Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Jenis-jenis limbah
1. Bangsal harus memiliki dua macam tempat limbah dengan dua warna, satu untuk limbah
klinik dan yang lain untuk bukan klinik
2. Semua limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis dianggap sebagai limbah klinik
3. Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah klinik dan perlu
dinyatakan aman sebelum dibuang (Depkes RI, 1992).
1. C. Pengelolaan limbah
Pengolahan limbah RS Pengelolaan limbah RS dilakukan dengan berbagai cara. Yang diutamakan
adalah sterilisasi, yakni berupa pengurangan (reduce) dalam volume, penggunaan kembali (reuse)
dengan sterilisasi lebih dulu, daur ulang (recycle), dan pengolahan (treatment) (Slamet Riyadi,
2000).
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan kodifikasi
dengan warna yang menyangkut hal-hal berikut :
1. Pemisahan Limbah
1. Penyimpanan Limbah
Dibeberapa Negara kantung plastik cukup mahal sehingga sebagai gantinya dapat digunkanan
kantung kertas yang tahan bocor (dibuat secara lokal sehingga dapat diperloleh dengan
mudah) kantung kertas ini dapat ditempeli dengan strip berwarna, kemudian ditempatkan ditong
dengan kode warna dibangsal dan unit-unit lain.
1. Penanganan Limbah
Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3 bagian. Kemudian diikiat
bagian atasnya dan diberik label yang jelas
Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika dibawa mengayun
menjauhi badan, dan diletakkan ditempat-tempat tertentu untuk dikumpulkan
Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan warna yang sama
telah dijadikan satu dan dikirimkan ketempat yang sesuai
Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan perusak
sebelum diangkut ketempat pembuangan.
1. Pengangkutan limbah
Kantung limbah dipisahkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode warnanya. Limbah bagian
bukan klinik misalnya dibawa kekompaktor, limbah bagian Klinik dibawa keinsenerator.
Pengangkutan dengan kendaraan khusus (mungkin ada kerjasama dengan dinas pekerja
umum)kendaraan yang digunakan untuk mengangkut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan
dan dibersihkan setiap hari, jika perlu (misalnya bila ada kebocoran kantung limbah) dibersihkan
dengan menggunakan larutan klorin.
1. Pembuangan limbah
Setelah dimanfaatkan dengan konpaktor, limbah bukan klinik dapat dibuang ditempat
penimbunan sampah (Land-fill site), limbah klinik harus dibakar (insenerasi), jika tidak mungkin
harus ditimbun dengan kapur dan ditanam limbah dapur sebaiknya dibuang pada hari yang sama
sehingga tidak sampai membusuk.
(Bambang Heruhadi, 2000).
Rumah sakit yang besar mungkin mampu memberli inserator sendiri, insinerator berukuran kecil
atau menengah dapat membakar pada suhu 1300-1500 C atau lebih tinggi dan mungkin dapat
mendaur ulang sampai 60% panas yang dihasilkan untuk kebutuhan energi rumah sakit. Suatu
rumah sakit dapat pula mempertoleh penghasilan tambahan dengan melayani insinerasi limbah
rumah sakit yang berasal dari rumah sakit yang lain. Insinerator modern yang baik tentu saja
memiliki beberapa keuntungan antara lain kemampuannya menampung limbah klinik maupun
limbah bukan klinik, termasuk benda tajam dan produk farmasi yang tidak terpakai lagi.
Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia, limbah klinik dapat ditimbun dengan kapur dan ditanam.
Langkah-langkah pengapuran (Liming) tersebut meliputi sebagai berikut :
Kegiatan rumah sakit yang sangat kompleks tidak saja memberikan dampak positif bagi
masyarakat sekitarnya tetapi juga mungkin dampak negatif itu berupa cemaran akibat proses
kegiatan maupun limbah yang dibuang tanpa pengelolaan yang benar. Pengelolaan limbah rumah
sakit yang tidak baik akan memicu resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari
pasien ke pasien yang lain maupun dari dan kepada masyarakat pengunjung rumah sakit. Oleh
kerna itu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang
berada dilingkungan rumah sakit dan sekitarnya perlu kebijakan sesuai manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja dengan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan monitoring limbah rumah
sakit sebagai salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan.
Rumah sakit sebagai institusi yang sosial ekonominya kerena tugasnya memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat tidak terlepas dari tanggung jawab pengelolaan limbah yang
ditimbulkan.
Cara Mendaur Ulang Sampah Laboratorium
1. Pengertian Limbah Laboratorium
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat
dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Menurut Recycling and Waste Management Act limbah didefinisikan sebagai benda bergerak
yang diinginkan oleh pemiliknya untuk dibuang atau pembuangannya dengan cara yang sesuai,
yang aman untuk kesejahteraan umum dan untuk melindungi lingkungan. Limbah laboratorium
adalah limbah yang berasal dari kegiatan laboratorium.
Kelas Jenis
Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam
A larutan
B dalam larutan
C
Residu padatan bahan kimia laboratorium organik
Garam dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan
D kemasan pada pH 6 -8
G
Residu air raksa dan garam anorganik raksa
H
Residu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara terpisah
I
Padatan anorganik
J
Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun
yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Limbah beracun
dibagi menjadi:
2) Limbah infeksius
Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi
penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi
dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular.
3) Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radionucleida.
4) Limbah umum
Berdasarkan bentuk limbah yang dihasilkan, dibedakan menjadi:
1) Limbah padat
Limbah padat di laboratorium relatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring terpakai,
sehingga masih dapat diatasi. Limbah padat dibedakan menjadi:
2) Limbah gas
Limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil, sehingga relatif masih aman untuk
dibuang langsung di udara, contohnya limbah yang dihasilkan dari penggunaan generator,
sterilisasi dengan etilen oksida atau dari thermometer yang pecah (uap air raksa).
3) Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP No.82 Thn
2001). Umumnya laboratorium berlokasi di sekitar kawasan hunian, sehingga akumulasi limbah
cair yang meresap ke dalam air tanah dapat membahayakan lingkungan sekitar. Limbah cair
terbagi atas:
Limbah cair infeksius
Limbah cair domestic
Limbah cair kimia
r Limbah organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga,
kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami.
r Limbah anorganik
Limbah anorganik berasal dari sumber daya alamyang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat
diperbaharui.
Tujuan penanganan limbah adalah untuk mengurangi resiko pemaparan limbah terhadap kuman
yang menimbulkan penyakit (patogen) yang mungkin berada dalam limbah tersebut.
Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah, yaitu :
Terhadap zat organik toksik dalam limbah dapat dilakukan reaksi reduksi oksidasi (redoks)
sehingga terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.
1. d. Penukaran ion
Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh kation, sedangkan anion beracun dapat diserap oleh
resin anion.
1. 2. Limbah infeksius
Ada beberapa metode penanganan limbah cair/padat yang bersifat infeksius, yaitu
1. a. Metode Desinfeksi
Adalah penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan bahan-bahan kimia yang
dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi tidak aktif.
dengan cara mengencerkan air limbah sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,
kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Kerugiannya ialah bahan kontaminasi terhadap
badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang terjadi dapat menimbulkan pendangkalan
terhadap badan-badan air seperti selokan, sungai dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan
banjir.
Masalah penanganan limbah radioaktif dapat diperkecil dengan memakai radioaktif sekecil
mungkin, menciptakan disiplin kerja yang ketat dan menggunakan alat yang mudah
didekontaminasi. Penanganan limbah radioaktif dibedakan berdasarkan:
1. a. Bentuk : cair, padat dan gas,
2. b. Tinggi-rendahnya tingkat radiasi sinar gamma (),
3. c. Tinggi-rendahnya aktifitas
4. d. Panjang-pendeknya waktu paruh,
5. e. Sifat : dapat dibakar atau tidak.
Limbah umum non infeksius setelah dikumpulkan dalam wadah kantong plastik diikat kuat dan
dibakar di insinerator