Вы находитесь на странице: 1из 10

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Hari/ Tanggal : Kamis, 01 Maret 2012 Nama : Herwin Kamaruddin

Acara : Filum Protozoa dan Bryozoa No. Mhs : D611 11 274

I. Latar Belakang

Terdapat berjuta- juta spesies hewan di dunia ini. Akan tetapi, hanya sedikit

yang telah teridentifikasi, yakni kurang lebih dari satu juta spesies hewan. Dalam

kehidupan sehari-hari kita lebih sering menjumpai hewan vertebrata dari pada hewan

invertebrata. Keanekaragaman spesies hewan terseebut mendorong rasa

keingintahuan kita dan member motivasi untuk mengkajinya lebih dalam. Seorang

geologist di tuntut untuk memahami ilmu paleontologi yang mengkaji makhluk

hidup pada masa lampau demi memenuhi tuntutan kerja yang semakin ketat.

Praktikum paleontologi kali ini dalam acara filum protozoa dan bryozoa di

lakukan agar nantinya praktikan mampu membedakan fosil-fosil yang termasuk

kedalam filum ini dengan menganalisis ciri-ciri, bentuk, kelas, ordo, proses

pemfosilan beserta lingkungan pengendapannya dan proses pemunculan fosil

kepermukaan.

II. Maksud dan Tujuan

2.1 Maksud

Maksud di adakannya praktikum ini yaitu untuk memperkenalkan fosil-

fosil yang termasuk kedalam filum protozoa dan bryozoa.

2.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktikum ini, yaitu :

1. Membedakan fosil yang termasuk kedalam filum protozoa dan bryozoa.

2. Mengetahui bagian-bagian dari fosil

3 Mengetahui proses-proses pemfosilan

4 Mampu menjelaskan proses pemunculan fosil kepermukaan.


5 Menerangkan kegunaan dari fosil tersebut.

III. Metode Percobaan

Metode yang di gunakan dalam pendeskripsian fosil, yaitu :

1. Mentukan fosil yang akan di deskripsi

2. Identifikasi filum, kelas, ordo, family, genus dan spesies, bentuk dan umur

fosil tersebut

3. Identifikasi proses pemfosilan pada fosil tersebut

4. Teteskan larutan HCl pada tubuh fosil untuk mengetahui komposisi kimia

dari fosil yang di amati

5. Catat hasil deskripsi pada sap praktikum.

IV. Alat dan Bahan

4.1 Alat :

1. lap kasar

2. Lap halus

3. Sap praktikum

4.2 Bahan

1. Sampel fosil

2. HCl

V. Teori ringkas

V.1 Filum Protozoa dan Bryozoa

A. Filum Protozoa

Protozoa berasal dari dua kata, yaitu proto (bersel satu) dan zoon

(kehidupan). Protozoa yang merupakan satu sel eukariotik, kebanyakan terlalu kecil

untuk dapat di lihat dengan mata telanjang tetapi terlihat pada rata-rata mikroskop.
Meskipun mereka adalah sederhana eukaryotes, mereka masih jauh lebih kompleks

dari pada bakteri.

1. Ciri-ciri umum :

1 Organisme uniseluler (bersel tunggal)

2 Eukariotik (memiliki membran nucleus)

3 Hidup solider (sendiri) atau berkoloni (berkelompok)

4 Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)

5 Hidup bebas, saprofit atau parasit

6 Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup

7 Alat gerak berupa pseupodia, silia atau flagella

2. Habitat

Protozoa telah di temukan hamper di setiap jenis lingkungan dari air tawar,

tanah berlumpur sampai ke gurun pasir gersang. Mereka berkerumun di kedalaman

lautdan juga dekat dengan permukaan air bahkan dapat di temukan dalam dingin

arctic dan antartika air.

3. Cara hidup protozoa

Protozoa bergerak dengan menggunakan :

1. Pseudopodia (kaki semu)

2. Flagella (cambuk)

3. Ciliata

4. Reproduksi

Reproduksi protozoa jauh lebih komples untuk eukaryotes dari pada bakteri.

Protozoa merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan repsoduksi

seksual maupun aseksual.

Protozoa yang berkembang biak secara aseksual dengan cara :


1. Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang di awali dengan

pembelahan inti dan di ikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2

sel baru. Pembelahan biner terjadi pada Amoeba, paramecium, euglena.

2. Spora, perkembangbiakan aseksual pada kelas sporozoa (Apicomplexa)

denagn membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk

anopheles. Spora yang di hasilkan di sebut sporozoid.

Perkembangbiakan secara seksual di lakukan dengan cara :

1. Konjugasi. Peleburan inti sel pada organism yang belum jelas alat

kelaminnya. Pada paramecium mikronukleus yang telah dipertukarkan akan

melebur dengan makronukleus. Proses ini di sebut singami.

2. Peleburan gamet sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet

jantan dan gamet betina.

5. Klasifikasi

Protozoa memiliki 4 kelas yang di bedakan berdasarkan alat geraknya, yaitu :

1. Kelas Rhizopoda

Bergerak dengan kaki (pseudopodia) yang merupakan penjuluran

protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan

sebagian ada yang hidup tubuh hewan atau manusia. Jenis yang paling mudah

di amati dalam amoeba.

2. Flagellate (Mastighopora)

Bergerak denagn flagel (bulu cambuk) yang di gunakan juga sebagai

nalat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan. Spesies dari kelas ini

hidup di air tawar maupun air asin, pada ummnya secara planktonik maupun

bentonik. Pada umumnya bagian-bagian yang lunak tidak di lindungi oleh

bagian-bagian yang keras. Hanya beberapa buah saja yang memiliki bagian

yang keras sebagai zat pelindung, yang terdiri dari zat kapur dan silica.
Kelas Masthigopora jarang di jumpai sebagai fosil, terdiri dari 10 ordo, yaitu :

Ordo chrysomonadina

Ordo chryptomonadina

Ordo phyromonadina

Ordo englenoidina

Ordo chloromonadina

Ordo dino flagellate

Ordo rhizomastigina

Ordo protomonadina

Ordo hypermastigina

3. Ciliata (Chiliopora)

Anggota ciliate di tandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase

hidupnya, yang di gunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran

silia lebih pendek dari flagel.

Spesies ciliate hidup di lingkungan aire tawar dan membentuk test yang di

sebut sebagai LORICA dan ini di jumpai sebagai fosil dinding lorica terdiri

dari senyawa yang kompleks dan berasosiasi dengan aglutinin.

4. Apicomplexa (sporozoa)

Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoaid)

sebagai cara perkmbangbiakannya. Sporozoid memiliki organel-organel

komplek pada salah satu ujung (apex) selnya yang di khususkan untuk

menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.

5. Kelas sarcodina

Jenis protozoa ini umumnya tidak mempunyai dinding atau selaput,

bentuknya dapat berubah-ubah oleh adanya pseudopodia, kelas ini umumnya


hidup di air tawar maupun di air laut, hingga kedalaman 5000 meter, baik

dalam bentuk bentonik maupun planktonik. Hampir semua memiliki satu sel

tetapi beberapa spesies dari hicetozoa dan foraminifera berinti banyak (multi

nukleus).

Pada kelas ciliata terdiri dari 7 ordo, yaitu :

Ordo protomixa

Ordo mychetozoa

Ordo amoebina

Ordo radioloria

Ordo testacea

Ordo heliozoan

Ordo foraminifera

Pada ordo foraminifera, apabila test kecil maka prolokulusnya besar di

sebut megalospheric, sedangkan apabila test besar, proloculus kecil di sebut

micrispheric. Ada pun perbedaan antara keduanya adalah :

MEGALOSPHERIC MICRISPHERIC

Aseksual Seksual

Proloculus besar Proloculus kecil

Kamar-kamar sedikit Kamar-kamarnya banyak

Susunan organnya tidak Susunan organnya lengkap

lengkap

Banyak menghasilkan individu- Lebih sedikit menghasilkan

individu individu-individu
B. Filum bryozoa

Bryozoa berasal dari bahasa yunani, bryon : lumut dan zoon : hewan.

Karakteristik Bryozoa

1. Bilateral Simetris

2. Badan memiliki lapisan sel lebih dari dua, jaringan dan organ

3. Simetris saraf adalah ganglion pusat dengan cincin sirkum-oesophogal

4. Memiliki lophophore

5. Semua hidup di lingkungan perairan sebagian besar laut

6. Badan memiliki usus berbentuk U dengan anus

Pembagian kelas bryozoa berdasarkan :

Letak dari lophophoria terhadap mulut dan lubang anus. Lophophore

sendiri sebelumnya merupakan suatu lingkaran pada beberapa bentuk

melingkari mulut dan lubang anus. Sedangkan pada bentuk yang lain

lophophore hanya melingkari mulut, sedangkan anus terletak di luarnya.

Pembagian kelas terutama berdasarkan bentuk dari lophophore apakah

sirkuler atau konsentris.

Pembagian ordo-ordo berdasarkan atas sifat pada lubang aperture dari

zooccinya.

Kelas gypoletama

Pada umumnya mempunyai tentakel di sekitar mulutnya serta mempunyai

bentuk yang khas pada zooesia. Golongan ini terlihat pada stenolemata.

Pembagian atas beberapa ordo, yaitu :


Ordo stenostemata

Ordo cheilostomata

Ordo cyclostomata.
VI. Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan

Ada pun kesimpulan dari praktikum ini, yaitu :

1. Praktikan dapat membedakan fosil filum protozoa dan bryozoa.

2. Setiap fosil mempunyai bagian-bagian yang masih nampak setelah saat

menjadi fosil

3. Pada filum protozoa dan bryozoa proses pemfosilannya itu melalui

proses mineralisasi

4. Proses pemunculan fosil kepermukaan di pengaruhi oleh gaya endogen

dan gaya eksogen.

5. Fungsi dari fosil di atas sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan

batuan, penentu suatu lingkungan pengendapan, dan juga sebaggai bukti

dari kehidupan masa lampau.

6.2 Saran

6.2.1 Saran untuk asisten

Pertahankan kinerja yang sudah ada dan kembangkan lagi.penulis

mengharapkan koreksi, saran, perbaikan, dan lain-lain untuk penulisan dan

penyusunan laporan hasil penelitian yang berikutnya.

6.22 saran untuk laboraturium.

Kenyamanan yang ada sudah sangat memuaskan. Pertahankan dan

tingkatkan
Daftar Pustaka

- Asisten paleontologi 2011/2012 laboratorium paleontologi jurusan teknik

geologi fakultas teknik Universitas hasanuddin,2012 Penuntun praktikum

paleontologi.2012. laboraturium paleontologi.

- http://christiyoda.blogspot.com/2010/10/paleontologi.html

Вам также может понравиться