Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Pengkajian
Identitas Klien
Nama : Tn. A
TTL : Surabaya, 7 November 1970
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Buruh bangunan
Alamat : Jl. Kedinding 78, Surabaya
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : SD
Diagnosa : Emfisema
d. Riwayat Keluarga :
Tidak Ada
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS: - Infeksi / pneumonia Gangguan
Klien mengeluh sesak napas - Polusi pertukaran gas
DO: - Usia
a. pO2 : 75 mmHg () - Ekonomi rendah
b. pCO2 : 50 mmHg () - Merokok
c. SO3 : 100%
Inflamasi
- Sesak
- RR > 20 x/menit
- CO2 hiperkapnia
- O2 hipoksia
Penurunan ventilasi
Peningkatan RR
4. DS : Ronchi Intoleransi
Klien selalu mengeluh kelelahan dan aktivitas
lemas
DO ; Perfusi jaringan perifer
- RR meningkat setelah menurun
melakukan aktivitas
- Cepat lelah saat beraktivitas Ventilasi menurun
Upaya menangkap
O2 meningkat
RR meningkat
Kelelahan
Intoleransi aktivitas
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveoli
yang reversible.
2. Pola pernapasan berhubungan dengan ventilasi alveoli.
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekret.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan suplai oksigen.
C. INTERVENSI
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Gangguan 1. Pertukaran gas 1. Ajari pasien 1. Pasien dapat
pertukaran gas pasien kembali tentang teknik bernapas dengan
berhubungan normal penghematan lancar.
dengan 2. Tidak terjadi energi. Membantu ekspansi
kerusakan perubahan fungsi paru yang optimal.
alveoli yang pernapasan.
2. Bantu pasien
reversible 3. Pasien bisa 2. Evaluasi tingkat
untuk
bernapas normal kemapuan pasien dan
mengidentifika
tanpa mempermudah
si tugas-tugas
menggunakan otot perawat dalam
yang bisa
tambahan merencanakan
diselesaikan.
pernapasan. kriteria latihan
4. Pasien tidak lanjutan.
mengatakan nyeri Menjaga komunikasi
saat bernapas. dengan pasien dan
5. PCO2 , PO2, dan mampu bekerjasama
SO2normal dalam
6. Lakukan latihan memprioritaskan
pernapasan dalam tugas.
dan tahan sebentar Kolaborasi :
untuk membiarkan
3. Berikan
diafragma 3. Meningkatkan
oksigen
mengembangkan keadekuatan jalan
sesuai
secara optimal. napas.
indikasi
7. Posisikan pasien 4. Mempercepat proses
4. Berikan
dengan posisi semi pemulihan dengan
penekan
fowler agar pasien
SSP (anti
bisa melakukan
respirasi dengan ansietas kerja sama yang baik
sempurna. sedatif atau dengan dokter.
8. Kaji adanya nyeri narkotik)
dan tanda vital dengan hati-
berhubungan hati sesuai
dengan latihan indikasi
yang diberikan.
1. Ajarkan klien
metode
penghematan
energi untuk
aktifitas. ubah
posisi setiap 2
sampai 4 jam
2. Mengakaji
periode
istirahat
3. Mendapatkan
tanda vital
pasien normal,
baik saat
istirahat
ataupun setelah
beraktifitas.
4. Masalah
intoleransi
aktivitas pada
pasien dapat
teratasi untuk
mengukur
tingkat/kualitas
nyeri guna
intervensi
selanjutnya
D. Implementasi
Lakukan tindakan sesuai dengan intervensi yang akan diberikan.
E. Evaluasi
1. Diagnosa 1 :
a. Pasien bisa bernapas normal tanpa menggunakan otot tambahan
pernapasan
b. Pasien tidak mengatakan nyeri saat bernapas.
2. Diagnosa 2:
a. Pasien memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif dan
mengalami perbaikan pertukaran gas pada paru.
b. Pasien menyatakan faktor penyebab, jika mengetahui.
3. Diagnosa 3: Sekret encer dan jalan napas bersih
4. Diagnosa 4:
a. Pasien bisa mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan
toleran aktivitas.
b. Pasien memperlihatkan kemajuan khususnya dalam hal mobilitas.
c. Pasien memperlihatkan turunnya tanda-tanda
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35528-Kep%20Respirasi-
Askep%20Emfisema.html#popup