Вы находитесь на странице: 1из 5

PENDAHULUAN

Masjid Raya Al-Bantani, merupakan masjid Raya terbesar dan termegah di Provinsi Banten. Dengan
selesainya pembangunan masjid ini diharapkan Selain menjadi tempat ibadah secara berjamaah,
keberadaan masjid juga dijadikan sebagai pusat pendidikan dan penyebaran Islam secara menyeluruh.
Dengan keberadaan masjid raya tersebut di harapkan secara tidak langsung dapat meningkatkan
silaturrahmi antar pegawai yang ada di Provinsi Banten.

Keberadaan Masjid Raya ini merupakan salah satu bagian dari karya besar Gubernur Banten Hj. Ratu
Atut Chosiyah di bidang keagamaan yang diperuntukkan bagi kaum muslimin Banten. Satu karya lainnya
adalah mushaf al-Quran Al Bantani yang di tulisdan di desain ornament (hiasan mushaf) oleh putra-
putra Banten yang di ambil dari beberapa miniature dan hiasan masjid-masjid kuno yang ada di Provinsi
Banten.

LOKASI MASJID RAYA BANTEN

Masjid Raya Al Bantani terletak di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Jln. KP3B
Palima, Kecamatan Curug, Kota Serang, Provinsi Banten.Masjid ini berada di tengah pusat Pemerintahan,
seperti kantor Gubernur dan dinas-dinas pemerintah daerah.

SEJARAH PENDIRIAN MASJID RAYA AL-BANTANI, BANTEN

Pendirian Masjid di Kawasan Pusat Pemerintahan ini di awali sekaligus terinspirasi oleh gagasan
Rasulullah SAW ketika hijrah ke Madinah, tempat yang mula-mula didirikan adalah masjid, dan masjid
juga dijadikan sebagai kegiatan umat. Melalui symbol masjid yang berada di tengah pusat pemerintahan
ini di harapkan mampu memancarkan sinar religious bagi para pegawai pemerintahan yang ada di sekitar
masjid, sekaligus symbol bagi Banten sebagai wilayah yang agamis.

Masjid ini diresmikan oleh Gubernur Banten Ratu Atut Choosiyah pada hari senin tanggal 4 Oktober
2010. Bertepatan dengan hari Ulang Tahun Provinsi Banten yang ke-10 Setelah proses pembangunannya
dimulai sejak Januari 2008. Upacara peresmian yang diterpa hujan dan angin kencang pada waktu itu tak
menghalangi acara peresmian meskipun kemudian acara peresmian dipindahkan ke dalam Masjid dari
tempat semula yang seyogyanya akan dilaksanakan di tenda di halaman masjid. Bersamaan dengan acara
peresmian masjid, Gubernur Banten juga meresmikan peluncuran 30 ribu Mushaf Al-Qur?an Al-Bantani,
dan juga melepas petugas tim pembimbing haji daerah Banten. Pada peresmian Masjid tersebut
bertindak sebagai penceramah adalah dai sejuta umat KH. Zainudin MZ.

Pembagunan Masjid termegah ini menghabiskan dana senilai Rp 94,3 Miliar. Masjid Raya ini kedepan
diharapkan bukan hanya sekedar sebagai tempat ibadah ritual semata melainkan juga sebagai Pusat
Kajian Islam Banten. Kapasitas masjid ini mampu menampung sekitar 10 ribu jamaah. Pembangunan
Masjid dilaksanakan dengan sistem multi years selama 630 hari kalender melalui sumber dana APBD
selama tiga tahun anggaran. Dengan total anggaran sebesar Rp 94,3 miliar dengan perincian, pada tahun
pertama sebesar Rp 8 miliar pada 2007, kedua sebesar Rp 58 miliar masing-masing Rp 43 miliar dan Rp
15 miliar pada 2008, serta Rp28 miliar pada tahun 2009. anggaran sebesar itu tidak semuanya digunakan
untuk keperluan fisik masjid, Rp 7 miliar digunakan untuk keperluan panggung dan dekorasi panggung
MTQ Nasional ke-XXII, 8-23 Juni 2010, karena anggarannya satu paket dengan pekerjaan pembangunan
masjid.sesuai kontrak kerja bernomor 761/ KTRK/ P.PMTQ/ MR. PKI/ DPU/ 308/ XII/ 2007 tanggal 18
Desember 2007 disebutkan, pelaksana proyek adalah PT Guna Karya Nusantara (milik Tb Chaeri
Wardana) dan konsultan pengawas PT. Pancaguna Duta (milik Iyus Suptandar). Dalam pekerjaannya PT.
Pancaguna Duta menggandeng PT Wiranta Buana Raya..

Untuk mempercepat proses pembangunan, pekerjaan fisik masjid dilaksanakan siang dan malam, mulai
dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB dengan melibatkan sedikitnya 300 pekerja. Untuk ukuran
dan model gedung yang cukup mewah ini, semua bagian nyaris dirasakan cukup rumit dan memerlukan
proses kehati-hatian.

FASILITAS MASJID

Bangunan masjid memiliki luas 14.000 m2, diatas tanah seluas 2,8 hektar, terdiri dua lantai, lantai satu
dengan luas sekitar 5000 m2 akan digunakan untuk keperluan shalat dengan kapasitas tampung 10.000
jamaah, lantai dasar (basement) akan dijadikan sebagai pusat kajian Islam yang terdiri dari 2 gedung
serbaguna, 1 auditorium, dan 1 perpustakaan, sekretariat masjid, tempat wudhu dan ruangan untuk
keperluan lain.

Pada bagian bangunan juga disiapkan ruang setengah lantai (mezanin) yang difungsikan sebagai tempat
jamaah wanita, tempat wudu dan penyimpanan prasarana masjid. Sementara 4 menara setinggi 46
meter juga dibangun sebagai simbol masjid serta keperluan untuk melihat pemandangan serta
difungsikan untuk utility dan sarana air bersih. Untuk kebutuhan selain menggunakan PDAM, juga
disiapkan 2 sumur artesis dan cadangan air dari kolam penampungan atau waduk KP3B.

Fasilitas lain juga disiapkan dalam rangka aksebilitas penyandang cacat, semisal di beberapa bagian lantai
bangunan dan pintu masuk dibuat dengan ciri-ciri khusus dan sengaja didesain agar diketahui dan bisa
didigunakan dengan mudah oleh para tunanetra dan penyandang cacat lainnya. biaya operasional untuk
masjid tersebut mencapai lebih dari 1 milyar setiap tahun yakni untuk biaya listrik, penjaga keamanan,
pengurus taman, pesuruh dan biaya operasional lainnya.

Sedangkan fasilitas ruangan yang ada di Masjid Raya Al-Bantani terdiri sbb :

Sekretariat DKM Masjid Raya Al-Bantani ( Pengurus )

Ruang Istrahat Pengurus

Ruang Sound Sistem

Ruang Penitipan Sepatu dan Sandal

Fasilitas Wudhu

Kamar Mandi dan Wc

Ruang Rapat

Ruang Aula Serbaguna

Sekretariat Ormas Keagamaan (LT.1)

Ruang TPA dan PAUD

Ruang Parkir

PENAMAAN MASJID

Masjid ini bernama Masjid Raya Al-Bantani yang ditetapkan berdasarkan surat ketetapan Gubernur
Banten No. 451.2/Kep.57-Huk/2016 tanggal 27 Januari 2016 yang ditandatangani oleh Bapak Gubernur
H. Rano Karno, S.IP. Tentang Penetapan Masjid Raya Al Bantani sebagai nama Masjid Raya Pusat
Pemerintahan Provinsi Banten. Bantani sendiri adalah nama Banten dalam Bahasa Arab. Ulama ulama
Banten di Saudi selalu menggunakan nama Al-Bantani sebagai nama belakang (nisbah kepada suatu
daerah), seperti pada nama seorang ulama Banten yang pernah menjadi Imam Masjidil Haram, Syaikh
Nawawi Al-Bantani. Nama ini di jadikan nama bagi Masjid Raya Al-Bantani sebagai penghormatan
kepada Beliau.

PROGRAM KEGIATAN MASJID

Dalam rangka memberikan pencerahan di bidang keagamaan Pengurus DKM Masjid Raya mencanangkan
beberapa Program yang selama ini sudah berjalan antara lain :

Peringatan hari-hari besar Islam kerjasama dengan pihak pemerintah

Pembinaan Keagamaan Bagi karyawan (karyawan Masjid maupun pemerintah)

Pesantren Kilat Ramadhan

Pendirian PAUD ( di laksanakan di Lt. Bawah Masjid)

Pelatihan Pengelolaan Masjid & Majlis Talim

Pelatihan Manasik Haji

Diklat Khotib dan Mubaligh

Pengajian Pelajar

Pembinaan keagamaan umat (Bagi Masyarakat)

Pelatihan Jurnalistik Islam Bagi Remaja Masjid

Kultum setiap biasa sholat dhuhur

Penyembelihan hewan kurban dan membaginya kepada fakir miskin yang ada di sekitar masjid setiap
idul adha

Melaksanakan buka Puasa bersama

Pengajian mingguan rutin dengan rujukan pada kitab-kitab klasik.

Pembentukan Ikatan Remaja Masjid Al-Bantani (IRMA)

PENUTUP
Demikian gambaran keberadaan Masjid Raya Al Bantani semoga ini menjadi salah satu bagian dari
Syiar Islam, untuk dijadikan sebagai sarana bagi umat islam dalam upaya taqoorub kepada Allah SWT.

Вам также может понравиться