Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Saya adalah karyawan sebuah bank (23 thn./pria/Islam), yang saat ini saya sudah
memiliki pacar (22 thn./wanita/Katolik). Namun, kami memiliki persoalan beda agama
untuk melanjutkan hubungan kami ke jenjang perkawinan, sementara kami ingin tetap
teguh pada agama kami masing-masing. Dapatkah kami melangsungkan perkawinan,
sementara kami beda agama? Kalau bisa bagaimana prosedur yang harus kami lakukan?
Karena kalau mengikuti cara artis beda agama kawin harus ke luar negeri. Jelas kami
tidak mampu. Mas Prokol, saya pernah baca bahwa sudah ada yurisprudensi dari
Mahkamah Agung (MA) bahwa perkawinan beda agama dapat dicatatkan di catatan
sipil dan sah. Benar enggak, yah? Atas bantuan Mas Prokol, saya ucapkan terima kasih.
Djunaidi
Share:
Jawaban:
Diana Kusumasari
Pada dasarnya, hukum perkawinan di Indonesia tidak mengatur secara khusus mengenai
perkawinan pasangan beda agama sehingga ada kekosongan hukum. Mengenai sahnya
perkawinan adalah perkawinan yang dilakukan sesuai agama dan kepercayaannya
sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) UUP. Hal ini berarti UU Perkawinan
menyerahkan pada ajaran dari agama masing-masing.
Dalam hal ini karena Anda sebagai pihak laki-laki yang beragama Islam, dan dalam
ajaran Islam masih diperbolehkan untuk menikah beda agama apabila pihak laki-laki
yang beragama Islam dan pihak perempuan beragama lain. Namun, dalam ajaran
Katolik yang dianut oleh pasangan Anda pada prinsipnya dilarang adanya perkawinan
beda agama.
Akan tetapi, pada praktiknya memang masih dapat terjadi adanya perkawinan beda
agama di Indonesia. Guru Besar Hukum Perdata Universitas Indonesia Prof.
Wahyono Darmabrata, menjabarkan ada empat cara yang populer ditempuh pasangan
beda agama agar pernikahannya dapat dilangsungkan. Menurut Wahyono, empat cara
tersebut adalah:
Lebih lanjut simak artikel Empat Cara Penyelundupan Hukum Bagi Pasangan Beda
Agama.
Dalam artikel Empat Cara Penyelundupan Hukum Bagi Pasangan Beda Agama,
kita juga ketahui bahwa benar ada yurisprudensi Mahkamah Agung (MA) yaitu
Putusan MA No. 1400 K/Pdt/1986. Putusan MA tersebut antara lain menyatakan
bahwa Kantor Catatan Sipil saat itu diperkenankan untuk melangsungkan perkawinan
beda agama. Kasus ini bermula dari perkawinan yang hendak dicatatkan oleh Andi
Vonny Gani P (perempuan/Islam) dengan Andrianus Petrus Hendrik Nelwan
(laki-laki/Kristen).
Dalam hal ini apabila Anda berkeinginan untuk mencatatkan perkawinan di KCS, maka
berdasarkan pada putusan MA tersebut Anda dapat memilih untuk menundukkan diri
dan melangsungkan perkawinan tidak secara Islam. Kemudian, apabila permohonan
pencatatan perkawinan Anda dikabulkan oleh pihak Kantor Catatan Sipil, maka
perkawinan Anda adalah sah menurut hukum. Lebih jauh mengenai isi putusan MA
tersebut silahkan unduh di sini.
Dasar hukum:
Setiap artikel jawaban Klinik Hukum dapat Anda simak juga melalui twitter
@klinikhukum, atau facebook Klinik Hukumonline.