Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ary Adolf Mananue (102011065), Anisa Aulia Reffida (102013553), Andres Vidianto Salim
(102014048), Irena (102014054), Ria Novelina (102014150), Vania Christy (102014201),
Muhammad Imran Amin Bin Md Jelani(102014233)
Kelompok E7
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Pendahuluan
Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara
melakukan serangkaian wawancara. Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien (auto-
1
anamnesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (alo-anamnesis). Anamnesis sendiri
terdiri dari beberapa pertanyaan yang dapat mengarahkan kita untuk dapat mendiagnosa penyakit
apa yang di derita oleh pasien. Dalam hal ini dikarenakan pasien adalah seorang neonatus atau
anak yang baru dilahirkan, maka dapat dilakukan alo-anamnesis terhadap ibunya.2 Pertanyaan
pertanyannya meliputi :
I. Identitas
Menanyakan nama, umur dan jenis kelamin, pemberi informasi (misalnya pasien
,keluarga dll )
II. Keluhan utama
Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah adanya gejala kelainan jantung dan katarak pada matanya.
III. Riwayat penyakit sekarang
Adanya keluhan seorang anak lahir genap bulan (aterm) dan dibawa kerumah
sakit terdekat karena menunjukan adanya kelainan jantung dan katarak pada
matanya
V. Riwayat persalinan
Dari skenario ini , Bayi lahir cukup bulan.
2
Perlu juga ditanyakan meliputi riwayat pernahkah mengalami. Selain hal-hal
diatas, sebaiknya ditanyakan juga mengenai riwayat penyakit dahulu dan penyakit
keluarga untuk mengetahui ada tidak penyakit yang diturunkan dari ibu ke
bayinya.2
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien
untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis.
Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan
perencanaan perawatan pasien.Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai
dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa
dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan
seperti test neurologi.2
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat
menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin
menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab
tersebut.Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara
umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu,
denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.2
Working diagnosis
Virus rubella
Rubella (German measles) merupakan suatu penyakit virus yang umum pada anak dan
dewasa muda, yang ditandai oleh suatu masa prodromal yang pendek, pembesaran kelenjar getah
bening servikal, suboksipital dan postaurikular, disertai erupsi yang berlangsung 2-3 hari. Pada
anak yang lebih besar dan orang dewasa sekali-kali terdapat infeksi berat disertai kelainan sendi
dan purpura. Kelainan prenatal akibat rubela pada kehamilan muda dilaporkan pertama kali oleh
Gregg di Australia pada tahun 1941. Rubela pada kehamilan muda dapat mengakibatkan abortus,
bayi lahir mati, dan menimbulkan kelainan kongenital yang berat pada janin. Sindrom rubela
3
kongenital merupakan penyakit yang sangat menular, mengenai banyak organ dalam tubuh
dengan gejala klinis yang luas. Hingga saat ini penyakit rubela masih merupakan masalah.3
Rubella menjadi penting karena penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan pada janin. Sindroma
rubella congenital (Congenital Rubella Syndrome, CRS) terjadi pada 90% bayi yang dilahirkan
oleh wanita yang terinfeksi rubella selama trimester pertama kehamilan. risiko kecacatan
congenital ini menurun hingga kira-kira 10-20% pada minggu ke-16 dan lebih jarang terjadi bila
Bila ibu terkena infeksi pada usia kehamilan 20 minggu. Infeksi janin pada usia lebih muda
mempunyai risiko kematian di dalam rahim, abortus spontan dan kecacatan congenital dari
sistem organ tubuh utama. Cacat yang terjadi bisa satu atau kombinasi dari jenis kecacatan
berikut seperti tuli, katarak, mikroftalmia, glaucoma congenital, mikrosefali, meningoensefalitis,
keterbelakangan mental, patent ductus arteriosus, defek septum atrium atau ventrikel jantung,
purpura, hepatosplenomegali, icterus dan penyakit tulang radiolusen. Penyakit CRS yang sedang
dan berat biasanya sudah dapat diketahui ketika bayi baru lahir; sedangkan kasus ringan yang
mengganggu organ jantung atau tuli sebagian, bisa saja tidak terdeteksi beberapa bulan bahkan
hingga beberapa tahun setelah bayi baru lahir.. Malformasi congenital dan bahkan kematian janin
bisa terjadi pada ibu yang menderita rubella tanpa gejala.3
Different diagnosis
Cacat lahir kongenital
Karena gejala serupa dan ruam dapat terjadi pada banyak infeksi virus yang lain, rubella
merupakaan penyakit yang sukar untuk didiagnosis secara klinis kecuali bila penderita
ditemukan selama epidemi. Riwayat telah mendapat rubella atau vaksin rubella tidak dapat
dipercaya, Imunitas harus ditentukan dengan uji untuk antibodi. Terutama pada bentuk lebih
berat, rubella dapat terancukan dengan tipe dernam skarlet dan rubeola ringan.3
Roseola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari rubella oleh keparahan demamnya
dan oleh munculnya ruam pada akhir episode demam bukannya pada saat gejala-gejala dan
tanda-tandanya sedang naik.3
Disebabkan oleh virus herpes tipe 6 (HHV-6) dan 7 (HHV-7). Lebih dari 75% roseola
infantum di Indonesia disebabkan virus herpes tipe 6 (HHV-6). Penularan penyakit ini biasanya
4
akibat terkena percikan ludah penderita. Demam antara 3940C selama 3 hari. Bila ada riwayat
kejang dalam keluarga, demam dapat disertai kejang. Ruam kemerahan muncul setelah demam
turun. Ruam bisa muncul di seluruh tubuh, atau hanya pada bagian tertentu seperti sekitar wajah,
leher dan dada. Bila bercak tersebut ditekan, akan terlihat bekas seperti berbentuk bulat berwarna
putih seperti awan. Ruam ini tidak berubah menjadi bernanah atau timbul cairan, dan tidak gatal.
Mata bayi biasanya berair dan terlihat kemerahan, bibir pecah-pecah. Umumnya, bercak akan
berubah warna menjadi hitam kecokelatan, hilang dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu. 3
Etiologi
Rubella disebabkan oleh suatu RNA virus, genus Rubivirus, famili Togaviridae. Virus
dapat diisolasi dari biakan jaringan penderita. Secara fisiko-kimiawi virus ini sama dengan
anggota virus lain dari famili tersebut, tetapi virus rubela secara serologik berbeda. Pada waktu
terdapat gejala klinis virus ditemukan pada sekret nasofaring, darah, feses dan urin.Virus rubela
tidak mempunyai pejamu golongan intervetebrata dan manusia merupakan satu-satunya pejamu
golongan vertebrata.4
Cara Penularannya melalui kontak dengan sekret nasofaring dari orang terinfeksi. Infeksi
terjadi melalui droplet atau kontak langsung dengan penderita.. Meski virus penyebabnya
berbeda, namun rubella dan campak (rubeola) mempunyai beberapa persamaan. Rubella dan
campak merupakan infeksi yang menyebabkan kemerahan pada kulit pada penderitanya.4
Perbedaannya, rubella atau campak Jerman tidak terlalu menular dibandingkan campak
yang cepat sekali penularannya. Penularan rubella dari penderitanya ke orang lain terjadi melalui
percikan ludah ketika batuk, bersin dan udara yang terkontaminasi. Virus ini cepat menular,
penularan dapat terjadi sepekan (1 minggu) sebelum timbul bintik-bintik merah pada kulit si
penderita, sampai lebih kurang sepekan setelah bintik tersebut menghilang.Namun bila seseorang
tertular, gejala penyakit tidak langsung tampak. Gejala baru timbul kira-kira 14 21 hari
kemudian. Selain itu, campak lebih lama proses penyembuhannya sementara rubella hanya 3
hari, karena itu pula rubella sering disebut campak 3 hari.4
Rubella merupakan mikroba yang jenis sifatnya menetap didalam susunan saraf pusat
seseorang yang terinfeksi. Ketika menetap, rubella bisa menjadi aktif ( manifes), sehingga
menimbulkan gejala demam rinagn, sedikit batuk atau pilek, serta merah merah pada kulkit
5
penderitanya selama 3 hari. Karena ringan gejala ini sering kurang diperhatikan oleh si penderita.
Setelah virus tersebut seolah - olah tidur di dalam tubuh penderitanya. Namun, sewaktu waktu
virus tersebut bisa berkembang dan memunculkan gejala berat. Semua ini tergantung dari
kekebakan tubuh orang yang mengidapnya. Jika dibiarkan aktif, virus ini dapat mengganggu
perkembangan saraf motorik dan sensorik koordinasi keseimbangan seseorang. a. Masa inkubasi
Periode inkubasi rubella adalah 14 23 hari, dengan rata rata inkubasi adalah 16 18 hari.
Masa inkubasi campak Measles adalah 9 11 hari antara hari pertama tertular penyakitnya dan
munculnya gejala pertama yaitu gatal gatal. Penyakit ini biasanya biasanya dialami antara 10
14 hari dari gatal pertama sampai gatal gatal hilang. 90% orang yang belum imunisasi campak
dapat terkena penyakit ini dengan mudahnya, karena tingkat penularannya sangat tinggi.
Penyebaran virus ini dalam bentuk cairan yang bersal dari mulut dan hidung melalui udara. b.
Jangka waktu Ruam rubella biasanya berlangsung selama 3 hari. Pembengkakan kelenjar akan
berlangsung selama satu minggu atau lebih dan sakit persendian akna berlangsung selama dua
minggu.4
Patofisiologi
Penularan virus rubella melalui udara dengan tempat masuk awal melalui nasofaring dan
orofaring. Setelah masuk akan mengalami masa inkubasi antara 11 sampai 14 hari sampai
timbulnya gejala. Infeksi terjadi melalui mukosa pencernaan bagian atas. Replikasi virus mula-
mula dapat terjadi di saluran pernafasan diikuti dengan perkembangbiakan dalam kelenjar getah
bening servikal. Viremia timbul setelah 5-7 hari dan berangsung hingga timbul antibodi pada
sekitar hari ke-13 hingga ke-15. Timbulnya antibodi berbarengan dengan timbulnya ruam.
Setelah timbul ruam, virus hanya dapat tetap dideteksi dalam nasofaring. Penyebaran virus
rubella pada hasil konsepsi terutama secara hematogen. Infeksi kongenital biasanya terdiri dari 2
bagian : viremia maternal dan viremia fetal. Viremia maternal terjadi saat replikasi virus dalam
sel trofoblas. Kemudian tergantung kemampuan virus untuk masuk dalam barier plasenta. Untuk
dapat terjadi viremiafetal, replikasi virus harus terjadi dalam sel endotel janin. Viremia fetal
dapat menyebabkan kelainan organ secara luas. Bayi-bayi yang dilahirkan dengan rubella
kongenital 90 % dapat menularkan virus yang infeksius melalui cairan tubuh selama berbulan-
bulan. Dalam 6 bulan sebanyak 30-50 % dan dalam 1 tahun sebanyak kurang dari 10%. 5
6
Sumber infeksi rubela janin adalah dari plasenta wanita hamil yang menderita viremia.
Viremia maternal bisa dimulai 1 minggu sebelum serangan ruam dan dapat menimbulkan
infeksi plasenta. Di awal kehamilan infeksi ini tidak menetap di jaringan plasenta ibu (desisua),
tapi menetap di vili korion. Viremia janin kemudian bisa menimbulkan infeksi janin diseminata.
Waktu sangatlah penting. Pembentukan organ terjadi dalam minggu kedua sampai keenam
setelah konsepsi, sehingga infeksi sangat berbahaya untuk jantung dan mata pada saat itu. Dalam
trimester kedua, janin mengalami peningkatan kemampuan imunologi dan tidak lagi peka
terhadap infeksi kronis yang merupakan khas rubella intrauterin dalam minggu-minggu awal.5
Diagnosis
Ruam kemerahan akibat rubella memiliki karakteristik yang mirip dengan ruam-ruam
lain. Guna memastikan diagnosis, dokter biasanya mengambil sampel air liur atau darah untuk
diperiksa di laboratorium. Kebanyakan diagnosis dapat dilakukan semata-mata atas dasar klinis.
Diagnosis dapat diperkuat dengan ditemukannya antibody IgM yang sfesifik terhadap virus pada
serum neonatus dengan biakan virus rubella dari urin atau jaringan janin. Virus dapat
dikeluarkan melalui urin selama 1 tahun atau lebih. Diagnosis prenatal infeksi rubella janin dapat
dibuat dengan mengisolasi virus dari cairan amnion atau dengan identifikasi IgM yang sfesifik
terhadap rubella dalam darah tali pusat.1,3
Kesimpulan
Ibu yang terinfeksi rubella saat kehamilan trimester pertama dapat mengakibatkan cacat
7
Daftar pustaka