Вы находитесь на странице: 1из 3

TUGAS MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN

Nama : Ratna Nur Pujiastuti

NIM : 2501011612095

Kelas : B 2016

CIUMAN MEMIKAT ITU MEMBUNUHKU

Memang bukan keinginanku untuk mendapat sebuah ciuman yang dapat melemahkan
bahkan membunuhku. Akupun tak ingin untuk mendapatkannya. Namun, apabila takdir
berkata lain, bisa apa kita sebagai makhluk biasa. Aku selalu berusaha merubah diri, begitu
pula usahaku agar orang lain juga dapat merubah dirinya masing-masing yang berada
disekitarku. Seperti keluarga, teman sebaya, bahkan pada lingkungan yang lebih luas, dan juga
pada masyarakat yang berinteraksi padaku. Sungguh sangat sulit, namun untuk merubah suatu
hal demi mencegah sebuah kejadian yang tak diinginkan memang selalu melewati proses yang
sulit. Butuh sebuah perjuangan yang tentunya akan mendapat pro dan kontra dari lingkungan
di sekeliling kita. Harus kuat dalam menghadapi dan pantang menyerah menjadi kuncinya,
serta tahan terhadap segala hal yang mungkin saja dapat terjadi menimpa diri kita.

Terlihat janggal, namun ingat lah pada satu tujuan untuk apa kita lakukan semua ini.
Tak lain adalah mengindari sebuah hal yang dapat membunuh kita. Sebuah ciuman yang
memang tak terasa, namun efek yang ditimbulkan sangat merugikan diri kita sendiri. Bahkan
dapat membuat diri kita menjadi lemah tak berdaya. Sangat ku ingat kejadian beberapa tahun
lalu, kurang lebih sekitar 3 tahun kemarin saat usiaku 15 tahun. Sangat tak terduga, akupun tak
merasakan sebuah ciuman yang berbeda itu, sangat ku sayangkan kejadian tersebut karna
mengapa harus terjadi pada diriku. Akupun tak bisa mengelak kejadian itu, aku hanya bisa
pasrah dan mencoba untuk melawan dampak yang terjadi setelah kejadian yang telah terjadi
pada diriku saat itu.

Masih ku ingat dengan jelas, sore itu diriku lemah tak berdaya. Tubuhku tak sanggup
untuk berdiri tegak menikmati senja sembari berjalan di lingkungan sekitar rumahku. Keadaan
tersebut memang mulai menimpa diriku kurang lebih semenjak 3 hari sebelumnya. Namun, ah
kupikir hanya efek dari kegiatanku yang padat karna saat itu aku sibuk untuk mengikuti
bimbingan belajar demi persiapan Ujian Nasional untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Namun, ternyata jauh dari perkiraan sebelumnya, kepanikan terlihat jelas di raut wajah
kedua sosok yang paling aku sayangi, yaitu ayah dan ibuku. Mereka dengan cekatan
mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dan segera membawaku ke Rumah Sakit terdekat.
Ayahku mengangkat badanku dari tempat tidur dan segera membawaku ke dalam mobil.
Terdengar suara adikku yang kebingungan karena melihat kepanikan yang terjadi dirumahku
sore itu. Tak lama kemudian, gas mobil mulai terdengar namun seketika aku pun bingung
karena aku tak merasakan sebuah perjalanan kemana aku akan pergi, seberapa lama dan apakah
kemacetan terjadi saat itu.
Tiba-tiba, ketika aku membuka mataku terlihat atap ruangan serta pemandangan yang
tampak berbeda dan bahkan belum pernah aku lihat. Ku tengok samping kanan kiri, ku lihat
sesosok wanita dengan jas putih tersenyum kepadaku. Di sisi lain, tampak ibuku mengusap
rambutku. Dan aku sadar, bahwa aku baru saja terbangun dari pingsan yang cukup lama. Aku
bertanya, apa yang terjadi pada diriku. Saat itu, dokter mengatakan bahwa aku terkena Demam
Berdarah Dengue (DBD). Rasanya seperti belum percaya, karena saat itu kondisi badanku
yang masih terasa lemas dan tak enak untuk banyak bergerak. Hanya satu hal yang terlintas
padaku, minggu lalu aku juga pergi ke Rumah Sakit untuk menjenguk temanku yang juga
mengalami Demam Berdarah. Dokter mengatakan bahwa kemungkinan besar aku mendapat
sebuah ciuman dari seekor nyamuk tak berdosa itu sekitar 4 hari yang lalu. Memang sagat
disayangkan karena pikiranku langsung tertuju pada kegiatan sekolah dan bimbingan
belajarku, serta latihan ujian yang akan dilaksanakan pada waktu dekat. Namun, akupun sangat
bersyukur kepada Tuhan karena aku masih diberi kesempatan untuk melihat indahnya dunia
ini. Saat itu dokter juga mengatakan bahwa sangat fatal akibatnya apabila terlambat dalam
waktu sedikit saja untuk aku dalam mendapatkan sebuah penanganan medis ini. Marah rasanya
apabila perkataan dokter itu menyudutkan bahwa kejadian ini adalah kesalahan orangtuaku
karena tak mengambil tindakan lebih cepat untuk membawa ke layanan kesehatan.

Sehari saat aku mulai merasakan tak enak badan, ayahku telah mengantar dan
menemaniku untuk berobat ke dokter keluarga di dekat rumahku. Namun, tak ada dugaan atau
diagnosa apabila aku telah terkena ciuman yang memikat yang hampir membunuhku dan
hampir saja merusak segala cita-citaku. Bahkan, pada hari ketiga aku tetap memaksakan diri
untuk melakukan rutinitas sekolah seperti biasa, walaupun pada akhirnya saat istirahat pertama
aku dijemput ayah karena keadaan diriku yang sangat pucat dan lemah tak berdaya. Jadi, wajar
saja aku tak terima apabila ini semua salah kedua orangtuaku yang lama dalam mengambil
tindakan.

Demam tubuhku memang melebihi dari biasanya, jarang sekali aku merasakan sakit
yang berkepanjangan. Biasanya, apabila aku telah mendapatkan satu kali obat resep dari dokter
keluarga, diriku berangsur membaik. Terlebih pegal dan lemas luar biasa yang aku rasakan
sangat mengganggu aktivitasku. Rasanya untuk pergi ke kamar mandi dan bangun dari tempat
tidur untuk duduk makan saja sulit rasanya. Pada akhirnya, hanya IGD yang menyelamatkanku,
infus yang telah terpasang di tangan kiriku dan saluran oksigen yang terpasang dihidungku juga
membantuku untuk membaik disertai berbagai macam obat yang diberikan dan harus aku
minum sesuai waktu yang dianjurkan. Tak enak rasanya hanya berbaring di atas ranjang tempat
tidur rumah sakit dan hanya melihat sebuah ruangan saja tanpa melihat keramaian dan keadaan
diluar sana.

Baru saja minggu lalu aku bersama teman-temanku menjenguk teman sekelasku di
rumah sakit karena temanku sakit Demam Berdarah. Hanya berselang seminggu saja, saat itu
giliran temanku datang untuk menjengukku dan memenuhi ruangan dimana aku dirawat.
Seperti sebuah penyakit bergilir rasanya apabila seperti itu. Terlihat juga wali kelasku ikut
datang menjenguk pada siang itu, karena pada saat aku dirawat adalah bertepatan dengan hari
dimulainya ujian tingkat Kabupaten. Secara otomatis juga, untuk beberapa hari kedepan
terlewatkan olehku untuk mengikuti latihan pra Ujian Nasional tersebut. Memang terhitung
sekitar kurang dari 2 bulan lagi Ujian Nasional akan berlangsung, sehingga sudah banyak
serangkaian latihan dan persiapan jelang adanya Ujian Nasional tersebut. Guruku hanya
berpesan padaku, untuk tak usah memikirkan kegiatan akademik terlebih dahulu, dan yang
harus dipikirkan hanyalah agar segera sembuh.

Senang rasanya dapat bertemu dan bercanda gurau dengan teman-temanku yang sudah
meluangkan waktu mereka setelah ujian untuk menjengukku, beruntungnya diriku memiliki
sebuah teman seperti mereka yang juga ada saat diriku sedang lemah. Mereka juga
menawarkan catatan bimbingan belajar dan meminjamkan soal ujian yang telah berlangsung
agar aku juga dapat mencoba mengerjakannya. Satu tekad yang kami ingin capai, yaitu agar
dapat lulus dengan nilai memuaskan dan dapat masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA)
sesuai keinginan kita masing-masing. Wali kelasku juga saat itu berbincang-bincang dengan
ibu di sisi kanan ruangan.

Tak lama kemudian, wali kelasku yang sekaligus menjadi guru untuk mata pelajaran
IPA tersebut bercerita bahwa akan dilakukan vogging di lingkungan sekolahku sekitar akhir
minggu ini. Karena, fakta menunjukkan bahwa terdapat sekitar 8 hingga 10 siswa telah terkena
penyakit Demam Berdarah. Dugaan yang ada bahwa terdapat wabah penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) atau sarang nyamuk di wilayah sekolah, sehingga harus segera
dilakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di wilayah sekolah. Keberadaan sarang
nyamuk rupanya telah terjadi di sekolahku, sehingga tak heran jika banyak siswa yang terkena
penyakit Demam Berdarah. Wajar saja bila pihak sekolah segera menindaklanjuti dan segera
bertindak mengambil tindakan agar tak ada lagi siswa yang terkena penyakit Demam Berdarah.
Semenjak kejadian tersebut, akupun mulai berfikir bahwa penerapan 3M plus memang harus
dilakukan dimana saja, baik di lingkungan rumah maupun yang lainnya. Aku pun juga mulai
tergugah untuk menambah pengetahuanku mengenai kegiatan pencegahan agar tidak terkena
wabah penyakit Demam Berdarah. Selain itu, akupun juga mulai menghindari hal-hal yang
dapat memicu timbulnya sarang nyamuk penyebab Demam Berdarah, salah satunya yaitu tidak
menggantung banyak pakaian di kamarku. Ingatan yang tak pernah hilang, hampir saja aku
terbunuh oleh sebuah ciuman manis yang memikat oleh makhluk kecil yang sering tak ku
hiraukan itu.

Вам также может понравиться