Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mesin kiln ialah mesin pembakaran tile (keramik mentah) menjadi Keramik
matang dimana ini merupakan salah satu proses dalam produksi keramik,
pembakaran bertujuan merubah material keramik menjadi bahan yang padat, keras
kedap air serta tahan terhadap tekanan dan reaksi kima. Adapun Merk/Type kiln
yang digunakan di PT. Angsa Daya diantaranya Sacmi, Nasseti, Keda dan Carfer
Forni.(Nasseti)
Dalam mesin kiln terjadi proses pemanasan, transfer energi, penekanan dan
pengurangan kadar air pada keramik tile. Kiln di lengkapi dengan system kontrol
dalam proses pembakarannya, diharapkan untuk memperoleh hasil bakar yang
sempurna dan dapat memperoleh kerja mesin yang optimal.
1) Preheating Zone
Pembakaran awal yang berfungsi untuk menghilangkan air kimia dan
mekanis dengan temperatur 400 sampai dengan 1000.
2) Firing Zone
Proses dengan temperatur diatas 1000 dan sangat menentukan ukuran,
planarity dan reaksi kimia glaze yang terbagi dalam 2 proses pembakaran,
yaitu :
3) Cooling Zone
b) Drive System
Adalah bagian transfortasi dalam kiln yang berupa system mekanikal yang
terdiri dari beberap komponen seperti motor inverter, Rantai, Procket, Gear,
Pan/Spring, Bearing, Roller.
d) Control Panel
Pada penggunaannya mesin kiln di control dan setting melalui panel control,
dan terdiri dari :
1. Setting temperature combustion plant
2. Selector operasional kiln
3. CPU Operasional kiln system
4. DC electric system control
5. Alarm secure
f) Gas Detector ialah alat untuk mendeteksi adanya kebocoran gas atau tidaknya
pada pipa gas, dan menampilkan berapa bar tekanannya.
1) Faktor Gas
( + ) .
=
(273 + . )
Diketahui :
= 1013
= 1013
(. ) = 300
2) Konsumsi Gas
(3 ) = (3 ) ()
3) Hasil Bakar
() = (3 ) (2 )
4) Konsumsi Spesifik Gas
(3 ) ( 3 )
( ) =
()
CONTOH :
Diketahui :
= 8600 3
. = 37
= 80
= 1013
= 1013
(. ) = 300
= 9500 3
= 16,3
= 13200 2
( + ) .
=
(273 + . )
(1013 + 80 ) 300
=
1013 (273 + 37)
327900
= = 1,044
314030
(3 ) = (3 ) ()
= 13200 2 16,3 2
= 215160
(3 ) ( 3 )
( ) =
()
9500 3 8600 3
=
215160
= 379,717
() ()
=
() ()
CONTOH :
Diketahui :
= 14991
= 6
+ = 42,5
= 6
14991 6
=
42,8 6
89946 .
= = 352,73 2
255 .
1. Retak preheating
Defect ini biasa terjadi pada zona preheating pada saat pelepasan air mekanis
atau air kimia, biasa terjadi pada sisi tile posisi dinding kiln, jenisnya tampak
kasar, terkadang sedikit ada lelehan glaze di celah retakan. Upaya penangan
defect ini adalah dengan menurunkan temperatur pada zona preheating agar
tile yang masuk tidak menerima panas yang tinggi secara spontan.
3. Blackcore
Defect ini terjadi pada saat pembakaran tidak sempurna pada zona preheating
pada fase pelepasan air atau air kimia akibat dari material organik dan
anorganik ataupun akibat zat impuritis yang tidak sempat terlepas pada fase
preheating sehingga membentuk inti hitam dalam kasus ini material yang
seringkali menyebabkan blackcore adalah batubara. Upaya penanganan defect
blackcore adalah dengan menurunkan cycle kiln untuk memberikan
penambahan waktu fase pelepasan material yang terjebak didalam tegel
sehingga menyebabkan blackcore, naikkan temperatur preheating 1 atau 2
zone antara 20 sampai 50.
4. Kesikuan
Kesikuan adalah defect karena perbedaan panjang yang melebihi dari standar
antara sisi yang berhadapan yang disebabkan oleh :
Upaya untuk penanganan defect ini adalah dengan setting burner atau dengan
setting bukaan angin pada posisi tegel yang terkena kesikuan.
Upaya untuk penanganan defect ini adalah dengan mengatur suhu kearah
ukuran normal, baik itu menaikkan suhu ataupun menurunkan suhu agar
mayoritas tile masuk kearah normal (N).
6. Pinplus/Pinhole
Defect ini biasa terjadi karena :
a) Glaze mendidih karena temperatur terlalu tinggi.
b) Terlalu lama pada temperatur maksimum (akan mengakibatkan
komponen glaze melebur bersamaan).
c) Cooling condition, terlalu cepat di zona pendinginan sehingga glaze
tidak sempat hilang semua karena sudah masuk ke zona pendinginan.
Upaya penanganan defect ini adalah dengan membersihkan area kiln dengan
cara dihisap dengan vacuum, jangan disapu ataupun ditiup karena kotoran
akan masuk kedalam kiln dan mempengaruhi defect bintik hitam atau kotoran
kiln. Selain itu bersihkan tiap hari filler combustion rapid coolng, bersihkan
filter combustion untuk burner setiap hari untuk NASSETI dan sebulan sekali
SACMI dan KEDA, bersihkan pipa rapid cooling setiap preventive, bersihkan
cerobong rapid cooling setiap preventive.
8. Planar
Planar dapat diketahui dari variasi dan penyimpangan planaritas tile terhadap
bentuk standar. Seperti yang diketahui bahwa keramik yang dibakar pada kiln
tidaklah memiliki permukaan yang seragam dimana permukaan atas yang
dilapisi glaze dan aplikasi lain dan lapisan bawah yang mempunyai struktur
tidak sama dengan penekanan yang berbeda.
9. Mengatasi Shading
Mengubah settingan angin pada valve angin burner (angin harus seragam
antara burner lain)
10. Cekung dan Cembung
Kurva temperatur untuk granito dengan body micronize powder mengatasi
cekung yaitu dinaikkan temperatur atas, sedangkan bawah di turunkan.
Sebaliknya untuk mengatasi cembung temperatur bawah di naikkan,
temperatur atas di turunkan. Penambahan dan penurunan temeratur untuk
mengatasi cembung dan cekung antara 25C disesuaikan dengan
kecembungan dan kecekungan barang.
Untuk mengatasi cekung cembung pada kiln granito selain dengan temperatur
juga menggunakan pipa rapid cooling. Jika terjadi barang cekung maka di
buka pipa rapid cooling atas 2-5mm H2O dan rapid cooling bawah di tutup.
Untuk kiln P5 perbandingan antara udara panas yang disirkulasi dan yang
langsung adalah 30% dan 70% maksimum temperature combustion akan
tercapai apabila kondisi kiln isi penuh. Combustion temperature pada saat
kiln kosong antara 40C s/d 55C. Jika kondisi kiln isi full ,temperature
combustion akan mencapai 130C s/d 145C.
Perlu diketahui bahwa udara akan memuai jika dipanaskan, artinya apabila
kita setting angin pada saat kondisi kiln kosong misalkan 50mmH2O
(temperature 40C s/d.55C) kemudian kita lihat pada display combustion
pressure pada thermo regulator di panel kiln akan menunjukan angka
antara 18 s/d 20Kpa. sebaliknya jika kondisi kiln isi full maka jika kita lihat
temperature combustion akan naik antara 130C s/d 145C dan presure
combustion akan menunjukan antara 11 s/d 14Kpa.
Dalam kondisi ini jika kita ukur kembali angin yang ke burner yang sudah
kita setting 50mmH2O akan berubah antara 40 s/d 45 mmH2O. karena udara
mengalami perubahan densitas artinya dengan flow udara combustion yang
sama tetapi presure akan mengalami penurunan.
Dengan terjadinya kasus seperti ini maka untuk penyetingan angin pada kiln
dengan sistem hot recovery sebaiknya dilakukan pada saat kondisi kiln isi full
atau temperature combustion sudah mencapai temperature tertingginya ,atau
pada saat kiln kosong kita setting angin semua burner untuk kiln P5 teruntuk
(diameter 40 angin=60mmH2O, diameter 50 Angin = 55mmH2O).
Tidak tertutup kemungkinan jika dengan setting angin ini burner akan mati
karena kiln masih kosong (hanya beberapa burner yang mati) dalam kasus ini
angin boleh dikurangi dari valve yang warna biru saja.(valve buterfly).
sedangkan (Valve bulat warna merah) tidak boleh digerakan karena sudah
terseting. Dapat dilihat pada gambar 1.15 Valve and Pressure gauge Kiln
Agar mesin kiln bekerja secara optimal maka di butuhkan kontrol yang
ketat pada proses produksi berlangsung, diantaranya :
a) Motor penggerak
b) Dudukan Line
c) V-belt
d) Panel control
e) Sensor
Pada feeding terdapat step atau alur transfortasi yang bertujuan untuk
mengatur input ke mesin kiln, berikut ialah bagian-bagain pada trasfortasi pada
feeding :
Pada panel kontrol terdapat switch dan buttom untuk menjalankan secara
manual, buttom untuk emergency, buttom selector swicth dan monitor
untuk setting jumlah sub dan control kecepatan input storage box.
Keterangan :
a) Selector swicth auto kiln, auto storage box, auto kiln dan storage
box. Dimana ketika tile pada line diharuskan input manual, maka
tinggal swicth saja ke posisi selector bagiannya.
b) Selector swicth convensator 1&2 manual dan auto control
c) Emergency stop, yaitu buttom yang di fungsikan untuk kondisi
darurat. Ketika di tekan maka line dari input press,HD, dan feeding
semua berhenti.
d) Indikator alarm, berkedip nyala jika ada masalah pada line di sertai
dengan bunyi sirine.
Checking Sparepart dari line feeding convesator input kiln, oke atau tidak
oke, ganti/modifkasi jika memang harus dilakukan saat sparepart kondisi tidak
oke.