Вы находитесь на странице: 1из 1

BAB III

ANALISIS KASUS

Telah dilaporkan kasus seorang pasien anak laki-laki berusia 1 tahun 1 bulan yang
dirawat di Bangsal IKA B, pada tanggal 13 Desember 2015 dengan keluhan muntah dan
keluhan tambahan BAB cair dan perut kembung. Pasien didiagnosis dengan post syok
hipovolemik et causa diare akut dehidrasi berat melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis syok ditegakkan dari temuan tanda-tanda hipoperfusi pada anak (kaki dan tangan
anak yang teraba dingin, nadi halus tidak teraba). Dari anamnesis yang dilakukan, didapatkan
adanya diare akut dan muntah pada anak yang mengakibatkan dehidrasi berat sejak 12 jam
sebelum masuk rumah sakit sehingga dapat ditegakkan diagnosis syok hipovolemik.
Penanganan awal yang dilakukan pada anak adalah pemasangan infus segera dan
resusitasi cairan dengan pemberian Ringer Laktat sebanyak 20 cc/kgBB. Dalam hal ini,
cairan yang diberikan adalah sebanyak 150 cc. Cairan diberikan secepatnya dan respon anak
dinilai, syok teratasi setelah cairan masuk sebanyak 150 cc dan keluar urin sebanyak 60
cc, anak menjalani penatalaksanaan diare akut dengan dehidrasi berat.
Sebelumnya anak di rawat di bagian bedah RSMH 28 hari di diagnosis suspek
hirschprung disease dan direncanakan untuk pemeriksaan barium, karena keluhan kembung
berkurang pasien dipulangkan pulang kontrol. Dalam perjalanan penyakit ini,
Hirschsprung disease dapat menyebabkan terjadinya diare karena ketidakmampuan anak
dalam mengeluarkan feses. Usus proksimal akan mengalami dilatasi dan tekanan intraluminal
akan meningkat sehingga terjadi penurunan aliran darah dan gangguan sawar mukosa.
Keadaan stasis ini akan menyebabkan terjadinya proliferasi bakteri sehingga timbul
enterokolitis, yang ditandai dengan obstruksi saluran cerna, abdominal tenderness, dan diare.8
Karena bakteri yang terbanyak ditemukan di kolon adalah bakteri koliformis dan anaerob,
terapi antibiotik harus segera dimulai dengan pilihan utama berupa pemberian antibiotik
spektrum luas dengan cakupan terhadap bakteri anaerob. Dalam kasus ini, anak diberi
antibiotik spektrum luas berupa sefalosporin generasi ketiga (ceftriaxone 1x 750 mg (IV)).
Sefalosporin diketahui memiliki aktivitas antibacterial yang luas mencakup cocci Gram
positif, bacilli enteric Gram negatif, dan bakteri anaerob sehingga dapat diberikan dalam
kasus ini.9 Setelah dirawat selama 5 hari di bagian anak, pasien mengalami perburukan klinis
meninggal dunia.

34

Вам также может понравиться