Вы находитесь на странице: 1из 50

1.

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI KELAINAN PADA


PAYUDARA

A. MENGENAL SADARI

Salah satu pembunuh terbesar wanita di dunia adalah kanker payudara. Berdasarkan data
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama
pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%). Angka kejadian kanker payudara
adalah sebesar 26 per 100.000 perempuan. Oleh karena itu para wanita diharapkan bisa
mencegah terjadi kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri untuk
deteksi awal. Ini penting dilakukan karena 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita
sendiri secara kebetulan saat memeriksa payudara sendiri.

Pemeriksaan payudara sendiri atau sering disebut dengan SADARI merupakan suatu cara
yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin adanya benjolan pada payudara. SADARI
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan payudara dan sangat mudah
dilakukan oleh setiap wanita. Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat
menemukan benjolan pada stadium dini. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebasar 25-
30%. Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan
hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak

dokter yang merekomendasikan agar para wanita untuk melakukan SADARI

SADARI sangat penting karena dapat menemukan secara dini adanya benjolan yang
memungkinkan adanya kanker payudara. Bagi wanita yang sudah berpengalaman dalam
melakukan SADARI, mereka dapat meraba benjolan-benjolan kecil dengan garis tengah yang
kurang dari 1 cm. Dengan demikian bila ternyata benjolan tersebut ganas dapat di obati dalam
stadium dini dan kemungkinan sembuh juga lebih besar.

Pemeiksaan payudara sendiri (SADARI) adalah bagian penting dari perawatan kesehatan,
yang dapamelindungi anda dari resiko kanker payudara
B. MANFAAT SADARI

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk membantu melakukan deteksi dini adanya
kelainan pada payudara (Suddart & Brunner 2003)

C. WAKTU DILAKUKAN SADARI

Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang
sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-10 dari hari pertama
haid, ketika payudara sedang mengendur dan terasa lebih lunak.

Pada wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita yang berusia diatas
umur 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap tiga bulan. Selain SADARI untuk deteksi dini
kanker payudara pada usia 35-40 tahun dengan melakukan mammografi. Benjolan sebesar 0,25
cm sudah dapat terlihat pada mammografi. Sedangkan untuk wanita di atas usia 40 tahun
ditambah dengan melakukan pemeriksaan payudara dengan dokter ahli.

D. SIAPA SAJA YANG DIANJURKAN MELAKUKAN SADARI :

1. Wanita yang telah berusia 20 tahun


2. Wanita berusia diatas 40 tahun yang tidak mempunyai anak
3. Wanita yang memiliki anak pertama pada usia 35 tahun
4. Wanita yang tidak menikah
5. Wanita yang haid pertama dini (dibawah 10 tahun)
6. Wanita yang menopause lambat
7. Pernah mengalami trauma pada payudara
8. Wanita di atas 25 tahun yang keluarganya pernah menderita kanker payudara
9. Wanita yang tidak menyusui
10. Pernah operasi payudara atau kandungan
11. Pernah mendapat obat hormonal yang lama
12. Cenderung kelebihan berat badan
E. CARA PEMERIKSAAN SADARI

Menurut Sukardja (2000) SADARI dilakukan dalam 3 tahap yaitu :

1. Melihat payudara
2. Memijat payudara
3. Meraba payudara

Langkah 1:

Mulai dengan melihat payudara di depan cermin dengan posisi pundak tegap dan kedua
tangan di pinggang

Yang harus diperhatikan adalah :

1. Apakah bentuk dan ukuran payudara kanan dan kiri simetris ?


2. Apakah payudara membesar atau mengeras ?
3. Apakah arah puting tidak lurus ke depan atau berubah arah ?
4. Apakah puting tertarik ke dalam ?
5. Apakah puting atau kulit ada yang lecet ?
6. Apakah ada perubahan warna kulit (kemerahan) ?
7. Apakah kulit payudara menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)
8. Apakah permukaan kulit tidak mulus seperti ada kerutan atau cekungan ?

Langkah 2:
Angkat tangan dan amati jika ada perubahan-perubahan yang telah disebut pada langka
pertama.

Langkah 3 :

Saat bercermin, coba cermati apakah ada cairan yang keluar dari kedua puting (baik itu
cairan bening, seperti susu, berwarna kuning atau bercampur darah). Pencet puting dan
perhatikan apakah ada cairan yang keluar.

Langkah 4 :

Periksa payudara dengan cara berbaring. Letakkan tangan kiri di belakang kepala dan
sebuah bantal di bawah bahu kiri. Kemudian raba payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan,
begitu sebaliknya. Periksalah apakah teraba benjolan pada payudara atau tidak. Gunakan pijatan
pelan namun mantap dengan tiga ujung anda (telunjuk, tengah, dan manis). Jaga posisi ujung jari
datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan memutar, sekali putaran mencakup
seperempat bagian payudara.
Pijat seluruh payudara dari atas sampai bawah, kiri kanan, dari tulang pundak sampai
bagian atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara. Buatlah pola memutar untuk
memastikan seluruh payudara sudah di pijat. Mulai dari puting, buat gerakan memutar semakin
lama semakin besar sampai anda mencapai bagian tepi payudara. Atau dapat juga melakukan
pijatan naik turun. Gerakan ini bagi sebagian besar wanita dianggap lebih efektif. Pastikan anda
merasakan seluruh jaringan payudarada dari depan (puting) sampai bagian belakang. Gunakan
pijatan ringan untuk kulit dan jaringan tepat dibawah kulit, pijatan sedang untuk bagian tengah
payudara, dan pijatan kuat untuk jaringan bagian dalam.

Langkah 5:

Terakhir, rasakan payudara saat anda berdiri atau duduk atau saat mandi karena bagi
sebagian wanita, mereka merasa lebih mudah memijat saat kulit payudara dalam keadaan basah
dan licin. Lakukan dengan gerakan yang sama seperti dijelaskan dalam langkah 4.
2. KANKER PAYUDARA

A. Pengertian

Kanker Payudara merupakan penyakit yang disebabkan oleh sel ganas (kanker) yang
tumbuh pada jaringan payudara. Sel-sel ini biasanya muncul pada saluran atau lobula di
payudara. Sel-sel kanker ini dapat menyebar di antara jaringan atau organ yang ada dan ke
bagian tubuh lainnya.

B. Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya

Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya
memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan warna kulit
menjadi kemerahan patut diwaspadai sebagai indikasi kanker. Rasa gatal, kulit mengelupas, atau
ruam di payudara selama berminggu-minggu juga perlu diwaspadai. Perubahan lain pada kulit
payudara, seperti bengkak, kulit tertarik ke dalam, atau mengerut, juga harus dicurigai sebagai
gejala.

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang meski hal
ini jarang terjadi. Setiap benjolan di payudara sebaiknyaperlu diwaspadai, terutama jika keluar
cairan dari bagian puting.Kanker payudara adalah jenis lain dari kanker yang terjadi pada
jaringan sel payudara. Ketika sel abnormal membagi dan tidak terkontrol, mereka dapat menjadi
besar dengan membentuk jaringan ekstra, atau tumor, yang dapat menjadi jinak atau ganas. Sel
tumor jinak tidak menyebar ke jaringan tubuh yang lain, biasanya dapat diangkat dan tidak akan
timbul kembali.Sel tumor ganas (kanker) dapat menyebar ke jaringan tubuh yang terdekat dan
melepaskan diri dari bentuk tumor primer menjadi bentuk tumor sekunder dimanapun di bagian
tubuh.
C. Macam-Macam Kanker Payudara

Ada beberapa tipe umum kanker payudara :


Infiltrating/Invasive Ductal Carcinoma (IDC) terjadi pada 65 sampai 85 persen kasus kanker
payudara. Dimulai di sel saluran susu dan dapat menembus dinding saluran untuk menyerang
jaringan yang berlemak. Dapat menyebar dengan darah atau getah bening. Dengan mammogram
(pemotretan sinar X) biasanya terlihat sebagai jaringan yang tidak biasa, flek kecil atau
keduanya. Muncul sebagai gumpalan yang biasanya terasa keras daripada jaringan disekitarnya.

Infiltrating/Invasive Lobular Carcinoma (ILC) terjadi pada 5 sampai 10 persen kasus kanker
payudara. Terdapat pada kelenjar penghasil susu, dan dapat menyebar ke jaringan lemak dan
dimanapun pada tubuh. Dengan mammogram, dapat terlihat seperti IDC, tapi pemeriksaan fisik
biasanya tidak menemukan adanya gumpalan yang keras jaringan yang agak samara
ketebalannya. Dapat terjadi lebih dari satu tempat di dada atau pada kedua dada secara simultan.

Tiga subtipe slow-growing invasive adalah Medullary, Mucinous dan Tubular Carcinomas.
Yang secara bersamaan terjadi pada 12 persen kasus kanker payudara. Mereka dapat diketahui
dengan secara lebih baik dari pada kanker ganas lainnya.

Inflammatory Carcinoma adalah subtipe IDC. Memiliki karakteristik payudara menjadi merah,
bengkak dan terasa panas, dan kulit menebal dan dapat membentuk benjolan kecil. Ini terjadi
karena pertumbuhan kanker yang cepat dan menyumbat jaringan getah bening. Pada 90 persen
kasus, kanker telah menyebar pada jaringan getah bening saat terdiagnosa. Ini merupakan kanker
yang agresif dan umumnya dilakukan perawatan dengan chemotherapy. Pembengkakan kanker
terjadi pada satu dari empat persen kasus yang terjadi.

Paget's disease dimulai pada saluran susu dan dapat menyebar pada puting susu dan areola,
menyebabkan pengerasan. Jika tidak ada gumpalan yang terasa, dan biopsi menunjukkan tidak
ada kanker ganas, itu pertanda baik. Perawarannya sama dengan kanker ganas lain.
Tumor jaringan lunak: Tumor dapat terjadi di jaringan pendukung pada payudara. Tumor ini
adalah jenis yang tidak umum.

D. Gejala Kanker Payudara

Tanda dan gejala kanker payudara antara lain :

Benjolan pada payudara atau terasa menebal dan berbeda dari jaringan di sekitarnya
Keluar darah pada puting susu
Perubahan ukuran atau bentuk payudara
Perubahan pada kulit payudara, contohnya lesung
Bentuk puting susu yang terbalik
Pengelupasan kulit puting susu
Kemerahan pada kulit payudara, seperti kulit jeruk

E. Penyebab & Faktor Risiko

Penyebab Kanker Payudara

Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker payudara. Dokter mengetahui bahwa kanker payudara
terjadi ketika beberapa sel payudara mulai berkembang secara tidak normal. Sel-sel tersebut
membagi lebih cepat daripada sel pada umumnya. Akumulasi sel ini membentuk tumor yang
dapat menyebar pada payudara, jaringan getah bening atau bagian tubuh lain.

Kanker payudara paling sering dimulai pada saluran produksi susu. Dokter menyebut jenis
kanker ini cancer invasive ductal carcinoma. Kanker payudara juga dapat dimulai dari lobulus
(invasive lobular carcinoma) atau sel pada payudara.Ilmuan mengidentifikasi hal yang dapat
meningkatkan risiko anda memiliki kanker payudara. Tapi tidak jelas apa kenapa beberapa orang
tidak memiliki faktor risiko mengalami kanker, sementara orang lain yang memiliki faktor risiko
tidak pernah mengalaminya. Sepertinya kanker payudara disebabkan oleh kombinasi dari faktor
genetik dan lingkungan anda.

Kanker payudara karena keturunan

Dokter memperkirakan bahwa 5 sampai 10 persen kanker payudara berhubungan pada mutasi
genetik pada generasi di dalam keluarga. Sejumlah gen rusak yang diwariskan dapat
meningkatkan kemungkinan kanker payudara telah diidentifikasi. Yang umum adalah gen kanker
payudara 1 (BRCA1) dan gen kanker payudara 2 (BRCA2), keduanya meningkatkan risiko
kanker payudara dan kanker ovarium.Jika anda memiliki catatan keluarga yang kuat dengan
kanker payudara atau kanker lain, tes darah dapat membantu mengidentifikasi BRCA yang rusak
atau gen lain yang terdapat di dalam keluarga.

Faktor risiko Terkena Kanker Payudara

Faktor risiko adalah segala sesuatu yang membuat anda lebih memiliki kemungkinan mengalami
kanker payudara. Tetapi memiliki satu atau bahkan beberapa faktor risiko tidak berarti anda akan
mengalami kanker beberapa wanita dengan kanker payudara tidak memiliki faktor risiko
apapun yang diketahui daripada wanita lain.

Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara antara lain:

Wanita. Wanita lebih memiliki kemungkinan mengalami kanker payudara


daripada laki-laki.
Bertambahnya usia. Risiko anda mengalami kanker payudara meningkat seiring
usia. Wanita yang berusia lebih dari 60 tahun memiliki risiko lebih besar daripada wanita
dengan usia yang lebih muda.
Catatan pribadi dengan kanker payudara. Jika anda memiliki kanker pada satu
payudara, anda memiliki peningkatan risiko mengalami kanker pada payudara yang lain.
Sejarah keluarga dengan kanker payudara. Jika anda memiliki ibu, saudara
perempuan atau anak perempuan dengan kanker payudara, anda memiliki peluang yang
lebih besar terdiagnosa dengan kanker payudara. Tetapi secara umum mereka yang
memiliki kanker payudara tidak memiliki sejarah keluarga dengan kanker payudara.
Gen keturunan yang meningkatkan risiko kanker. Mutasi gen tertentu yang
meningkatkan risiko kanker payudara dapat menurun dari orang tua kepada anak. Mutasi
gen yang dimaksud adalah BRCA1 dan BRCA2. Gen tersebut dapat meningkatkan risiko
terkena kanker payudara dan kanker lain, tetapi mereka tidak membuat kanker pasti
terjadi.
Terkena radiasi. Jika anda menerima perawatan dengan radiasi pada dada saat
anak-anak atau orang dewasa yang muda, anda lebih memiliki kemungkinan mengalami
kanker payudara di kemudian hari.
Obesitas. Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko anda
mengalami kanker payudara.
Datang bulan yang dimulai pada usia lebih muda. Masa datang bulan yang
dimulai sebelum usia 12 tahun meningkatkan risiko kanker payudara.
Menopause yang dimulai pada usia yang lebih tua. Jika masa menopause anda
dimulai setelah usia 55 tahun, anda akan memiliki kemungkinan lebih mengalami kanker
payudara.
Memiliki anak pertama pada usia yang lebih tua. Wanita yang baru memiliki anak
setelah usia 35 dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Terapi hormon postmenopausal. Mereka yang menggunakan pengobatan terapi
hormon yang mengkombinasikan esterogen dan progesterone untuk mengobati tanda dan
gejala menopause memiliki peningkatan risiko kanker payudara.
Minum alkohol. Minum alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
F. Pencegahan Kanker Payudara

Pada saat ini kanker payudara tidak dapat dicegah, tapi dapat didiagnosa lebih awal dari
sebelumnya. Diagnosa awal mungkin dengan mammography secara rutin dan pemeriksaan awal
pada luka yang dicurigai. Semakin awal kanker diketahui, semakin besar peluang untuk
disembuhkan.

Berikut ini adalah cara yang mungkin dapat menolong mencegah kanker payudara:
Diet rendah lemak (kurang dari 20 persen), dengan cukup buah dan sayuran, dan menjaga
berat badan ideal.
Ketika kanker ditemukan dan ditangani secara dini, akan ada lebih banyak pilihan
pengobatan yang dapat diambil dan memiliki peluang lebih baik untuk sembuh.
Diantara check-ups klinis, lakukan breast self-exam (BSE) bulanan. Setiap payudara
wanita berbeda, dan berubah seiring usia, siklus menstruasi, kehamilan, menopause, atau
penggunaan pil KB atau hormon lain. Mungkin akan normal jika pada payudara anda
terasa gumpalan, bengkak atau perih pada waktu tertentu, seperti sebelum terjadinya
kehamilan.
Menyusui mungkin akan sedikit menurunkan risiko, khususnya jika berlanjut untuk 18
sampai 24 bulan. Olahraga berat pada saat usia muda dapat memberikan perlindungan
yang lama. Bahkan aktifitas fisik ringan pada saat dewasa dapat menurunkan risiko.
3. TUMOR JINAK ALAT REPRODUKSI

A. VAGINA

1. Tumor kistik vulvaa.

a. Kista inklusi (Kista epidermis)Kista yang terjadi akibat perlukaan,


terutama pada persalinan, karena episiotomyatau robekan, dimana suatu segmen
terpendam dan kemudian menjadi kista.Kista ini terdapat di bawah epitel vulva/perineum
maupun vagina berwarnakekuning-kuningan atau abu-abu biasanya bergaris tengah
kurang dari 1 cm dan berisi cairankental. Umunya kista ini tidak menimbulkan keluhan.

b. Kista sisa jaringan embrio

1) Kista Gartner Dianggap berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi. Terdapat pada
dindinglateral-anterolateral vagina sampai pada vulva dekat uretra dan klitoris.Dindingnya terdiri
dari epitel torak atau kubus berisi cairan jernih tanpamusin. Biasanya berukuran kecil dan
multiple namun dapat mencapai ukurankepala janin, dengan konsistensi yang lunak.
2) Kista saluran nuck Berasal dari sisa prosesus vaginalis peritoneum yang terletak
dalam saluraninguinal, kadang-kadang melanjutkan diri sampai pada labium mayora.Terletak
mulai dari saluran inguinal sampai dinding labium mayor, kadang-kadang terdiri dari beberapa
kista. Kista saluran Nuck berisi cairan jernihdengan dinding selaput peritoneum. Dengan
demikian kista ini harusdibesarkan dengan hernia inguinal dan varikokel yang sering terdapat
padakehamilan.

3) Kista kelenjar

a) Kista bartholini : Terjadi akibat radang


b) Kista sebasea
Berasal dari kelenjar sebasea kulit yang terdapat pada labium mayor,labium minor dan mons
veneris, terjadi karena penyumbatan salurankelenjar sehingga terjadilah penimbunan sebum.
Kelenjar ini biasanyaterletak dekat di bawah permukaan kulit berwarna kuning keabu-
abuan,dengan batasa yang jelas dan konsistensi keras, ukuran kecil seringmultiple. Dindingnya
berlapis epital kelenjar dengan isi sebum yangmengandung Kristal kolesterol. Kristal ini sering
mengalami infeksi.
c) HidradenomaBerasal dari kelenjar keringat, ada yang mengatakan berasal dari sisasaluran
Wolffi.
d) Penyakit Fox-ForduceDisebut juga apokrin miliaria terjadi akibat sumbatan saluran kelenjar
keringat sehingga membentuk banyak Kristal kecil dengan diameter 1-3mm, multiple, terasa
gatal. Kelainan ini dapat juga terjadi di ketiak dangelanggang susu. Dapat mengalami
kekambuhan apabila terjadigangguan emosi antara lain rangsang seksual.
e) Kista parauretraTerjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh infeksi. Kista ini
biasamenonjol pada dinding depan vagina dan sering mengalami infeksi.
f) Kista endometriosisWalaupun jarang seklai terjadi, dapat tumbuh pada vulva maupun
vagina.Kista pada vulva ini umu hanya memerlukan pengangkatan kalaumengganggu saja. Pada
kista yang mengalami infeksi dapat dilakukaninfeksi.

2. Tumor solid vaginaa.

a. Tumor epitel

1) Kondiloma akuminatum
Penyakit ini disebabkan oleh virus HPV tipe 6 dan 2. Akhir-akhir ini jugadimasukkan
dalam golongan penyakit yang ditularkan melalui hubunganseksual. Gambaran histologik adalah
suatu papiloma yang sekali-sekalisetelah lama dapat menjadi ganas. Gambaran makroskopis
adalah seperti jengger ayam. Kondiloma akuminatum dapat tumbuh pada vulva dan sekitar anus
sampai vagina dan serviks.
2) Karunkula uretraDibagi menjadi 2 macam:

(a) Karankula uretra neoplasma


Terdiri dari polip merah muda dengan tangkai pada tepi dorsal muarauretra, mikroskopik sebagai
papiloma uretra yang ditutupi oleh epiteltransisional yang tersusun sebagai lipatan dengan tipe
yang seringmenyerupai pertumbuhan ganas. Tumor I ni mempunyai kecenderunganuntuk
kambuh local. Gangguan yang ditimbulkan antara lain adalahnyeri pada waktu berjalan dan
duduk, ispareunia, disuria, perdarahandan pembengkakan.

(b) Karankula uretra granulomatosaPenonjolan ini terdiri dari jaringan granulomatosa pada
muara uretraterutama bagian belakang yang meluas ke samping juga. Dengandemikian, lubang
muara uretra ini menonjol akan tetapi tidak mempunyai tangkai, berwarna merah kusam dan
tidak menimbulkannyeri seperti pada karunkula uretra neoplasma. Gambaran mikroskopik
adalah reaksi granulomataosa jaringan terhadap infeksi kronik padaueretra. Karunkula ini sering
terdapat pada wanita pasca menopause,kebanyakan merupakan penampilan investasi Trikomonas
vaginalis.Apabila etiologi infeksi tidak diobati maka karunkula ini sering kambuh.

3) HiperkeratosisHarus dibedakan karena leukoderma atau vitiligo dimana pigmentasi


tidak terjadi, serta karsinoma vulva insitu maupun invasive.

Pada hyperkeratosis dibedakan:


(a) Yang disebabkan infeksi menahun: dermatitis.
(b) Tumor jinak berpapil yang sudah menahun.
(c) Distrofi (leukoplakia):

1. Likhen skelorsis, kadang-kadang disertai atropi eitelnya saja:kraukosis (berkerut)


2. Hiperkeratosis: khas daan tidak khas.
3. Campuran antar 1 dan 2. Untuk membedakannya dengan karsinomaseringkali
memerlukan pemeriksaan lanjut (kolposkopi, sitologimaupun histologi).
4) Nevus pigmentosusWalaupun kulit vulva hanya 3% seluruh kulit badan, melanoma
malignaterjadi pada vulva dan vagina 7-10%. Nevus ini tampak sebagai lesi berwarna kehitam-
hitaman pada permukaan vulva berdiameter 1-2 mm. pemeriksaan mikroskopik menunjukkan sel
nevus yang khas dengan inti biru tua dan terletak di bawah lapisan epitel. Menururt Masson sel
nervus berasal dai melanosit dalam epidermis atau dari sel Schwan dari serabutsaraf yang
menuju kulit. Yang berbahaya ialah lesi yang berpigmen dan tak meluas sehingga sebaiknya
diperiksa secara histologik.

b. Tumor jaringan mesoderm

1) Fibroma: berasal dari jaringan di sekitar labium majus, dapat tumbuh besar dengan
konsistensi lunak dan berwarna putih keabu-abuan.
2) Lipoma: berasal dari jaringan lemak di sekitar labium majus dengankonsistensi lunak,
dapat bertangkai dan mencapai ukuran besar.
3) Leiomioma: berasal dari otot polos ligamentum rotundum dekat pada labiummayus
tersusun seperti pusaran air/konde.
4) Neurofibroma: berasal dari sarung serabut saraf, biasanya kecil saja, lunak, berbentuk
polipoid dan berwarna seperti daging.
5) Hemangioma: yang berasala dari congenital biasanya akan menghilangsendiri pada
pertumbuhan anak. Pada wanita pascamenopause biasanyaterjadi karena adanya varises yang
kecil-kecil dan dapat menyebabkan perdarahan pascamenopause. Angiokeratoma adalah jenis
hemangiomadengan kapiler membesar pada korium dan dengan hyperkeratosis padaepidermis.
Hemangioma kavernosum mempunyai ruangan yang luas dengan permukaan yang tidak rata,
berisi darah dengan dinding sel endotel, tumor inikadang-kadang masuk ke jaringan di
bawahnya.
6) Limfangioma: berasal dari jaringan pembuluh limfe, jarang sekali dijumpai.Mikroskopik
tampak seperti limfangiom namun tidak berwarna.
B. VULVA

1. Tumor kistik

Tumor-tumor di vagina umunya mempunyai sifat yang sama dengan yang ddapatkan pada
vulva. Tumor vulva dan vagina hendaknya dibedakan dengan vaginitisemfisematosa. Dapat juga
saluran Muller terjadi di dekat serviks biasanya soliter,akan tetapi dapat multiple, kista ini
dilapisis epitel seperti endoserviks, berisi cairanmusin.

2. Tumor solida.

a. GranulomaBukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan merupakan granulasi yang


terbatas- batas, seringkali berbentuk polip terutama terjadi pada bekas operasi kolpografidan
histerektomi total dan dapat bertahan sampai bertahun-tahun.
b. Tumor miksoid vaginaKonsistensi lunak seperti kista berisi jaringan miksomatosa, jaringan
pengikat dan jaringan lemak seperti yang biasa terdapat pada daerah glutea, fossaiskhiorektales,
serta apabila terdapat di vagina berada pada daerah parakolpos.Kadang-kadang kambuh kembali
dan dapat juga menjadi ganas.
c. Adenosis vaginaBerasal dari sisa saluran paramesonefridikus Muler berupa tumor jinak
vagina,terutama terletak dekat serviks uteri, terdiri dari epitel torak yang mengeluarkanmucus. Di
tempat itu mukosa vagina tampak merah dan berbintik. Ini disebabkankarena pemberian
hormone estrogen sintesis lain, diberikan pada ibu penderitawaktu hamil muda (sindrom D.E.S).
Tumor ini dapat menjadi adenocarcinoma.Diagnosis ditegakkan dengan kolposkopi yang terlihat
sebagai ulserasi dikemudian dilanjutkan dengan biopsy dan pemeriksaan histopatologi.

C. TUBA
Tumor tuba uterine dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma. Tumor tubauterine
yang neoplastik jarang seklai ditemukan. Endometriosis yang sebenarnya bukanneoplasma lebih
sering didapat pada tuba, terkadang dikira ganas. Tuba uterine falopii dan jaringan sekitarnya:
Tumor-tumor yang disebabkan oleh radang.
D. UTERUS

1. Tumor ektoserviksa.
a. Kista sisa jaringan embrional: berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi terdapatdinding
samping ektoserviks
b. Kista endometriosis: letaknya superficial.
c. Folikel atau kista Naboth: kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya terdapat pada wanita
multipara, sebagai penampilan servisitis. Kista ini jarang mencapaiukuran besar berwarna putih
mengkilap berisi cairan mucus. Kalau kista inimenjadi besar dapat menyebabkan perasaan nyeri.
d. Papiloma: dapat tunggal maupun multiple seperti kondiloma akuminata.Kebanyakan
papiloma ini adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma bedahmaupun persalinan.
e. Hemangioma: jarang terjadi, biasanya terletak superficial, dapat membesar padawaktu
kehamilan, dapat menyebabkan metroragi. Terapi tumor ektoservikstergantung pada kelainan
ataupun potensi akan kelainan yang dapatdisebabkannya. Umunya bersifat ekspektatif saja. Kista
Nabothi dapat diinsisi,tumor-tumor lain dapat dilakukan ekstirpasi, kauterisasi dan krioterapi.

2. Tumor endoserviksPolip: sebetulnya adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang


berasaldari selaput lender endoserviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari vulva.Epitel
yang melapisi biasanya adalah epitel endoserviks yang dapat juga mengalamimenjadi lebih
semakin kompleks. Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis, sertamudah berdarah. Polip
ini berkembang karena pengaruh radang maupun virus. Harusditegakkan apakah polip itu suatu
adenoma, sarcoma botriodes, adenokarsinomaserviks atau mioma yang dilahirkan. Polip
endoserviks diangkat dan perlu diperiksasecara histologik.

3. Tumor endometriuma.
a. Polip endometriumSering didapati terutama dengan pemeriksaan histeroskop. Polip
berasal dari:
1) Adenoma, adenofibroma
2) Mioma submukosum
3) Plasenta
b. Adenoma-adenofibromaBiasanya terjadi dari epitel endometrium dengan stroma
yang sesuaidengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan
hyperplasiaendometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah-merahan.Gangguan
yang sering ditimbulkan adalah metroragi sampai menometroragi,infertilias. Mempunyai
kecenderungan kambuh kembali.
c. Mioma submukosumSarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus
menjadimioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi kenyal berwarna putih.
d. Polip plasentaBerasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun
abortus.Pemeriksaan histology memeperlihatkan vili korialis dalam berbagai tingkatdegenerasi
yang dilapisi endometrium. Polip plasenta menyebabkan uterusmengalami subinvolusio yang
menimbulkan perdarahan. Polip endometriosisumumnya diangkat dengan cara kauterisasi dan
bedah laser.

4. Miometrium Neoplasma ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya.Efek fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam
abdomen.
Menurut letaknya, mioma dapat kita bagi menjadi:

a. Mioma submukosum: berada id bawah endometrium dan menonjol ke dalamrongga uterus.


b. Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabutmiometrium.
c. Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus, diliputi oleh serosa.
5. AdenomiosisAdenomiosis adalah adanya sarang enometriosis di antara serabut
miometrium.
6. HemangiomaTumor jinak pembuluh darah ini jarang sekali ditemukan. Umunya
didapatkansecara kebetulan pada pemeriksaan histologik uterus yang diangkat karena
perdarahan. Bentuk histologinya dapat beraneka ragam.
4.TUMOR GANAS ALAT GENITAL

A. VULVA
1. Karsinoma Vulva
a. Epidemiologi
80-85% terdapat pada wanita pasca menopause, terutama yang dalam dekade ke-7 sebagai
puncak insidensi, paling tidak mengenai 30%. Karsinoma vulva jarangditemukan pada golongan
umur <> 50%). Paritas dan suku / ras tidak mempunyai peran.

b. Etiologi
Tidak banyak diketahui mengenai etiologi jenis tumor ganas ini, meskipundisebut tentang
lambatnya menarche (15-17 tahun) dan awalnya menopous (40 tahun)dalam riwayat
penyakitnya. Faktor etnik tidak berpengaru, meskipun lesi granulomatosasering ditemukan pada
suku negro.

c. Faktor resiko terjadinya kanker vulva


1. Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis) HPV merupakan virus penyebab kutil
kelamin dan ditularkan melalui hubungan seksual.
2. Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
3. Infeksi sifilis
4. Diabetes
5. Obesitas
6. Tekanan darah tinggi.
7. UsiaTigaperempat penderita kanker vulva berusia diatas 50 tahun dan dua pertiganya
berusia diatas 70 tahun ketika kanker pertama kaliterdiagnosis.Usia rata-rata penderita kanker
invasif adalah 65-70 tahun.
8. Hubungan seksual pada usia dini9. Berganti-ganti pasangan seksual10. Merokok 11.
Infeksi HIVHIV adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyebabkan kerusakan padasistem
kekebalan tubuh sehingga wanita lebih mudah mengalami infeksi HPVmenahun. Golongan
sosial-ekonimi rendah.Hal ini berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang adekuat, termasuk
pemeriksaan kandungan yangrutin.12. Neoplasia intraepitel vulva (NIV)13. Liken
sklerosusPenyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal.14. Peradangan vulva
menahun15. Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
d. Patologi
Lesi primer sering berupa ulkus denag tepi induratif (ulcero-granulating) atausebagai
tumbuhan eksofitik ( wart / kutil) dengan tempat predileksi terutama di labiamayora, labia
minora, klitoris dan komisura posterior. Lesi bilateral tidaklah jarang, bahkan kedua labia
mayora dapat simetris terkena (kissing ).

e. Tingkatan pra-maligna
Kurang lebih 50% dari semua karsinoma vulva didahului oleh suatu keadaanyang sedikit
banyakdapat ditetapkan sebagai pendahulnya. Yang paling sering adalhdistrofia vulva seperti
pada vulvitis atrofik, vulvitis diabetik, leukoplakia, lichen ataulichenoid seperti pada lichen
sclerosus et atrophicus, kraurosis vulva denagan hiperplasi.Yang sangat potensial menjadi
pendahulu keganasan vulva adalah kondiloma akuminataatau kondoloma lata, infeksi oleh HVP (
Human Papiloma Virus ) tipe-16 dan mungkin juga tipe-18. pada Neoplasma Intraepitelial
vagina (NIV) tidak ada bukti bahwa NIVakan berlanjut menjadi kanker vulva yang invasif bila
dibiarkan tanpa pengobatan. NIV-I, II, III, biasanya terdapat pada wanita <> 60-70 tahun. Secara
umum diterima, bahwa pada kanker serviks terdapat periode laten 5-10 tahun sebelim lesi pra-
maligna ( NIS-I ,II , III , KIS )menjadi kanker yang invasif. Mengingat lokasi tomur primer
(karsinoma epidermoid) hampir 60% pada labium majus, 20% pada labium minus atau
veitibulum,12% di klitoris dan 6% di komisura posterior, perembetan ke jaringan sekitar
akanmeluas ke urethra, kandung kemih, vagina, rektum dan malalui pembuluh getah
beningsecara embolisasi. Rute primer penyebaran ke kelenjar inguinal adalah malalui kelenjar
femoral luar (superfisial), kemudian kelenjar femoral dalam (profundal) untuk akhirnyamenuju
kelenjar getah bening panggul melalui kelenjar iliak luar / ekstern, obturator,iliaka komunisdan
kelenjar para-aorta.
f. Pembagian tingkat keganasan karsinoma vulva
Menurut klasifikasi FIGO 76
Ti Kriteria
ngkat
0 Karsinoma in situ, karsinoma intraepitel seperti pada penyakitBowen,
penyakit Paget yang noninvasive
I Tumor terbatas pada vulva dengan diameter terbesar 2 cm /kurang
kelenjar di lipat paha tak teraba, atau teraba tidak membesar dan mudah
digerakan (mobil), klinis tidak mencurigakan adanya anak sebar di situ.
II Tumor terbatas pada vulva dengan diameter > 2 c, kelejar di lipat paha (
inguinal )tidak teraba bilateral, tidak membesar dan mobil,klinis tidak
mencurigakan adanya anak sebar di situ.
III Tumor dari setiap ukuran dengan :1) Perluasan ke urethra, atau vagina,
perineum dan anus2) Pembesaran kelenjar lipat pada uni/ bilateral, mobil
tapiklinis mencurigakan telah terinfiltrasi oleh sel tumor.
I Tumor dari setiap ukuran yang :
V 1) Telah menginfiltrasi kandung kemih, mukosa rektum, atauke dua-
duanya termasuk bagian proksimal dari urethra
2) Telah menyebar ke tulang atau metastasis jauh.

g. Gambaran klinis dan diagnosis


Penderita ini datang dengan keluhan samar-samar mengenai iritasi vulva atau pruritus
(gatal-gatal) vulva.Diagnosis akan lebih mudah dibuat bila ditemukan benjolan,ulkus atau lesi
yang berdarah. Nyeri biasanya dikeluhkan bila lesinya terdapat dekatklitoris atau urethra, karena
pedih waktu kencing. Superinfeksi dari lesi ganas jugamenimbulkan rasa sakit dan lebih banyak
iritasi akibat keputihan yang terus-menerus.Hanya sekitar 5 % yang datang denga pembesaran
kelenjar lipat paha atau abses sebagaikeluhan utama.
h. Diagnosis dini
Perasaan gatal atau terbakar di vulva harus mendapatkan perhatian, untuk mencariarea
yang mencurigakan akan keganasan.Daerah tersebut dapat berupa wart (kutil), benjolan kecil
yang berwarnakemerahan, keputihan atau berfigmen, agak meninggi, atau ulkus datar yang
mudah berdarah dengan tepi induratif. Kalau prosesnya sudah agak lanjut, mungkin
akanditemukan luka yang dalam, yang telah mengalami infeksi dan nekrotik, atau tampak seperti
bunga kobis / kool.Golongan resiko tinggi ialah wanita yang mempunyai faktor predisposisi :1)
Diabetes Melitus2) Obesitas3) Hygiene seksual yang tidak baik 4) Lichen sclerosus atrophicus5)
Leukoplakia & kraurosis vulva
i. Penanganan
Pada tingkat klink 0 (KIS / Intraepitelial karsinoma) dikerjakan vulvektomidengan
mengangkat kedua labia mayora, labia minora, sebagian mons veneris dan himen. Pada tingkat
klinik I dan II dilakukan vulvektomi radikal dengan limfadenektomi bilateral kelenjar inguinal
luar dan dalam, dalam satu tahap (enblok).
Komplikasi vulvektomi radikal dengan limfadenektomi bilateralis yang perludiamati ialah
infeksi luka dan dehisensi, limfoedema (33%), parestesia saraf femoralis, perdarahan sekunder
asal dari arteri dan vena femoralis, kista getah bening yang sekunder terinfeksi dan menimbulkan
nyeri yang sangat, penyakit trombo-embolik, infeksi salurankemih, disfungsi seksual terutama
sangat menurunnya libido (gairah seksual), anorgasmedan dispareunia.
2. Melanoma vulva
Melanoma vulva adalah keganasan nomor dua pada vulva sesudah karsinoma. Hampir 5%
dari semua melanoma maligna muncul di vulva yang merupakan hanya 1% dari kulit permukaan
seluruh tubuh. Terdapat predileksi di labia minora dan klitoris, sering meluas kevagina dan
urethra berupa benjolan (nodul) yang berwarna hitam kebiruan. Menyebar secaralimfogen denga
membentuk nodul satelit sekeliling tumor primer untuk kemudian bermestastasiske kelenjar
limfa regional. Bila terjadi penyebaran secara hematogen, anak sebar terdapat di paru- paru
(terasering), kemudian otak, hati dan jantung juga tidak jarang.
3. AdenokarsinomaPada vulva jarang dan umumnya berasal dari kelenjar bartholini.
4. Basalioma (basal sel karsinoma)Biasanya ditemukan di daerah yang berambut,
sesekali pada labia mayora sebagai makulakemerahan/ kecoklatan atau sebagai nodul kecil yang
mengalami ulserasi di tengahnya (ulkusrodens). Lesi ini hampir tak pernah menyebar ke kelenjar
getah bening, sebab itu eksisi lokalyang luas sudah memadai untuk tujuan kuratif.
5. Penyakit PagetMerupakan lesi intra epitelial vulva yang sering bersama-sama dengan
munculnyaadenokarsinoma kelenjar apokrin
6. Karsinoma verukosaKarsinoma ini adalah keganasan pada vulva berbentuk tumor
eksofitik seperti papil padakondiloma akuminata, atau seprti bunga kol (cauliflower like).
7. Sarkoma pada vulvaSarkoma vulva sangat jarang tapi metastasis berjarak jauh umum
terjadi. Tumor inihistologik dapat berupa leiomiosarkoma (paling sering), liposarkoma,
rhabmiosarkoma,fibrosarkoma, angiosarkoma, limfosarkoma, dan epiteloidsarkoma.
Penyebarannya sangat cepat,karena secra hematogen. Prognosiscsangat buruk. Peran radioterapi
dan atau kemoterapi sebagaiadjuvans perlu dipertimbangkan.
8. Tumor ganas sekunder pada vulvaBerasal dari jaringan dekat vulva seperti serviks
uteri, vagina, uterus yang merembetlangsung atau secra limfogen atau embolisasi melalui
pembuluh darah balik. Paling seringditemukan adalh metastasis koriokarsinoma yang memberi
gambaran khas yang berwarna birukehitaman. Penanganan dengan kemoterapi tunggal (MTX)
atau kombinasi, tergantung darifaktor resikonya.
B. VAGINA
Tumor ganas primer di vagina sangat jarang. Bilamana serviks uterus ikut terlibat dalam
proses, maka dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri. Begitu juga bilamana vulva ikut
terlibatdalam proses, maka dianggaptumor ganas itu adalah tumor ganas vulva.
Gejala
Kanker vulva mudah dilihat dan teraba sebagai benjolan, penebalan ataupun luka terbuka
pada atau di sekitar lubang vagina.Kadang terbentuk bercak bersisik atau perubahan
warna.Jaringandi sekitarnya mengkerut disertai gatal-gatal.Pada akhirnya akan terjadi perdarahan
dan keluar cairanyang encer.
Gejala lainnya adalah:
a. Nyeri ketika berkemih
b. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
c. Hampir 20% penderita yang tidak menunjukkan gejala.
1. Karsinoma vagina
a. Epidemiologi
Kanker vagina jarang terjadi, biasanya diderita oleh wanita berumur 50 tahun ke
atas.Insidensi.
b. Patologi
Terbanyak (hampir 99%) adalah squamous cell carsinoma, sisanya adenokarsinoma
danembrional rhabdomiosarkoma (sarkoma botrioides).
c. Tingkat pra-maligna
Sebelum menjadi infasif, lesi itu melalui tingkatan pra-maligna yang disebut sebagai
NIV(N eoplasia Intraepitelial Vagina) I, II, III (Displasia ringan, sedang, berat) dan KIS
(karsinoma in situ), yang berlangsung beberapa tahun dan dapat dideteksi awal melalui
Papsmear atau bilamana perlu biopsi terarah dengan bimbingan kolposkop terhadap lesi yang
mencurigakan.
d. Penyebaran
Bila proses terdapat pada sepertiga bagian atas vagina, penyebarannya akan terjadi seperti
pada karsinoma serviks;bila berlokasi pada sepertiga bagian distal vagina, penyebarannya
akanmenyerupai karsinoma vulva.
e. Pembagian tingkat keganasan
Umumnya karsinoma epidermoid pada vagina muncul di 2/3 di bagian proksimal
vagina.Lokasi paling sering di dinding paling atas (proksimal)atau depan
bawah(distal)vagina,berbentuk eksopitik seperti bunga kol, endofitik ulseratif,infiltratif atau
papilomatosa.
Pembagian tingkat keganasan menurut FIGO
T Kriteria
ingkat
0 Karsinoma in situ, karsinoma intra epithelial
I Proses masih terbatas padadinding vagina
II Proses sudah meluas sampai jaringan para
vagina,tetapi belum mencapai dinding panggul
II Proses telah meluas sampai ke salah satu/kedua
I dinding panggul;
I Proses sudah keluar dari panggul kecil,atau sudah
V menginfiltrasimukosa rektum/kandung kemih

f. Gambar klinik dan diagnose


Karsinoma in situ lebih sering didapat sebai proses yang multifokal.Ia dapat ditemukan
bersama-sama dengan tumor sejenis di bagian lain dari traktus genitalis,atau setelah
pembedahanyang tidak radikal pada karsinoma in situ serviks uterus,atau pasca radiasi
karsinoma serviksuterus.Adenokarsinoma vagina yang jarang,dapat berasal dari urethra,kelenjar
Bartholin,atausebagai metastasis dari karsinoma endometrium/ovarium.Pada pemeriksaan in
spekulo dapat ditemukan ulkus dengan tepi yang induratif atau pertumbuhan tumor eksofitik
seperti bunga kol (cauliflower) yang mudah berdarah padasentuhan.Biopsi harus dibuat pada
daerah yang dicurigai,sehingga bukti histologik dapatmenegakkan diagnosis.
g. Diagnosis dini
Pada pemeriksaan rutin secara berkala,pengambilan bahan untuk pemeriksaan sitologik
dari dinding vagina perlu pula pengambilanbahan dari ekto-danendoserviks. Pada klinik
yangsudah maju,pemeriksaan kolposkopik,biopsi terarah dengan bimbingan
kolposkop,kolpomikroskopi dilakukan untuk membuat diagnosis dini.
h. Penanganan
Untuk tingkat klinik 0, dapat dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi, bedah krio (cryo-
surgeri), penggunaan sitostatika topikal atau sinar laser.Untuk tingkat klinik I dan II
dilakukanopersi atau penyinaran.Operasi pada tumor di bagian atas vagina sama dengan operasi
padakarsinoma serviks uterus,hanya vaginektomi dilakukan lebih luas(>1/2 puncak vagina
harusdiangkat),sedang operasi pada bagian bawah vagina mendekati operasi pada karsinoma
vulva.
Kemoterapi dengan peraturan VAC (Vincristine,Aktinomisin-D dan
Cytoxan/Endoxan)hanya untuk pengobatan embrional rabdomiosarkoma (sarkoma botrioides)
pada anak-anak, yang ternyata efektif. Tumor ini berbentuk polipoid seperti buah anggur yang
berasal dari bagian atasvagina dan dapat menonjol keluar sampai di introitus vagina. Penyebaran
secara hematogen ke paru-paru atau tulang
C. ADNEKSA
1. Tubba Fallopii (saluran telur)
a. Patologi : Hsu, Taymor, dan Hertig membagi histologik tumor ini dalam 3 jenis
menurut keganasannya:
1) Jenis papiler : tumor belum mencapai otot tuba dan difeensiasi selnya masih baik,
batasdaerah normal dengan tumor masih dapat ditunjukkan.
2) Jenis papilo-alveolar (adenomatosa) : tumor ini telah memasuki otot tuba
danmemperlihatkan gambaran kelenjar.
3) Jenis alveo-meduler : terlihat mitosis yang atipik dan terlihat invasi sel ganas ke
dalamsaluran limfa tuba.
b. Penyebaran : Pada umumnya terjadi secara langsung ke alat sekitarnya, kemudian
melalui pembuluh getah bening ke abdomen, leher, daerah inguinal, vagina, tuba, ovarium dan
uterus.
c. Tingkat Klinis Keganasan :
Tingkat Kriteria
Klinik
IA Pertumbuhan tumor terbatas pada salah satu tuba; tidak
adaascites.Tak ditemukan tumor di permukaan luar, kapsulnya
utuh.Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah
ataukedua-duanya.
IB Pertumbuhan tumor terbatas pada kedua tuba; tidak
adaasites.Tak ada tumor di permukaan luar, kapsulnya utuh.Tumor
terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah, ataukedua-duanya.
IC Tumor dari tingkatan klinik 1A dan IB, tetapi ada asites
ataucucian rongga perut positif.
II Pertumbuhan tumor melibatkan satu atau dua tuba, dengan
perluasan ke panggul.
IIA Perluasan proses dan/ atau metastatis ke uterus atau ovarium.
IIB Perluasan proses ke jaringan panggul lainnya.
IIC Tumor dari tingkat klinik IIA atau IIB, tetapi dengan
asitesdan/atau cucian rongga perut positif.
III Tumor melibatkan satu atau dua tuba dengan
penyebarankelenjar limfa intraperitoneal, atau kedua-duanya. Tumor
terbatas pada panggul kecil dengan bukti histologik penyebaran ke
usus halus atau omentum.
IV Pertumbuhan tumor melibatkan salah satu atau kedua
tubadengan metastasis berjarak jauh. Bilamana didapatkan efusi
pleural, harus ada sitologi positif untuk menyebutnya sebagaitingkat
klinik IV. Begitu pula ditemukannya metastasiskeparenkim hati.

d. Gambaran klinik dan diagnosis


Pada awal penyakit tidak menimbulkan gejala diagnosis sering terlambat dibuatkarena
letaknya yang sangat tersembunyi dan pemeriksaan histologik atas spesimen yangdikirim. Kalau
sudah ada keluhan, biasanya sudah terlambat. Deteksi dini tumor ganas tubaFalloppii sukar
diupayakan. Perlu dapat perhatian khusus bila wanita berusia (45-55 tahun),ditemukan tumor
adneksa (tumor radang: hidrosalping, piosalping atau abses tubo-ovarial dansebagainya) disertai
rasa nyeri dan adanya getah vagina yang semula kekuning-kuningankemudian bercampur darah,
perlu dicurigai kemungkinan akan adanya tunor ganas tubaterutama pada nullipara atau
primipara. Wanita beranak satu (sterilitas satu anak) biasanyaoleh karena mengalami infeksi
gonokokus yang menimbulkan peradangan tuba dan menjadi buntu. Perasaan nyeri ini dapat
intermiten atau terus menerus dan menjalar ke pangkal pahadan punggung bagian bawah (regio
sakro-koksigeal). Rasa sakit ini yang menyebabkan penderita datang ke dokter
Pemeriksa sitologi usapan serviks tidak banyak membantu. Akan tetapi bilamanahasilnya
sel ganas positif, sedangkan di serviks maupun di kavum uteri dapat dinyatakantidak ada
keganasan, maka perlu dipikirkan kemungkinan keganasan di tuba atau ovarium,lebih lebih jika
ada mas tumor pada adneksa. Histero-salpingografi (HSG) tidak dianjurkankarena dapat
berakibat meluasnya proses ganas/radang. Kuldoskopi dan laparoskopi juga tak banyak berarti
karena sulit membedakan tumor ganas tuba dari tumor radang, kecuali bilamana pemeriksaan
tersebut disertai tindakan biopsi. Transvagina/transrektal USG dapatmembantu untuk
menegakkan diagnosis.
e. Penanganan
Penanganan utama yang dianjurkan adalah TAH + BSO + OM + APP (TotalAbdominal
Hysterectomy + Bilateral Salpingo-Oophorectomy + Omentectomy +Appendectomy). Dapat
dipertimbangkan (Optional) instilasi Phosphor 32 radioaktif ataukhemoterapi profilaksis.
Sayatan dinding perut harus longitudinal linea mediana, cukup panjang untuk memungkinkan
mengdakan eksplorasi secara Gentle (lembut) seluruh rongga perut dan panggul, khususnya di
daerah subdiafragmatika dan mengirimkan sample cucianrongga perut untuk pemeriksaan
sitologi eksfoliatif. Radioterapi hanya dikerjakan pada tumor bed dan jenis histologik keganasan
tertentu seperti disgerminoma.

D. KANKER PADA UTERUS (KANKER RAHIM)


Kanker Rahim adalah tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim).Kanker rahim
biasanyaterjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia 50-60
taun.Kanker bisamenyebar (metastase) secara lokal maupun ke berbagai bagian tubuh (misalnya
kanalis servikalis,tuba falopii, ovarium, daerah di sekitar rahim, sistem getah bening atau ke
bagian tubuh lainnyamelalui pembuluh darah).

1. Penyebab
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan
peningkatan kadar estrogen.Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang
pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan kepada hewan
percobaan di laboratorium menyebabkan hiperplasia endometrium dan kanker.Wanita yang
menderita kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko tertentu. (faktor resiko adalah sesuatu
yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk menderita suatu
penyakit).Wanita yang memiliki faktor resiko tidak selalu menderita kanker rahim,sebaliknya
banyak penderita kanker rahim yang tidak memiliki faktor resiko. Kadang tidak dapatdijelaskan
mengapa seorang wanita menderita kanker rahim sedangkan wanita yang lainnya tidak.Penelitian
telah menemukan beberapa faktor resiko pada kanker rahim:
a. Usia Kanker uterus terutama menyeranga wanita berusia 50 tahun keatas.
b. Hiperplasia endometrium
c. Terapi Sulih Hormon (TSH)
TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah
osteoporosisdan mengurangi resiko penyakit jantung atau stroke. Wanita yang mengkonsumsi
estrogentanpa progesteron memiliki resiko yang lebih tinggi. Pemakaian estrogen dosis tinggi
dan jangka panjang tampaknya mempertinggi resiko ini.Wanita yang mengkonsumsi estrogen
dan progesteron memiliki resiko yang lebih rendah karena progesteron melindungi rahim.
d. Obesitas
Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga wanitayang
gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar estrogenmerupakan penyebab
meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita obes.
e. Diabetes (kencing manis)
f. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
g. Tamoksifen
Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah atau mengobatikanker
payudara memiliki resiko yang lebih tinggi. Resiko ini tampaknya berhubungan dengan efek
tamoksifen yang menyerupai estrogen terhadap rahim.Keuntungan yang diperoleh dari
tamoksifen lebih besar daripada resiko terjadinyakanker lain, tetapi setiap wanita memberikan
reaksi yang berlainan.
h. RasKanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita kulit putih.
i. Kanker kolorektal
j. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun
k. Menopause setelah usia 52 tahun
l. Tidak memiliki anak
m. Kemandulan
n. Penyakit ovarium polikista
o. Polip endometrium.

2. Gejala
Gejala kanker rahim tidak spesifik. Studi terbaru menunjukkan bahwa penderita kanker
rahim biasanya mengalami gejala berikut ini secara menetap:
tekanan abdomen (merasa penuh,bengkak atau kembung)
Perasaan ingin buang air kecil terus menerus
Gejala lainnya meliputi:
1) Gangguan pencernaan yang menetap (gas atau mual)
2) Perubahan kebiasaan BAB tanpa alasan jelas,seperti sembelit
3) Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
4) Lemas & letihlesu yang berkelanjutan
5) Sakit pada daerah sekitar pinggang/panggul
6) Perubahan dalam siklus menstruasi
7) Perdarahan rahim yang abnormal
8) Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami
menstruasi)
9) Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
10) Perdarahan yang sangat lama berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40
tahun)
11) Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
12) Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
13) Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
14) Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Dengan mengetahui gejala nya diharapkan bidan dapat meduga degredasi ganas
padakanker rahim dengan bertindak :
a. Melakukan pemeriksaan pap smear
b. Melakukan pemeriksaan dalam
Rahim agak membesar,lunak
Setelah pemeriksaan dalam kemungkinan terjadi perdarahan
Pada pemeriksaan speculum :- Perdarahan dari mulut rahim- Jaringan keluar dari
mulut rahimc.
c. Jaringan yang keluar dari mulit rahim diambil dan dikirim ke dokter ahli
patologianatomid.
d. Bidan segera merujuk penderita untuk menegakkan diagnose pasti ke puskesmas,dokter
ahli kandungan atau ke RS

3. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
Pemeriksaan panggul
Pap smear
USG transvagin
Biopsi endometrium.
Untuk membantu menentukan stadium atau penyebaran kanker, dilakukan pemeriksaan
berikut:
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan air kemih
Rontgen dada
CT scan tulang dan hati
Sigmoidoskopi
Limfangiografi
Kolonoskopi
Sistoskopi.
Bidan mempunyai tugas menegakkan diagnosis dini kanker rahim dengan :
1. Melakukan KIE dan Motivasi tentang gejala klinik stadium awal-
Beser putih atau bercampur darah
Perdarahan mendadak/sedikit setelah menopause
Terjadi sesak di bagian bawah abdomen
2. Melakukan pemeriksaan sederhana ;
Pengambilan pap smear
Pemeriksaan dalam untuk menilai rahim3.
3. Merujuk penderita untuk menegakkan diagnosa pasti
Staging (Menentukan stadium kanker)
Stadium I : kanker hanya tumbuh di badan Rahim
Stadium II : kanker telah menyebar ke leher rahim (serviks)
Stadium III : kanker telah menyebar ke luar rahim, tetapi masih di dalam rongga
pangguldan belum menyerang kandung kemih maupun rektum. Kelenjar getah bening panggul
mungkin mengandung sel-sel kanker.
Stadium IV : kanker telah menyebar ke dalam kandung kemih atau rektum atau kanker
telah menyebar ke luar rongga panggul.
4. Pengobatan
Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh hormon
terhadap pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor serta usia dan keadaan umum
penderita.
e. Metode pengobatan:
1. Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim). Kedua
tubafalopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor
bisamenyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin
tertinggalkemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. .
2. Terapi penyinaran (radiasi)Digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel
kanker.Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di daerah
yangdisinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan.
Penyinaran bisadilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah
pembedahan(untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa)
3. Kemoterapi
Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah sampainya hormon ke
selkanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker. Hormon bisa menempel pada
reseptor hormon dan menyebabkan perubahan di dalam jaringan rahim.Sebelum dilakukan terapi
hormon, penderita menjalani tes reseptor hormon. Jika jaringanmemiliki reseptor, maka
kemungkinan besar penderita akan memberikan respon terhadap terapihormonal. Terapi
hormonal merupakan terapi sistemik karena bisa mempengaruhi sel-sel diseluruh tubuh. Pada
terapi hormonal biasanya digunakan pil progesteron.
Terapi hormonal dilakukan pada:
penderita kanker rahim yang tidak mungkin menjalani pembedahan ataupun terapi
penyinaran
penderita yang kankernya telah menyebar ke paru-paru atau organ tubuh lainnya
penderita yang kanker rahimnya kembali kambuh.
Jika kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon terhadap terapi
hormonal,maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu siklofosfamid, doksorubisin dan sisplastin.
Efek samping pengobatan kanker
1. Setelah menjalani histerektomi, penderita biasanya mengalami nyeri dan merasasangat
lelah. Kebanyakan penderita akan kembali menjalani aktivitasnya yang normaldalam waktu 4-8
minggu setelah pembedahan.Beberapa penderita mengalami mualdan muntah serta gangguan
berkemih dan buang air besar.
2. Wanita yang telah menjalani histerektomi tidak akan mengalami menstruasi dan tidak
dapat hamil lagi. Jika ovarium juga diangkat, maka penderita juga mengalamimenopause. Hot
flashes dan gejala menopause lainnya akibat histerektomi biasanyalebih berat dibandingkan
dengan gejala yang timbul karena menopause alami.
3. Pada beberapa penderita, histerektomi bisa mempengaruhi hubungan seksual.Penderita
merasakan kehilangan sehingga mengalami kesulitan dalam melakukanhubungan seksual
f. Pencegahan
1. Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear secara
rutin,untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang abnormal.
2. Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih sering menjalani
pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes penyaringan (termasuk biopsiendometrium).
E. TUMOR GANAS OVARIUM

a. Patologi
Pertumbuhan tumor prime diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang menyebabkan
berbagai keluhan samar-samar seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat
menjadikenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk melakukan
implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan
ascites.
Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang
beranekaragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal,entodermal,dan mesodermal)
dengansifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam. Oleh sebab itu histiogenesis
maupunklasifikasinya masih sering menjadi perdebatan.
Kira-kira 60% terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam masa reproduksi dan 10%
pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak
pasti ganas (borderline malignanc yatau carcinoma of low-malignant potential) dan yang
jelasganas (true malignant).
Klasifikasi Tumor Ovrium Epitelial menurut WHO yang dimodifikasi :
1) Tumor Epitelial yang umum : A. Serosa, B. Musinosa, C. Endometroid, D.
Clearcell(mesonephroid) : a. Benigna, b. Borderline malignancy,c. Karsinoma,E. Brenner, F.
Epitelialcampuran, G. Karsinoma tak terdiferensiasi, H. Tumor tak terklasifikasi.
2) Sex-cord stromal tumours : A. Tumor Granulosa-theca cell : a. Benigna,b.
Maligna,B.Androblastoma (sertoli-leydig), C. Gynandroblastoma, D. Tidak terklasifikasi
3) Tumor-tumor lipid cell.
4) Tumor-tumor Germ-cell : A. Disgerminoma, B. Tumor Sinus Endodermal, C.
KarsinomaEmbrional, D. Poli-Embrioma, E. Khoriokarsinoma, F. Teratoma : 1.
Immatur,2.Matur(solidatau kistik), 3.monodermal (stroma ovarii dan/ atau karsinoid, atau
lainnya).
a. Tumor-Tumor Epitelial Ovarium
Ada 2 jenis : serosa dan musinosa. Kedua-duanya mempunyai kecenderungan
untuk tumbuh bilateral dan berimplantasi di rongga peritoneum. Perubahan ke arah ganas terjadi
pada yang berjenis serosa. Kistadenokarsinoma papiliferum pseudo-musinosa merupakan satu
variasidari tumor dengan kemungkinan penyebaran lokal yang tinggi.

b. Tumor-Tumor Stroma Sex-Cord


Diduga berasal dari mesenkhim gonad , yang potensial mampu mendiferensiasi ke
dalamstruktur gonad laki-laki dan wanita hingga tumor dapat mengakibatkan munculnya tanda-
tanda maskulinisasi atau feminisasi pada penderitanya.
AndroBlastoma atau tumor yang berasal dari mesenkhim akan mendiferensiasi ke
dalamstruktur gonadal laki-laki : 1). Arrhenoblastoma ,mikroskopik terlihat gambaran tubuler
dan berhubungan denagan gejala/ tanda defeminisasi atau maskulinisasi, 2)TUmor Sertoli
cell,adalah bentuk feminisasi dari Androblastoma. Sel-sel sertoli merupakan sumber dari
estrogen pada gonadlelaki, 3)Tmor Sel Granulosa, 4)TUmor Sel Theca.

c. Tumor-Tumor Sel Germinal (Germcell tumours)


Tumor ini berasal dari sel germinal dan derivatnya.
a. Disgerminoma
Biasanya terdapat pada wanita muda dan sangat radioaktif. Tumor dengan permukaanrata,
konsistensi kenyal, kecuali di bagian-bagian yang mengalami degenerasi, berwarna sawomatang
sampai keabu-abuan. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat gambaran sarang-sarangsel telur
yang besar, bundar, ovoid, atau poligonal, terpisah oleh septa jaringan ikat. 88,6%dapat
disembuhkan hanya dengan USO (Unilateral Salpingo Oerectomy), kalau perlu pasca bedah
dapat dipertimbangkan radioterapi pada Tumor bed karena tumor ini sangat radiosensitif dan
radiocurable.
b. Teratoma
Diduga berkembang dari jaringan embrional yang pluripoten dan mampu membentuk
elemen-elemen dari ketiga lapisan embrional. Teratoma ovarium bisa ditemukan dalam bentuk
kistik maupun solid. Teratoma maligna yang ganas berbentuk solid, terdiri atas campuran
jaringan sel telur yang matang (matur) dan yang tidak matang (immatur). Teratomaganas
biasanya ditemukan pada anak-anak dan pada penderita dalam masa pubertas. Tumor ini tumbuh
cepat dan mempunyai prognosis yang buruk. Pada pemeriksaan klinik ditemukan tumor di
samping uterus, kadang kala disertai perdarahan dari uterus dan ascites. Terapinya pembedahan
dengan khemoterapi sebelum atau sesudahnya.

c. Tumor sinus endodermal


Berasal dari jolk sac atau saccus vitellinus,umumnya ditemukan pada gadis atauwanita
muda (20 tahun) dan sangat ganas. Pada pemeriksaan mikroskopik didapatkanretikulum dengan
ruangan berbentuk kistik (sinus endodermal) di tengahnya. Sinus tersebutterdiri atas pembuluh
darah ditengahnya oleh sel-sel kuboid.
d. Khoriokarsinoma
Tumor primer berasal dari ovarium jarang ditemukan mempunyai ciri-ciri
sepertikhoriokarsinoma sesudah kehamilan (NTGG = Neoplasia Trofoblast Ganas Gestasional
).Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukansinsio dan sitotrofoblas tanpa villikhoroalis.

e. Gonado Blastoma
Tumor yang diperkenalkan oleh Scully pada tahun 1953 dijumpai dalam ovariumatau testis
yang disgenetik, terdiri dari sel-sel telur dan sel-sel yang menyerupai sel-sel Sertoli-Leydig atau
sel-sel granulosa. Kebanyakan penderitanya wanita dan seringmenunjukkan kario-tipe yang
abnormal dengan mengandung khromosom Y.Gonadoblastoma mempunyai potensi untuk
menjadi ganas.
d. Tumor-Tumor yang berasal dari Stroma Ovariuma.

a. Sarkoma OvariumTumor ganas ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Sarkoma teratoid: sering terdiri dari elemen-elemen tanpa diferensi, akan


tetapiunsur-unsur teratoid masih dapat dikenal. Tumor tumbuh cepat dengan prognosis jelek.
2. Stromal Sarkoma : berasal dari jaringan mesenkhim dan dapat ditemukan dalam 2
jenis : 1) Stroma-cell sarcoma dan 2) Leiomiosarkoma. Prognosis umumnya baik, apabila tumor
belum meluas pada waktu operasi dilakukan.
3. Sarkoma paramesonefrik : merupakan mixed mesodermal tumor, terdiri atas sel-sel
epitel yang tersusun tidak rata dan stroma yang berproliferasi cepat. Tumor biasanya ditemukan
pada wanita usia lanjut, tumbuh cepat dan dapatmenimbulkan rasa nyeri di perut bagian bawah.
Penyebaran sel-sel tumor jugacepat secara hematogen.

b. Karsinoma Ovarium Metastatik Karsinoma ini biasanya bilateral dan solid. Tumor
primernya berasal dari korpusuterus, usus-usus, mamma atau kelejar tiroid. Termasuk dalam
golongan ini adalah Tumor Krukenberg yang mempunyai gambaran mikroskopik khas, berupa
sel-sel yang menyerupai cincinsignet di tengah-tengah stroma. Sebagian besar dari Tumor
Krukenberg adalahmetastatis darikarsinoma ventrikuli (gaster).
1. Penyebaran
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta,mediastinal, dan
supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang jauh,terutama paru-paru, hati dan
otak.
2. Penetapan tingkat klinis keganasan
UI Kriteria F
CC IGO
T1 Terbatas pada ovarium I
Ti Satu ovarium, tanpa ascites I
a a
Ti Kedua ovarium, tanpa ascites I
b b
Ti Satu/ dua ovarium, ada ascites I
c c
T2 Dengan perluasan ke panggul I
I
T2 Uterus dan/ atau tuba, tanpa ascites I
a Ia
T2 Jaringan panggul lainnya, tanpa ascites I
b Ib
T2 Jaringan panggul lainnya, dengan ascites I
c Ic
T3 Perluasan ke usus halus/ omentum dalam I
panggul, atau penyebaran intraperitoneal / kelenjar II
retraperitoneal
M Penyebaran ke alat-alat jauh I
1 V

3. Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala/ tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan
penyakitnya yang sudah agak lanjut :
a) Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan infiltrasike
jaringan sekitar,
b) Gejala diseminasi/ penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi peritonealdan
bermanifestasi adanya ascites
c) Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi atau
hiperestrogenisme ,intensitas gejala ini sangat bervariasi dengan tipehistologik tumor dan usia
penderita.
Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan mendapatkan tumor ataumasa, di
dalam panggul dengan bermacam-macam konsistensi mulai dari yang kistik sampai yang solid
(padat). Pemakaian USG (Ultra Sono Graphy) dan CTscan (Computerised axial Tomography
scanning) dapat memberi informasi yang berhargamengenai ukuran tumor dan perluasannya
sebelum pembedahan. Laparotomi eksploratif disertai biopsi potong beku (Frozen section) masih
tetap merupakan prosedur diagnostik paling berguna untuk mendapat gambaran sebenarnhya
mengenai tumor dan perluasannya seta menentukan strategi penanganan selanjutnya.
4. Terapi Tumor Ganas Ovarium
Pada tingkatan awal, prosedur adalah TAH + BSO + OM + APP (optional). Luas prosedur
pembedahan ditentukan oleh insidensi dari seringnya penyebaran ke sebelahyang lain (bilateral)
dan kecenderungan untuk menginvasi badan rahim (korpus uteri).Tindakan konservatif (hanya
mengangkat tumor ovariumnya saja : Oophorektomi atau oophoro kistektomi) masih dapat
dibenarkan jika tingkat klinik penyakit T1a, wanitamasih muda, blum mempunyai anak, derajat
keganasan tuor rendah seperti disgerminoma,tumor sel granulosa, dan arr henoblastoma Atau
low potential malignancy=bordeline malignancy.
5. Radioterapi
Sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik TI dan T2(FIGO:
Tingkat I dan II), yang diberikan kpada panggul saja atau seluruh rongga perut.
Pada tingkat klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkay III dan IV) dilakukan debulking dilanjutkan
dengan khemoterapi. Radiasi untuk membunuh sel-sel tumor yang tersisa,hanya efektif pada
jenis tumor yang peka terhadap sinar (radiosensitif) sepertidisgerminoma dan tumor sel
granulosa.
6. Khemoterapi
Sekarang telah mendapat tempat yang diakui dalam penanganan tumor ganasovarium.
Sejumlah obat sitostatika telah digunakan, termasuk agens alkylating (seperti
cyclophospamide,chlorambucil ),antimetabolit (seperti Adriamisin) dan agens lain(seperti Cis-
Platinum). Penanganan paliatif tumor ganas ovarium sering menggunakan preparat hormon
progestativa.
7. Komplikasi
Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus tingkatanlanjut yang
dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau beberapa kali untuk membuat by pass bila
kondisi penderita mengizinkan.
8. Second-look laparotomi
Untuk memastikan keberhasilan penanganan dengan radioterapi ataukhemoterapi, lazim
dilakukan laparotomi kedua, bahkan kadang sampai ketiga (third-look laparotomi). Hal ini
memungkinkan kita membuat penilaian akurat proses penyakit,hingga dapat menetapkan strategi
pengobatan selanjutnya. Bisa dihentikan atau perludilanjutkan dengan alternatif pengobatan lain.
5. Neoplasma Ovarium yang jarang Teratoma ovarium (termasuk Tumor sinus Endodermal
). Menarik perhatian karena pekanya terhadap khemoterapi dan hubungannya dengan petanda
tumor (tumor marker ) AFP(Alfa Feto-protein). Petanda tumor ini sangat berguna untuk
diagnosis maupun pemantauan(monitoring) dan penanganan/ pengobatan.
Tumor yang mensekresi endokrin adalah penting karena mereka dapat menampakkandiri
dengan kelainan-kelainan endokrin, dan pengobatannya mungkin akan sangat efektif dengan
mengendalikan gejala-gejalanya.
Pengamatan lanjut
Untuk tumor ganas ovarium skema/ bagan pengamatan lanjut (follow up control)adalah
sebagai berikut :
a. Sampai 1 tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan,
b. Kemudian sampai 3 tahun setelah penanganan, setiap 4 bulan,
c. Kemudian sampai 5 tahun setlah penanganan, setipa 6 bulan,
d. Seterusnya setiap setahun sekali.
Konsep tatalaksana kanker ovariumPredisposisi :
a. Kista pada anak/remaja
b. Kista usia lanjut
c. Kista di atas 45 tahun
d. Ovarium masih teraba pada menopause
Keluhan utama :
1. Tanpa keluhan
2. Kista cepat besar
3. Stadium lanjut :
- Kahesia
- Tumor pada abdomen
- Asites
- Metastase-kaki edema
Pemeriksaan kanker ovarium :
- Inspeksi :
1. Terlihat tumor pada abdomen
2. Pembuluh darah prominen
3. Badan atas kurus,edema tungkai
- Pemeriksaan palpasi :
1. Teraba tumor
2. Nerbenjol-benjol
3. Gerak terbatas
4. Terdapat asites
5. Konsitensi: padat kenyal- Pemeriksaan dalam :Terasa teraba tumor abdomen, . Padat
kenyal gerak terbatas3. Ovarium masih teraba setelah menopause.
5. INFERTILITAS

A. PENGERTIAN INFERTILITAS

Infertilitas atau ketidaksuburan adalah suatu kondisi di mana pasangan suami


istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual
sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa
menggunakanalat kontrasepsi dalam bentuk apapun.Secara medis infertilitas di
bagi atas 2 yaitu :
1. Infertilitas primer berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah
memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa
menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
2. Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan
seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalamn bentuk
apapun.

Sebanyak 60%-70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada tahun pertama
pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun ke-2 dari usia pernikahan.
Sebanyak 10-20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau lebih atau tidak akan pernah
memiliki anak (Djuwantono,2008).
Walaupun pasangan suami-istri dianggap infertile, bukan tidak mungkin kondisi infertile
sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal tersebut dapat dipahami karena
proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya seorang manusia baru merupakan
kerjasama antara suami dan istri. Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua factor yang
harus dipenuhi adalah: (1) suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga
mampu menghasilkan dan menyalurkan sel kelami pria (spermatozoa) ke dalam organ
reproduksi istri dan (2) istri memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu
menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur atau ovum) yang dapat dibuahi oleh spermatozoa dan
memiliki rahim yang dapat menjadi tempat perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia
cukup bulan dan dilahirkan. Apabila salah satu dari dua factor yang telah disebutkan tersebut
tidak dimiliki oleh pasangan suami-istri, pasangan tersebut tidak akan mampu memiliki anak.
Berdasarkan hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pasangan
suami-istri dianggap infertile apabila memenuhi syarat-syarat berikut (Djuwantono,2008)
1. Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak
2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapatkan kehamilan.
3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya
4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik
kondom, obat-obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.

Hal-hal yang paling penting dalam berhasil atau tidaknya pengobatan infertilitas antara lain
(Permadi,2008)
1. Ketepatan diagnosis penyebab infertilitas
2. Kondisi penyakit yang menjadi penyebab infertilitas
3. Usia pasien
4. Ketepatan metode pengobatan
5. Kepatuhan pasien dalam berobat

B. FAKTOR PENYEBAB INFERTILITAS

Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas, antara lain:


1. Umur
Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah umur 35 tahun. Hal ini
dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah masa sistem
reproduksi wanita berjalan optimal sehingga wanita berkemampuan untuk hamil. Fase ini
dimulai setelah fase pubertas sampai sebelum fase menopause.

Fase pubertas wanita adalah fase di saat wanita mulai dapat bereproduksi, yang ditandai
dengan haid untuk pertama kalinya (disebut menarche) dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder, yaitu membesarnya payudara, tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, dan timbunan
lemak di pinggul. Fase pubertas wanita terjadi pada umur 11-13 tahun. Adapun fase menopause
adalah fase di saat haid berhenti. Fase menopause terjadi pada umur 45-55 tahun.
Pada fase reproduksi, wanita memiliki 400 sel telur. Semenjak wanita mengalami
menarche sampai menopause, wanita mengalami menstruasi secara periodik yaitu pelepasan satu
sel telur. Jadi, wanita dapat mengalami menstruasi sampai sekitar 400 kali. Pada umur 35 tahun
simpanan sel telur menipis dan mulai terjadi perubahan keseimbangan hormon sehingga
kesempatan wanita untuk bisa hamil menurun drastis. Kualitas sel telur yang dihasilkan pun
menurun sehingga tingkat keguguran meningkat. Sampai pada akhirnya kira-kira umur 45 tahun
sel telur habis sehingga wanita tidak menstruasi lagi alias tidak dapat hamil lagi. Pemeriksaan
cadangan sel telur dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah atau USG saat menstruasi hari ke-
2 atau ke-3.
2. Lama infertilitas
Berdasarkan laporan klinik fertilitas di Surabaya, lebih dari 50% pasangan dengan masalah
infertilitas datang terlambat. Terlambat dalam artian umur makin tua, penyakit pada organ
reproduksi yang makin parah, dan makin terbatasnya jenis pengobatan yang sesuai dengan
pasangan tersebut.
3. Stress
Stres memicu pengeluaran hormon kortisol yang mempengaruhi pengaturan hormon
reproduksi.
4. Lingkungan
Paparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik yang mudah menguap, silikon,
pestisida, obat-obatan (misalnya: obat pelangsing), dan obat rekreasional (rokok, kafein, dan
alkohol) dapat mempengaruhi sistem reproduksi. Kafein terkandung dalam kopi dan teh.
5. Hubungan Seksual
Penyebab infertilitas ditinjau dari segi hubungan seksual meliputi: frekuensi, posisi, dan
melakukannya tidak pada masa subur.
6. Frekuensi
Hubungan intim (disebut koitus) atau onani (disebut masturbasi) yang dilakukan setiap hari
akan mengurangi jumlah dan kepadatan sperma. Frekuensi yang dianjurkan adalah 2-3 kali
seminggu sehingga memberi waktu testis memproduksi sperma dalam jumlah cukup dan matang.
7. Posisi
Infertilitas dipengaruhi oleh hubungan seksual yang berkualitas, yaitu dilakukan dengan
frekuensi 2-3 kali seminggu, terjadi penetrasi dan tanpa kontrasepsi. Penetrasi adalah masuknya
penis ke vagina sehingga sperma dapat dikeluarkan, yang nantinya akan bertemu sel telur yang
menunggu di saluran telur wanita. Penetrasi terjadi bila penis tegang (ereksi). Oleh karena itu
gangguan ereksi (disebut impotensi) dapat menyebabkan infertilitas. Penetrasi yang optimal
dilakukan dengan cara posisi pria di atas, wanita di bawah. Sebagai tambahan, di bawah pantat
wanita diberi bantal agar sperma dapat tertampung. Dianjurkan, setelah wanita menerima
sperma, wanita berbaring selama 10 menit sampai 1 jam bertujuan memberi waktu pada sperma
bergerak menuju saluran telur untuk bertemu sel telur.
8. Masa Subur
Marak di tengah masyarakat bahwa supaya bisa hamil, saat berhubungan seksual wanita
harus orgasme. Pernyataan itu keliru, karena kehamilan terjadi bila sel telur dan sperma bertemu.
Hal yang juga perlu diingat adalah bahwa sel telur tidak dilepaskan karena orgasme. Satu sel
telur dilepaskan oleh indung telur dalam setiap menstruasi, yaitu 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Peristiwa itu disebut ovulasi. Sel telur kemudian menunggu sperma di saluran telur
(tuba falopi) selama kurang-lebih 48 jam. Masa tersebut disebut masa subur.
9. Kondisi Reproduksi Wanita
Kelainan terbanyak pada organ reproduksi wanita penyebab infertilitas adalah
endometriosis dan infeksi panggul, sedangkan kelainan lainnya yang lebih jarang kejadiannya
adalah mioma uteri, polip, kista, dan saluran telur tersumbat (bisa satu atau dua yang tersumbat.)
gangguan pada wanita
Masalah vagina
Masalah vagina yang dapat menghambat penyampaian adalah adanya sumbatan atau
peradangan. Sumbatan psikogen disebut vaginismus atau disparenia, sedangkan sumbatan
anatomik dapat karena bawaan atau perolehan.
Masalah serviks
Masalah serviks yang berpotensi mengakibatkan vertilitas adalah terdapat berbagai
kelainan anatomi serviks yang berperan seperti terjadi cacat bawaan (atresia), polip serviks,
stenosis akibat trauma, peradangan dan sineksia.
Masalah uterus
Masalah penyebab infertilitas yang dapat terjadi di uterus adalah distorsia kavum uteri
karena sineksia, mioma atau polip, peradangan endometrium, dan gangguan kontraksiuterus
10. Kondisi Reproduksi pria
Sperma berasal dari kata spermatozoa, yaitu sel kelamin jantan yang memiliki bulu cambuk.
Bentuk sperma mirip kecebong.Sperma dihasilkan oleh testis. Cairan nutrisi sperma berupa
cairan putih, kental, dan berbau khas yang disebut semen. Proses pengeluaran semen dan sperma
disebut ejakulasi, sehingga cairannya disebut juga dengan cairan ejakulat.Sperma membawa sifat
dari bapak, yang nantinya akan bertemu dengan sel telur yang membawa sifat dari ibu. Oleh
karena itu, kualitas sperma dan sel telur yang baik menjadi factor penting dalam
kehamilan.Gangguan yang terjadi pada pria.
Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)
Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan
hormon FSH dan LH.Kedua hormon tersebut mempengaruhi testis dalam menghasilkan hormon
testosteron, akibatnya produksi sperma dapat terganggu.Terapi yang bisa dilakukan adalah
dengan terapi hormon.
Gangguan didaerah testis (testicular)
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi.Bisa
juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkemban dengan baik, sehingga produksi sperma
menjadi terganggu.
Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular)
Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat disalurkan dengan lancar,
biasanya karena salurannya buntu.Penyebabnya bisa jadi bawaan sejak lahir, terkena infeksi
penyakit -seperti tuberkulosis (Tb)
C. PENYAKIT PENYEBAB INFERTILITAS
1. Endometriosis
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling
dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosisbisa
terletak di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut jugaadenomyosis,
atau bisa juga terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut.Gejala
umum penyakit endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat
haid dan berhubungan intim, serta tentu saja infertilitas.
2. Infeksi Panggul
Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita
bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul.
Gejala umum infeksi panggul adalah: nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada sisi kanan dan
kiri), nyeri pada awal haid, mual, nyeri saat berkemih, demam, dan keputihan dengan cairan
yang kental atau berbau. Infeksi panggul memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas
fisik yang berat, pemeriksaan panggul, dan pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim,
misalnya: spiral).
3. Mioma Uteri
Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada di
rahim.Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau
lapisan dalam rahim.Biasanya mioma uteri yang sering menimbulkan infertilitas adalah mioma
uteri yang terletak di lapisan dalam (lapisan endometrium). Mioma uteribiasanya tidak bergejala.
Mioma aktif saat wanita dalam usia reproduksi sehingga -saat menopause- mioma uteri akan
mengecil atau sembuh.
4. Polip
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya
diakibatkan olehmioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim.Polip
dapat menjulur keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan
lingkunganuterus terganggu, sehingga bakal janin akan susah tumbuh.
5. Saluran Telur yang Tersumbat
Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu dengan sel
telur sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan.Pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui saluran telur yang tersumbat adalah dengan HSG (Hystero Salpingo Graphy),
yaitu semacam pemeriksaan rntgen (sinar X) untuk melihat rahim dan saluran telur.
6. Sel Telur
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan
manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi). Delapan puluh persen penyebab
gangguan ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik.Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan
dengan gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah
darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari. Bila haid pada seorang wanita terjadi di luar itu
semua, maka sebaiknya beliau memeriksakan diri ke dokter.

D. PENGOBATAN INFERTILITAS
1. Pemberian antibiotic
Pemberian antibiotik diberikan pada pria yang memiliki gangguan infeksi traktus genitalis
yang menyumbat vas deferens atau merusak jaringan testis.
2. Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada pasien mioma dan tuba yang tersumbat.Tindakan
pembedahan ini akan meninggalkan parut yang dapat meyumbat atau menekuk tuba sehingga
akhirnya memerlukan pembedahan untuk mengatasinya.
3. Terapi
Terapi dapat dilakukan pada penderita endometriosis. Terapi endometriosis terdiri dari
menunggu sampai terjadi kehamila sendiri, pengobatan hormonal,atau pembedahan konservatif.
4. Tindakan pembedahan/operasi Varikokel.
Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan
pembuluh darah yang melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian dengan pembanding
menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66 % penderita berupa peningkatan jumlah sperma dan
kehamilan, dibandingkan dengan hanya 10 % pada kelompok yang tidak dioperasi.
5. Memberikan suplemen vitamin
Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya merupakan masalah bermakna karena
meliputi 20 % penderita. Penanggulangannya berupa pemberian beberapa macam obat, yang dari
pengalaman berhasil menaikkan jumlah dan kualitas sperma. Usaha menemukan penyebab di
tingkat kromosom dan keberhasilan manipulasi genetik tampaknya menjadi titik harapan di masa
datang.
6. Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma
Bila sumbatan tidak begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat diusahakan koreksinya. Pada
operasi yang sama, dapat juga dipastikan ada atau tidaknya produksi sperma di buah zakar.
7. Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma.
8. Menjalani teknik reproduksi bantuan
Dalam hal ini adalah inseminasi intra uterin dan program bayi tabung. Tindakan inseminasi
dilakukan apabila ada masalah jumlah sperma yang sangat sedikit atau akibat masalah antobodi
di mulut rahim. Pria dengan jumlah sperma hanya 5-10 juta/cc (dari normal 20 juta) dapat
mencoba inseminasi buatan.

F. PENCEGAHAN INFERTILITAS

Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah :


1. Mengobati infeksi di organ ada berbagai jenis infeksi diketahui menyebabkan
infertilitas seperti infeksi prostat, testis / buah zakar, maupun saluran sperma.
2. Menghindari rokok karena rokok mengandung zat-zat yang dapat meracuni
pertumbuhan, jumlah dan kualitas sperma.
3. Menghindari alcohol dan zat adiktif.
Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormon testosteron
yang tentu akan mengganggu pertumbuhan sperma. Ganja /mariyuana juga dikenal sebagai salah
satu penyebab gangguan pertumbuhan sperma.
4. Hindari obat yang mempengaruhi jumlah sperma, sepreti obat darah tinggi.

Вам также может понравиться