Вы находитесь на странице: 1из 18

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MINAT BACA

PENULIS:
Jamuna Ulfah
Amansyur

MATA KULIAH:
Manajemen Perpustakaan Sekolah

DOSEN PENGAMPU:
Azwar, SIP. MIP

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada akhirnya makalah ini
dapat disusun dan disajikan dengan waktu yang telah ditetapkan. Terima kasih
kepada keluarga, dosen, sahabat yang selalu setia, tak pernah lelah, dan tak
pernah bosan-bosannya untuk mengajari, mengingatkan maupun memberi nasehat
kepada kami.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan. Dalam makalah ini masih begitu
banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, struktur penulisan maupun
hal-hal lainnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
positif yang membangun dari pembaca sekalian untuk perbaikan dikemudian hari.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat berguna dan dapat digunakan
sebagai literatur tambahan bagi rekan-rekan mahasiswa lain.

Sambas, 9 November2017

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1-2
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Fokus .................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3-12
A. Peringkat Minat Baca di Indonesia .................................................... 3
B. Definisi dan Tujuan Seputar Pembinaan dan Pengembangan
Minat Baca ......................................................................................... 5
C. Pentingnya Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca ................... 6
D. Figur-Figur yang Terlibat serta Sasaran dalam Pembinaan dan
Pengembangan Minat Baca ................................................................ 8
E. Aspek-Aspek yang Perlu Diperhatikan dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca ............. 9
F. Tata Cara Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan
Minat Baca ......................................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN ........................................................................ 13
Daftar Rujukan ...................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca adalah proses pemindahan dan penyerapan ilmu dari
indra mata menuju saluran otak. Pernah terdengar istilah buku adalah
jendela dunia. Ini merupakan kalimat singkat yang penuh makna dan
penuh arti. Dengan membaca, siapapun jadi mengerti, mengetahui serta
memahami dunia yang sebenarnya. Namun dalam proses membaca
sendiri, begitu banyak faktor yang mempengaruhi kenyamanan dan tingkat
keberhasilan otak dalam menyerap informasi yang diterima oleh indra.
Salah satu faktornya ialah berupa minat baca. Minat baca harus
selalu dibina dan dikembangkan dengan cara yang unik, agar si pembaca
dapat membaca dengan menyenangkan dan apa yang dibacanya dapat
diserap otak dengan semaksimal mungkin. Khususnya dalam
perkembangan zaman saat ini, yang dipenuhi dengan teknologi dan
kesibukan aktifitas sehari-hari. Orang tidak mau lagi membaca karena
terlalu sibuk menjalankan rutinitasnya. Maka dari itu, kami mengangkat
judul pembinaan dan pengembangan minat baca. Hal ini semata-mata
guna memaparkan cara-cara sederhana dalam membina maupun
mengembangkan minta baca khususnya pada anak. Semoga saja, makalah
ini dapat menjadi gambaran dan masukkan dalam memahami pentingnya
membaca serta memaknai pembinaan dan pengembangan minat baca yang
sesungguhnya.

B. Fokus
1. Mengapa perlu dilakukannya pembinaan dan pengembangan minat
baca?
2. Siapa figur-figur yang terlibat serta sasaran dalam pembinaan dan
pengembangan minat baca?
3. Apa aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembinaan dan pengembangan minat baca?

1
2

4. Bagaimana tata cara pembinaan dan pengembangan minat baca?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami alasan utama dari pelaksanaan pembinaan dan
pengembangan minat baca.
2. Mengetahui tentang figur-figur yang terlibat serta sasarannya dalam
pembinaan dan pengembangan minat baca.
3. Mengerti seputar aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi pembinaan dan pengembangan minat baca.
4. Memahami tata cara pelaksanaan pembinaan dan pengembangan minat
baca.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peringkat Minat Baca Indonesia di Mata Dunia


Berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang
dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada bulan Maret
2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara
soal minat membaca. Dimana Indonesia berada dibawah Thailand (59) dan
di atas Bostwana (61)1.

1
http://pustakawanjogja.blogspot.co.id/2016/03/peringkat-negara-literasi-di-dunia-no-
1.html (diakses pada tanggal 2 November 2017, jam 10:26).

3
4

Presiden Central Connecticut State University Jhon W Miller


seperti dilansir The Washington Post, pada hari Selasa tanggal 30 Agustus
2016 mengungkapkan bahwa "beberapa faktor yang kami periksa adalah
potret vital sebuah negara, dan seperti apa peringkat ini mempengaruhi
keberhasilan individu dan bangsa dalam pemahaman ekonomi untuk
menentukan masa depan global"2. Menurut penjelasan beliau, sangatlah
jelas bahwa Indonesia masih sangat jauh tertinggal dari negara-negara
lainnya. Minat baca rakyat Indonesia yang begitu rendah menjadi budaya
yang harus diminimalisir.
Semua itu harus disertai dengan kerjasama dan komitmen yang
kuat dari semua pihak. Jika tidak dilakukan dan tidak diantisipasi
secepatnya, maka selamanya Indonesia akan tetap terus tertinggal dan
hanya melahirkan generasi-generasi yang minim wawasan. Pikirannya
tidak berkembang dan cendrung stagnant. Namun, dari segi penilaian
infrastuktur untuk mendukung membaca peringkat Indonesia berada di
urutan 34. Indonesia berada diatas Jerman, Portugal, Selandia Baru dan
Korea Selatan atas negara-negara Eropa. Penjelasan tersebut dipaparkan
oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan.
Dalam acara Final Gramedia Reading Community Competition
2016 di Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakarta, pada hari Sabtu 27
Agustus 20163. Data ini membuktikan bahwa sesungguhnya Indonesia
belum bisa memanfaatkan infrastruktur yang tersedia dengan semaksimal
mungkin. Masalah utama minimnya minat baca di Indonesia bukan
terletak pada minimnya jumlah perpustakaan maupun infrastruktur dalam
membaca. Melainkan dorongan untuk membaca dari dua faktor (internal
dan eksternal) memang tergolong masih sangat rendah.

2
http://internasional.metrotvnews.com/dunia/Wb7Ordab-indonesia-peringkat-dua-
terbawah-dalam-survei-terkait-minat-baca (diakses pada tanggal 3 November 2017, jam 10:51).
3
http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia.ada.di.uruta
n.ke-60.dunia (diakses pada tanggal 3 November 2017, jam 10:49).
5

B. Definisi dan Tujuan Seputar Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca


Membaca merupakan aktivitas sederhana yang sangat
mengasyikkan karenabanyak manfaat yang bisa didapatkan melalui
kegiatan membaca. Dalam aktivitas membaca sendiri terdapat beberapa
faktor yang saling berhubungan dan berkaitan yaitu minat atau dorongan
(perpaduan antara keinginan, kemauan dan motivasi), waktu dan terakhir
keterampilan membaca(keterampilan mata dan penguasaan teknik-teknik
membaca dengan sasaran terwujudnya kebiasaan membaca efisen)4.
Dalam pembahasan kali ini, penulis akan menyinggung poin pertama yaitu
minat. Baderi menjelaskan lebih lanjut bahwa minat baca dipahami
sebagai keinginan untuk mengetahui lebih dalam mengenai isi dan
evaluasi terhadap objek materi bacaan yang diserap dalam memori otak
melalui panca indra seseorang5. Sedangkan pembinaan dan pengembangan
minat baca didefinisikan sebagai suatu jenis usaha dan pelayanan yang
dilakukan secara berkelanjutan terhadap kecendrungan hati yang tinggi
pada suatu sumber bacaan.
Minat harus ditumbuhkan dengan cara dibina serta dikembangkan
secara maksimal, bertahap dan berkelanjutan. Hingga pada akhirnya dapat
menjadi suatu budaya positif. Dimana budaya itu dapat membawa generasi
bangsa pada pembangunan wawasan yang akan menuntun akal serta
akhlak pribadi kedalam jalur yang positif pula. Tujuan dari pembinaan dan
pengembangan minat baca ialah menciptakan generasi masyarakat
membaca/reading society dan belajar/learning society dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang ditandai dengan terciptanya Sumber
Daya Manusia/SDM yang berkualitas sebagai penggerak pembangunan
menuju masyarakat madani6.

4
Joko D.Muktiono, Aku Cinta Buku: Menumbuhkan Minat Baca pada Anak (Jakarta: Elex
Media Komputindo, 2003), hlm. 164.
5
Athaillah Baderi, Teknik Pemasyarakatan Perpustakaan dan Pembinaan Minat Baca,
(Bahan Diklat Tenaga Penyuluh Minat dan Gemar Membaca, 2005), hlm. 5.
6
Idris Kamah, Pedoman Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
2002), hlm. 19.
6

Selain itu, fungsi dari pembinaan dan pengembangan minat baca


yakni: (1) sumber kegiatan; (2) pedoman pelaksanaan kegiatan; (3) tolak
ukur/ parameter keberhasilan; (4) peningkatan minat baca/evaluasi dari
pembinaan; (5) bimbingan kompleks yang konsisten7. Pemicu bagi
bangkitnya minat baca ialah kemampuan membaca dan pendorong bagi
berseminya budaya baca yang berasaskan kebiasaan dan dipelihara oleh
tersedianya bahan bacaan yang baik dan menarik. Semakin baik dan
menarik bahan bacaan yang tersedia, maka semakin tinggi pula minat baca
seseorang. Hal ini terjadi karena keanekaragaman dalam bacaan membuat
si pembaca menjadi penasaran.
Rasa penasaran dan ingin tahu yang tinggi tadi merangsang otak
untuk melakukan gerakan (membaca) demi memenuhi kepuasan rasa
tersebut. Rasa ingin tahu memunculkan keantusiasan yang tinggi terhadap
suatu hal. Dengan begitu, apa yang diterima atau diserap oleh otak akan
menjadi lebih mudah, ringan dan bertahan lebih lama dalam memori.

C. Pentingnya Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca


Ketika seseorang membaca, minat menjadi salah satu aspek yang
mendasari kelancaran penyerapan informasi dari indra (mata) menuju ke
otak dan dapat tersimpan di memori otak dalam kurun waktu yang lebih
lama. Tanpa adanya minat, maka kebiasaan membaca tidak akan
berkembang dengan maksimal. Inilah alasan mengapa minat dijadikan
sebagai dasar bagi terciptanya kebiasaan budaya baca seseorang. Minat
baca menumbuhkan kebiasaan positif sehingga dapat membuka wawasan,
peningkatan pengetahuan, keterampilan serta kreatifitas seseorang8.
Dengan begitu, gairah yang ada pada diri seseorang dapat dipacu untuk
menggali potensi yang ada, guna menuju pribadi yang lebih baik dan
berkualitas lagi sepanjang hidupnya.

7
https://sigitsinau.wordpress.com/2010/11/28/pembinaan-minat-baca/ (diakses pada
tanggal 2 November 2013, jam 09:46).
8
Hari Santoso, Membangun Minat Baca Anak Usia Dini Melalui Penyediaan Buku
Bergambar, Makalah pada Universitas Negeri Malang oleh UPT Perpustakaan Tahun 2008, hlm.
4.
7

Dalam membaca, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan,


yaitu9:
1. Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks.
2. Kemampuan membaca setiap orang berbeda-beda.
3. Pembinaan kemampuan membaca atas dasar evaluasi.
4. Membaca harus menjadi pengalaman yang memuaskan.
5. Kemahiran membaca perlu diasah dan selalu dilatih secara kontinu.
6. Membaca yang baik merupakan syarat mutlak keberhasilan belajar.
Budaya baca sendiri, sebenarnya juga dijadikan sebagai
persyaratan yang sangat penting serta mendasar dan harus dimiliki oleh
setiap warga negara apabila negara tersebut ingin menjadi bangsa yang
maju. Hal ini dikarenakan melalui budaya membaca, mutu pendidikan
serta kualitas sumber daya manusia dapat lebih ditingkatkan lagi. Selain
itu, dengan budaya baca pula pendidikan seumur hidup/long life education
dapat diwujudkan. Untuk mencapai tujuan mencerdaskan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia maka budaya baca harus terus dibina dan
dikembangkan hingga akhir hayat oleh NKRI. Inilah alasan yang
menjadikan budaya baca begitu penting.
Pemerintah Indonesia juga telah membuat program pemberantasan
tiga buta yaitu buta aksara, buta bahasa Indonesia dan terakhir buta
pengetahuan dasar10. Dan program ini telah dilaksanakan di seluruh
Indonesia. Membumingkan budaya baca adalah salah satu cara
pemberantasan tiga buta tersebut. Inilah manfaat dan dampak positif yang
bisa didapat dari kegiatan membaca. Banyak manfaat-manfaat lain yang
tentu akan sangat bermanfaat dalam kehidupan, namun kenyataan ini
belum disadari penuh oleh masyarakat Indonesia yang dibuktikan dengan
peringkat Indonesia menduduki peringkat ke 60 dari 61 negara sebagai
negara literasi dan minat baca.

9
http://citraindonesiaku.blogspot.co.id/2012/03/modul-kuliah-perpustakaan-sekolah-bab-
6.html (diakses pada tanggal 1 November 2017, jam 21:27).
10
M. Dahlan, Motivasi Minat Baca, dalam Jurnal Iqra, Vol. 02, No. 01/ Tahun 2008, hlm. 28.
8

Kegiatan membaca erat kaitannya dengan menulis dan berbahasa.


Semakin banyak buku dan kata-kata yang pernah dibaca maka akan
memudahkan seseorang dalam menulis, menyusun kata, merangkai
kalimat, serta berbahasa Indonesia yang fasih. Hal ini terjadi dikarenakan
banyaknya pembendaharaan kosa kata yang diserap oleh otak dan banyak
pula pengelaman membaca beragam jenis buku dengan berbagai bentuk
dan struktur kalimat. Inilah alasan lain yang menjadikan budaya baca
begitu penting untuk di angkat lagi.
Budaya baca pada dasarnya dapat tercipta karena dipengaruhi oleh
beberapa hal, yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Bila
semuanya dapat di optimalkan maka budaya baca dapat terealisasikan
dengan baik dan sempurna.
BUDAYA
BACA

KEBIASAAN KOLEKSI
MEMBACA BACAAN

MINAT
SELERA
BACA

D. Figur-Figur yang Terlibat serta Sasaran dalam Pembinaan dan


Pengembangan Minat Baca
Suasana suram dalam dunia baca harus segera diubah. Kata diubah
bermakna pada perubahan dari budaya dengar dan lisan ke baca dan
tulis. Perubahan ini membutuhkan figur-figur yang mampu berperan
sebagai fasilitator serta sasaran yang menjadi binaan dan pengembangan.
Jika kedua aspek tersebut tidak ada maka perubahan budaya tak mungkin
dapat diwujudkan. Selain itu, pembinaan dan pengembangan minat baca
juga tidak dapat direalisasikan dengan sempurna. Sehingga, penting
diketahui bahwa segala tanggungjawab pembinaan serta
pengembangannya terletak pada generasi muda (pelajar siswa dan
mahasiswa dan organisasi kepemudaan), keluarga (orangtua), pendidik
9

(guru), masyarakat (tetangga atau lingkungan sosial), pemerintah (instansi-


instansi terkait seperti KEMENDIKBUD), dan pihak-pihak terkait
(pengarang, penerbit, toko buku, perpustakaan).
Inilah kelompok yang termasuk kedalam figur-figur yang terlibat
dalam pembinaan dan pengembangan minat baca. Sedangkan sasaran yang
dimaksud ialah seluruh jenjang masyarakat (segala usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan atau profesi, dll). Sasaran utamanya ialah anak yang
berusia 1-18 tahun. Pada dasarnya, minat baca perlu dibangkitkan sedini
mungkin ketika anak masih menginjak usia balita. Yaitu dengan cara
diperkenalkan dengan huruf-huruf melalui pembiasaan melihat bentuk-
bentuk huruf satu persatu. Meskipun anak belum paham, setidaknya otak
anak dapat menyerap apa yang diterima oleh indranya.
Semakin awal anak mengenal CALISTUNG maka akan semakin
mudah membiasakan anak dalam menggalangkan budaya baca bagi
Indonesia. Namun, CALISTUNG haruslah disampaikan dengan cara yang
sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan anak. Sehingga, tujuan
utama dari CALISTUNG dapat terealisasikan dengan baik. Selama ini
anggapan-anggapan mengenai CALISTUNG membodohkan anak
muncul dikarenakan metode dan implementasi yang dilakukan kurang
tepat. Anak usia dini lebih senang diarahkan dan diajak, bukan dengan
paksaan dan tekanan. Jangankan anak, yang dewasa saja jika sudah
dipaksa dan ditekan tentu akan marah dan semua ilmu yang ingin
diberikan tidak dapat diterima otak sedikitpun.

E. Aspek-Aspek yang Perlu Diperhatikan dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca
Pada pembinaan dan pengembangan minat baca terdapat beberapa
aspek yang perlu diperhatikan yaitu11:
1. Persiapan anak (mental, fisik, emosi, pengalaman).

11
https://sigitsinau.wordpress.com/2010/11/28/pembinaan-minat-baca/ (diakses pada
tanggal 2 November 2013, jam 09:46).
10

2. Kesenangan membaca.
3. Kesadaran akan manfaat atau faedah dari membaca.
4. Frekuensi membaca.
5. Jumlah buku bacaan yang pernah dibaca (selain buku pokok atau
bacaan wajib).
Selain aspek-aspek yang perlu diperhatikan, juga terdapat beberapa
faktor yang turut pula mempengaruhi pembinaan dan pengembangan
minat baca seperti:
1. Motivasi
a. Internal (adanya kebutuhan, adanya pengetahuan, adanya aspirasi
atau cita-cita).
b. Eksternal (hadiah, hukuman, persaingan atau kompetisi, lembaga
pendidikan, media massa, kebijakan pemerintah).
c. Infrastruktur (jumlah dan jenis buku, jumlah dan jenis perpustakaan
yang tersedia, pelayanan).
2. Dorongan dari dalam, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,
lingkungan sekolah atau pendidikan dan sistem pendidikan Nasional12.

F. Tata Cara Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca


Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan minat baca memiliki
sistematika sebagai berikut13:

RAPAT/BERKUMPUL
4
1 2 3
Menilai atau
Merencanakan Mengatur Mengendalikan
mengevaluasi
program di pelaksanaan pelaksanaan
pelaksanaan
beberapa jalur program program
program

12
Khotijah Kamsul, Makalah Strategi Pengembangan Minat dan Gemar Membaca, hlm.
12.
13
https://sigitsinau.wordpress.com/2010/11/28/pembinaan-minat-baca/ (diakses pada
tanggal 2 November 2013, jam 09:46).
11

Poin satu menyebutkan tentang jalur. Jalur yang dimaksud disini


ialah lingkungan dimana pembinaan dan pengembangan minat baca dapat
dilakukan. Frans M. Parera mengelompokkannya menjadi lima jalur
yaitu14:
1. Jalur keluarga
Perncanaan program dapat dimulai dari jalur yang paling kecil
ruang lingkupnya yaitu keluarga. Mengapa harus keluarga, karena
keluarga merupakan wadah pertama dan yang paling utama dimana
manusia belajar menjalin komunikasi dalam kehidupannya.
2. Jalur masyarakat
Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang tidak pernah bisa
hidup sendiri. Inilah yang menjadi alasan mengapa jalur masyarakat
dapat digunakan dalam pembinaan dan pengembangan minat baca.
Apabila seseorang sudah tumbuh di tengah-tengah masyarakat yang
menyenangi membaca maka lambat laun orang tersebut akan terjangkit
virus positif tersebut. Melalui jalur ini pulalah segala perbedaan dalam
kehidupan dapat ditemukan dan disatukan.
3. Jalur sekolah atau pendidikan
Untuk menjadi manusia seutuhnya, maka pendidikan dianggap
penting serta menjadi tonggak bagi terwujudnya sebuah bangsa yang
cerdas. Pendidikan tidak pula dapat dilepaskan dari membaca,
sehingga pendidikan dapat dijadikan sebagai suatu jalur pembinaan
dan pengembangan minat baca. Yang akan ditujukan bagi pendidik
maupun generasi bangsa selanjutnya.
4. Jalur instansional atau kantor-kantor
Sebenarnya dalam dunia perkantoran, membaca merupakan
kegiatan yang memang wajib untuk dilakukan guna mempermudah
proses pelaksanaan tugas serta memahami lebih lanjut tentang berita
terbaru. Bagi kantor-kantor, berita terbaru setiap harinya akan menjadi
suatu kebutuhan bagi turun naiknya kinerja maupun prestasi dari

14
Idris, Pedoman, hlm. 19-20.
12

kantor tersebut. Maka dari itu, kegiatan membaca baik tulisan maupun
keadaan menjadi hal wajib bagi mayoritas perkantoran di era ini.
5. Jalur instansi secara fungsional atau perpustakaan-perpustakaan yang
ada di tingkat provinsi, kabupaten dan kota
Perpustakaan dapat dikatakan sebagai nyawa dalam dunia baca
karena didalamnya memang terdapat banyak bahan bacaan dengan
berbagai macam aliran dan berbagai bentuk bacaan. Dengan
menggunakan jalur perpustakaan, maka pembinaan dan pengembangan
minat baca dapat menjadi lebih mudah, strategis dan tepat sasaran.
Dalam pembinaan dan pengembangan minat baca terdapat tiga
dimensi yang perlu dioptimalkan yaitu15:
1. Edukatif pedagogik.
2. Sosio kultural.
3. Perkembangan psikologis.

No Dimensi Strategi Pengembangan Motivator


1 Edukatif Perlu dilatih metode dan teknik Guru Bahasa/
Pedagogik membaca yang efisien. Program Guru Bidang Studi/
tugas membaca Kepala Sekolah/
disertai membuat laporan. Program DIKNAS
membaca wajib bersifat ekstra
kurikuler

2 Sosio Memotivasi orang tua siswa Guru/Pembimbing/


Kultural agar memberi contoh Kepala Sekolah/
kegiatan membaca dan OSIS
menyediakan fasilitas yang
menunjang.
Dibentuk kelompok
membaca berdasarkan
minat siswa
3 Psikologis Perlu diadakan bacaan yang Kepala Sekolah/
selaras sesuai dengan Pustakawan
kebutuhan melalui
perpustakaan.

15
Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja
(Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia), hlm. 218.
BAB III
KESIMPULAN

Pembinaan dan pengembangan minat baca perlu dilaksanakan berdasarkan


pada beberapa alasan yaitu:
1. Minat baca menumbuhkan kebiasaan positif yang berujung pada
terbukanya wawasan, peningkatan pengetahuan, peningkatan keterampilan
serta kreatifitas, sehingga gairah yang ada pada diri seseorang dapat dipacu
untuk menggali potensi yang ada, guna menuju pribadi yang lebih baik dan
berkualitas lagi sepanjang hidupnya.
2. Melalui budaya membaca, mutu pendidikan serta kualitas sumber daya
manusia dapat lebih ditingkatkan lagi, sehinga syarat utama terbentuknya
negara maju dapat dicapai dan dipenuhi.
3. Melalui budaya membaca pendidikan seumur hidup/long life education
dapat diwujudkan.
4. Membumingkan budaya baca adalah salah satu cara pemberantasan tiga
buta (buta aksara, buta bahasa Indonesia, buta pengetahuan dasar) yang
merupakan program dari Pemerintah Indonesia.
5. Kegiatan membaca erat kaitannya dengan menulis dan berbahasa sehingga
perubahan budaya dari dengar dan lisan ke baca dan tulis dapat terwujud
dalam suatu budaya membaca.
Dalam pelaksanaannya, diperlukan pula figur-figur yang mampu
berperan sebagai fasilitator serta sasaran yang menjadi binaan dan
pengembangan. Figur yang dimaksud ialah generasi muda (pelajar siswa dan
mahasiswa dan organisasi kepemudaan), keluarga (orangtua), pendidik (guru),
masyarakat (tetangga atau lingkungan sosial), pemerintah (instansi-instansi
terkait seperti KEMENDIKBUD), dan pihak-pihak terkait (pengarang,
penerbit, toko buku, perpustakaan). Sedangkan sasarannya yaitu seluruh
jenjang masyarakat (segala usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan atau
profesi, dll) dan sasaran utamanya ialah anak yang berusia 1-18 tahun.

13
14

Pada pembinaan dan pengembangan minat baca terdapat beberapa


aspek yang perlu diperhatikan yaitu: 1) persiapan anak; 2) kesenangan
membaca; 3) kesadaran faedah membaca; 4) frekuensi membaca; 5) jumlah
buku bacaan yang pernah dibaca selain buku wajib. Aspek-aspek yang juga
perlu diperhatikan ialah: 1) motivasi (internal, eksternal, infrastruktur); 2)
dorongan dari dalam; 3) lingkungan keluarga; 4) lingkungan masyarakat; 5)
lingkungan sekolah atau pendidikan; 6) sistem pendidikan Nasional.
Tata cara pelaksanaan pembinaan dan pengembangan minat baca yaitu
mengadakan rapat/perkumpulan yang didalamnya membahas sistematika
sebagai berikut: 1) merencanakan program di beberapa jalur (keluarga,
masyarakat, pendidikan, instansional atau kantor-kantor, instansi secara
fungsional seperti perpustakaan); 2) mengatur pelaksanaan program; 3)
mengendalikan pelaksanaan program; 4) menilai atau mengevaluasi
pelaksanaan program.
DAFTAR RUJUKAN

Baderi, Athaillah. 2005. Teknik Pemasyarakatan Perpustakaan dan


Pembinaan Minat Baca. Bahan Diklat Tenaga Penyuluh Minat
dan Gemar Membaca.

D. Muktiono, Joko. 2003. Aku Cinta Buku: Menumbuhkan Minat Baca pada
Anak. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Dahlan, M. 2008. Motivasi Minat Baca. Jurnal Iqra. Vol. 02/No. 01.

Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata


Kerja. Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kamah, Idris. 2002. Pedoman Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Perpustakaan


Nasional RI.

Kamsul, Khotijah. Makalah Strategi Pengembangan Minat dan Gemar


Membaca.

Santoso, Hari. 2008. Membangun Minat Baca Anak Usia Dini Melalui
Penyediaan Buku Bergambar. Makalah pada Universitas Negeri
Malang. Malang: UPT Perpustakaan tahun 2008.

http://citraindonesiaku.blogspot.co.id/2012/03/modul-kuliah-perpustakaan-
sekolah-bab-6.html (diakses pada tanggal 1 November 2017, jam
21:27).http://pustakawanjogja.blogspot.co.id/2016/03/peringkat-
negara-literasi-di-dunia-no-1.html (diakses pada tanggal 2
November 2017, jam 10:26).

http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia.a
da.di.urutan.ke-60.dunia (diakses pada tanggal 3 November 2017,
jam 10:49).

http://internasional.metrotvnews.com/dunia/Wb7Ordab-indonesia-peringkat-
dua-terbawah-dalam-survei-terkait-minat-baca (diakses pada
tanggal 3 November 2017, jam 10:51).

https://sigitsinau.wordpress.com/2010/11/28/pembinaan-minat-baca/ (diakses
pada tanggal 2 November 2013, jam 09:46).

15

Вам также может понравиться