Вы находитесь на странице: 1из 12

Volume 2 Nomor 1, April 2013

MENAKAR PENGAWASAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

HN
DALAM PANDANGAN RICHARD A POSNER
(Control Measure Gran ng Legal Aid Views of Richard A Posner)

Muhammad Rustamaji
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo

BP
Jalan Ir. Sutami 36A Ken ngan Jebres Surakarta
Email: hatchi_ajie@yahoo.com

Naskah diterima: 22 April 2013; revisi: 24 April 2013; disetujui: 26 April 2013

ing
Abstrak
Kajian hukum yang dilakukan bertujuan menakar pengawasan pemberian bantuan hukum dalam pandangan teori hukum
Richard A Posner. Pendekatan economy analysis of law yang dikemukakan Posner, dijadikan pisau analisis guna membedah
pola pengawasan pemberian bantuan hukum yang dimanatkan undang-undang. Metode peneli an yang digunakan
menggombinasikan ilmu hukum sebagai ilmu atau disiplin yang hermeneu k, argumenta f, dan disiplin empiris. Hasil
peneli an mengenai pembedahan pengawasan pemberian bantuan hukum dengan pisau analisis teori hukum Richard
A. Posner menunjukkan bahwa efisiensi aturan hukum yang ditujukan mewujudkan kesejahteraan sosial dan keadilan,
ind
memerlukan prinsip ekonomi yang kemudian masuk dalam ranah hukum. Konsep hukum yang mensejahterakan coba
dibuk kan pada perwujudan pengawasan atas bantuan hukum yang diberikan kepada masyarakat miskin. Lima aspek yang
menyusun teori hukum Posner menunjukkan bahwa kelindan hukum dan ekonomi merupakan keniscayaan yang nyata.
Kata kunci: Posner, Bantuan Hukum, Pengawasan
V
Abstract
Research purposes to measure the oversight of legal assistance in view of the legal theory Richard A. Posner. Economy
analysis of law approach proposed Posner, used a knife to dissect the analysis of pa erns of supervision duty legal aid
hts

legisla on. The method used combine jurisprudence as a science or a hermeneu c discipline, argumenta ve, and empirical
discipline. The results of the surgical control of legal assistance with legal theory analysis knife Richard A. Posner suggests
that the eciency of legal rules aimed at social welfare and jus ce, requires economic principles which later entered the
realm of law. The concept of welfare laws trying to prove to the realiza on of control over legal aid given to the poor. Five
aspects that make up the legal theory linked by Posner suggests that law and economics is a real necessity.
Keywords: Posner, legal aid, supervision
c
l Re
na
Jur

Menakar Pengawasan Pemberian Bantuan Hukum ... (Muhammad Rustamaji) 95


Volume 2 Nomor 1, April 2013

A. Pendahuluan Meskipun pemberian Bantuan Hukum dak

HN
secara tegas dinyatakan sebagai tanggung
Sebagai negara yang dipersepsikan meme-
jawab negara, namun sebagai negara hukum
domani civil law, kajian terhadap produk hukum
yang mendasarkan diri pada ketentuan Pasal 1
yang telah diatur dalam kodeks menjadi pen ng
ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
dilakukan untuk memberikan penilaian kri s.
Indonesia Tahun 1945, peran dan tanggungjawab
Sehingga, telaah atas produk perundangan

BP
aksesibilitas demikian diambil oleh negara.
demikian dak hanya dilihat sebagai hasil kerja
Sebagai negara hukum, Indonesia mengakui
profesional, tetapi sebagaimana pandangan
dan melindungi hak asasi manusia bagi se ap
Satjipto Rahardjo, sebagai objek ilmu1 untuk
individu termasuk hak atas bantuan hukum.
menjelaskan bahwa produk hukum yang
Penyelenggaraan pemberian bantuan hukum

ing
terkodivikasi dalam undang-undang sekalipun,
kepada warga negara merupakan upaya untuk
bukan merupakan sesuatu yang sakral untuk
memenuhi dan sekaligus sebagai implementasi
diuji persistensi ataupun kadarnya.
negara hukum yang mengakui dan melindungi
Mengerucut pada keterlibatan negara
serta menjamin hak asasi warga negara akan
dalam percepatan aksesibilitas hukum sesuai
amanat undang-undang, isu hukum demikian
ind kebutuhan akses terhadap keadilan (access
to jus ce) dan kesamaan di hadapan hukum
menemukan momentumnya ke ka Undang-
(equality before the law)5. Untuk itu ke ka
Undang Bantuan Hukum hadir sebagai jaminan
anggaran negara dialokasikan guna menjamin
terhadap keadilan dan kesamaan di hadapan
warga negara, khususnya bagi orang atau
V
hukum. Dengan berasaskan efisiensi yang
kelompok orang miskin untuk mendapatkan
memaksimalkan pemberian bantuan hukum
akses keadilan dan kesamaan di hadapan
hts

melalui penggunaan sumber anggaran yang


hukum, pengawasan menjadi kata kunci untuk
ada, pada saat bersamaan memunculkan asas
menjamin keberhasilannya.
akuntabilitas2, yaitu bahwa se ap kegiatan dan
Berkaitan dengan pola hubungan pengawas-
hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan bantuan
an dengan tujuan pemberian bantuan hukum
hukum harus dapat dipertanggungjawabkan
ec

dimaksud, penekanan pandangan Posner dalam


kepada masyarakat. Pada k inilah tesis Richard
teori hukumnya adalah mengenai efisiensi
A Posner mengenai biaya transaksi3 (transac on
yang terarah pada social welfare dan good law.
costs)4 yang kemudian diadopsi ke dalam
lR

Prinsip efisiensi ini terutama berada dalam


aturan-aturan legal, menemukan kelindannya.
lingkup prinsip-prinsip ekonomi yang senan asa
Biaya transaksi yang semula merupakan prinsip-
dialami manusia sebagai subjek hukum se ap
prinsip ekonomi, pada tataran kekinian ternyata
harinya. Sehingga, sesuai dengan prinsip awal
na

justru dijadikan aturan-aturan hukum.

1
Satjipto Rahardjo, Mengajarkan Keteraturan Menemukan Ketidakteraturan (Teaching Order Finding Disorder)
(makalah disampaikan pada Pidato Mengakhiri Masa Jabatan Sebagai Guru Besar Tetap pada Fakultas Hukum,
Jur

Universitas Diponegoro, Semarang, 15 Desember 2000).


2
Penjelasan Pasal 2 huruf d dan f Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, hlm. 14.
3
Adi Sulistiyono dan Muhammad Rustamaji, Hukum Ekonomi Sebagai Panglima, (Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka, 2009), hlm. 19.
4
Ahmad Erani Yustika, Ekonomi kelembagaan, Deinisi, Teori, & Strategi, (Malang: Bayumedia Publishing, 2006).
5
Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, hlm. 12.

96 Jurnal RechtsVinding, Vol. 2 No. 1, April 2013, hlm. 95-106


Volume 2 Nomor 1, April 2013

berkembanganya economy analysis of law6 atas C. Metode Penelian

HN
gagasan Posner demikian, kajian lebih dalam
Mark Van Hoecke, mengemukakan ada
patut dilakukan.
beberapa konsep doktrin hukum atau ilmu
hukum, antara lain:7 a. Disiplin hermeneu k
B. Permasalahan
(hermenue c discipline), b. Disiplin argumenta f
Permasalahan yang diangkat sebagai fokus (argumenta ve discipline), c. Disiplin empiris

BP
isu hukum dalam ar kel dimaksud, hanya (empirical discipline), d. Disiplin eksplanatoris
dikerucutkan pada bagaimana teori hukum (explanatory discipline), e. Disiplin aksioma k
Richard A Posner menakar pengawasan bantuan (axioma c discipline), f. Disiplin logis (logical
hukum dalam pendekatan economy analysis discipline), dan g. Disiplin norma f (norma ve

ing
of law. Hal ini kemudian dirumuskan dengan discipline). Berbagai disiplin doktrin hukum itu
beberapa pertanyaan berikut: memiliki implikasi metodologis yang sangat
1. Bagaimana aspek heuris c dan descrip ve berbeda. Sehubungan dengan pembedaan itu,
dalam bangunan teori hukum Richard A maka peneli an dimaksud menggombinasikan
Posner? ilmu hukum sebagai ilmu atau disiplin yang
2. Bagaimana aspek sejarah u litarianisme
ind hermeneu k, argumenta f, dan disiplin
dalam bangunan teori hukum Richard A empiris.8
Posner? Dengan memilih ke ga displin dalam doktrin
3. Bagaimana aspek wealth maximiza on ilmu hukum, maka peneli an ini mempunyai
V
dalam bangunan teori hukum Richard A lebih dari satu dimensi.9 Ar nya, peneli an ini
Posner? mengkombinasikan pendekatan doktrinal dan
hts

4. Bagaimana aspek per mbangan masa nondoktrinal. Hal tersebut seper diungkapkan
depan dalam bangunan teori hukum Richard Mike McConville dan Wing Hong Chui, yaitu to
A Posner? generate empirical evidence to answer research
5. Bagaimana aspek behaviorial law and ques ons.10 Pendekatan doktrinal didasarkan
economy dalam bangunan teori hukum pada bahan hukum primer dan bahan hukum
ec

Richard A Posner? sekunder, seper dalam pandangan Peter


Mahmud Marzuki11.
lR

6
Richard A. Posner, Economic Analysis of Law, Ed. 4 (USA: Harvar University Press, 1994), hlm. 4.
7
Mark van Hoecke, Legal Doctrine: Which Method(s) for What Kind of Discipline? In Mark Van Hoecke (ed.),
Methodologies of Legal Research, Which Kind of Method for What Kind of Discipline (Oxford: Hart Publishing,
2011), hlm. 1-18 dan hlm. 4-10.
na

8
Menurut Hoecke, disiplin ilmu hukum yang bersifat hermeneutik, teks dan dokumen hukum merupakan sumber
utama dari objek penelitian. Kegiatan utama yang dilakukan oleh peneliti adalah menginterpretasi teks dan
dokumen menurut metode standar interpretasi. Sedangkan disiplin yang bersifat argumentatif digunakan untuk
mendukung interpretasi hukum atau mendukung penyelesaian masalah yang telah ditekankan oleh peneliti.
Sebagai disiplin empirikal menekankan bahwa dalam penelitian doktrinal itu juga harus disebut sebagai
Jur

empirical social science. Sehingga, veri ikasi empiris dilakukan juga untuk membuktikan (checking) pernyataan
dalam doktrin hukum jika dihadapkan dengan praktek judisial. (Ibid.)
9
Ibid.
10
Mike McConville dan Wing Hong Chui, (Ed.), Research Method for Law (Edinburgh: Edinburgh University Press,
2007), hlm. 80.
11
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), hlm. 141.

Menakar Pengawasan Pemberian Bantuan Hukum ... (Muhammad Rustamaji) 97


Volume 2 Nomor 1, April 2013

D. Pembahasan economy analysis of law. Guna memberikan

HN
gambaran yang komperhensif dalam
Guna melisik simulakrum teori hukum
pembahasan, berikut disampaikan skema k
Richard A Posner ke ka dijadikan instrumen gu-
bahasan.

Gambar 1. Skema k Pembedahan Pengawasan Bantuan Hukum Berdasar Teori Hukum Posner

BP
Bantuan Hukum Bagi Pengawasan Pemberian Bantuan Hukum yang diberikan
Masyarakat Miskin Organisasi Bantuan Hukum (OBH)

Perintah Undang- Kajian Aspek Heuristic dan Kajian Aspek Utilitarianisme

ing
Undang Bantuan Descriptive Posner Terhadap Posner
Hukum
Melibatkan APBN
Pemenuhan Kajian Aspek Wealth Kajian Aspek Future
Aksesibilitas Maximization Posner Consideration Posner
Hukum Bagi
ind
Masyarakat Miskin Kajian Aspek Behaviorial
Konsep Law and Economy Posner
pemenuhan HAM
V
Sumber: Diolah sendiri berdasar teori Posner
hts

na menakar pengawasan bantuan hukum dalam 1. Kajian Aspek Heurisc dan Descripve
pendekatan economy analysis of law, langkah dalam Bangunan Teori Hukum Richard
pembahasan perlu dilakukan dalam beberapa A Posner
tahap. Pada bagian awal bahasan diarahkan Richard A. Posner menegaskan terdapat
ec

pada rangkaian akar teori yang melandasi banyak teori posi f (yaitu deskrip f, yang
pemikiran hukum Richard A Posner. Kajian berbeda dengan norma f) mengenai
teori k Posner berkait latar belakang seorang perilaku pengadilan (judicial behavior).
hakim serta rangkaian proses persidangan yang Posner mengemukakan teori-teori yang
lR

menimbang pihak-pihak yang berhadapan di lebih kompleks, melipu : (1) a tudinal, (2)
muka hukum demikian, dak terlepas dari strategis, (3) sosiologis, (4) psikologis, (5)
prak k bantuan hukum yang diberikan seorang ekonomi, (6) organisasional, (7) pragma s, (8)
na

advokat. Kajian bantuan hukum dalam interaksi fenomenologis, dan (9) legalis. Semua teori
proses persidangan demikian merupakan bahan memiliki manfaat dan memberi nutrisi pada
baku yang berharga untuk membedah efisiensi teori putusan pengadilan yang dibangun oleh
hukum yang acapkali dikumandangkan Posner. Posner. Namun, semuanya berlebihan atau
Jur

Berdasarkan teori hukum Posner demikian, dak lengkap. Posner sendiri membangun teori
kajian selanjutnya difokuskan pada indikator yang disebutnya dengan a posi ve decision
pemenuhan takaran terhadap pola pengawasan theory of judging (teori penilaian putusan
bantuan hukum yang diukur melalui pendekatan

98 Jurnal RechtsVinding, Vol. 2 No. 1, April 2013, hlm. 95-106


Volume 2 Nomor 1, April 2013

yang posi f).12 Konstruksi Posner itu hendak Mencerma hubungan doktrin hukum

HN
memulai ulang dan memurnikan teori-teori yang terhadap ins tusi hukum berkait bantuan
ada yaitu sesuatu yang meyakinkan (cogent), hukum dan pengawasannya, pola demikian
menyatukan (unifed), realis k dan tepatnya dapat dijelaskan melalui aspek heuris c Posner.
beragam (eclec c) mengenai bagaimana hakim Dalam perspek f hukum pidana misalnya, ke ka
sampai pada putusannya dalam kasus-kasus doktrin hukum menasbihkan equality before

BP
yang dak ru n. Posner menganggap perilaku the law15 secara impera f berlaku bagi se ap
pengadilan sebagai open area suatu area yang orang yang berhadapan dengan hukum, muncul
menjadikan hakim sebagai legislator (judge is a pertanyaan bagaimana kedudukan tersangka/
legislator).13 Teorisasi Posner ini dilatarbelakangi terdakwa terhadap ins tusi penegak hukum?.
karakter penghakiman di Amerika. Meski Jika benar selama ini tersangka/terdakwa

ing
demikian, secara teori s tetap memiliki kedudukannya setara dengan penyidik maupun
signifikansi untuk dipergunakan, sekaligus diuji penuntut umum karena berlakunya asas akusatur,
kebenarannya dalam laboratorium hukum, lalu mengapa advokat masih diperlukan guna
seper Indonesia. Urgensi pengujian demikian ind memberikan bantuan hukum? Disinilah terlihat
semakin lengkap terlebih ke ka ditumbukkan bahwa doktrin hukum saja daklah cukup tanpa
dengan per mbangan hakim atas bantuan ins tusi hukum bentukan yang difungsikan
hukum yang tentu membentuk alur maupun untuk menopangnya. Doktrin hukum yang
konstruksi tersendiri dalam dinamisasi diskursus menempatkan kesetaraan kedudukan tersangka/
V
proses peradilan. terdakwa ke ka berhadapan dengan hukum
Pada sekup ekonomi yang lebih sempit, se- ternyata masih menyisakan ke mpangan yang
hts

bagai penganut norma ve direc ve, Posner lebih bersifat empiris. Pengetahuan hukum,
mengemukakan bahwa hukum seharusnya aksesibilitas terhadap dunia hukum, persamaan
mempromosikan efisiensi dan menggunakan hak di hadapan hukum, menjadi beberapa
analisis social wealth maximiza on untuk indikator ke mpangan dimaksud.
mencari sintesis theoremanya. Melalui Lalu ke ka ke mpangan doktrin demikian
ec

kajian dalam bukunya yang bertajuk coba diseimbangkan dengan ins tusional
Fron ers of Legal Theory, Posner meneli bantuan hukum utamanya bagi kaum papa
aspek heuris c dan descrip ve dari analisis melalui perundangan, pola relasi doktrin dan
lR

ekonomi dalam hukum. Aspek heuris c ingin ins tusi demikian semakin menunjukkan
mengkaji kesatuan antara doktrin hukum keseja annya. Dengan beragam format bantuan
dengan ins tusi hukum. Sementara hukum mulai dari konsultasi, pendampingan
aspek descrip ve berusaha mencari logika hukum nonli gasi, advokasi, hingga penguasaan
na

ekonomi yang memengaruhi doktrin dan ins tusi hukum diranah li gasi posisi berimbang subyek
hukum hingga mengakibatkan perubahan hukum tersangka/terdakwa semakin terlihat.
hukum.14 Pada k ini, pewujudan hukum dengan pola
Jur

12
Richard A. Posner, How Judges Think (Cambridge: Harvard University Press, 2008), hlm. 19.
13
Ibid., hlm. 15.
14
Richard A. Posner, Frontiers of Legal Theory (USA: Harvard University Press, 1994).
15
Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Menakar Pengawasan Pemberian Bantuan Hukum ... (Muhammad Rustamaji) 99


Volume 2 Nomor 1, April 2013

kese mbangan kedudukan yang equal antara kebutuhan bantuan hukum bagi warga miskin

HN
tersangka/terdakwa yang dilengkapi bantuan dimaksud. Untuk itulah dilakukan supervisi,
hukum dari advokat, terhadap posisi aparat visitasi, dan bahkan akreditasi organisasi
penegak hukum, sudah memunculkan nilai bantuan hukum (OBH) yang memiliki kualifikasi
ekonomi yang harus terbayar. nggi dalam memberikan bantuan hukum bagi
Oleh karenanya, ke ka nilai ekonomi masyarakat miskin. Langkah demikian tentu

BP
demikian muncul sebagai sesuatu yang merupakan strategi yang dak hanya memenuhi
dak terhindarkan, payung hukum harus logika ekonomi, namun dalam waktu bersamaan
meresponnya dengan doktrin hukum yang lain. diharapkan menjamin kualitas bantuan hukum
Inilah yang kemudian membawa negara dengan yang diberikan kepada yang membutuhkan. Pola
perencanaan keuangannya harus mengcover pengawasan dan kontrol demikian selanjutnya

ing
kebutuhan bantuan hukum secara efek f dan bergulir sesuai dengan tata aturan pemanfaatan
akuntabel. Di sisi inilah pengawasan berperan keuangan negara, bagi siapapun penggunanya.
pen ng untuk menjaga kese mbangan Ar nya pengawasan pasca akreditasi berkait
relasi bantuan hukum tetap berjalan sesuai pemanfaatan uang negara juga dilakukan
peruntukannya. Pengawasan yang longgar,
ind sebagai wujud akuntabilitas atas efisiensi dan
membuka celah baru dak hanya terjadinya efek fitas permodelan bantuan hukum yang
penyelewengan pemanfaatan uang negara, dijalankan.
namun mengorbankan pula harapan aksesibilitas Pada perspek f inilah Pasner menginkan
hukum yang setara bagi sang jelata. suatu kebijaksanaan dalam memutuskan suatu
V
Adapun mengenai aspek descrip ve yang perkara yang didalamnya terjadi dialek ka yang
berusaha mencari logika ekonomi yang masif antara aparat penegak hukum dengan
hts

memengaruhi doktrin dan ins tusi hukum para pakar hukum lain (hakim dan advokat)
hingga mengakibatkan perubahan hukum, dalam suasana persidangan yang mencerahkan.
ternyata juga dapat diketemukan muaranya Oleh karena itu, suatu kasus harus dilakukan
pada pandangan Posner. Harga untuk menjaga anotasi atau bahkan eksaminasi yang dak
ec

konsistensi sebagai negara hukum yang hanya diambil dari sudut hukum tradisional
melindungi seluruh rakyatnya sebagaimana prak s atau pun teori legal an sich, akan tetapi
tertuang dalam kons tusi, tentu rela f murah lebih dari itu, segala aspek di luar hukum harus
lR

jika diperbandingkan dengan pengalokasian diper mbangkan16.


sejumlah dana kepada kementerian terkait
dalam upayanya menutup kebutuhan bantuan 2. Kajian Aspek Sejarah Ulitarianisme
hukum yang diperlukan. Tetapi dengan spektrum dalam Bangunan Teori Hukum Richard
na

yang luas dengan sebaran masyarakat yang


A Posner
kurang beruntung di bidang ekonomi, tentu Membuka kembali beragam kajian teori k
permasalahan anggaran mengkondisikan untuk atas hukum, dapatlah diketahui bahwa
Jur

dilakukannya penyiasatan untuk memenuhi Posner bukanlah pionir yang menelurkan

16
Richard A. Posner, A Conversation With Judge Richard A. Posner (interview), Duke Law Journal Vol. 58, hlm.
18091810.

100 Jurnal RechtsVinding, Vol. 2 No. 1, April 2013, hlm. 95-106


Volume 2 Nomor 1, April 2013

buah gagasan mengenai economy analysis of hukum privat, hubungan antara sang klien

HN
law. Teori dimaksud seja nya telah terlebih dengan advokat menjadi target pengawasan.
dahulu muncul dan dieksplorasi oleh kalangan Ke ka advokat bekerja secara profesional
u litarianisme dengan tokohnya Jeremy membela hak sang klien, maka ia berhak
Bentham dan John Stuarth Mill. Teori u litas atas pembayaran berwujud legal service fee
ini mengutamakan asas kebergunaan sesuatu. yang sepadan. Masalah muncul ke ka sang

BP
Jadi sesuatu (esse) harus memberikan manfaat klien ternyata orang yang terkategorisasi
(nilai u li es) bagi esse yang lain (social miskin. Tantangan pengawasan yang dihadapi
welfare)17. Dalam perkembangannya, setelah kemudian adalah bagaimana di satu sisi sang
dianalisis kembali oleh Ronald Coasei (1960) advokat tetap bekerja profesional membela
dan Posner, ide analisis ekonomi dalam hukum hak sang klien, melaporkan pengeluaran

ing
berkembang mencakup transac on cost of yang wajar tanpa rekayasa, untuk selanjutnya
economy, economy ins tu on, dan public ter b dalam mekanisme penggan an dana
choice. Transac on cost of economy berkaitan bantuan hukum berdasarkan perintah undang-
dengan efisiensi peraturan hukum yang ind undang oleh negara. Sementara di sisi yang
sebagian besar berkenaan dengan hukum lain bagaimana menjamin sang advokat btetap
privat. Economy Ins tu on berkaitan dengan berlaku dan ber ndak santun dan profesional
ndakan manusia termasuk peraturan hukum memperlakukan klien yang notabene miskin,
formal, kebiasaan informal, tradisi dan aturan ke ka seluruh waktu, upaya dan pemikiran yang
V
sosial. Serta Public Choice berkaitan dengan dicurahkan ia tanggung sendiri karena memang
proses memutuskan secara demokra s dengan belum mendapatkan penggan an?. Pada cek
hts

memer mbangkan metode microeconomy dan poin inilah pengawasan memiliki peran pen ng
perdagangannya18. Melalui prinsip ekonomi, mengungkap judicial behavior yang mencakup
Posner berharap dapat meningkatkan efisiensi legal (legal), a tudinal (a tudinal), dan
hukum, termasuk efesiensi dalam meningkatkan strategis (strategic).19
kesejahteraan sosial. Adapun mengenai economy ins tu on yang
ec

Pada konsteks implementasi pengawasan berkaitan dengan ndakan manusia termasuk


pemberian bantuan hukum, langkah paling peraturan hukum formal, kebiasaan informal,
ekonomis dengan menseleksi terlebih dahulu tradisi dan aturan sosial, peran pengawasan dak
lR

kredibilitas organisasi bantuan hukum kalah menariknya. Pemilihan organisasi bantuan


merupakan perwujudan cakup transac on cost hukum yang kredibel seja nya memangkas
of economy, economy ins tu on, dan public keraguan atas potensi penyimpangan atas
choice. ndakan pemberi bantuan hukum terhadap
na

Berkenaan dengan kaitan efisiensi peraturan hukum formal, kebiasaan informal,


peraturan hukum yang berkelindan dengan tradisi dan aturan sosial. Organisasi bantuan
Jur

17
Erman Radjagukguk, FilsafatHukum (Modul Kuliah) (Jakarta: Universitas Indonesia, 2011).
18
Ibid., hlm. 146.
19
Lawrence Baum, Judges and Their Audiences, A Perspective on Judicial Behavior (Princeton and Oxford, Princeton
University Press, 2006), hlm. 5.

Menakar Pengawasan Pemberian Bantuan Hukum ... (Muhammad Rustamaji) 101


Volume 2 Nomor 1, April 2013

hukum yang terakreditasi memang dak masyarakat miskin yang berhadapan dengan

HN
serta merta kehilangan ijin beracaranya ke ka hukum, memberikan sebuah pengalaman
mengabaikan profesionalisme pemenuhan di empiris serta pemberdayaan yang meningkatkan
bidang peraturan hukum formal, kesantunan efesiensi proses hukum dan peningkatan
tradisi, aturan sosial maupun kebiasaan kesejahteraan sosial yang bersangkutan.
informal. Namun organisasi bantuan hukum

BP
yang kredibel tentu akan menimbang dan 3. Kajian Aspek Wealth Maximizaon
membanding untuk dak taat atas tuntutan dalam Bangunan Teori Hukum Richard
profesi yang dihadapkan kepadanya. Pencitraan
A Posner
dan pertaruhan nama besar organisasi bantuan Wealth Maximiza on sebagai sebuah
hukum menjadi perjudian yang terlalu mahal pengejawantahan teori analisis ekonomi dalam

ing
untuk dipertaruhkan secara murah dengan hukum Posner, sebenarnya menfokuskan diri
ber ndak dak profesional. Pada cek poin pada penerapan prinsip efisien. Dalam hal ini
inilah nilai keekonomian sebuah ins tusi berkait Posner menterjemahkan efisien sebagai suatu
erat dengan predikat ocium nobile yang keadaan yang sumber dayanya dialokasikan
disandangkan pada profesi advokat pemberi
ind sehingga nilainya (value) maksimal. Dalam
bantuan hukum. analisis ekonomi, efisiensi dalam hal ini
Pada sisi public choice yang berkaitan difokuskan kepada kriteria e s dalam rangka
dengan proses memutuskan secara pembuatan keputusan-keputusan sosial (social
demokra s dengan memper mbangkan decision making) yang menyangkut pengaturan
V
metode microeconomy dan perdagangannya, kesejahteraan masyarakat20. Pada pembicaraan
tantangan pengawasan dihadapkan pada pemberian bantuan hukum dimaksud, welalth
hts

proses bantuan hukum di dalam peradilan. Pada maximiza on terletak pada tepatnya ide serta
proses demikian hukum diarahkan menjadi gagasan yang muncul dari pembentuk undang-
efisien karena dialek ka hukum dalam proses undang untuk memikirkan perlunya mengcover
peradilan dak tersendat akibat ke daktahuan kebutuhan akan aksesibilitas terhadap hukum
ec

aturan formal maupun material yang belum yang berkesetaraan. Namun akibat perbandingan
tentu dikuasai oleh sang klien. Keseluruhan kebutuhan bantuan hukum yang sangat
pembahasaan hukum dalam hal ini dijembatani besar dak dapat dipenuhi dengan sumber
lR

oleh penasihat hukum demi membela hak daya yang saat ini ada, maka pilihan efisiensi
klien. Adapun putusan hakim meskipun harus diberlakukan. Pengawasan pemberian
tetap independen dan imparsial, diharapkan bantuan hukum inilah yang kemudian menjadi
tetap memer mbangkan kajian hukum yang key words demi tercapainya kese mbangan
na

meringankan diri klien, pasca diperjelas dengan kebutuhan dan sumber daya yang ada. Tanpa
eksistensi bantuan hukum bagi klien dimaksud. pilihan efisiensi berupa pengawasan, maka
Pada saat bersamaan, pendampingan hukum tujuan menyeimbangkan posisi masyarakat
Jur

maupun bantuan hukum yang dirasakan miskin yang berhadapan dengan hukum,

20
Richard A. Posner, Economic Analysis of Law, Ed. 4, (USA: Harvar University Press, 1994), hlm. 4.

102 Jurnal RechtsVinding, Vol. 2 No. 1, April 2013, hlm. 95-106


Volume 2 Nomor 1, April 2013

pada akhirnya akan tumbang. Dengan lain melalui sistem-sistem ekonomi, per mbangan

HN
perkataan, penyeimbangan yang yang direalisasi mengenai suatu masa depan kesejahteraan
dengan bantuan hukum, harus disenan asa sosial akan sangat besar. Dengan begitu, aturan-
dikontrol dengan pengawasan yang efisien. aturan hukum termasuk teori-teori hukum
Oleh karenanya, efisiensi dalam kaca mata harus mampu dimenger oleh hakim demi
Posner sangat berkaitan dengan peningkatan terselenggaranya suatu sistem hukum yang

BP
kekayaan seseorang (sang klien miskin) tanpa baik.23 Hakim dalam porsinya yang besar sangat
mengakibatkan kerugian bagi pihak lain (sang menentukan putusan yang akan dijatuhkan
advokat pemberi bantuan hukum). berdasarkan per mbangan dan diskursus per
Berkaitan dengan paparan sebelumnya, kasus yang ditanganinya. Aspek kesejahteraan
analisis ekonomi dalam hukum seper yang sosial yang dituju dengan beragam sistem

ing
dikenal dengan ide wealth maximiza on21 yang ekonomi yang menunjangnya secara langsung
mengkondisikan perubahan aturan hukum maupun dak memerlukan kerumpilan aturan-
dapat meningkatkan efisiensi jika keuntungan aturan hukum dan teori hukum yang saling
pihak yang menang melebihi kerugian pihak ind berkelindan bahkan bersilang sengkarut, dan
yang kalah. Pada tahapan selanjutnya, pihak menuntut hakim untuk dapat membaca dan
yang menang dapat memberikan kompesasi memahaminya secara komperhensif. Langkah
kerugian bagi pihak yang kalah sehingga pihak bantuan hukum inilah yang berperan pula dalam
yang kalah tersebut tetap menjadi lebih baik. pembentukan legal standing hukum hakim
V
Dalam konteks ini, Posner menilik salah satu yang diperlukan sebelum menjatuhkan putusan
segi keadilan yang mencakup bukan sekadar dengan ketukan palu keadilan.
hts

keadilan distribu f dan korek f. Posner Keruwetan dan rumpilnya beragam aturan
menekankan pareto improvement yang dalam yang dihadapi hakim di masa-masa yang akan
hal ini tujuan dari pengaturan hukum dapat datang memunculkan sebuah pertanyaan
memberi masukan berharga bagi keadilan dan kri s dalam dialog di Duke Law Class. Posner
kesejahteraan sosial22. menegaskan bahwa seorang hakim harus
ec

rajin membaca dan mengupdate informasi


4. Kajian Aspek Permbangan Masa seputar hukum. Menjawab pertanyaan
Depan dalam Bangunan Teori Hukum seorang mahasiswa tentang hakim yang
lR

Richard A Posner kurang profesional, dalam wawancara itu ia


Selain aspek keadilan, Posner juga mengatakan: I dont think that judges do much
memberikan perha an yang besar berkait readingat least, not much secondary reading.
aspek masa depan (future considera on) dalam The ordinary judicial job itself requires a great
na

teorinya mengenai hukum. Posner yakin bahwa


Jur

21
Posner menyebutnya dengan Kaldor-Hics.
22
Nicholas Mercuro dan Steven G Medumo, Economic and The Law: From Posner to Post-modernism (New Jersey:
Princenton University Press, 1999), hlm. 58-59.
23
Todd J. Zywicki dan Anthony B. Sanders, Posner, Hayek, and the Economic Analysis of Law, Tanpa Tahun, hlm.
561-562.

Menakar Pengawasan Pemberian Bantuan Hukum ... (Muhammad Rustamaji) 103


Volume 2 Nomor 1, April 2013

amount of reading. Most judges probably figure kebijakan yang baik (to make good policy),

HN
that is enough.24 namun mereka membatasi kebijakan yang baik
Sehingga ke ka ditarik suatu benang merah, dalam penger an luaran-luaran di pengadilan
Posner pada dasarnya melihat suatu masa dan di pemerintahan secara keseluruhan. Hakim
depan yang op mis dan percaya bahwa para yang tunduk pada pe ideal legal (legal ideal
hakim dapat menciptakan hukum yang baik type) berusaha hanya untuk membuat hukum

BP
(good law) atau pun liberal law, jika ia rajin yang baik (to make good law). Dengan ungkapan
mengabsorbsi social change dan perubahan- lain, hakim bertujuan menginterpretasi hukum
perubahan eksternal. Tujuan pandangan posner secara akurat, tanpa memedulikan keinginan
demikian sangat jelas, yaitu terciptanya sebuah atas kebijakan yang dihasilkan.
efisiensi putusan hakim yang holis k menakar Berbeda sedikit dengan Lawrence Baum,

ing
seluruh aturan hukum yang menopang sistem Richard A. Posner menegaskan bahwa pene-
ekonomi dan kesejahteraan sosial. ropongan sudut pandang ekonomi ter-
hadap hukum dalam kaca mata Posner
5. Kajian Aspek Behaviorial Law and melahirkan behaviorial law atau pun beha-
Economy dalam Bangunan Teori
ind viorial economy. Dua kebiasaan itu kemudian
Hukum Richard A Posner tersintesis hingga melebur menjadi behaviorial
Menyimak pandangan Lawrence Baum yang of law and economy. Berkaitan dengan ini,
menegaskan ada 3 ( ga) pe ideal perilaku Posner memaparkan bahwa This (judges as
pengadilan (ideal type of judicial behavior), future-looking rule makers) includes assessing
V
yaitu : legal (legal), a tudinal (a tudinal), dan what would be the most ecient outcome in
strategis (strategic).25 Dalam model hukum murni circumstances where, because of transac on
hts

(pure legal model), hakim hanya menginginkan costs, a transac on would not occur without
menginterpretasi hukum sebaik mungkin. Untuk judicial interven on26. Sebagaimana konsepsi
alasan ini, mereka memilih antara luaran-luaran ekonomi, keberadaan biaya transaksi, bahkan
kasus alterna f dan posisi doktrinal berdasar dalam transaksi pemberian bantuan hukum,
ec

kegunaan hukum bagi mereka. Dalam model komponen demikian haruslah diakomodir
a tudinal murni (pure a tudinal model), serta diadopsi ke dalam aturan-aturan hukum
hakim hanya menginginkan untuk membentuk posi f. Biaya transaksi yang semula merupakan
lR

kebijakan publik yang baik (good public policy), prinsip-prinsip ekonomi kemudian dijadikan
sehingga mereka memilih antara alterna f- aturan-aturan hukum dalam pengaturan pasal
alterna f yang berdasarkan pada kegunaan- demi pasal agar dak merugikan salah satu
kegunaannya sebagai kebijakan. Dalam model pihak dalam pelaksanaan produk perundang-
na

strategis paling murni (most pure strategic undangan.


models), hakim berusaha untuk membuat
Jur

24
Richard A. Posner, A Conversation With Judge (interview), Op.Cit., hlm. 1808.
25
Lawrence Baum, Judges and Their Audiences, A Perspective on Judicial Behavior (Princeton and Oxford, Princeton
University Press, 2006), hlm. 5.
26
Todd J. Zywicki dan Anthony B. Sanders, Loc.Cit., hlm. 563.

104 Jurnal RechtsVinding, Vol. 2 No. 1, April 2013, hlm. 95-106


Volume 2 Nomor 1, April 2013

Prinsip behaviorial ini tampak jelas bahwa hukum yang mensejahterakan bukan

HN
diaplikasikan dalam masyarakat yang plural, hanya isapan jempol belaka. Pada akhirnya
yang dak mungkin terhindar dari biaya transaksi garda terdepan disiplin ilmu hukum yang
dalam interaksi kesehariannya. Konsekuensi menyapa prinsip ekonomi, yang akhirnya
selanjutnya adalah aturan hukum merupakan justru terintegrasi dan terinternalisasi dalam
salah satu keharusan yang mampu memberikan aturan hukum merupakan keniscayaan yang

BP
kepas an hukum serta menjaga rasa keadilan menggembirakan. Oleh karenanya daklah
sosial dalam masyarakat. Aturan-aturan hukum mengherankan ke ka pada kajian yang
demikian memberikan aturan main (rule of the dikerucutkan pada pengawasan pemberian
game) yang dapat berwujud apa saja, baik yang bantuan hukum dimaksud, sisi aturan hukum
berbasis bahan hukum primer yang mempunyai yang diefisienkan dengan supervisi, visitasi dan

ing
otoritas, hingga aturan hukum yang berupa akreditasi organisasi bantuan hukum, memberi
kontrak yang berlaku layaknya undang-undang harapan besar pemenuhan kebutuhan bantuan
bagi para pihak yang memedomaninya (pacta hukum bagi masyarakat miskin dengan kulitas
sunt servanda). Ti k simpul dari keseluruhan ind profesional yang menjanjikan kesejahteraan
pengaturan ini, tentu diarahkan demi sosial.
tercapainya kesejahteraan sosial (social welfare)
bagi seluas-luasnya kepen ngan rakyat. 2. Saran
Tulisan ini menyarankan beberapa hal seba-
V
E. Penutup gai berikut: pertama, Konstruksi teori hukum
1. Kesimpulan Posner yang menyasar kesejahteraan sosial
hts

Pengkajian mengenai pengawasan pem- perlu diseminasi dan disebarluaskan sebagai


berian bantuan hukum yang dibedah meng- virus yang siap mengkooptasi kejumudan pola
gunakan teori hukum Posner menunjukkan pemikiran hakim yang hanya melulu menjadi
bahwa se ap aspek bangunan hukum Posner corong undang-undang; kedua, hakim sebagai
personal mulia perlu memper mbangkan segala
ec

dapat dibuk kan keberlakuannya dalam


pola pengawasan organisasi bantuan hukum kelindan diskursus hukum, baik yang diutarakan
di Indonesia. Penelaahan pola efisiensi penegak hukum maupun masyarakat miskin
pengawasan pemberian bantuan hukum, yang berhadapan dengan hukum, sudah saatnya
lR

baik dari aspek heuris c, descrip ve, sejarah memer mbangkan kajian teori hukum Posner
u litarian, wealth maximiza on, future berkait aspek-aspek penyusunnya; ke ga,
considera on, maupun behaviorial law and langkah efisiensi akreditasi organisasi bantuan
na

economy, dapat diimplementasikan dalam hukum dapat dijadikan permodelan terhadap


pengawasannya. Sehingga efisiensi yang disusun, bentuk efisiensi aturan hukum yang lain guna
sedemikian sehingga menuju kesejahteraan diarahkan bagi seluas-luas kesejahteraan social;
sosial, menjadi k sasaran Posner. Pandangan keempat, kajian teori k pada ar kel demikian
Jur

ke arah masa depan mengenai hakim-hakim masih memerlukan pengkajian yang lebih
yang memutus dengan referensi bacaan yang komperhensif di tataran empirik sosiologis
nggi tanpa mengesampingkan perubahan mengenai pandangan masyarakat atas aturan
sosial yang dinamis menumbuhkan op misme hukum yang bergerak ke arah efisiensi hukum.

Menakar Pengawasan Pemberian Bantuan Hukum ... (Muhammad Rustamaji) 105


Volume 2 Nomor 1, April 2013

DAFTAR PUSTAKA Sulis yono, Adi, dan Muhammad Rustamaji, Hukum


Ekonomi Sebagai Panglima (Sidoarjo: Masmedia

HN
Buku Buana Pustaka, 2009).
A. Posner, Richard, Economic Analysis of Law, Ed. 4 Yus ka, Ahmad Erani, Ekonomi kelembagaan,
(USA: Harvar University Press, 1994). Definisi, Teori, & Strategi (Malang: Bayumedia
A. Posner, Richard, Fron ers of Legal Theory (USA: Publishing, 2006).
Harvard University Press, 1994). Zywicki, Todd J. and Anthony B. Sanders, Posner,
Hayek, and the Economic Analysis of Law, Tanpa

BP
A. Posner, Richard, How Judges Think (Cambridge:
Harvard University Press, 2008). Tahun ( ).
Hoecke, Mark van, Legal Doctrine: Which Method(s)
for What Kind of Discipline? In Mark Van Hoecke Makalah / Arkel / Prosiding / Hasil Penelian
(ed.), Methodologies of Legal Research, Which
Rahardjo, Satjipto, Mengajarkan Keteraturan
Kind of Method for What Kind of Discipline
Menemukan Ke dakteraturan (Teaching Order

ing
(Oxford: Hart Publishing, 2011).
Finding Disorder) (Makalah disampaikan pada
Marzuki, Peter Mahmud, Peneli an Hukum (Jakarta:
Pidato Mengakhiri Masa Jabatan Sebagai Guru
Kencana Prenada Media Group, 2005).
Besar Tetap pada Fakultas Hukum, Universitas
Mercuro, Nicholas and Steven G Medumo, Economic
Diponegoro, Semarang, 15 Desember 2000).
and The Law: From Posner to Post-modernism
A. Posner, Richard, A Conversa on With Judge
(New Jersey: Princenton University Press,
1999).
ind Richard A. Posner (interview), Duke Law Journal
Vol. 58.
McConville, Mike and Wing Hong Chui, Ed., Research
Method for Law (Edinburgh: Edinburgh University
Press. 2007). Peraturan
Lawrence Baum, Judges and Their Audiences, A Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Perspec ve on Judicial Behavior (Princeton and Bantuan Hukum.
V
Oxford, Princeton University Press, 2006). Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Radjagukguk, Erman, Filsafat Hukum (Modul Kuliah) Hukum Acara Pidana.
hts

(Jakarta: Universitas Indonesia, 2011).


ec
lR
na
Jur

106 Jurnal RechtsVinding, Vol. 2 No. 1, April 2013, hlm. 95-106

Вам также может понравиться