Вы находитесь на странице: 1из 12

KEPERAWATAN GERONTIK I

PENYAKIT YANG

SERING TERJADI PADA LANSIA

Disusun oleh :

Ika Fitri Aprilianti (07.40.023)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG

Jl. Panggungrejo No. 17 Telp. (0341) 397644

Oktober 2009

PENYAKIT YANG

SERING TERJADI PADA LANSIA

Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makin menurun. Tak
heran bila pada usia lanjut, semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena tubuh tak lagi mau
bekerja sama dengan baik seperti kala muda dulu.

Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto
Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan di kalangan
kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut ,
yang disebutnya sebagai a series of Is. Mulai dari immobility (imobilisasi), instability
(instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan
intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan dan
pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga
immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh).

Sumber lain menyebutkan, penyakit utama yang menyerang lansia ialah hipertensi, gagal jantung
dan infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus, gangguan fungsi ginjal dan hati. Juga
terdapat berbagai keadaan yang khas dan sering mengganggu lansia seperti gangguan fungsi
kognitif, keseimbangan badan, penglihatan dan pendengaran.

Secara umum, menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala
kemuduran fisik, antara lain :

1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap
2. Rambut kepala mulai memutih atau beruban
3. Gigi mulai lepas (ompong)
4. Penglihatan dan pendengaran berkurang
5. Mudah lelah dan mudah jatuh
6. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah

Disamping itu, juga terjadi kemunduran kognitif antara lain :

1. Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik


2. Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik daripada hal-hal yang baru saja terjadi
3. Sering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang
4. Sulit menerima ide-ide baru

MASALAH FISIK SEHARI-HARI YANG SERING DITEMUKAN PADA LANSIA

1. Mudah jatuh
1. Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di
lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau
luka (Ruben, 1996).
2. Jatuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor intrinsik: gangguan
gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekuatan sendi dan sinkope-
dizziness; faktor ekstrinsik: lantai yang licin dan tidak rata, tersandung oleh
benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya yang kurang terang dan
sebagainya.
2. Mudah lelah, disebabkan oleh :
o Faktor psikologis: perasaan bosan, keletihan, depresi
o Gangguan organis: anemia, kurang vitamin, osteomalasia, dll
o Pengaruh obat: sedasi, hipnotik

Kekacauan mental karena keracunan, demam tinggi, alkohol, penyakit metabolisme, dehidrasi,
dsb Nyeri dada karena PJK, aneurisme aorta, perikarditis, emboli paru, dsb Sesak nafas pada
waktu melakukan aktifitas fisik karena kelemahan jantung, gangguan sistem respiratorius,
overweight, anemia Palpitasi karena gangguan irama jantung, penyakit kronis, psikologis
Pembengkakan kaki bagian bawah karena edema gravitasi, gagal jantung, kurang vitamin B1,
penyakit hati, penyakit ginjal, kelumpuhan, dsb Nyeri pinggang atau punggung karena
osteomalasia, osteoporosis, osteoartritis, batu ginjal, dsb. Nyeri sendi pinggul karena artritis,
osteoporosis, fraktur/dislokasi, saraf terjepit Berat badan menurun karena nafsu makan menurun,
gangguan saluran cerna, faktor sosio-ekonomi Sukar menahan BAK karena obat-obatan, radang
kandung kemih, saluran kemih, kelainan syaraf, faktor psikologis Sukar menahan BAB karena
obat-obatan, diare, kelainan usus besar, kelainan rektum Gangguan ketajaman penglihatan
karena presbiopi, refleksi lensa berkurang, katarak, glaukoma, infeksi mata Gangguan
pendengaran karena otosklerosis, ketulian menyebabkan kekacauan mental Gangguan tidur
karena lingkungan kurang tenang, organik dan psikogenik (depresi, irritabilitas) Keluhan pusing-
pusing karena migren, glaukoma, sinusitis, sakit gigi, dsb Keluhan perasaan dingin dan
kesemutan anggota badan karena ggn sirkulasi darah lokal, ggn syaraf umum dan lokal Mudah
gatal-gatal karena kulit kering, eksema kulit, DM, gagal ginjal, hepatitis kronis, alergi
KARAKTERISTIK PENYAKIT LANSIA DI INDONESIA

1. Penyakit persendian dan tulang, misalnya rheumatik, osteoporosis, osteoartritis


2. Penyakit Kardiovaskuler. Misalnya: hipertensi, kholesterolemia, angina, cardiac attack,
stroke, trigliserida tinggi, anemia, PJK
3. Penyakit Pencernaan yaitu gastritis, ulcus pepticum
4. Penyakit Urogenital. Seperti Infeksi Saluran Kemih (ISK), Gagal Ginjal Akut/Kronis,
Benigna Prostat Hiperplasia
5. Penyakit Metabolik/endokrin. Misalnya; Diabetes mellitus, obesitas
6. Penyakit Pernafasan. Misalnya asma, TB paru
7. Penyakit Keganasan, misalnya; carsinoma/ kanker
8. Penyakit lainnya. Antara lain; senilis/pikun/dimensia, alzeimer, parkinson, dsb

PENYAKIT YANG SERING TERJADI PADA LANSIA

Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto
Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan di kalangan
kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut ,
yang disebutnya sebagai a series of Is. Mulai dari immobility (imobilisasi), instability
(instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan
intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan dan
pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga
immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh).

Selain gangguan-gangguan tersebut, Nina juga menyebut tujuh penyakit kronik degeratif yang
kerap dialami para lanjut usia, yaitu:

1. Osteo Artritis (OA)

OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan biologik yang
mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi, dan perkapuran. OA merupakan
penyebab utama ketidakmandirian pada usia lanjut, yang dipertinggi risikonya karena trauma,
penggunaan sendi berulang dan obesitas.

2. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa atau kepadatan tulang
berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk pada percepatan kehilangan tulang
selama dua dekade pertama setelah menopause, sedangkan tipe II adalah hilangnya masa tulang
pada usia lanjut karena terganggunya produksi vitamin D.

3. Hipertensi

Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang terjadi karena menurunnya
elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak ditangani, hipertensi dapat memicu terjadinya
stroke, kerusakan pembuluh darah (arteriosclerosis), serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal

4. Diabetes Mellitus

Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula darah masih tetap
normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes melitus,
dimana kadar gula darah sewaktu diatas atau sama dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah
saat puasa di atas 126 mg/dl. Obesitas, pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut
mempertinggi risiko DM. Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75 tahun menderita
DM. Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar, banyak berkemih, mudah lelah, berat
badan terus berkurang, gatal-gatal, mati rasa, dan luka yang lambat sembuh.

5. Dimensia

Merupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi intelektual dan daya ingat
secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari. Alzheimer
merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi pada usia lanjut. Adanya riwayat keluarga,
usia lanjut, penyakit vaskular/pembuluh darah (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi), trauma
kepala merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia juga kerap terjadi pada wanita
dan individu dengan pendidikan rendah.

6. Penyakit jantung koroner

Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung terganggu. Gejala
umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga kebingungan.

7. Kanker

Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel mengalami perubahan
bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih sehat. Sel yang berubah ini mengalami
mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi menjalankan fungsi normalnya. Biasanya
perubahan sel ini mengalami beberapa tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama
sekali dari keadaan awal (kanker). Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah
penyakit jantung. Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua pertiga kasus kanker terjadi
di atas usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun resiko untuk timbul kanker meningkat.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

Pengelompokan askep dasar pada lansia


o support personal hygieneAktif
o total carePasif
Lansia potensial mengalami decubitus
o Penyebab: immobilisasi, defisit jaringan lemak, defisit jaringan kolagen
o Faktor intrinsic: status gizi, anemia, hipoalbuminemia, penyakit neurologik,
penyakit pemb. Darah, dehidrasi
o Faktor extrinsic: kurang bersih tempat tidur, alat tenun yang kusut dan kotor,
defisit personal hygiene
Pengelompokan decubitus
o Derajat I: terbatas pada epidermis
Perawatan: bersihkan dgn air hangat dan sabun, lotion, masase 2-3 x/h, perubahan
posisi
o Derajat II: mencapai dermis subkutan
Perawatan: perawatan luka aseptik & antiseptik, gosok dgn es dan dihembus
udara hangat bergantian, pengobatan topikal, dibalut
o Derajat III: meliputi jaringan lemak subkutan dan cekung, berbau
Perawatan: debridement, pertahankan sirkulasi & oksigenasi
o Derajat IV: meluas sampai ke tulang
Perawatan: debridement, perawatan luka aseptik & antiseptik, transplantasi kulit
setempat (bila memungkinkan)

PENDEKATAN PERAWATAN LANSIA

1. Pendekatan fisik terdiri dari aktif pasif


2. Pendekatan piskis menggunakan komunikasi edukatif
3. Pendekatan sosial dengan cara diskusi, sharing perception
4. Pendekatan spiritual dengan peace

TUJUAN ASKEP

1. Kemandirian yaitu health promotion, preventive, maintenance


2. Mempertahankan kesehatan
3. Mempertahankan semangat hidup (life support)
4. Menolong dan merawat klien lansia yang mengalami sakit
5. Merangsang petugas kesehatan mengenal & menegakkan diagnosa yang tepat

FOKUS ASKEP
1. Health promotion
2. Prevention disease
3. Mengoptimalkan fungsi mental
4. mengatasi gangguan kesehatan yang umum

PENGKAJIAN

Tujuan
o Menentukan kemampuan klien memelihara diri sendiri
o Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu
o Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien
o Memberi waktu kepada klien untuk menjawab
Meliputi: fisik, psikologis, ekonomi, spiritual

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Fisik
o Gangguan nutrisi : defisit/over
o Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan
o Defisit knowledge
o Resti cedera fisik
o Gangguan pola tidur
o Perubahan pola eliminasi
o Gangguan mobilitas fisik
Psikologis: Isolasi sosial, Menarik diri, Depresi, Harga diri rendah, Coping tidak adekuat
Spiritual: reaksi berkabung/berduka, penolakan terhadap proses penuaan, marah terhadap
Tuhan, perasaan tidak tenang

RENCANA KEPERAWATAN

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

1. Penyebab
o Penurunan alat penghiduan dan pengecapan
o Organ pengunyah kurang sempurna
o Rasa penuh pada perut dan susah BAB
o Melemah otot-otot lambung dan usus
2. Masalah gizi: berlebihan, berkurang, kekurangan/kelebihan vitamin
3. Kebutuhan nutrisi
o Kalori ? 2100 kal pada laki-laki, 1700 kal pada wanita
o Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan
o Lemak tidak dianjurkan, 15-20% dari total kalori yang dibutuhkan
o Protein 20-25% dari total protein yang dibutuhkan
o Vitamin dan mineral sama dengan usia muda
o Air 6-8 gelas/h
4. Rencana tindakan
1. Berikan makanan porsi kecil tapi sering
2. Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin
3. Berikan makanan yang mengandung serat
4. Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori
5. Batasi minum kopi dan teh

Peningkatan keamanan dan keselamatan

1. Penyebab
o Fleksibilitas kaki yang berkurang
o Fungsi penginderaan dan pendengaran yang menurun
o Pencahayaan yang berkurang
o Lantai licin dan tidak rata
o Tangga tidak ada pengaman
o Kursi/ tempat tidur yang mudah bergerak
2. Tindakan mencegah kecelakaan
1. Klien :
Anjurkan klien menggunakan alat bantu (sesuai indikasi)
Latih untuk pindah dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya
Biasakan gunakan pengaman tempat tidur, jika tidur
Bantu klien bila ke kamar mandi
Usahakan ada yang menemani ketika berpergian
2. Lingkungan :
Tempatkan di tempat khusus yang mudah diobservasi
Letakkan bel di bawah bantal & ajarkan cara menggunakannya
Tempat tidur tidak terlalu tinggi
Letakkan meja dekat tempat tidur, atur peralatan mudah pakai
Lantai bersih, rata, tidak licin dan basah serta pasang pegangan kamar
Mandi
Kunci semua peralatan yang menggunakan roda
Hindarkan lampu redup dan menyilaukan
Gunakan sandal atau sepatu yang beralaskan karet

Memelihara kebersihan diri

1. Penyebab

Penurunan daya ingat


Kurangnya motivasi
Kelemahan dan ketidak mampuan fisik

2. Rencana tindakan
1. Mengingatkan/membantu melakukan personal hygiene
2. Menganjurkan gunakan sabun lunak mengandung minyak/skin lotion

Memelihara keseimbangan istirahat/tidur

1. Penyebab

gatal-gatalPersonal hygiene kurang


insomsiaGgn psikologis
kebisingan, ventilasi dan sirkulasi Kelemahan dan ketidakmampuan fisikFaktor
lingkungan

2. Rencana tindakan
1. Menyediakan tempat/ waktu tidur yang nyaman
2. Mengatur lingkungan yang adekuat
3. Latihan fisik ringan memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot
4. Minum hangat sebelum tidur

Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi


1. Penyebab
o daya ingat menurun, depresi, lekas marah, mudah tersinggung dan curiga
2. Rencana tindakan :
1. Berkomunikasi dengan mempertahankan kontak mata
2. Mengingatkan terhadap kegiatan yang akan dilakukan
3. Menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan klien
4. Memberi kesempatan untuk mengekspresikan diri
5. Melibatkan klien dalam kegiatan sesuai kemampuan
6. Menghargai pendapat klien

TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Menumbuhkan dan membina rasa saling percaya


2. Penerangan cukup
3. membaca, rekreasiMeningkatkan ransangan panca indera
4. kalender, jamMempertahankan dan latih daya orientasi nyata
5. Berikan perawatan sirkulasi
6. Berikan perawatan pernafasan
7. Berikan perawatan pada alat pencernaan

Berikan perawatan genitourinaria


Berikan perawatan kulit

Daftar Pustaka

Darmojo, Boedhi,et al.2000.Beberapa masalah penyakit pada Usia Lanjut. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI

Lueckenotte. 1997. Pengkajian Gerontologi edisi 2.EGC: Jakarta

www.google.com. Keyword: Penyakit yang Sering Muncul pada Lansia. Diakses tanggal 12
September 2009 pukul 12.16 WIB

PENYAKIT YANG SERING TERJADI PADA LANSIA_3A.doc

Penyakit Yang Sering Diderita Lansia


Posted by' Haryanto, S.Pd onFebruary 6, 2011

7
Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan
pada dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan
yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat berthan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Demikian juga, masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa,
yang menurut Kane dan Ouslander sering disebut dengan istilah 14 I, yaitu immobility (kurang
bergerak), instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence (beser
buang air kecil dan atau buang air besar), intellectual impairment (gangguan
intelektual/dementia), infection (infeksi), impairment of vision and hearing, taste, smell,
communication, convalescence, skin integrity (gangguan pancaindera, komunikasi,
penyembuhan, dan kulit), impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition (kurang
gizi), impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan),
insomnia (gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), impotence
(impotensi).

Masalah kesehatan utama tersebut di atas yang sering terjadi pada lansia perlu dikenal dan
dimengerti oleh siapa saja yang banyak berhubungan dengan perawatan lansia agar dapat
memberikan perawatan untuk mencapai derajat kesehatan yang seoptimal mungkin. Beberapa
penyakit yang sering diderita lansia adalah sebagai berikut:

1. Kurang bergerak: gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia
kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan
saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.

2. Instabilitas: penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang
berkaitan dengan keadaan tubuh penderita) baik karena proses menua, penyakit maupun faktor
ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat-obat tertentu dan faktor lingkungan.

Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bahagian tertentu dari tubuh
yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena air panas
akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain daripada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut
sangat membatasi pergerakannya.
Walaupun sebahagian lansia yang terjatuh tidak sampai menyebabkan kematian atau gangguan
fisik yang berat, tetapi kejadian ini haruslah dianggap bukan merupakan peristiwa yang ringan.
Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan gangguan psikologik berupa hilangnya harga diri dan
perasaan takut akan terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut
berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.

3. Beser: beser buang air kecil (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada
lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup
mengakibatkan masalah kesehatan atau sosial. Beser bak merupakan masalah yang seringkali
dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi
baik oleh lansia tersebut maupun keluarganya.

Akibatnya timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun sosial, yang kesemuanya
akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser bak sering
mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat
menyebabkan lansia kekurangan cairan dan juga berkurangnya kemampuan kandung kemih.
Beser bak sering pula disertai dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan memperberat
keluhan beser bak tadi.

4. Gangguan intelektual: merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi
intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas
kehidupan sehari-hari.

Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60 sampai 85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari
5 % lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami dementia (kepikunan berat) sedangkan pada usia
setelah 85 tahun kejadian ini meningkat mendekati 50 %. Salah satu hal yang dapat
menyebabkan gangguan interlektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan
intelektual lainnya.

5. Infeksi: merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain
sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan di
dalam diagnosis dan pengobatan serta risiko menjadi fatal meningkat pula.

Beberapa faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena
kekurangan gizi, kekebalan tubuh:yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh,
terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang menyebabkan daya tahan tubuh
yang sangat berkurang. Selain daripada itu, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman
akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.

6. Gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit: akibat prosesd menua


semua pancaindera berkurang fungsinya, demikian juga gangguan pada otak, saraf dan otot-otot
yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkn terganggunya komunikasi, sedangkan kulit
menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.
7. Sulit buang air besar (konstipasi): beberapa faktor yang mempermudah terjadinya
konstipasi, seperti kurangnya gerakan fisik, makanan yang kurang sekali mengandung serat,
kurang minum, akibat pemberian obat-obat tertentu dan lain-lain.
Akibatnya, pengosongan isi usus menjadi sulit terjadi atau isi usus menjadi tertahan. Pada
konstipasi, kotoran di dalam usus menjadi keras dan kering, dan pada keadaan yang berat dapat
terjadi akibat yang lebih berat berupa penyumbatan pada usus disertai rasa sakit pada daerah
perut.

8. Depresi: perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian


sosial serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya
depresi pada lansia.
Namun demikian, sering sekali gejala depresi menyertai penderita dengan penyakit-penyakit
gangguan fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena gejala-gejala
depresi yang muncul seringkali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang normal
ataupun tidak khas.
Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa
kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya
aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang, sulit untuk
memusatkan pikiran dan perhatian, kurangnya minat, hilangnya kesenangan yang biasanya
dinikmati, menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri
berkurang, merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan
gejala-gejala fisik lainnya.

Akan tetapi pada lansia sering timbul depresi terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan
fisik saja seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang, gangguan pencernaan dan
lain-lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas.

9. Kurang gizi: kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun
kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang
bergizi, isolasi sosial (terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera,
kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua dan baru
kehilangan pasangan hidup, sedangkan faktor kondisi kesehatan berupa penyakit fisik, mental,
gangguan tidur, alkoholisme, obat-obatan dan lain-lain.
10. Tidak punya uang: dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental
akan berkurang secara perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam
mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan penghasilan.

Untuk dapat menikmati masa tua yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu
:memiliki uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari, memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai peranan di dalam menjalani masa tuanya.

11. Penyakit akibat obat-obatan: salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita
penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebahagian
lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat
menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian obat-obat yaqng digunakan.
12. Gangguan tidur: dua proses normal yang paling penting di dalam kehidupan manusia
adalah makan dan tidur. Walaupun keduanya sangat penting akan tetapi karena sangat rutin maka
kita sering melupakan akan proses itu dan baru setelah adanya gangguan pada kedua proses
tersebut maka kita ingat akan pentingnya kedua keadaan ini.
Jadi dalam keadaan normal (sehat) maka pada umumnya manusia dapat menikmati makan enak
dan tidur nyenyak. Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh para lansia,
yakni sulit untuk masuk dalam proses tidur. tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, tidurnya
banyak mimpi, jika terbangun sukar tidur kembali, terbangun dinihari, lesu setelah bangun
dipagi hari.

13. Daya tahan tubuh yang menurun: daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan
salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak
selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan
seperti penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita
(akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang. Demikian juga penggunaan
berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan fungsi organ-organ tubuh dan lain-lain.
14. Impotensi: merupakan ketidakmampuan untuk mencapai dan atau mempertahankan ereksi
yang cukup untuk melakukan sanggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit 3 bulan.
Menurut Massachusetts Male Aging Study (MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan pada pria
usia 40-70 tahun yang diwawancarai ternyata 52 % menderita disfungsi ereksi, yang terdiri dari
disfungsi ereksi total 10 %, disfungsi ereksi sedang 25 % dan minimal 17 %.

Penyebab disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin
sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik karena proses
menua maupun penyakit, dan juga berkurangnya sel-sel otot polos yang terdapat pada alat
kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria terhadap rangsangan.

(dr.Pirma Siburian Sp PD)

Read more: Penyakit Yang Sering Diderita Lansia

Вам также может понравиться