Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak dasawarsa 1970'an, fenomena kebangkitan Islam terjadi di seluruh dunia. Dampak
fenomena ini terhadap Islam di Indonesia mempengaruhi agama, politik dan keadaan
sosial. Selain perubahan dalam bidang agama, politik dan sosial, salah satu perubahan yang
jelas adalah pemakaian busana Muslim.
Alasan Pilih Topik
Dulu, sambil berkuliah di Australia, saya mengambil mata kuliah 'Kebudayaan Populer di
Asia Tenggara'. Dari mata kuliah itu, saya menjadi tertarik pada bagaimana mode dan agama
digabungkan. Maksud pemakaian jilbab sudah jelas - yaitu, mengapa perempuan Islam
berjilbab - tetapi busana Muslim itu belum diteliti sebagai sebuah komoditi di antara
kebudayaan populer. Karena busana Muslim sudah menjadi populer di Indonesia, saya ingin
mendapat pengertian bagaimana busana Muslim diproduksi, didistribusi, dan dikonsumsi dan
juga dipersepsi oleh kebanyakan Muslimah di Indonesia.

1.Masalah dan Tujuan Penelitian


Pemakaian busana Muslim tidak merupakan bagian dari sejarah di Indonesia. Juga, karena
Indonesia adalah negara tropis, busana Muslim tidak logis - cuaca panas (Brenner
1996:673). Namun demikian, mengapa busana Muslim menjadi populer di Indonesia?
Mungkin jawaban dari pertanyaan itu terdapat perasaan identitas di Indonesia, dan bagaimana
pendapat wanita Indonesia berubah untuk menerima pemakaian busana Muslim yang
sebenarnya tidak cocok untuk iklim di Indonesia.
Ada beberapa tujuan penelitian ini. Yang terutama mendapat pemahami tentang keadaan
industri busana Muslim di Indonesia. Sebagai unsur kebudayaan populer Indonesia,
penelitian ini memeriksa peran busana Muslim dalam produksi, distribusi dan konsumsi dan
bagaimana identitas orang Indonesia diekspresikan melalui pemakaian busana ini. Karena
memeriksa industri mode, studi lapangan ini memeriksa unsur berbusana Muslim yang sering
diabaikan oleh masyarakat yaitu unsur kesenangan dari berbusana Muslim.
Tujuan lain penelitian ini adalah menemukan pengalaman dan alasan-alasan untuk
memakai jilbab. Pada masa lalu, yang dianggap sebagai kebenaran adalah tujuan orang yang
memakai busana Muslim (khususnya berjilbab) adalah itu sebagai perlawanan terhadap
pemerintah, modernisasi, westernisasi dan sistem patriarkhal di Indonesia. Tujuan penelitian
ini adalah menilai maksud pemakaian busana Muslim di Indonesia dan ingin mengatahui
apakah pendapat yang lalu masih benar di antara konteks sosial, politik, agama dan ekonomi.
Informan dari penelitian ini termasuk orang-orang yang berjilbab, tetapi memakai pakaian
dalam gaya Barat, serta orang yang memakai pakaian dalam gaya Islam. Kedua kelompok ini
mewakili proses popularisasi busana Muslim di Indonesia. Orang yang diteliti dalam studi
lapangan ini kebanyakan diambil dari masyarakat Malang, dan satu dari kota Surabaya.

2.Metode
Penelitian ini tentang kebudayaan populer di Indonesia. Busana Muslim adalah komoditi
dari kebudayaan populer itu. Selanjutnya tujuan penelitian ini untuk mencapai pengertian
produksi, distribusi, dan konsumsi busana Muslim. Informasi itu diambil dengan cara
menyebarkan kwesioner, wawancara, dan observasi pribadi. Orang yang diteliti dari semua
unsur industri busana Muslim, misalnya perancang mode Islam, pemilik toko busana Muslim
dan mahasiswi yang memakai busana Muslim. Ada pendapatan yang diambil dari beberapa
orang yang lain, misalnya orang asing. Sebelum bab-bab yang tentang produksi, distribusi
dan konsumsi, ada latar belakang tentang sejarah busana Muslim di Indonesia, dan
keterangan teori kebudayaan populer.
Laporan ini ditulis sebagai kumpulan deskripsi, profil-profil orang yang diwawancarai, dan
juga analisis apa yang ditemukan. Walaupun busana Muslim boleh dipakai oleh kelamin
laki-laki serta perempuan, studi ini memeriksa perempuan saja. Profil-profil ditulis karena
profil itu bisa dimanfaatkan untuk mendapat gambaran yang lengkap dari orang tentang
kepercayaannya, nilai-nilai dan peran-perannya. Selain itu juga bisa mendapat bermacam-
macam cerita dari kelompok yang berbeda kalau melihat berbagai bagian industri mode.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Budaya
Definisi Kebudayaan
Menurut clifford Geertz merujuk kepada Klukhohn (seorang antropologi) berasumsi
bahwa kebudayaan itu sebagai cermin bagi manusia (mirror of man) sehingga dia
mengajukan interpretasi terhadap makna budaya,bahwa kebudayaan itu merupakan:
1. Keseluruhan pandangan hidup dari manusia
2. Sebuah warisan sosial yang dimiliki oleh individu dari kelompoknya
3. Cara berfikir, perasaan dan mempercayai
4. Abstraksi dan perilaku
5. Bagian penting dari te tentang teori para antropolog tentang cara-cara di mana
sebuah kelompok orang menyatakan kelakuannya
6. Sebuah gudang pusat pembelajaran
7. Sebuah unit standarisasi orientasi untuk mengatasi pelbagai masalah yang
berulang-ulang
8. Perilaku yang dipelajari
9. Sebuah mekanisme bagi pengaturan regulatif atas perilaku
10. Kesimpulan teknik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan lain dan orang
lain
11. Lapisan atau endapan dari sejarah manusia
12. Peta perilaku, matriks perilaku dan saringan perilaku
Budaya adalah metakomunikasi sistem dimana tidak hanya kata yang diucapkan
yang memberi makna, tetapi segala sesuatu yang lain juga (Matsumoto &
Matsumoto,1989)
Budaya adalah pikiran, komunikasi, tindakan, keyakinan, nilai, dan lembaga-lembaga
ras dan etnik, agama atau kelompok sosial (OMH,2001)
Budaya adalah segala sesuatu yang dihasilkan dari kehidupan individu dan
kelompoknya.

1.2 Wujud kebudayaan


1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan dsb. Merupakan wujud ideal dari kebudayaan, sifatnya
abstrak, tak dapat di raba atau di lihat. Letaknya ada didalam fikiran warga
masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan itu hidup. Dikenal dengan adat istiadat
atau sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat bersangkutan.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat, disebut juga sistem social. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, bergaul yang berdasarkan
adat social tata kelakuan. Sistem social ini bersifat konkrit, serta terjadi dikeliling kita
sehari-hari, bisa diobservasi, di lihat dan didokumentasikan.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia, disebut kebudayaan
fisik, dan tak banyak memerlukan penjelasan. Merupakan seluruh total dari hasil fisik
dan aktifitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling
konkret, atau berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat di raba, dilihat, dan difoto.
Hasil karya manusia seperti candi, computer, pabrik baja, kapal, batik sampai kancing
baju.

1.3 Nilai Budaya


Nilai merupakan unsur penting dalam kebudayaan, nilai membimbing manusia untuk
menentukan sesuatu itu boleh dilakukan atau tidak, nilai bersifat abstrak dan nilai
membentuk sikap kita tentang sesuatu apakah itu bermoral dan tidak bermoral, baik
atau buruk, benar atau salah, dan indah atau buruk.

1.4 Norma Budaya


Nilai dapat dibedakan dari norma, nilai hanya meliputi penilaian tentang baik
buruknya objek, peristiwa, tindakan atau kondisi, sedangkan norma lebih merupakan
standart prilaku. Norma merupakan nilai-nilai budaya yang merupakan standar
kelompok, dasar dari kehidupan sebuah kelompok, jika nilai memperkenalkan kita
bagaimana berprilaku sepantasnya maka norma secara khusus menggariskan kontrol
terhadap perilaku. Sebuah norma adalah aturan yang mengatur tentang hukuman atau
ganjaran dalam berbagai bentuk sesuai dengan variasi posisi sosial orang dalam relasi
antar manusia. Semua tindakan manusia memiliki akibat tertentu dan norma secara
khusus memberi akibat sosial bagi seseorang yang melangar aturan tersebut, Bentuk-
bentuk norma antara lain:
1. Cara
Merujuk pada suatu bentuk perbuatan, norma ini memeiliki kekuatan yang lemah,
merupakan perbuatan yang diulang-ulang. Contohnya: Menghirup kopi panas dengan
bunyi, jika dilakukan tidak ada saksi apa-apa.
2. Kebiasaan
Menurut Sumnner kebiasaan sebagai aturan adat istadat yang dapat dilihat dalam
belbagai situasi, namun tidak cukup kuat mengatur kelompok. Misalnya: Bercakap-
cakap sebelum rapat, hal ini juga tidak melangar apa-apa
3. Tata Kelakuan
Tata kelakuan berisi perintah dan larangan sehingga anggota masyarakat
menyesuaikan perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut. Contohnya: Perihal antara
hubungan pria dan wanita
4. Adat Istiadat
Anggota masyarakat yang melangar adat istiadat akan menerima saksi yang keras .
Contohn
ya : Perkawinan antar strata di Sumba dan Bali, akan mendapat sanksi yang keras
misalnya dikeluarkan daro strata tersebut.
Nilai dan norma diperlukan sebagai kontrol prilaku kehidupan manusia sehari-hari.
2. Ragam Budaya Indonesia
2.1. Budaya Jawa
2.1.1 Konsep Sehat-Sakit
Menurut orang Jawa, sehat adalah keadaan yang seimbang dunia fisik dan batin.
Bahkan, semua itu berakar pada batin. Jika batin karep ragu nututi, artinya batin
berkehendak, raga / badan akan mengikuti. Sehat dalam konteks raga berarti waras.
Apabila seseorang tetap mampu menjalankan peranan sosialnya sehari-hari, misalnya
bekerja di ladang, sawah, selalu gairah bekerja, gairah hidup, kondisi inilah yang
dikatakan sehat. Dan ukuran sehat untuk anak-anak adalah apabila kemauannya untuk
makan tetap banyak dan selalu bergairah untuk bermain.
Untuk menentukan sebab-sebab suatu penyakit ada dua konsep, yaitu konsep
personalistik dan konsep naluralistik. Dalam konsep personalistik, penyakit
disebabkan oleh makhluk supernatural (makhluk gaib, dewa), makhluk yang bukan
manusia (hantu, roh leluhur, roh jahat ) dan manusia (tukang sihir, tukang tenung).
Penyakit ini disebut ora lumrah atau ora sabaene (tidak wajar / tidak biasa).
Penyembuhannya adalah berdasarkan pengetahuan secara gaib atau supernatural,
misalnya melakukan upacara dan sesaji. Dilihat dari segi personalistik jenis penyakit
ini terdiri dari kesiku, kebendhu, kewalat, kebulisan, keluban, keguna-guna, atau
digawe wong, kampiran bangsa lelembut dan lain sebagainya. Penyembuhan dapat
melalui seorang dukun atau wong tuo.
Pengertian dukun bagi masyarakat Jawa adalah yang pandai atau ahli dalam
mengobati penyakit melalui Japa Mantera, yakni doa yang diberikan oleh dukun
kepada pasien. Ada beberapa kategori dukun pada masyarakat Jawa yang mempunyai
nama dan fungsi masing-masing:
a. Dukun bayi: khusus menangani penyembuhan terhadap penyakit yang berhubungan
dengan kesehatan bayi , dan orang yang hendak melahirkan.
b. Dukun pijat / tulang (sangkal putung): Khusus menangani orang yang sakit terkilir,
patah tulang, jatuh atau salah urat.
c. Dukun klenik : khusus menangani orang yang terkena guna guna atau digawa
uwong.
d. Dukun mantra : khusus menangani orang yang terkena penyakit karena kemasukan
roh halus.
e. Dukun hewan : khusus mengobati hewan.
Sedangkan konsep naturalistik, penyebab penyakit bersifat natural dan mempengaruhi
kesehatan tubuh, misalnya karena cuaca, iklim, makanan racun, bisa, kuman atau
kecelakaan. Di samping itu ada unsur lain yang mengakibatkan ketidakseimbangan
dalam tubuh, misalnya dingin, panas, angin atau udara lembab. Oleh orang Jawa hal
ini disebut dengan penyakit Lumrah atau biasa. Adapun penyembuhannya dengan
model keseimbangan dan keselarasan, artinya dikembalikan pada keadaan semula
sehingga orang sehat kembali. Misalnya orang sakit masuk angin, penyembuhannya
dengan cara kerokan agar angin keluar kembali. Begitu pula penyakit badan dingin
atau disebut ndrodok (menggigil, kedinginan), penyembuhannya dengan minum
jahe hangat atau melumuri tubuhnya dengan air garam dan dihangatkan dekat api .

2.1.2 Pengobatan Tradisional


Beberapa contoh pengobatan tradisional masyarakat Jawa yang tidak terlepas dari
tumbuhan dan buah-buahan yang bersifat alami adalah: daun dadap sebagai penurun
panas dengan cara ditempelkan di dahi; temulawak untuk mengobati sakit kuning
dengan cara di parut, diperas dan airnya diminum 2 kali sehari satu sendok makan,
dapat ditambah sedikit gula batu dan dapat juga digunakan sebagai penambah nafsu
makan; akar ilalang untuk menyembuhkan penyakit hepatitis B; mahkota dewa untuk
menurunkan tekanan darah tinggi, yakni dengan dikeringkan terlebih dahulu lalu
diseduh seperti teh dan diminum seperlunya; brotowali sebagai obat untuk
menghilangkan rasa nyeri, peredam panas, dan penambah nafsu makan; jagung muda
(yang harus merupakan hasil curian = berhubungan dengan kepercayaan) berguna
untuk menyembuhkan penyakit cacar dengan cara dioleskan dibagian yang terkena
cacar; daun sirih untuk membersihkan vagina; lidah buaya untuk kesuburan rambut;
cicak dan tokek untuk menghilangkan gatal gatal; mandi air garam untuk
menghilangkan sawan; daun simbung dan daun kaki kuda untuk menyembuhkan
influenza; jahe untuk menurunkan demam / panas , biasanya dengan diseduh lalu
diminum ataupun dengan diparut dan detempelkan di ibu jari kaki; air kelapa hijau
dengan madu lebah untuk menyembuhkan sakit kuning yaitu dengan cara 1 kelapa
cukup untuk satu hari , daging kelapa muda dapat dimakan sekaligus.

2.1.3 Jamu
Suwe ora jamu, jamu godhong telo
Di masyarakat indonesia khususnya masyarakat jawa, jamu merupakan obat alternatif
yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dimana pertama kali jamu dikenalkan di
lingkungan keraton Jogjakarta dan Surakarta.
Jaman dulu jamu merupakan resep rahasia keraton. Seiring dengan perkembangan
jaman, jamu mulai dikenal di masyarakat sampai dengan sekarang dan dianggap
sebagai salah satu warisan leluhur yang harus dilestarikan.
Sejak dulu Indonesia terkenal dengan kekayaan alamnya, tanah yang subuh dengan
beraneka ragam kekayaan hayatinya. Bahan-bahan jamu sendiri diambil dari tumbuh-
tumbuhan baik dari akar, daun, batang, bunga maupun kulit kayu.
Jamu digunakan untuk mendapatkan kesehatan serta menyembuhkan berbagai
penyakit serta digunakan pula sebagai perawatan kecantikan muka dan tubuh.
Di jaman modern sekarang ini jamu masih tetap mendapat tempat di hati
konsumennya, bahkan sudah berkembang menjadi industri besar dan dengan kemasan
yang instan sehingga konsumen lebih mudah dalam mengkonsumsinya.
Selama tahun 2009 berbagai institusi telah melaksanakan berbagai aktivitas untuk
meningkatkan peran jamu dan produk herbal lainnya. Pusat Studi Biofarmaka LPPM-
IPB, telah melaksanakan berbagai aktivitas penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang berkaitan dengan penyiapan bahan baku jamu/herbal terstandar
dengan GAP dan BMP teruji dan pengembangan berbagai produk berbasis penelitian.
Kementerian Kesehatan RI saat ini juga sedang mengembangkan Program Saintifikasi
Jamu, yakni suatu upaya dan prosesn pembuktian ilmiah jamu. Program ini bertujuan
untuk memberikan landasan ilmiah (evidence based) penggunaan jamu secara empiris
melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan karena pada doktern dan Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) telah amat kuat keinginannya bersama ilmuwa/akademisi
untuk mengangkat jamu sebagai icon Sehat, Bersama Rakyat, dan mendorong
terbentuknya jejaring dokter atau dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya sebagai
peneliti dalam rangka upaya preventif, promotif dan paliatif melalui penggunaan
jamu.
Tahun 2010 ini ditetapkan oleh PBB sebagai Tahun Internasional Keanekaragaman
Hayati, sebagai tonggak untuk melestarikan keragaman kehidupan di bumi dan
tanggal 22 Mei adalah hari khusus dimana setiap tahun dunia merayakannya. Hari
tersebut dinyatakan PBB sebagai The International Day for Biological Diversity
(IDB) atau Hari Internasional Keanekaragaman Hayati yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman dan kepedulian akan masalah keanekaragaman hayati.
2.1.4 Pantangan Ibu Hamil dan Nifas
Di pedesaan masyarakat jawa, ibu nifas tidak boleh makan yang amis-amis (misalnya:
Ikan) karena menurut kepercayaan akan membuat jahitan perineum sulit sembuh dan
darah nifas tidak berhenti. Menurut ilmu gizi hal tersebut tidak dibenarkan karena
justru ikan harus dikonsumsi karena mengandung protein sehingga mempercepat
pemulihan ibu nifas.
Ada juga kebudayaan yang menganjurkan ibu menyusui untuk makan jagung goreng
(di Jawa disebut marning) untuk melancarkan air susu. Hal ini tidak bertentangan
dengan kesehatan. Bila ibu makan jagung goring maka dia akan mudah haus. Karena
haus dia akan minum banyak. Banyak minum inilah yang dapat melancarkan air susu.

2.2 Jawa Tengah


2.2.1 Pantangan Ibu Hamil
Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan
mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan
pendarahan yang banyak. Hal ini sebenarnya tidak perlu dilakukan karena berbahaya
bagi kesehatan ibu dan dapat mengakibatkan ibu kekurangan asupan gizi akan protein.

Jawa Barat
2.3.1 Konsep Sehat Sakit
Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja, tetapi juga bersifat sosial
budaya. Istilah lokal yang biasa dipakai oleh masyarakat Jawa Barat (orang Sunda)
adalah muriang untuk demam, nyeri sirah untuk sakit kepala, gohgoy untuk batuk dan
salesma untuk pilek/flu. Penyebab sakit umumnya karena lingkungan, kecuali batuk
juga karena kuman. Pencegahan sakit umumnya dengan menghindari penyebabnya.
Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung obat yang
ada di desa tersebut, sebagian kecil menggunakan obat tradisional. Pengobatan sendiri
sifatnya sementara, yaitu penanggulangan pertama sebelum berobat ke puskesmas
atau mantri.
Menurut orang Sunda, orang sehat adalah mereka yang makan terasa enak walaupun
dengan lauk seadanya, dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang dikeluhkan, sedangkan
sakit adalah apabila badan terasa sakit, panas atau makan terasa pahit, kalau anak
kecil sakit biasanya rewel, sering menangis, dan serba salah / gelisah. Dalam bahasa
Sunda orang sehat disebut cageur, sedangkan orang sakit disebut gering.
Ada beberapa perbedaan antara sakit ringan dan sakit berat. Orang disebut sakit
ringan apabila masih dapat berjalan kaki, masih dapat bekerja, masih dapat makan-
minum dan dapat sembuh dengan minum obat atau obat tradisional yang dibeli di
warung. Orang disebut sakit berat, apabila badan terasa lemas, tidak dapat melakukan
kegiatan sehari-hari, sulit tidur, berat badan menurun, harus berobat ke dokter /
puskesmas, apabila menjalani rawat inap memerlukan biaya mahal.
Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung. Obat yang
ada di desa tertentu, sebagian kecil menggunakan obat tradisional. Masyarakat
melakukan pengobatan sendiri dengan alasan sakit ringan, hemat biaya dan hemat
waktu. Pengobatan sendiri sifatnya sementara, yaitu penanggulangan pertama
sebelum berobat ke puskesmas atau Mantri. Tindakan pengobatan sendiri yang sesuai
dengan aturan masih rendah karena umumnya masyarakat membeli obat secara eceran
sehingga tidak dapat membaca keterangan yang tercantum pada setiap kemasan obat.
2.3.1 Ibu Hamil
Di salah satu daerah di Jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuku 8-9 bulan
sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah
dilahirkan.
Pantangan lainnya:
a. Tidak boleh keluar rumah sembarangan, terutama sore hari
b. Hanya memakan sayuran (dianggap baik), sedangkan ikan, daging, dan buah-
buahan dianggap tidak baik untuk bayi
c. Tidak boleh melilitkan anduk/ kain di leher ibu hamil, agar bayi tidak terlilit tali
pusat
d. Tidak boleh minum air terlalu banyak karena bila melahirkan nantinya akan terlalu
banyak air atau anak kembar
e. Pantang makan gula merah/ tebu serta nanas karena dapat membuat perut ibu hamil
sakit
f. Dianjurkan minum air kelapa muda
g. Dianjurkan untuk minum minyak kelapa seiring dengan semakin besarnya usia
kehamilan, terutama usia 9 bulan
h. Dilarang menucapkan beberapa kata-kata pantangan

2.4 Subang
Di daerah Subang, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar
karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan
memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.
Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.

2.5 Bogor, Indramayu, dan Sukabumi


Di Indramayu dikatakan penyakit adem meskipun gejalanya panas tinggi, supaya
panasnya turun. Penyakit tampek (campak) disebut juga sakit adem karena gejalanya
badan panas.
Masyarakat pada umumnya menyatakan bahwa sakit panas dan kejang-kejang
disebabkan oleh hantu. Di Sukabumi disebut hantu gegep, sedangkan di Sumatra
Barat disebabkan hantu jahat. Di Indramayu pengobatannya adalah dengan dengan
pergi ke dukun atau memasukkan bayi ke bawah tempat tidur yang ditutupi jaring.
Di Bogor masih ada yang percaya bahwa kepada bayi dan balita laki-laki tidak boleh
diberikan pisang ambon karena bisa menyebabkan alat kelamin/skrotumnya bengkak.
Balita perempuan tidak boleh makan pantat ayam karena nanti ketika mereka sudah
menikah bisa diduakan suami. Sementara di Indramayu, makanan gurih yang
diberikan kepada bayi dianggap membuat pertumbuhannya menjadi terhambat. Untuk
balita perempuan, mereka dilarang untuk makan nanas dan timun. Selain itu balita
perempuan dan laki-laki juga tidak boleh mengonsumsi ketan karena bisa
menyebabkan anak menjadi cadel. Mereka menganggap bahwa tekstur ketan yang
lengket menyebabkan anak tidak bisa menyebutkan aksara r dengan benar.
Jenis makanan pantangan bagi wanita dan laki-laki dewasa lebih banyak karena
alasan yang menyangkut dengan organ reproduksi / hubungan seksual suami istri. Hal
ini berlaku pada sebagian besar penduduk di Bogor dan Indramayu. Makanan tersebut
kebanyakan adalah sayur dan buah yang banyak mengandung air, misalnya nanas,
pepaya, semangka, timun, dan labu siam. Jenis makanan tersebut dianggap bisa
menyebabkan keputihan yang akhirnya dapat mengganggu keharmonisan hubungan
suami dan istri. Sementara untuk laki-laki dewasa, baik di Bogor dan Indramayu
memiliki suatu kepercayaan bahwa laki-laki dewasa dilarang makan terung, karena
membuat mereka lemas dan mudah lelah.

2.6. Budaya Sumatera


2.6.1 Pantangan Ibu Nifas
Di daerah Langkat, Sumatera Utara ada kebudayaan yang melarang ibu nifas untuk
melakukan mobilisasi selama satu minggu sejak persalinan. Ibu nifas harus bedrest
total selama seminggu karena dianggap masih lemah dan belum mampu beraktivitas
sehungga harus istirahat di tempat tidur. Mereka juga menganggap bahwa dengan
ilmu pengetahuan saat ini bahwa dengan beraktivitas maka proses penyembuhan
setelah persalinan akan terhambat. Hal ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan saat
ini bahwa ibu nifas harus melakukan mobilisasi dini agar cepat pulih kondisinya.
Dengan mengetahui kebudayaan di daerah tersebut, petugas kesehatan dapat masuk
perlahan-lahan untuk memberi pengertian yang benar kepada masyarakat.

2.7 Budaya Batak


2.7.1 Konsep Sehat-Sakit
Arti sakit bagi orang Batak adalah keadaan dimana seseorang hanya berbaring, dan
penyembuhannya melalui cara-cara tradisional, atau ada juga yang membawa orang
yang sakit tersebut kepada dukun atau orang pintar. Dalam kehidupan sehari-hari
orang Batak, segala sesuatunya termasuk mengenai pengobatan jaman dahulu, untuk
mengetahui bagaimana cara mendekatkan diri pada sang pencipta agar manusia tetap
sehat dan jauh dari mara bahaya. Bagi orang Batak, di samping penyakit alamiah, ada
juga beberapa tipe spesifik penyakit supernatural, yaitu: jika mata seseorang bengkak,
orang tersebut diyakini telah melakukan perbuatan yang tidak baik (mis: mengintip).
Cara mengatasinya agar matanya tersebut sembuh adalah dengan mengoleskan air
sirih.
Nama tidak cocok dengan dirinya (keberatan nama) sehingga membuat orang tersebut
sakit. Cara mengobatinya dengan mengganti nama tersebut dengan nama yang lain,
yang lebih cocok dan didoakan serta diadakan jamuan adat bersama keluarga. Ada
juga orang Batak sakit karena tarhirim misal: seorang bapak menjanjikan akan
memberi mainan buat anaknya, tetapi janji tersebut tidak ditepati. Karena janji
tersebut tidak ditepati, si anak bisa menjadi sakit. Jika ada orang Batak menderita
penyakit kusta, maka orang tersebut dianggap telah menerima kutukan dari para
leluhur dan diasingkan dalam pergaulan masyarakat.
2.7.2 Pengobatan
Dalam budaya Batak dikenal adanya kitab pengobatan yang isinya diantaranya
adalah, Mulajadi Namolon Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Segala sesuatu yang
tumbuh di atas bumi dan di dalam air sudah ada gunanya masing-masing di dalam
kehidupan sehari-hari, sebab tidak semua manusia yang dapat menyatukan darahku
dengan darahnya, maka gunakan tumbuhan ini untuk kehidupanmu.
Di dalam kehidupan Si Raja Batak dahulu ilmu pengobatan telah ada, mulai sejak
dalam kandungan sampai melahirkan.
1. Obat mulai dari kandungan sampai melahirkan. Perawatan dalam kandungan:
menggunakan salusu yaitu satu butir telur ayam kampung yang terlebih dahulu di
doakan. Perawatan setelah melahirkan: menggunakan kemiri, jeruk purut dan daun
sirih. Perawatan bayi: biasanya menggunakan kemiri, biji lada putih dan iris jorango.
Perawatan dugu-dugu: sebuah makanan ciri khas Batak saat melahirkan yang diresap
dari bangun-bangun, daging ayam, kemiri dan kelapa.
2. Dappol Siburuk (obat urut dan tulang). Asal mula manusia menurut orang Batak
adalah dari ayam dan burung. Obat dappol si buruk ini dulunya berasal dari burung
siburuk yang mana langsung dipraktikkan dengan penelitian alami dan hampir seluruh
keturunan Siraja Batak menggunakan obat ini dalam kehidupan sehari-hari.
3. Untuk mengobati sakit mata. Menurut orang Batak mata adalah satu panca indra
sekaligus penentu dalam kehidupan manusia, dan menurut legenda pada mata
manusia berdiam Roh Raja Simosimin. Berdasarkan pesan dari Si Raja Batak, untuk
mengeluarkan penyakit dari mata, masukkanlah biji sirintak ke dalam mata yang
sakit. Setelah itu tutuplah mata dan tunggulah beberapa saat, karena biji sirintak akan
menarik seluruh penyakit yang ada di dalam mata. Gunakan waktu 1x 19 hari, supaya
mata tetap sehat. Sirintak adalah tumbuhan Batak yang dalam bahasa Indonesia
berarti mencabut (mengeluarkan), nama ramuannya dengan sama tujuannnya.
4. Mengobati penyakit kulit yang sampai membusuk. Berdasarkan pesan Si Raja
Batak untuk mengobati orang yang berpenyakit kulit supaya menggunakan tawar
mulajadi (sesuatu yang berasal dari asap dapur). Rumpak 7 macam dan diseduh
dengan air hangat. Disamping itu, Si Raja Batak berpesan kepada keturunannya,
supaya manusia dapat hidup sehat, maka makanlah atau minumlah: apapaga, airman,
anggir, adolora, alinggo, abajora, ambaluang, assigning, dan arip-arip. Dalam budaya
Batak juga dikenal dengan adanya karisma, wibawa dan kesehatan menurut orang
Batak dahulu, supaya manusia dapat sukses dalam segala hal biasanya diwajibkan
membuat sesajen berupa: ayam merah, ayam putih, ayam hitam, ketan beras (nitak),
jeruk purut, sirih beserta perlengkapannya. Beberapa contoh pengobatan tradisional
lainnya yang dilakukan oleh orang Batak adalah: jika ada orang Batak yang menderita
penyakit gondok, maka cara pengobatannya dengan menggunakan belau. Apabila ada
orang Batak yang menderita penyakit panas (demam) biasanya pengobatannya dengan
cara menyelimutinya dengan selimut / kain yang tebal.

2.8 Nusa Tenggara Barat


2.8.1 Konsep Sehat-Sakit
Di Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa anak sakit dilihat dari keadaan fisik
tubuh dan tingkah lakunya yaitu jika menunjukkan gejala misalnya panas, batuk pilek,
mencret, muntah -muntah, gatal, luka, gigi bengkak, badan kuning, kaki dan perut
bengkak. Seorang pengobat tradisional yang juga menerima pandangan kedokteran
modern, mempunyai pengetahuan yang menarik mengenai masalah sakit-sehat.
Baginya, arti sakit adalah sebagai berikut: sakit badaniah berarti ada tanda-tanda
penyakit di badannya seperti panas tinggi, penglihatan lemah, tidak kuat bekerja, sulit
makan, tidur terganggu, dan badan lemah atau sakit, maunya tiduran atau istirahat
saja. Pada penyakit batin tidak ada tanda -tanda di badannya,tetapi bisa diketahui
dengan menanyakan pada yang gaib. Pada orang yang sehat, gerakannya sorot mata
cerah, tidak mengeluh lesu, lemah, atau sakit- sakit badan.
Penyebabnya adalah salah makan, makan kacang terlalu banyak, makan makanan
pedas, makan udang, ikan, anak meningkat kepandaiannya, susu ibu basi, encer, dan
lain-lain. Penanggulangannya dengan obat tradisional misalkan dengan pucuk daun
jambu dikunyah ibunya lalu diberikan kepada anaknya (Bima) obat lainnya adalah
Larutan Gula Garam (LGG), Oralit, pil Ciba dan lain -lain. Larutan Gula Garam
sudah dikenal hanya proporsi campurannya tidak tepat.

2.9 Timur Tengah Selatan (TTS)


Masyarakat Timur Tengah Selatan (TTS) masih berkutat pada pemenuhan kebutuhan
yang sangat dasar, yaitu makan dan minum. Sebagian lagi sudah berpikir tentang
bagaimana melindungi tubuh dari panas dan hujan,serta memiliki rumah yang layak
huni.Pendidikan bukan menjadi prioritas utama bagi masyarakat terutama kaum
perempuan.
2.9.1 Budaya melahirkan di Rumah Bulat
Dinding Rumah Bulat (umek bubu) melingkar dengan garis tengah antara tiga sampai
lima meter. Atapnya berbentuk seperti kepala jamur merang terbuat dari rumput
alang-alang. Ujung alang-alangnya hampir menyentuh permukaan tanah. Dindingnya
terbuat dari potongan-potongan kayu dan bambu. Pintunya setengah lonjong dengan
ketinggian kurang satu meter. Untuk masuk,orang dewasa harus membungkukkan
badan terlebih dahulu.
Rumah bulat menjadi ciri khas adat dan budaya orang Timor yang masih
dipertahankan sampai saat ini, padahal sebetulnya ia juga sumber persoalan. Sulit
menemukan rumah bulat berjendela. Lubang angin pun tidak menjadi pertimbangan
dalam membangun rumah bulat. Udara dan sinar matahari hanya bisa menerobos dari
lubang-lubang kecil pada dinding-dinding bambu.
Kebiasaan masyarakat yang mengharuskan perempuan melahirkan di dalam rumah
bulat yang penuh debu dari tungku dan asap akan menyebabkan bayi dan ibunya
mudah terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).
2.9.2 Setelah melahirkan dipanggang dengan bara api dibawahnya
Proses panggang di rumah bulat juga dipercaya masyarakat menjadi penangkal dari
sakit berat terlebih wanita sehabis melahirkan.Ada pula ketakutan dari para orang
tua:jika proses ini tak dilakukan ,kondisi badan anak akan lembek dan tak kuat,
bahkan akan menimbulkan kegilaan pada si ibu. Namun pada kenyataannya hal ini
berakibat buruk. Bukan hanya kemungkinan akan terbakarnya tubuh sang ibu maupun
bayi, namun berpengaruh terhadap kesembuhan luka-luka pada tubuh ibu setelah
melahirkan.
2.9.3 Tubuh Ibu dikompres dengan air panas
Setelah seorang ibu melahirkan, ia kemudian dikompres menggunakan air mendidih
atau air panas. Dikompres pula dengan cara menekan-nekan perut dan bagian luka
yang ada setelah melahirkan. Seperti halnya dipanggang, hal ini bisa menimbulkan
infeksi pada organ tubuh yang luka, terlebih organ yang sangat sensitif (daerah
kemaluan) sang ibu. Kesembuhan luka-lukanya menjadi butuh waktu yang relatif
lama. Ini merupakan salah satu kekerasan fisik terhadap kaum ibu.
2.9.4 Tidak boleh makan daging, sayur santan, dan lain-lain
Rendahnya tingkat pendapatan ekonomi keluarga dan masih banyak lagi praktik lokal
yang sangat merugikan ibu,seperti pantang makanan tertentu (ikan, telur, cumi. ayam,
udang, kepiting, sayur-sayuran) yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk
proses pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan ibu maupun setelah
menjadi bayi dan untuk proses metabolisme ibu serta sebagai pengganti energi setelah
melahirkan dan laktasi kelak.
Saat hamil dan melahirkan seorang perempuan harus tetap memperhatikan makanan
yang ia konsumsi agar bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat dan terpenuhi segala
macam nutrisi untuk tumbuh kembang sang bayi. Hal pertama yang harus
diperhatikan adalah seorang perempuan hamil harus memgkonsumsi makanan yang
mengandung asam folat dan vitamin B kompleks. Kedua jenis makanan ini bahkan
harus dikonsumsi sebelum seorang perempuan hamil atau saat yang bersangkutan
merencanakan hamil. Asam folat dan vitamin B kompleks diperlukan saat
pembentukan sel-sel saraf terutama pada masa awal kehamilan. Peningkatan
konsumsi kedua zat ini terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan bayi secara
signifikan.
Zat lain dari makanan yang dibutuhkan perempuan hamil adalah protein. Sebagai zat
pembangun, protein terutama dibutuhkan saat pembentukan sel tubuh dan sel darah.
Jenis makanan yang banyak mengandung protein adalah daging, telur dan kacang-
kacangan. Selain mengandung protein, daging mengandung zat besi yang berguna
untuk pembentukkan sel dan mencegah terjadinya anemia baik bagi sang ibu maupun
bayinya.
Perempuan yang sedang mengandung juga harus mengkonsunsi karbohidrat yang
cukup. Karbohidrat merupakan bahan bakar pembentukan energi untuk aktifitas
sehari-hari. Saat hamil, peningkatan berat badan dan perubahan hormonal
menyebabkan menyebabkan seorang perempuan membutuhkan energi ekstra.
Meskipun demikian, perempuan hamil juga harus tetap menjaga keseimbangan energi
dengan cara rutin melakukan olahraga yang khusus diperuntukkan bagi perempuan
hamil.
Di samping protein dan karbohidrat, perempuan yang sedang hamil juga harus
senantiasa mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin dan mineral. Seperti
yang kita ketahui bersama, kalsium merupakan bahan yang sangat penting untuk
pembentukkan tulang, juga untuk fungsi sel-sel saraf. Vitamin A, C, B12, D dan lain-
lain diperlukan untuk menjaga kesehatan kulit dan tulang serta menjaga fungsi sel-sel
saraf. Vitamin-vitamin ini dengan mudah kita temukan pada sayur-sayuran dan buah-
buahan.
2.9.5 Tidak memberikan ASI Pertama pada bayi
Kolostrum adalah ASI berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah
melahirkan, sebaliknya diberikan sedini mungkin setelah bayi lahir. Karena warnanya
yang kekuningan membuat masyarakat TTS terutama kaum ibu menyimpulkan bahwa
ASI pertama/kolostrum tersebut merupakan ASI yang kotor atau mengandung banyak
kuman, sehingga ASI tersebut dibuang dan tidak diberikan kepada bayi yang baru
lahir. Padahal manfaat kolostrum sangat besar antara lain:
Kolostrum berkhasiat khusus untuk bayi dan komposisinya mirip dengan nutrisi
yang diterima bayi selama di dalam rahim.
Kolostrum bermanfaat untuk mengenyangkan bayi pada hari-hari pertama hidupnya
Seperti imunisasi, kolostrum memberi antibodi kepada bayi (perlindungan terhadap
penyakit yang sudah pernah dialami sang ibu sebelumnya).
Kolostrum juga mengandung sedikit efek pencahar untuk menyiapkan dan
membersihkan sistem pencernaan bayi dari mekonium.
Kolostrum juga mengurangi konsentrasi bilirubin (yang menyebabkan bayi kuning)
sehingga bayi lebih terhindar dari jaundis.
Kolostrum juga membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk pencernaan
Kolostrum adalah konsentrasi tinggi karbohidrat, protein, dan zat kebal tubuh. Zat
kebal yang ada antara lain adalah: IgA dan sel darah putih. Kolostrum amat rendah
lemak, karena bayi baru lahir memang tidak mudah mencerna lemak. Satu sendok teh
kolostrum memiliki nilai gizi sesuai dengan kurang lebih 30 cc susu formula. Usus
bayi dapat menyerap 1 sendok teh kolostrum tanpa ada yang terbuang, sedangkan
untuk 30 cc susu formula yang diisapnya, hanya satu sendok teh sajalah yang dapat
diserap ususnya..Pada hari pertama mungkin hanya diperoleh 30 cc. Namun, dalam
setiap tetesnya terdapat berjuta-juta satuan zat antibodi. SIgA adalah antibodi yang
hanya terdapat dalam ASI. Kandungan SIgA dalam kolostrum pada hari pertama
adalah 800 gr/100 cc. Selanjutnya mulai berkurang menjadi 600 gr/100 cc pada hari
kedua, 400 gr/100 cc pada hari ketiga, dan 200 gr/100 cc pada hari keempat. Maka
dari itu, kolostrum memiliki fungsi yang sangat vital dalam 10 hari pertama
kehidupan bayi.

2.10 Suku Bugis


2.10.1 Konsep Sehat-Sakit
Persepsi masyarakat Bugis tentang sakit tercermin dalam berbagai istilah yang
digunakan dalam pembicaraan sehari-hari, antara lain seperti malasa, madoko,
maddokkong. Istilah tersebut mengacu pada konsep sakit yang berarti kondisi atau
keadaaan fisik maupun rohani seseorang yang sedang mengalami ketidakseimbangan
menurut pengetahuan budaya orang Bugis terjadinya ketida seimbangan tersebut di
sebabkan oleh dua faktor terutama yaitu faktor intern disamping faktor extern. Faktor
intern yang menyebabkan tumbuhnya ketidakseimbangan dalam diri manusia ialah
karena adanya kondisi organ-organ tubuh manusia itu sendiri yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, di samping adanya pengaruh faktor keturunan. Sebaliknya
faktor ekstern terdiri atas beberapa unsur berupa wabah penyakit, perubahan keadaan
suhu udara, gangguan mahluk halus, keracunan, praktek magic, kutukan dewata dan
sebagai unsur lingkungan termasuk buatan manusia.
Sesuai dengan wujud dan faktor penyebabnya, maka masyarakat Bugis mengenal
aneka ragam jenis penyakit. Kendati pun demikian, setiap jenis penyakit dapat
dimasukkan dalam salah satu di antaranya dua kategori, yaitu penyakit dalam dan
penyakit luar. Kedua jenis penyakit tersebut biasa pula disebut lasa massobbu
(penyakit tersembunyi) dan lasa talle (penyakit nyata)
Selain dari istilah-istilah tersebut, anggota masyarakat di daerah penelitian mengenal
pula pengelompokan jenis penyakit menjadi dua kategori masing-masing: lasa ati
(penyakit hati, jiwa dan rohani) dan lasa tubuh (penyakit jasmani). Persepsi
masyarakat tentang adanya kategori lasa ati, di samping lasa watakkale itu bersumber
dari pemahaman atau pengetahuan mereka tentang diri makhluk manusia yang terdiri
atas dua unsur, yaitu jasmani dan rohani, raga dan jiwa, lahiriah dan batiniah.
Perpaduan antara dua unsur itulah yang menjelma menjadi sosok tubuh manusia
sebagai satu kesatuan organisme, bersama dengan sejenak potensi yang di bawah
sejak lahir ke dunia. Menurut budaya orang Bugis, maka tubuh manusia yang
berbentuk ragawi merupakan hasil perpaduan dari empat zat alami yaitu: tanah, air,
angin, api sedangkan aspek rohaniah dikenal sebagai sumange (sukma). Dalam hal ini
tubuh manusia dipandang tidak lebih hanya sebagai tempat berdiam bagi sukma,
untuk suatu jangka waktu tertentu. Manakala sukma tersebut berpisah dari raganya
maka sosok tubuh manusia itupun mengalami peristiwa yang disebut mati. Peristiwa
kematian itu sendiri menyebabkan segenap unsur tubuh manusia kembali ke asalnya
yaitu ke alam fanah, sedangkan sukma akan tetap hidup dan melanjutkan proses
kehidupannya di alam gaib yang bersifat abadi. Konsep pengetahuan budaya
masyarakat Bugis tersebut terkandung dalam suatu pelajaran yang membahas tentang
dialog antara bayi yang berada dalam kandungan ibunya dan tuhan sebagai maha
pencipta.
Sebagian besar masyarakat Bugis sampai sekarang tetap mempunyai keyakinan
bahwa peristiwa yang pertalian dengan kelahiran makhluk manusia ke atas bumi
bukanlah suatu yang berlangsung secara kebetulan saja, melainkan adalah peristiwa
sakral yang hanya mungkin terjadi atas restu, kehendak dan kuasa ilahi, sang
pencipta. Organ-organ tubuh manusia sebagai mahluk induvidu terdiri atas pepaduan
antara empat jenis zat alam yaitu tanah, air, angin, api. Keempat zat alam tersebut
kemudia menjelma kontruksi tubuh manusia secara serasi, sehingga tercipta sosok
tubuh dengan susunan organisme berupa perangkan anggota bada tercipta dari api.
Sebagaimana hanya alam raya, maka manusia pun merupakan suatu kesatuan yang
utuh dan bulat. Sebelum ilmu pengobatan modern dan ilmu kedokteran ditemukan,
nenek moyang kita (Bugis-Makassar) juga telah mengenalnya dengan cara-cara
pengobatan tradisional dalam bentuk ritual-ritual khusus dan memanfaatkan tanaman
atau tumbuhan yang ada di sekitarnya,orang yang melakukan ritual ini disebut Sanro.

2.11 Papua Nugini


Contoh lain dari Papua Nugini, pigbel sejenis penyakit berat yang dapat
menimbulkan kematian disebabkan oleh kuman clodistrium perfringens type C.
Penduduk papua Nugini yang tinggal didaratan tinggi biasanya sedikit makan daging.
Oleh sebab itu, cenderung untuk menderita kekurangan enzim protetase dalam usus.
Bila suatu perayaan tradisional diadakan, mereka makan daging babi dalam jumlah
banyak tapi tungku tempat masaknya tidak cukup panas untuk memasak daging
dengan baik sehingga kuman clostridia masih dapat berkembang. Makanan pokok
mereka adalah kentang, mengandung tripsin inhibitor, oleh sebab itu racun dari
kuman yang seharusnya terurai oleh tripsin, menjadi terlindung. Tripsin inhibitor juga
dihasilkan oleh cacing ascaris yang banyak terdapat pada penduduk tersebut. Kuman
dapat juga berkembang dalam daging yang kurang dicernakan, dan secara bebas
mengeluarkan racunnya.

BAB III
PENUTUP
1.1 Simpulan
Setelah menganalisa kasus tersebut diatas satu hal yang perlu dipahami adalah mengubah
suatu keyakinan atau kepercayaan seseorang itu tidaklah mudah, tapi bukan tidak mungkin
bisa merubahnya. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah yang kongkret atau
pendekatan-pendekatan personal sehingga timbul rasa saling percaya antara perawat dan
klien/pasien.
Untuk individu sebagai masyarakat, diharapkan mampu mengembangkan budaya yang ada
menjadi budaya yang efeknya lebih ke arah positif. Jika resiko dari kebiasaan atau budaya
masyarakat yang ada hanya merugikan, buat apa dikembangkan?
Agar tidak terjadinya diskriminasi oleh budaya-budaya yang ada maka masyarakat
diharapkan memiliki sikap-sikap sebagai berikut:
1. Penerimaan secara terbuka (open minded); sikap ini merupakan langkah pertama dalam
upaya menerima pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan membuat kita
lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot, dan akan lebih mudah
menerima perubahan dan kemajuan zaman.
2. Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif; sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap
terbuka. Setelah kita dapat membuka diri dari hal-hal baru, langkah selanjutnya adalah kita
harus memiliki kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi
kaitannya dengan pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap antisipatif dapat menunjukkan
pengaruh yang timbul akibat adanya arus globalisasi dan modernisasi. Setelah kita mampu
menilai pengaruh yang terjadi, maka kita harus mampu memilih (selektif) pengaruh mana
yang baik bagi kita dan pengaruh mana yang tidak baik bagi kita.
3. Adaptif, sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif. Sikap adaptif
merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan modernisasi dan
globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersifat selektif, artinya memiliki
pengaruh positif bagi si pelaku.
Sebagai pelaku kesehatan,yang perlu dilakukan adalah melakukan promosi kesehatan.
Promosi kesehatan membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.
Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,
spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan
dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat
keputusan yang sehat.
Salah satu program kesehatan masyarakat adalah promosi kesehatan yang seharusnya
merupakan kegiatan inti dari program lain, yaitu preventif, kuratif dan rehabilitatif. Berbagai
upaya promosi kesehatan telah dilakukan sejak dulu dengan berbagai bentuk kegiatan, seperti
penyuluhan langsung kepada masyarakat, bisa juga melalui media elektronik televisi, radio
dan media cetak. Berbagai bentuk spanduk, billboard, buku dan lefleat serta stiker yang berisi
pesan-pesan kesehatan sejak dulu sudah diperkenalkan dan diedarkan di mana-mana.
Pelaku medis harus terlibat secara langsung dalam kehidupan kesehatan masyarakat,teruama
para bidan.Berbagai pengertian mengenai kesehatan harus dijelaskan secara baik dan hidup
sehat sendiri harus ditunjukkan terlebih dahulu oleh pelaku medis.

2.Saran
http://www.materikesehatan.com/2014/07/contoh-makalah-kesehatan-masyrakat.html

https://arali2008.wordpress.com/2011/02/11/tentang-kesehatan-masyarakat/

http://ml.scribd.com/doc/86882943/Latar-Belakang-Sosial-Budaya#scribd

http://ml.scribd.com/doc/179221025/teori-teori-tentang-budaya-pdf#scribd

Вам также может понравиться