistik dan memerintahkan pembangunan Kuil Sulaiman
sebagai tempat penyembahan kepada Tuhan.
Penelitian lanjut beliau, yang tidak bisa saya uraikan di sini karena terlalu
panjang, Zulkarnain tidak lain adalah Akhnaton (Amnihotib IV), Raja Mesir
yang berkuasa antara tahun 1370 s.d. 1352 SM (Dinasti XVIII). Akhnaton
sendiri adalah anak dari Amnihotib III yang saat ini kita kenal dengan Fir'aun,
raja Mesir yang mengaku dirinya sebagai Tuhan dan ingin membunuh nabi
Musa. Banyak fakta yang ditampilkan oleh penulis yang mengarahkan
Zulkarnain sebagai anak Firaun. Zulkarnain inilah yang diyakini sebagai
orang yang membela Nabi Musa ketika Firaun ingin membunuhnya yang
disebutkan dalam Al-Quran sebagai "laki-laki yang beriman". Kisah ini bisa
disimak dalam
Q.S. 40:27:
Dan berkata Fir`aun (kepada pembesar-pembesarnya): "Biarkanlah aku
membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena
sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan
kerusakan di muka bumi".
Q.S. 40:27
Dan Musa berkata: "Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan
Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman
kepada hari berhisab".
Al-Mu`min:028
Dan seorang laki-laki yang beriman di antara keluarga (pengikut-pengikut)
Fir`aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan
membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah
padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-
keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang
menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya
sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu".
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi
pendusta.
Siapakah lelaki beriman itu? Menurut penulis, dia tidak lain adalah
Zulkarnain. Bersama istri dan keenam putrinya beliau mengajarkan untuk
bertauhid dan dia adalah satu-satunya raja Mesir dalam sejarah yang beriman
kepada satu Tuhan, Tuhannya Matahari, yang pada saat itu Matahari dianggap
sebagai Tuhan oleh masyarakat Mesir. Dan sangat mungkin anak Firaun ini
beriman, karena beliau hidup semasa dengan Nabi Musa yang ketika kecil
nabi Musa dirawat oleh istrinya Firaun. Pergaulannya dengan nabi Musa yang
mungkin menyebabkan Akhnaton beriman kepada Allah.
Akhnaton menjadi raja setelah ayahnya Firaun tewas di laut merah ketika
mengejar nabi Musa.
Dari sekian banyak raja Mesir, hanya Raja Zulkarnain (Akhnaton) dan
keluarganya yang tidak ditemukan muminya meskipun piramid yang akan
digunakan untuk makam Raja Akhnaton berhasil ditemukan namun para ahli
sejarah tidak berhasil menemukan muminya.
Cerita Zulkarnain juga terkait dengan Ya'juj dan Ma'juj. Dalam kaidah bahasa
Arab, kata Ya'juj dan Ma'juj ini adalah kata yang aneh karena tidak bisa
ditashrif. Ternyata Allah ingin membuktikan sebuah sejarah dengan
menggunakan kata aslinya. Ya'juj dan Ma'juj ternyata berasal dari bahasa
China:
Ya = Asia
Jou atau Zhou = Benua, tempat tinggal
Ma = kuda
Di dalam Surat AL-Kahfi disebutkan bahwa Ya'juj (Penduduk Benua Asia) dan
Ma'juj (Penduduk Benua Kuda) adalah perusak di muka bumi.
Pemahaman tentang Ya'juj dan Ma'juj ini juga sejalan dengan hadits nabi:
"Kalian mengatakan, kalian tidak punya musuh. Kalian tetap akan melawan
musuh kalian sehingga keluar Ya'juj dan Ma'juj yang bermuka lebar, bermata
sipit, bersosok (atau berkulit kuning), akan turun dari setiap perbukitan,
seakan wajah mereka rata bagai permukaan palu." (Hadits riwayat Imam
Ahmad)
Perlu dicatat, penulis menganggap bahwa Tembok China yang kita ketahui
saat ini adalah tembok yang dibangun oleh Zulkarnain atas permintaan
rakyat China untuk melindungi mereka dari bangsa Ya'juj dan Ma'juj.
Berbagai bencana, peperangan, dan peristiwa yang terjadi antara 615 - 632 M
rupanya menjadi sebab terbukanya sebagian tembok pemisah sebagai
pertahanan dari Ya'juj dan Ma'juj, sebagaimana disebutkan dalam hadits di
atas.
Bencana, peperangan dan kerusakan yang terjadi merupakan parameter
Ya'juj dan Ma'juj. Perang sadis dan tidak berperikemanusiaan juga terjadi
sekitar tahun 1200-an M di bawah kepemimpinan raja Mongol, Jenghis Khan.