Вы находитесь на странице: 1из 4

PENGETAHUAN PENGGUNAAN SIKAT GIGI DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DARUT THAYYIBIN

SUMENEP TAHUN 2016

Dewi Ratna

ABSTRAK

Kebersihan mulut merupakan faktor yang penting terhadap daya tahan tubuh seseorang karena saraf-saraf yang
terdapat pada gigi dan mulut berhubungan dengan seluruh sistem saraf tubuh. Oleh sebab itu, menjaga kesehatan gigi
dan mulut sangat penting. Memilih serta menggunakan sikat dan pasta gigi merupakan salah satu faktor penting dalam
menjaga kesehatan gigi dan mulut. Bulu sikat gigi yang baik mempunyai panjang yang sama dan kekuatan yang
medium sehingga tidak merusak jaringan. Dalam memilih pasta gigi hal yang penting adalah mengandung cukup flour.
Apabila menggunakan sikat gigi dan pasta gigi yang baik serta menyikat gigi dilakukan dengan efektif maka plak tidak
lagi menempel pada gigi. Plak yang mengeras pada gigi dan menetap dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
tebentuknya kalkulus. Masalah dalam penelitian ini yaitu angka OHI-S pada santri Pondok Pesantren Darut Thayyibin
Sumenep Tahun 2016 mencapai angka 3 yaitu kriteria sedang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pengetahuan santri tentang sikat gigi dan pengetahuan santri tentang penggunaan sikat gigi di lingkungan Pondok
Pesantren Darut Thayyibin Sumenep Tahun 2016. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah
sasaran penelitian adalah 28 santri dengan metode pengumpulan data menggunakan kuisioner. Setelah dilakukan
penelitian diperoleh hasil bahwa pengetahuan santri tentang sikat gigi cukup baik dan pengetahuan santri tentang
penggunaan sikat gigi masih kurang.

Kata Kunci : Pengetahuan, OHI-S, sikat gigi, santri

ABSTRACT

Oral hygiene is an important factor is to immune someone because of nerves contained in the teeth and mouth related
to the entire nerve system of the body. Therefore, maintaining oral health is very important. In choosing and using a
toothbrush and toothpaste is one of the important factors in maintaining healthy teeth and mouth. Bristle toothbrush
have the same length and strength of the medium so as not to damage nerve tissue. In choosing tooth paste important
thing is to contain enough flour. When using a toothbrush and toothpaste as well as tooth brushing is done effectivelly
then no longer plaque on the teeth. Plaque that hardens on the teeth and settled for a long time can cause the
formation of calculus. The problem of this thesis is OHI-S mark of students of moslem school in Darut Thayyibin
Sumenep in 2016 reach 3 point it is means average criteria. The purpos of this thesis to know about the undertanding of
studen meslem school how to use toot brush in Islamic Boarding House of Darut Thayyibin Sumenep in 2016. The kinds
of this thesis is description thesis with sum of 28 student of moslem school that use quisioner to collct of data. The result
of this thesis is the understending of studen of moslem school about toot brush is passable and undertending of studen
of moslem school about how to use toot brush is less.

Keywords : Knowledge, OHI-S, tooth brush, student

PENDAHULUAN Dokter Gigi Indonesia (PDGI), menyikat dan


Menurut UU no 36 tahun 2009 Bab 1 pasal 1 mebersihkan gigi sebaiknya dilakukan minimal 2 kali
tentang kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, sehariyaitu pada pagi hari setelah sarapan dan malam
baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang hari sebelum tidur (Margareta, 2012).
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif Menyikat gigi tidak terpatok pada berapa lama
secara sosial dan ekonomis. Salah satu kesehatan yang dan seringnya menyikat gigi setiap hari, tetapi
perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara bagaimana cara menyikat gigi yang benar sehingga gigi
umum, juga kesehatan gigi dan mulut. Karena mulut tetap sehat. Ada beberapa metode yang disarankan
merupakan jalan masuk menuju system pencerrnaan oleh para ahli, tetapi belum dapat dibuktikan metode
dan berisi organ aksesori yang bersifat dalam proses mana yang terbaik. Metode tersebut di adalah scrub,
awal pencernaan (Irma dan Intan, 2013). roll, bass, stillman, fones, charters. Metode roll
Kebersihan mulut merupakan faktor yang penting diaplikasikan dengan gerakan memutar mulai dari
terhadap daya tahan tubuh seseorang karena saraf- permukaan kunyah gigi belakang, dan seluruh
saraf yang terdapat pada gigi dan mulut berhubungan permukaan gigi sisanya. Bulu sikat diletakkan pada area
dengan seluruh sistem saraf tubuh. Beribu-ribu bakteri batas gusi dan gigi dengan posisi paralel dengan sumbu
berkembang biak di dalam rongga mulut karena mulut tagaknya gigi (Pratiwi, 2009).
adalah pintu gerbang dari semua makanan dan Dengan menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut
minuman yang masuk ke dalam mulut. Oleh sebab itu, akan terjaga karena sisa makan atau plak yang
menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting terdapat pada gigi dapat dihilangkan apabila melakukan
(Susanto, 2011). Berdasarkan pernyataan Persatuan dengan benar. Bulu sikat gigi juga mempengaruhi
kebersihan dan kesehatan gusi. Bulu sikat yang lembut pengumpulan data pada penelitian ini yaitu
dianjurkan pemakainnya karena fleksibel dan efektif menggunakan kuisioner. Sehingga dalam hal ini
membesihkan lekukan dan daerah yang sulit dijangkau. responden dibagikan lembar kuisioner yang kemudian
Sedangkan, bulu sikat yang keras tidak dapat diisi, setelah diisi kemudian dikumpulkan dan dihitung
menghilangkan karang, noda, atau memutihkan gigi. rata-rata. Dari data kuisioner yang telah didapatkan
Sikat gigi sebaiknya diganti saat kondisi bulu sikat mulai dipresentasikan dan disajikan dalam bentuk tabel.
mekar atau menyebar. Kondisi bulu sikat seperti ini Dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
tidak dapat menyikat gigi dengan efektif (Pratiwi, 85 100 : sangat baik
2009). Sikat gigi yang sudah lama dipakai, biasanya 75 84 : baik
bulu bulunya menjadi rusak susunannya. Bulu sikat 65 74 : cukup baik
yang rusak tidak layak lagi dipakai karena
<64 : kurang ( Natalina., 2015)
permukaannya tidak rata sehingga tidak mampu
membersihkan permukaan gigi secara menyeluruh
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
(Susanto A, 2007). Penggunaan sikat gigi yang baik
Berdasarkan dari hasil pengumpulan data dapat
maksimal diganti 3 bulan sekali, sehingga dapat
diperoleh hasil sebagai berikut :
menyikat gigi dengan efektif (Pratiwi, 2009).
Tabel.1
Apabila menggunakan sikat gigi dan pasta gigi
Pengatahuan Penggunaan Sikat Gigi di
yang baik serta menyikat gigi dilakukan dengan efektif
Lingkungan Pondok Pesantren Darut Thayyibin
maka plak tidak lagi menempel pada gigi. Karena
keberhasilan pada hampir setiap aspek dalam No. Pengatahuan Penggunaan Sikat Gigi nilai
kedokteran gigi klinis bergantung pada pengendalian Pengatahuan responden tentang sikat
plak (Fedi dkk., 2005). Plak yang mengeras pada gigi gigi
dan menetap dalam waktu yang lama dapat 1. Pengetahuan responden tentang 70
menyebabkan tebentuknya kalkulus (Irma dan Intan, 2. penggunaan sikat gigi 31
2013). Jumlah 101
Berdasarkan hasil pemeriksaan gigi dan mulut
yang telah dilakukan pada tanggal 1 November 2015 di Rata-rata 50,5
Pondok Pesantren Darut Thayyibin, Sumenep
didapatkan hasil nilai rata-rata OHI-S = 3 yang ANALISA DATA
merupakan kriteria sedang di mana DI = 1,75 dan CI = Berdasarkan tabel.1 data yang diperoleh dari
1,25. Data tersebut menunjukkan bahwa status pengumpulan lembar kuesioner dari 28 santri di Pondok
kesehatan gigi dan mulut santri Pondok Pesantren Pesantre Darut Thayyibin Sumenep dapat diketahui
Darut Thayyibin memiliki nilai OHI-S = 3 yang belum bahwa pengetahuan penggunaan sikat gigi di
memenui target nasional yaitu 1,2. Maka peneliti lingkungan Pondok Pesantren Darut Thayyibin Sumene
ingin mengetahui pengetahuan santri tentang termasuk dalam kategori kurang. Karena diketahui nilai
penggunaan sikat gigi. Untuk itu maka peneliti akan responden hanya mencapai 50,5. Nilai tersebut
mengangkat masalah tersebut karena mengingat diperoleh dari perhitungan rata rata 2 aspek yang
bahwa kabarsihan mulut merupakan faktor penting digunakan dalam kuesioner yaitu pengetahuan
terhadap daya tahan tubuh seseorang. Untuk itu maka responden tentang sikat gigi dan pengetahuan
penting dilakukan penelitian lebih lanjut, agar responden tentang penggunaan sikat gigi.
kebersihan gigi santri dapat terjaga dengan optimal.
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini PEMBAHASAN
adalah: bagaimana gambaran pengetahuan Pengetahuan santri tentang sikat gigi
penggunaan sikat gigi di lingkungan Pondok Pesantren mendapatkan nilai rata-rata 70 yaitu termasuk dalam
Darut Thayyibin Sumenep tahun 2016?. Sehingga kriteria cukup baik yang meliputi fungsi sikat gigi,
dipandang perlu untuk melakukan penelitian dengan manfaat dari menyikat gigi, akibat jika tidak menyikat
tujuan: diketahuinya gambaran pengetahuan gigi, hal yang harus diperhatikan ketika menyikat gigi,
penggunaan sikat gigi di lingkungan Pondok Pesantren sikat gigi layak pakai dan sikat gigi tidak layak pakai.
Darut Thayyibin Sumenep tahun 2016. Sedangkan Menurut Notoatmodjo (2007) tahu diartikan sebagai
tujuan khususnya yaitu: 1) Mengukur pengetahuan mengingat suatu materi yang telah dipelajari
santri tentang sikat gigi di lingkungan Pondok sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
Pesantren Darut Thayyibin Sumenep tahun 2016. 2) ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang
Mengukur pengetahuan santri tentang penggunaan spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
sikat gigi di lingkungan Pondok Pesantren Darut rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu
Thayyibin Sumenep tahun 2016. merupakan tingkatan paling rendah. Apabila santri
mencapai tingkatan aplikasi maka akan mempengaruhi
METODE PENELITIAN kebersihan gigi dan mulut yaitu pembersihan gigi yang
Jenis penelitian yang digunakan adalah peneilitian efektif dengan menggunakan sikat gigi layak pakai.
deskriptif. Dalam penelitian ini responden yang diteliti Menurut Sanjaya (2013) sikat gigi merupakan salah
yaitu santri Pondok Pesantren Darut Thayyibin satu alat fisioterapi mulut yang digunakan secara luas
Sumenep sebanyak 28 santri. Metode dalam untuk membersihkan gigi dan mulut dan tujuan
membersihkan gigi dan mulut ialah untuk 2. Petugas kesehatan gigi di puskesmas seharusnya
menghilangkan plak sehingga apabila tidah memaksimalkan penyuluhan tentang penggunaan
membersihkan gigi dan mulut maka akan berakibat sikat gigi sehingga santri dapat mengetahui dan
pada kebersihan gigi dan mulut yaitu kurangnya memahami tentang penggunaan gigi dengan
kebersihan gigi dan mulut. Jadi apabila menyikat gigi sangat baik serta santri dapat mengaplikasikan
seharusnya menggunakan sikat gigi yang baik supaya penggunaan sikat gigi dengan baik dan benar
dapat membersihkan gigi dengan optimal. Sikat gigi sehinnga kebersihan gigi dan mulut tetap terjaga
yang sudah lama dipakai, biasanya bulu-bulu sikat dengan baik.
menjadi rusak susunannya dan apabila sudah rusak
maka tidak layak lagi untuk dipakai karena permukaan DAFTAR PUSTAKA
tidak rata sehingga tidak mampu membersihkan gigi Budha, M.A.D.S. 2014. Pengaruh Kekuatan Bulu Sikat
secara keseluruhan serta apabila prosedur pembersihan Gigi Terhadap Penurunan Jumlah Plak pada
mulut diabaikan maka akan terjadi penumpukan plak, Anak. http://unmas-library.ac.id/wp-
Sanjaya (2013). Menurut Margareta (2012) ciri-ciri sikat content/uploads/2014/06/SKRIPSI6.pdf
gigi yang baik yaitu panjang kepala gigi untuk orang (diakses pada tanggal 15 Januari 2016)
dewasa 2,5 cm sedangkan untuk anak-anak berukuran Fedi, Vernino, Gray. 2005. Silabus Periodontitis ( The
1,5 cm, panjang bulu sikat sama, kekuatan bulu sikat Periodontic Syllabus). Penerjemah : D rg.
medium dan gagang sikat gigi harus cukup lebar dan Amalia. EGC. Jakarta. Hal. 73.
tebal. Dalam hal ini menurut Notoatmodjo (2007) Irma Z.I dan Intan.S.A. 2013. Dalam. Penyakit Gigi,
apabila seseorang menerima perilaku baru atau adopsi Mulu dan THT. Ed. Ke -1. Nuha Medika.
melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, Yogyakarta. Hal. 2, 33 34.
kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku akan Margareta, S. 2012. 101 Tips & Terapi Alami Agar Gigi
bersifat langgeng. Apabila santri hanya sekedar tahu Putih dan Sehat. Ed. Ke -1. Pustaka Cerdas.
dan tidak mempunyai kesadaran serta sikap yang Yogyakarta. Hal. 83 89.
positif maka perilaku untuk menjaga kesehatan gigi Natalina, Suryawati dan Rukmana. 2015.
dengan baik tidak akan berlangsung lama. Dengan hal Pengembangan Peerangkat Penilaian
itu maka kebersihan gigi dan mulut akan tetap buruk Berbasis Kelas Pada Mata Pelajaran Biologi
karena tidak adanya pemeliharaan kebersihan gigi dan SMA Kelas XI.
mulut yang optimal. http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JPSB/arti
Pengetahuan santri tentang penggunaan sikat gigi cle/download/2583/2538 (diakses pada
mendapatkan nilai rata-rata 31 yaitu termasuk dalam tanggal 20 Januari 2016)
kriteria kurang. Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng Seni. Ed. Ke -1. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.
dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. 143 146, 131 132.
Dengan kurangnya pengetahuan tentang penggunaan _____________. 2010. Metodologi Penelitian
gigi maka akan mempengaruhi perilaku untuk menjaga Kesehatan. Ed. Rev. Rineka Cipta. Jakarta.
kebersihan gigi. Menurut Margareta (2012) hal pokok Hal. 10 19.
yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara yang Pratiwi, D. 2009. Gigi Sehat dan Cantik Perawatan
benar dalam menyikat gigi sehingga tetap sehat. Praktis sehari hari. Ed. Ke -1. Kompas.
Menyikat gigi bagian permukaan luar yaitu dengan cara Jakarta. Hal. 64 68.
memutar atau naik turun sedangkan pada permukaan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2009.
bagian dalam yaitu dengan cara mencungkil serta Undang Undang Republik Indonesia No. 36
menyikat gigi pada bagian gigit dan kunyah dengan Tahun 2009 tentang Kesehatan. Sekretariat
cara maju mundur. Pemebersihan gigi telah dilakukan Negara. Jakarta.
dengan menggunakan sikat gigi yang benar maka http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/2009/
kesehatan dan kebersihan gigi akan terjaga dengan 36TAHUN2009UU.h (diakses pada tanggal 14
baik. Januari 2016)
___________________________________. 2013. Riset
KESIMPULAN Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan
Setelah dilakukan penelitian tentang penggunaan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
sikat gigi di lingkungan Pondok Pesantren Darut Jakarta
Thayyibin Sumenep tahun 2016 dapat diambil http://www.depkes.go.id/resources/downloa
kesimpulan bahwa pengetahuan santri masih kurang. d/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf
(diakses pada tanggal 26 Januari 2016)
SARAN Sanjaya, A.A. 2013. Menyikat Gigi Tindakan Utama
1. Petugas kesehatan gigi di puskesmas seharusnya Untuk Kesehatan Gigig.
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t34884.pd
memaksimalkan penyuluhan tentang sikat gigi,
fi (diakses pada tanggal 15 Januari 2016)
sikat gigi layak pakai dan sikat gigi tidak layak Sunaryo. 2014. Sosiologi Untuk Keperawatan. Ed. Ke -
pakai sehingga santri dapat mengetahui dan 1. Bumi Medika. Jakarta. Hal. 11 13.
memahami tentang sikat gigi dengan sangat baik.
Susanto, A. 2007. Kesehatan Gigi dan Mulut. Ed. Ke -1.
Sunda Kelapa Pustaka. Jakarta. Hal. 31.
Susanto, G.W. 2011. Terapi Gusi untuk Kesehatan dan
Kecantikan. Ed. Ke -1. Erlangga Jakarta. Hal.
97 - 98.
Usman, M.I. 2013. Pesantren Sebagai Lembaga
Pendidikan Islam. http://www.uin-
alauddin.ac.id/download-Al-
Hikmah%20Volume%20XIV%20Nomer%201
%20&%202%20-%202013.103-121.pdf.
(diakses pada tanggal 14 Januari 2016)
Wati, F.R. 2014. Pengaruh Self Care Terhadap Status
Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa Tunanetra
Di SLB-A YKAB Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/31260/18/FIX_NASK
AH_PUBLIKASI_SKRIP.pdf (diakses pada
tanggal 15 Januari 2016)

Вам также может понравиться