Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NIM : 5161122001
OTOMOTIF
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat tuhan Yang MahaEsa.allah subanawataala Karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan TUGAS CBR
tentang mengkritik buku atau yang kita sebut Crictical Book Report. Dan juga kami
berterimakasih kepada BAPAK : DR.R MIRSID S.T M.PD selaku dosen mata kuliah desain
pembelajaran otomotif yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap Crictical Book Report ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita dalam arti kata desain pembelajaran otomotif. Saya juga
menyadari bahwa di dalam Crictical Book Report ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan Crictical Book Report yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurnatanpa saran yang membangun.
Semoga Crictical Book Report sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi sayasendiri dan orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari bapak demi
perbaikan makalah ini diwaktu yang akan dating.
Penulis,
AMINUDDIN HASIBUAN
NIM:5161122001
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar....................i
A.Latar Belakang....1
B.rumusan masalah....2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..9
B. Saran...10
C. Daftar pustaka.11
BAB I PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Jelord E. Kemp berasal dari California Satate University di Sanjose. Kemp mengembangkan
model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model Kemp memberikan
bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang masalahmasalah umum dan tujuan-
tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan pengembang desain instruksional untuk
melihat karekteristik para siswa serta memnentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat.
Langkah berikutnya adalah spesifikasi pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan strategi dan langkah-langkah
dalam kegiatan belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan.
Selanjutnya, materi/isi (content) kemudian di evaluasi atas dasar tujuan-tujuan yang telah
dirumuskan. Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi dan revisi didasarkan atas
hasil-hasil evaluasi. Pentingnya pembahasan ini yaitu agar kita bisa memahami bagaimana
model pembelajaran menorur J.E kemp sehingga dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran di kelas. Secara global, makalah ini membahas mengenai pengertian model
pembelajaran menurut J.E Kemp serta langkah-langkahnya dalam proses pendidikan .
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
4
1. Untuk memahami pengertian model pembelajaran J.E Kemp.
3.tahun terbit:2012
B.BUKU PEMBANDING
5
Identitas buku pembanding I
i. ISBN : 978-602-8800-16-7
i. ISBN : 978-602-1186-12-1
6
Identitas buku pembanding 3
h. ISBN : 978-979-1468-51-4
7
a. Judul : desain pembelajaran pendidikan karakter (konsepsi dan aplikasinya
dalam lembaga pendidikan
i. ISBN : 978-602-7874-53-4
8
Menurut Gustafson dan Branch (2002), model desain sistem pembelajaran yang
dikemukakan oleh Kemp dkk merupakan sebuah model yang berfokus pada perencanaan
kurikulum. Model dengan pendekatan trdisional ini memprioritaskan langkah dan perspektif
siswa yang akan menempuh proses pembelajaran. Faktor penting yang mendasari penggunaan
model desain sistem pembelajaran kamp, yaitu:
6. Revisi untuk membuat program pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan
Pembelajaran Jerols E. Kemp dari California State University di Sanjose mengembangkan model
Pengembangan Instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model pembelajaran Kemp
memberikan bimbingan kepada para pemakainya untuk berfikir tentang masalah-masalah
umum dan tujuan-tujuan pengajaran. Model ini juga mengarahkan para pengembang desain
intruksional untuk melihat karakteristik para siswa serta menentukan tujuan tujuan belajar
yang tepat. Langkah berikutnya adalah spesifikasi isi pelajaran dan mengembangkan pretest dari
tujuan tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan strategi dan langkah
langkah dalam kegiatan belajar mengajar serta sumber sumber belajar yang akan digunakan.
Selanjutnya, materi/isi (conten) kemudian di evaluasi atas dasar tujuan tujuan yang telah
dirumuskan.
Langkah berikunya adalah melakukan identifikasi dan revisi didasarkan atas hasil hasil
evaluasi Perencanaan desain pembelajaran model Kemp dapat digunakan pada tingkat sekolah
dasar, sekolah lanjutan, maupun perguruan tinggi. Menurut Kemp, desain pembelajaran terdiri
dari banyak bagian dan fungsi yang saling berhubungan dan harus dikerjakan secara logis agar
mencapai apa yang dinginkan. Model desain sistem instruksional yang dikembangkan oleh kemp
9
merupakan model yang berbentuk lingkaran. Model berbentuk lingkaran menunjukan adanya
proses kontinyu dalam menerapkan desain sistem pembelajaran. Menurut kemp langkah tiap-
tiap pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat
ini dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut. Pengembangan model Kemp
memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen
manapun. Namun, karena kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi
pada tujuan, maka seharusnya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.[3]
Selainitudarisumber yang lainjugamengatakan, menurut Kemp pengembangan perangkat
merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan
langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan
kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena
kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan,maka proses
pengembangan itu dimulai dari tujuan.
Tujuan Model Pembelajaran Kemp Model Kemp ini di rancang untuk menjawab tiga
pertanyaan, yaitu :
2. Apa / bagaimana prosedur, dan sumber-sumber belajar apa yang tepat untuk
mencapai hasil belajar yang diinginkan ( kegiatan dan sumber belajar).
3. Bagaiman kita tahu bahwa hasil belajara yang diharapkan telah tercapai (Evaluasi)
Dalam desain yang dikembangkan oleh kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal
pertama yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi masalah pembelajaran, kemudian dilakukan
analisis karakteristik siswa, analisis tugas, dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran,
pengurutan materi, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan,
mengembangkan pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi instrumen. Keseluruhan
proses tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian dijadikan dasar sebagai
10
proses revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan layanan pendukung
dan implementasi dari manajemen proyek
C. Syntax Model Pembelajaran Kemp Model pembelajaran Jerold E. Kemp (1977), terdiri
atas delapan langkah, yaitu:
2. Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk
mengetahui apakah latar pendidikan dan social budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti
program, serta langkah-langkah apa yang perlu diambil.
3. Menentukan tujuan pembelajaran khusus atau indicator, yaitu tujuan yang spesifik,
operasional, dan terukur. Dengan demikian, siswa akan tahuapa yang harus dipelajari,
bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannyabahwa siswa telah berhasil. Dari segi guru,
rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan dan pemilihan bahan/materi yang
sesuai.
6. Menentan strategi belajar-mengajar dan sumber belajar yang sesuai. Criteria umum
untuk pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus
11
tersebut adalah : (a) Efisiensi; (b) Keefektifan; (c) Ekonomis; (d) Keptaktisan melalui suatu
analisis alternative
7. Koordinasi sarana penunjang yang diperlukan, meliputi biaya, fasilitas, pralatan, waktu
dan tenaga.
D. Penerapan di KBM
Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam
menjalankan profesinya. Sebagaimana rencana pembelajaran pada umumnya, rencana
pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dirancang oleh guru yang akan melaksanakan
pembelajaran di kelas yang berisi skenario tentang apa yang akan dilakukan siswanya
sehubungan topik yang akan dipelajarinya.
12
Titik awal upaya memperbaiki kualitas pembelajaran diletakkan pada proses
pembelajaran atau pada metode pembelajarannya. Manipulasi variabel metode dalam
interaksinya dengan variabel kondisi pembelajaran akan menentukan kualitas hasil pembelajaran.
A. Metode Pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
1. Strategi Pengorganisasian (organizational strategy)
2. .Strategi Penyampaian (delivery strategy)
3. Strategi Pengelolaan (management strategy)
B. Kondisi Pembelajaran
Regeluth dan Merril (1979) mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga
(3) kelompok, yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran
2. Kendala dan karakteristik bidang studi
3. Karakteristik si belajar
C. Hasil Pembelajaran
1. Keefektivan (effectiveness)
2. Efisien (efficiency)
3. Daya Tarik (appeal)
13
Teknologi pembelajaran adalah penerapan secara sistemik dan sistematis strategi dan teknik
yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu yang bersifat fisik serta pengetahuan lain untuk
keperluan pemecahan masalah pembelajaran.
Salah satu isu yang berkenaan dengan bidang garapan ini adalah siapakah yang menjadi
sasaran layanan teknologi pendidikan ? bagaimana model layanan yang cocok diberikan kepada
sasaran ? bagaimana karakteristik yang dilayani ? bagaimana mendesain layanan yang diberikan
pada sasaran layanan?
Dalam kawasan teknologi pendidikan terdapat lima (5) kawasan yang menjadi bidang
garapan penelitian.
C. Karakteristik Siswa
Variabel ini didefinisikan sebagai aspek aspek berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar,
gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya.
Aliran Behaviorisme kaitannya dengan Karakteristik Siswa
Aliran perilaku stimulus dan respon (S R) adalah suatu aliranperilaku yang menekankan
antecendent sebagai penyebab dari perilaku yang umumnya disebut metodologi aliran perilaku
(Skiner, 1974). Salah satu aspek yang berbeda dari pendekatan metodologi behavioris adalah
pada permintaan untuk data data eksperimental (manipulative) untuk membenarkan setiap
interpretasi dari perilaku adalah sebab akibat. Observasi secara alamiah, pengalaman pribadi,
penilaian harus berdasar pada bukti-bukti untuk mendukung setiap penjelasan secara psikologis.
Formula ini berarti bahwa setiap pendengar harus membuat respons yang tepat ketika ada
rangsangan (stimulus) yang tepat dan ketika terdapat suatu kondisi yang diperlukan.
Kibler dkk (1974) mencatat ada banyak dasar-dasar yang rasional untuk menggunakan tujuan
perilaku. Ini termasuk :
1. Membantu mengevaluasi kinerja pendengar
2. Mendesain dan merancang urutan-urutan dari instruksi
3. Mengkomunikasikan persyaratan dan harapan-harapan
14
4. Menyediakan dan mengkomunikasikan terlebih dahulu tingkat kinerja dari instruksi
Desain Saat Ini dan Model Penyampaian PSI (Personalized System of Intructional)
Ada 5 karakter PSI, yaitu :
- Menggunakan instruktur atau pengajar
- Penguasaan materi pelajaran
- Menyusun sendiri kecepatan belajarnya
- Guru sebagai motivator
- Menggunakan kata-kata tertulis
- Ketepatan Mengajar (Precision Teaching)
Suatu metode yang lebih menekankan monitoring kegiatan belajar di dalam kelas. Guru
yang tepat menjadi lebih lancer, akurat, dan cepat kinerjanya, suatu tujuan yang dapat
meningkatkan kemajuan murid.
.
PERLUNYA MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR EMOSIONAL ANAK DALAM
MERANCANG PEMBELAJARAN
Lawrence Shapiro (1997), kecerdasan emosional anak dapat dilihat pada (a) keuletan, (b)
optimism, (c) motivasi diri, dan (d) antusiasme. Kecerdasan emosional pengukurannya bukan
didasarkan pada kepintaran seorang anak, tetapi melalui suatu yang disebut dengan karakteristik
pribadi atau karakter.
A. EQ Versus IQ
Korteks, yaitu bagian otak yang digunakan untuk berpikir. Kadang-kadang disebut
neokorteks sebagai bagian yang berbeda dari bagian otak yang mengurusi emosi yakni system
limbic (hippocampus), tetapi sesungguhnya hubungan antara kedua bagian inilah yang
menentukan kecerdasan emosional seseorang. Korteks terdiri atas empat lobus (belahan otak),
15
dan kerusakan pada lobus tertentu akan menyebabkan masalah tertentu pula. Adapun belahan
otak tersebut adalah: Lobus Oksipitalis terletak dibagian belakang kepala merupakan bagian otak
yang mengendalikan penglihatan. Lobus Temporalis terletak tepat dibelakang telinga dikedua sisi
kepala, kerusakan bagian ini akan menyebabkan masalah pada memeori jangka panjang.
Menjadi Orang Tua Ber EQ Tinggi Hasil penelitian mengungkapkan bahwa hubungan yang
terbuka dan saling menyayangi dengan anak akan memberikan efek jangka panjang berupa
meningkatnya citra diri, keterampilan menguasai situasi, dan mungkin kesehatan anak.
Bagi anak anak dibawah 9 tahun, Barkley menganjurkan agar orang tua menetapkan wkatu
khususu untuk berpartisipasi dengan anak-anaknya dalam kegiatan bermain. Selama waktu itu
orang tua harus menciptakan suasana yang tidak menuntut penilaian tetapi menarik,
menggairahkan, dan menunjukkan penerimaan.
Ada dua kelompok emosi, yaitu: Emosi Negatif, sifatnya dapat memitivasi anak-anak untuk
belajar dan mempraktikan perilaku prososial, termasuk (a) takut dihukum, (b) kekhawatiran tidak
diterima oleh orang lain, (c) rasa bersalah bila gagal memenuhi harapan seseorang, (d) malu bila
berbuat sesuatu yang tidak dapat diterima orang lain.
Emosi Positif akan membentuk moral anak, adalah empati dan apa yang disebut dengan naluri
pengasuhan, yang meliputi kemampuan untuk menyayang.
Salah satu unsure dari emosional adalah empati. Empati merupakan suatu sikap kepribadian
seseorang dimana seseorang mampu menempatkan diri dalam posisi orang lain.
Keterampilan memahami sesuatu dengan perspektif orang lain ini memungkinkan seorang
anak mengetahui kapan bias mendekati teman yang sedih dan kapan membiarkannya sendiri.
16
Hal yang perlu diingat dalam keterampilan EQ ini adalah : Ajarkan nilai kejujuran kepada
anak sejak mereka masih muda dan konsisten dengan pesan anda waktu usia mereka bertambah.
Pemahaman anak mengenai kejujuran bias berubah, tetapi pemahaman anad jangan berubah.
Anda dapat menjadikan kejujuran dan etika sebagai bahan perbincangan sejak anak masih sangat
muda dengan memilihkan buku-buku dan video untuk menikmati bersama anak, memainkan
permainan kepercayaan, dan memahami berubahnya kebutuhan anak atas privasi.
Membuat anak merasa malu atas perbuatan anti sosialnya merupakan cara yang manjur
untuk mengubah perilaku ini. Emosi negative rasa malu dan rasa bersalah dapat dimanfaatkan
secara konstruktif untuk membentuk perilaku moral anak:
a. Memanfaatkan rasa malu
b. Berpikir realistis
c. Keuntungan optimis
d. Mengubah kelakuan anak dengan mengubah pola piker mereka
e. Mendefinisikan masalah sebagai musuh
f. Membuat kerangka baru suatu masalah dan menuliskannya
1. Perkembangan Emosional
Teori Freudianisme dan teori psikobiologi menekankan pada perlunya peran ego dalam diri
setiap individu. Jika ego lemah, emosi akan mudah terpicu sehingga dapat melakukan hal-hal
yang melanggar batas.
17
2.Perkembangan Mental
Mental ada kaitannya dengan daya inteligensi. Jika seseorang mempunyai daya
inteligensi yang tajam dan dapat menilai realitas, ia semakin mudah untuk menyesuaikan diri
dengan masyarakat, dan sebaliknya.
3. Anomi
Masa anomi ditandai dengan ditinggalkannya keadaan yang lama dan mulai menginjak
dalam keadaan yang baru. Sebagai ukuran orang akan menjadi anomi (kebingungan) adalah (a)
di kala ia berhadapan dengan suatu kejadian atau perubqahan yang belum pernah dialaminya,
dan (b) di kala ia berhadapan dengan situasi yang baru, ketika harus menyesuaikan diri dengan
cara-cara yang baru pula.
Proses emosi dapat dijelaskan dari proses fisiologik, yaitu terjadinya perubahan dalam
diri (visceral change)akibat dipengaruhi system saraf autonomic, kelenjar endokrin, dan system
saraf pusat. Hypothalamus bekerja mengontrol system saraf autonomic, selanjutnya mengawali
dan memulai terjadinya kondisi dasar dan emosi. Cerebral Cortex bertindak sebagai penggerak
perbuatan emosi yang keadaannya tidak teratur.
Perubahan dalam reflek kulit Galvanis GSR ( Galvanis Skin Reflex), sirkulasi ( tekanan
darah, perubahan kimiawi dan distibusinya), aktivitas Gastrointensinal(panas badan),
respirasi/berkeringat, berdirinya bulu kuduk, ukuran pupil matadan sebagainya.
Kondisi bangkitnya (Arousal State) emosi dan motivasi sangat mirip satu sama lainnya. Proses
Cerebral mempersepsi situasi dan menafsirkan sensasi selalu berbasis pada keadaan lingkungan.
Takut dan Marah, merupakan akibat dari proses fisiologik berbeda. Saat takut, adrenalin
berada pada aliran darah, respirasi meningkat, reflex kulit galvanis menurun dan tekanan pada
otot-otot terjadi dalam waktu singkat. Saat marah, nonadrenalin dibawa kealiran darah,
meningkatnya reflex skin galvanis, berkurangnya respirasi, tekanan otot menyeluruh dan terjadi
tekanan darah yang meningkat.
A. Pendahuluan
18
Aspek evaluasi sering diabaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar.jika membuat
alat evaluasi apakah memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Evaluasi hasil belajar merupakan proses mulai dan menentukan objek yang diukur,
mengukurnya, mencapai hasil pengukuran, mentransformasikan ke dalam nilai, dan mengambil
keputusan lulus tidaknya seseorang, efektif tidaknya guru mengajar atau baik-buruknya interaksi
antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar.
Suatu ujian dikatakan bermutu baik apabila ujian tersebut: Menguji apa yang hendak
diuji. Dengan perkataan lain, rancangan ujian harus relevan dengan fungsi evaluasi yang
diinginkan. Terdiri atas serangkaian soal ujian yang baik ( valid, relevan, spesifik, representative
dan seimbang)
Apapun materi yang diujikan, hakikatnya didasarkan pada materi perkuliahan dan buku
bacaan wajib serta sejumlah handout yang dibagikan. Struktur soal harus representative,
seimbang dan relevan dengan sasaran belajar. Perlu dibuat kisi-kisi spesifikasi soal untuk tingkat
kemampuan belajar, membuat pembobotan soal dan transformasi angka ke nilai.
C. Kriteria Evaluasi
19
- Validitas Konstruksi, butir-butir soal membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir
sesuai tujuan instruksional khusus.
- Validitas ada sekarang , hasilnya sesuai dengan pengalaman.
- Validitas Prediksi, mampu meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
- Reliabilitas Instrumen
- Jenis Paralel, dua buah tes yang memiliki kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan,
tetapi soalnya berbeda.
- Jenis Tes Ulang, jenis ini dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri test
- Jenis belah dua, jenis ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan sekali lagi.
Seperangkat ini perlu disiapkan dengan tujuan pembelajaran yang jelas dan dapat
dilaksanakan sesuai kondisi setempat, secara konkrit dapat diukur sampai seberapa jauh tujuan
yang ditentukan tercapai.
20
A. Pendahuluan
B. Esensi KBK
21
k. Laporan untuk masyarakat
BAB III
ANALISIS BUKU
a. Keunggulan buku
Setelah penulis membaca dan memahami dari isi buku, terdapat cukup banyak keunggulan
dari buku ini diantaranya:
1. Dalam Model pembelajaran Kemp ini, di setiap melakukan langkah atau prosedur
terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ketahap berikutnya. Tujuannya
adalah apabila terdapat kekurangan atau kesalahan di tahap tersebut, dapat dilakukan
perbaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya.
2. Dari segi isi, buku ini membahas materi yang begitu padat, sehingga pembaca merasa
puas ketika membaca buku ini. Ini dapat dilihat dari segi penulisan buku ini dan
kepadatan isi buku tersebut. Materi yang dibahas juga sangat baik sehingga sangat cocok
untuk para pelajar atau mahasiswa.
3. Dari sampul buku ini cukup menarik untuk dibaca, karena melihat sampulnya saja saya
pikir para pembaca akan tertarik untuk membaca buku ini.
4. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang berisi langkah-langkah ataupun
petunjuk dalam membuat sebuah lembar kerja.
5. Dan pada akhir, buku ini terdapat tambahan materi yang memprmudah pembaca
memahaminya dan mengajak pembaca untuk lebih paham.
Buku ini cukup baik untuk dibaca karena isinya yang padat serta singkat sehingga
pembaca khususnya mudah dalam memahami isi dari buku.
22
b. Kekurangan buku
Model pembelajaran Jerold E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran guru di sini mempunyai pengaruh yang besar,
karena mereka dituntut dalam rangka prrogram pengajaran, instrumen evaluasi, dan strategi
pengajaran. Materi yang disajikan pada buku ini kurang berkaitan antara per bab. Seharusnya
untuk setiap bab dari buku ini harus saling berkaitan, terdapat kalimat yang kurang padu pada
pembahasan setiap materi dari buku ini. Isi dalam buku ini cukup lengkap, tetapi perlu ditambahi
lagi dan diperdalam. Karena model-model pembelajran itukan banyak, jadi sebaiknya sebagian
dimasukkan kedalam materi dalam buku ini sehingga pembaca semakin mudah memahami tanpa
harus mencari lagi model-model pembelajran dalam buku lain. Pada akhir buku ini tidak
diberikan kesimpulan, sehingga untuk mendapatkan ringkasan pembaca harus membaca ulang
dari materi, sedangkan pada buku pembanding dilengkapi dengan kesimpulan sehingga pembaca
lebih mudah memahami materi dari buku ini.
23
BAB IV PENUTUP
SIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Model desain sistem pembelajaran yang di
kemukakan oleh kemp dan buku buku lainnya terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan tujuan pembelajaran
24
6. Merancang strategi pembelajaran yg baik untuk memberikan informasi dan pengetahuan
yang sangatlah baik untuk dibaca dan dipahami isinya. Untuk memajukan pendidikan perlu
dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan baik dari segi kurikulum, kompetensi guru, serta
terbitan buku yang bermutu dan juga sesuai dengan standar internasional, demi melahirkan insan
akademis yang berpengetahuan dan mempunyai skill yang baik. Untuk itu diharapakan kepada
penulis buku agar benar-benar menerbitkan buku yang berkualitas sehingga mudah dipahami
oleh para pembaca. Dan buku yang ditulis juga harus memberikan pengajaran kepada pembaca.
Untuk itu guna memperbaiki keluaran buku selanjutnya, perlu dibuat kritikan terhadap buku.
Penulis menganjukan untuk terbitan buku selanjautnya lebih baik lagi.
SARAN
Kepada penulis buku diharapkan untuk lebih baik dalam menerbitkan buku selanjutnya,
sehingga memuaskan para pembaca yang haus akan ilmu pengetahuan. Bentuk penulisan buku
berikutnya untuk lebih baik lagi.
Daftar Pustaka
JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011
AHMAD_MULYADIPRANA/POWER_POINT/Model_Pembelajaran_[Compatibility_Mode].p
df
25
26