Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
S DENGAN
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny.S
b. Usia : 56 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Alamat : Trucuk, Jawa Tengah
e. Diagnosa medis : Stroke Hemoragik
f. Nomor Registrasi : 024xxx
g. Prioritas triase : Merah
2. Pengkajian Primer
a. Airway
Terdapat sumbatan jalan nafas, suara nafas pasien Gurgling
(seperti berkumur), pasien muntah, terdapat sekresi bercampur
darah.
b. Breathing
pasien tampak menggunakan otot bantu pernafasan, tampak
retraksi dada, nafas pasien tampak dangkal dan lambat, pasien
mengalami aspirasi. RR: 12x/mnt, pola nafas dangkal dan lambat.
c. Circulation
Warna kulit tampak pucat, CRT > 3 dtk, nadi teraba lemah. N:
78x/mnt, JVP meningkat > 6 cm
d. Disability
GCS pasien E1 V1 M2, kesadaran pasien koma, ukuran pupil
isokor (sama ka/ki), reflek pattela (-), reflek babinsky (-), pasien
mengalami kejang.
1
2
e. Exposure
Suhu : 36,80C, tidak terdapat injuri pada pasien
3. Pengkajian Sekunder
a. Full set of Vital Sign
TTV :
TD : 245/124 x/mnt, RR : 12x/mnt, N : 78x/mnt, Suhu : 36,80C,
Sp02 : 100%
b. Give Comfort Measure
Pasien mengalami penurunan kesadaran ( kesadaran : koma)
c. History and Head to Toe
1) History
S : Keluarga mengatakan bahwa pasien mengalami penurunan
kesadaran dan muntah 2 jam yang lalu, kemudian
keluarga klien memutuskan untuk membawa klien ke
rumah sakit. Saat diperjalanan ke rumah sakit klien
muntah 1 kali.
A : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat
alergi terhadap makanan maupun obat obatan
M : Keluarga pasien mengatakan pasien mengkonsumsi obat
anti hipertensi 2 tahun yang lalu (captropil)
P : Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat
penyakit hipertensi 2 tahun yang lalu
L : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien makan terakhir
pukul 14.00 WIB, setelah itu pasien mengalami muntah
dan penurunan kesadaran
E : Keluarga mengatakan bahwa pasien pernah di rawat inap
di RS 2 tahun yang lalu karena penyakit hipertensi.
3
2) Head To toe
a) Kepala :
Inspeksi: Kulit kepala bersih, rambut berwarna hitam
sebagian beruban, mukosa bibir kering, tampak pernafasan
cuping hidung, pupil Isokor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, tidak ada
tumor
b) Leher
Terdapat peningkatan JVP > 6 cm , tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
c) Dada
Inspeksi : bentuk dada simetris, tampak retraksi dada dan
penggunaan otot bantu pernfasan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, teraba
kembang kempis dada
Perkusi : perkusi jantung : pekak, perkusi paru paru :
sonor
Auskultasi : terdengar auskultasi ronchi pada paru paru
pasien, Bunyi Jantung I II Reguler (normal)
d) Abdomen
Inspeksi : simetris
Auskultasi : bising usus 18x/mnt,
Perkusi : Timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e) Ekstremitas
Tidak ada trauma / injury, akral hangat, tidak ada edema
Kekuatan otot 1 1
1 1
3) Imaging
Hasil CT Scan Non Kontras : Perdarahan akut batang otak
4
4. Terapi
Hari/tgl Jenis terapi Dosis Golongan dan Fungsi
kandungan farmakologi
Jumat, Cairan IV :
27 okt NaCl 0,9 % 30 tpm Isotonik, Sebagai
2017 Natrium : pengganti
Jam Clorida : cairan tubuh
15.10 yang hilang
Jumat, Cairan 30 Antiemetik Sebagai obat
27 okt Parenteral : mg/8 untuk
2017 Ranitidine jam mengatasi
Jam tukak
15.10 lambung
B. Analisa data
Nama : Ny.S No. CM : 024xxx
Umur : 56 tahun Dx Medis : SH
No Hari/tgl/ Data Fokus Problem Etiologi TTD
Jam
1 Jumat, DS : keluarga pasien mengatakan Ketidakefek Adanya
27 okt pasien mengalami muntah tifan sekresi
2017 muntah di rumah Bersihan yang
Jam DO : jalan nafas tertahan
15.10 Pasien mengalami aspirasi, suara
nafas gurgling (seperti berkumur),
RR : 12x/mnt, terdapat sekresi
nasi dan bercampur darah, pola
nafas dangkal dan lambat,
terdengar auskultasi Ronchi
2 Jumat, DS : keluarga mengatakan bahwa Ketidakefek Gangguan
27 okt pasien langsung mengalami tifan perfusi suplay
2017 penurunan kesadaran dan gelisah jaringan : oksigen
Jam sesaat setelah muntah Serebral
15.10 DO :
GCS pasien E1 V1 M2, kesadaran
pasien koma, reaksi pupil positif,
ukuran pupil isokor ( sama ka/ki ),
reflek pattela (-), reflek babinsky
(-), pasien mengalami kejang,
pasien tampak muntah, TTV : TD
: 245/124 mmHg, N: 78x/mnt, RR
: 12x/mnt, S : 36,80C
Hasil CT Scan Non Kontras :
Perdarahan akut batang otak
6
D. INTERVENSI
3. Pertahankan posisi
pasien
4. Onservasi adanya
tanda tanda
hipoventilasi
5. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
2. Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
3. Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk atau berdiri
4. Monitor frekuensi
dan irama
pernafasan
5. Monitor suara paru
6. Monitor pola
pernafasan abnormal
7. Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
8. Monitor sianosis
perifer
10
E. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
No. Dx Hari/tgl/jam Evaluasi Ttd
1 Jumat 27 okt S: -
2017 O: klien masih tampak sesak, RR 14x/m,
terdapat penggunaan otot bantu pernafasan, ada
suara nafas tambahan gargling, TTV: TD
190/100 mmHg, Hr 78
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- Terapi oksigen 4 lpm
- Nebulizer ventolin dan pulmicort/8jam
- Pertahankan kepatenan jalan nafas
dengan pemasangan opa dan posisi
semi fowler
- Kolaborasi terapi medis
2 Jumat S:-
27 okt 2017 O:
- GCS pasien E1,V1,M2, kesadaran pasien
koma, ukuran pupil isokor (sama ka/ki),
reflek pattela (-), reflek babinsky (-), pasien
mengalami kejang
- Nadi : 75x/mnt
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
RTL:
13
F. PEMBAHASAN
a. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada Ny.S dengan diagnosa medis stroke
hemoragik ditemukan data yaitu pasien datang dengan tak sadarkan
diri GCS E1V1M2 (koma), terjadi sumbatan jalan nafas (muntah
bercampur darah), dan terjadi aspirasi pada pasien selain itu ditunjang
dengan hasil CT scan (perdarahan akut batang otak) . Hal ini sesuai
dengan teori Israr (2008), yang menyatakan tanda gejala dari stroke
hemoragik adalah terjadi perdarahan yang bersifat mendadak dan
ditandai dengan peningkatan tekanan darah, terjadi penurunan
14
kesadaran yang berat sampai koma, selain itu bisa juga terjadi muntah
dan aspirasi.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa prioritas yang ditegakkan pada Ny.S berbeda dengan di teori
yang menyatakan bahwa hal pertama yang menjadi prioritas diagnosa
adalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral. Namun pada Ny.S
diagnosa yang menjadi prioritas untuk dilakukan rencana keperawatan
segera adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan adanya sekresi yang tertahan. Hal ini dimaksudkan karena ny.
S mengalami sumbatan jalan nafas (muntah bercampur darah dan
aspirasi) yang mengakibatkan oksigen ke paru paru tidak adekuat
dan jika tidak segera ditangani maka akan mengancam nyawa Ny.S
untuk itu perlu dilakukan tindakan yang cepat dan tepat. Untuk
diagnosa selanjutnya yaitu ketidakiefektifan perfusi jaringan serebral
dan pola nafas tidak efektif, kedua diagnosa keperawatan ini sesuai
dengan teori. Namun untuk diagnosa yang tidak mengancam nyawa,
kami tidak menegakkan pada laporan asuhan keperawatan pada Ny.S
karena kami hanya menegakkan diagnosa keperawatan untuk kasus
kegawatannya saja yang terjadi di IGD.
c. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan yang kami susun disesuaikan dengan di NIC
dan NOC yang dapat dilakukan sesuai kasus di Ny.S. untuk diagnosa
ketidakefektifan bersihan jalan nafas menggunakan airway
management, kemudian untuk ketidakefektifan perfusi serebral kami
menggunakan NIC :peningkatan perfusi serebral, dan untuk
ketidakefektifan pola nafas kami menggunakan oxygen terapi dan
vital sign monitoring.
d. Implementasi keperawatan
Implementasi yang dilakukan pada Ny,S dilakukan berdasarkan
intervensi keperawatan yang sudah disusun. Kami melakukan
implementasi sesuai prioritas diagnosa dan kondisi pasien Ny.S.
15
e. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan Ny.S dilakukan
setelah implementasi dilakukan dengan mengevaluasi hasil dari
masing masing diagnosa keperawatan.evaluasi hasil tersebut dinilai
berdasarkan kriteria hasil yang telah disusun pada intervensi
keperawatan dan dilakukan evaluasi untuk menilai apakah masalah
yang telah muncul tersebut sudah teratasi/belum teratasi sehingga
perlu intervensi lebih lanjut jika masalah yang ada belum teratasi.
Pada evaluasi di asuhan keperawatan yang kami susun, semua
diagnosa keperawatan yang kami susun belum teratasi secara
maksimal, mengingat kondisi Ny.S yang masih belum stabil dan perlu
monitoring yang lebih oleh perawat karena keadaan umum Ny.S yang
jelek dan mengancam nyawa.