Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BLUD/BLU
I. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Laporan keuangan disusun untuk tujuan
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna, namun laporan keuangan tidak
keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian
masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Setiap Badan
Layanan Umum (BLU) atau Badan Layanan Daerah (BLUD) diwajibkan menerbitkan laporan
dari proses akuntansi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak.
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat 4 (empat) karakteristik kualitatif pokok, yaitu
dapat dipahami, relevan, handal, dan dapat diperbandingkan. Oleh karena itu, pemeriksaan
laporan keuangan perlu dilakukan, sehingga pemakai laporan keuangan merasa lebih yakin
akan kualitas laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Untuk meningkatkan
kepercayaan para pemakai laporan keuangan BLU/BLUD serta untuk mewujudkan dan
Kewajiban pemeriksaan atas laporan keuangan BLU/BLUD oleh auditor eksternal yang
independen telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 Tentang
Sesuai dengan Pasal 150 PP No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). BLUD menyelenggarakan akuntansi dan
laporan keuangan sesuai dengan SAK yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi
Indonesia, namun setiap semesteran dan tahunan BLUD-SKPD dan BLUD-Unit Kerja wajib
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan lengkap disertai laporan kinerja kepada
PPKD untuk dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan SKPD dan pemerintah daerah,
Sama halnya dengan BLUD, dalam pengelolaan Badan Layanan Umum juga diatur dalam
Layanan Umum. Untuk penyusunannya pun diatur menggunakan SAK sesuai spesifik
yang menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan SAP dan untuk pelaporan keuangan yang
Hal ini mengakibatkan timbulnya isu-isu dalam praktik penyusunan Laporan Keuangan
pemerintah daerah untuk BLUD dan integrasi dengan Laporan Keuangan kementerian
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini diambil
judul Audit Issues Dalam System Ganda Penyusunan Laporan Keuangan BLUD/BLU.
3
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa dampak penggunaan dua standar akuntansi yang berbeda terhadap penyajian laporan
keuangan BLUD/BLU?
3. Apa isu audit yang timbul akibat double system penyusunan Laporan Keuangan
BLUD/BLU?
4. Bagaimana dampak opini audit yang diberikan oleh KAP dengan BPK RI jika opini
1. Mengetahui dampak penggunaan dua standar akuntansi yang berbeda terhadap penyajian
2. Mengetahui isu audit yang timbul akibat double system penyusunan Laporan Keuangan
BLUD/BLU.
3. Mengetahui dampak opini audit yang diberikan oleh KAP dengan BPK RI jika opini
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat, antara
lain:
1. Kontribusi Praktis
2. Kontribusi Teoritis
Dapat memberikan suatu informasi baru dalam bidang ilmu auditing, khususnya kajian
tentang Audit Issues Dalam System Ganda Penyusunan Laporan Keuangan BLUD atau
BLU.
Dapat dijadikan sumber informasi dan referensi untuk melakukan penelitian dengan
topik-topik yang berkaitan dengan penelitian ini, baik yang bersifat melengkapi maupun
melanjutkan.
dan perhitungan dari serangkaian peristiwa atau transaksi yang terjadi selama satu periode
akuntansi.
ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut IAI dalam PSAK (2015) disebutkan
Dari dua pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Laporan keuangan berisi
informasi yang sangat diperlukan bagi mereka yang mempunyai kepentingan terhadap
Laporan keuangan yang disusun haruslah memenuhi beberapa syarat yaitu: relevan,
dapat dimengerti, dapat diuji, dapat dibandingkan, dapat dipercaya, lengkap, penyampaiannya
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). BLUD menyelenggarakan akuntansi dan
laporan keuangan sesuai dengan SAK yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi
Indonesia, namun setiap semesteran dan tahunan BLUD-SKPD dan BLUD-Unit Kerja wajib
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan lengkap disertai laporan kinerja kepada
PPKD untuk dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan SKPD dan pemerintah daerah,
Dalam pengelolaan Badan Layanan Umum juga diatur dalam PMK No.76/PMK.05/2008
tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum. Untuk
penyusunannya pun diatur menggunakan SAK sesuai spesifik industrinya dan.dalam rangka
Laporan Keuangan sesuai dengan SAP dan untuk pelaporan keuangan yang menggunakan
komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan terdiri dari laporan
pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, sehingga seluruh komponen
3. Neraca;
4. Laporan Operasional;
diterbitkan asosiasi Institut Akuntan Indonesia (IAI) mengacu kepada Pernyataan Standar
Menurut IAI, 2015 (PSAK 45, paragraf 9) menyatakan bahwa laporan keuangan entitas
nirlaba meliputi :
1. Laporan Posisi Keuangan, menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto.
2. Laporan Aktivitas, menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat
3. Laporan Arus Kas, menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan- pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
mendefinisikan pemeriksaan (auditing) sebagai suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis
dan sistematis, oleh pihak yang independent, terhadap laporan keuangan yang disusun oleh
bahan bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk dapat menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah di tetapkan. Boynton
memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan
peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP Independen dengan tujuan untuk bisa
dengan permintaan auditee) yang dilakukan oleh KAP Independen, dan pada akhir
keuangan.
kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan
bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan
ditentukan.
Processing) system.
pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi akuntan
publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik
Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI). Standar-standar yang tercakup dalam SPAP
adalah:
9
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan untuk
mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia.
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. (BPK 01, 2017:1).
yang belum diatur oleh Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), yang merupakan standar
pemerintahan yang berbeda dengan organisasi lainnya. Namun, dalam banyak hal, SPKN tetap
mengacu pada SPAP sebagai acuan dan panduan bagi auditor dalam melaksanakan
yang dilaksanakan terhadap entitas, program, kegiatan, serta fungsi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara sesuai dengan peraturan
Keuangan (BPK) serta Akuntan Publik atau pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara, untuk dan atas nama Badan Pemeriksa
Opini
Gambar 1
Flowchart Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan
2.1.4 Pemeriksa
Akuntan adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan sesuai
Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan
untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini. (PMK 17,
2008:1).
Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disebut KAP, adalah badan usaha yang telah
mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan
KAP terdaftar di BPK adalah KAP yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan
BPK dan termasuk di dalam daftar KAP Terdaftar di BPK, sehingga KAP tersebut dapat
melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. (BPK 10, 2008:1).
secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai
tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama BPK. (UU 15, 2004:1).
Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disebut BPK, adalah Badan Pemeriksa
Ayat (1) : Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara
Ayat (2) : Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan
Ayat (3) : Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau
2.1.5 Opini
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas
entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan
(atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas
entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi
Start
A B
Pemeriksaan
Berdasarkan atas auditor lain.
Tidak Material Ya Tidak Ya Ya Auditor setuju LK disajikan
Terhada Pembatasan SPI Sesuai menyimpang prinsip akuntansi.
A p
Seluruh
Inkonsistensi prinsip akuntansi.
Informasi lain tidak konsisten
dengan informasi dalam LK.
Tidak Tidak Penekanan masalah (kepatuhan)
Tidak
Tidak Ya Ya Tidak Ya
Gambar 2
Flowchart Opini
Salah satu kriteria pemberian opini adalah evaluasi atas efektivitas SPI. SPI pada
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dirancang dengan berpedoman pada Peraturan
14
Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). SPI
dinyatakan memadai apabila unsur-unsur dalam SPI menyajikan suatu pengendalian yang
saling terkait dan dapat meyakinkan pengguna bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material.
dan kondusif untuk menerapkan SPI. SPI didesain untuk dapat mengenali apakah SPI telah
sebagai berikut:
c. Kelemahan struktur pengendalian intern, yaitu kelemahan yang terkait dengan ada/tidak
adanya struktur pengendalian intern atau efektivitas struktur pengendalian intern yang ada
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoretis yang diperoleh dari kajian teori yang dijadikan
Gambar 1
Rerangka Penelitian
menekankan analisis proses dari proses berfikir secara induktif yang berkaitan dengan
dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah.
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu suatu pendekatan
yang menggunakan data berupa kalimat tertulis atau lisan, fenomena, perilaku, peristiwa-
peristiwa, pengetahuan dan objek studi yang dapat diamati oleh peneliti. Penelitian ini
data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan memberikan gambaran sesuai dengan
Tempat penelitian ini difokuskan pada KAP Chatim, Atjeng, Sugeng & Rekan.
Pemilihan tempat penelitian ini karena KAP tersebut telah terdaftar pada Badan Pemeriksa
Keuangan dan memiliki pengalaman audit Badan Layanan Umum (BLU) atau Badan Layanan
Waktu penelitian yang direncanakan sekitar satu bulan. Dimana waktu tersebut
digunakan untuk memperoleh data berupa Laporan Auditor Independen Rumah Sakit dan
melakukan wawancara kepada narasumber terkait Audit Issues dalam Double System
Untuk lebih memfokuskan penelitian, maka obyek penelitian difokuskan pada KAP
Chatim, Atjeng, Sugeng & Rekan yang bertujuan untuk mengetahui Audit Issues dalam Double
Subyek penelitian ini adalah auditor dan partner di KAP Chatim, Atjeng, Sugeng &
Rekan. Cara memperoleh subyek penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling,
1. Auditor yang pernah mengaudit BLU atau BLUD dengan masa kerja lebih dari 3 tahun.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan Primer. Data
sekunder menurut Indriantoro (2002:147) merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
17
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah :
dengan menggunakan teknik tanya jawab secara lisan dan bertatap muka secara langsung
atau melihat langsung dokumen, catatan tertulis, arsip-arsip, dan buku-buku yang berkaitan
dengan masalah yang akan di teliti, seperti mengumpulkan data-data objek penelitian dari
tempat objek penelitian berupa gambaran umum objek penelitian, profil perusahaan,
meliputi gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, lokasi dan bentuk
perusahaan,struktur organisasi serta visi dan misi perusahaan, laporan auditor independen,
Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data yang diperoleh
sehingga dapat memberikan keterangan yang lengkap dan benar agar pihak lain lebih mudah
3. Analisis dan pembahasan Audit Issues dalam Double System Penyusunan Laporan
Teknik pengujian keabsahan data dalam penelitian ini meliputi: uji kredibilitas yang
Credibility adalah pengujian menggunakan hubungan kausalitas di mana sebuah kondisi akan
menyebabkan terjadinya kondisi yang lain. Transferability berkaitan dengan apakah temuan
penelitian dapat digeneralisir. Generalisasi dalam Case study berupa analytical generalization,
data misalnya dapat diulang dengan hasil yang sama. Tujuannya dari tes realibilitas ini adalah
untuk meminimalkan kesalahan dan bias yang terjadi dalam penelitian. Confirmability dengan
menggunakan multi sumber bukti (triangulasi), dengan membentuk rantai bukti (chain of
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Jilid I.
Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi.
Jakarta : PT Indeks.
Boynton, W.C., R.N. Johnson, dan W. G. Kell. 2001. Modern Auditing. 7th Edition. New
York : John Wiley and Sons, Inc.
Gunawan, I. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2015. Standar Auditing. Salemba Empat. Jakarta
Nordiawan, Deddi, Ayuningtyas Hertianti. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Jakarta :
Salemba Empat.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No. 01 Tahun 2017 tentang Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan BLUD
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP).
Suhartini dan Dodik Ariyanto. 2009. Pengaruh Pemeriksaan Interim, Lingkup Audit, dan
Independensi Terhadap Pertimbangan Opini Auditor (Studi Kasus Pada BPK RI
Perwakilan Provinsi Bali). http://www.scribd.com/doc/59923912/dodik-ok-1.