Вы находитесь на странице: 1из 5

LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

JOB 13
Pengukuran Tahanan Pertanahan (Grounding)

Oleh :
Ken Afif Andrie
16501244033

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2017/2018
A. Tujuan
1. Menggunakan alat ukur tahanan pentanahan
2. Mengukur tahanan grounding dilingkungan UNY

B. Alat Dan Bahan


a. Kabel
b. Palu besi
c. Besi patok
d. Grounding Tester Analog
e. Grounding Tester Digita
f. Meteran
g. Earth tester
h. Kabel penghubung (merah, kuning, hitam)
i. Elektroda bantu
C. LANGKAH KERJA
a. Siapkan alat dan bahan praktik. Selalu perhatikan keselamatan kerja.
b. Minta Izin pada pengguna/pihak user tempat pentanahan yang akan di ukur.
c. Ikuti prosedur pengukuran sebagai berikut :
a. Tanamlah/tancapkan elektrode 1 sedalam 20 cm tegak lurus di dalam tanah,
dengan jarak 10-20 meter dari elektrode yang diukur (elektroda pentanahan)
kemudian elektroda 2 ditanam antara elektrode yang diukur dengan elektroda
1.Perhatian : Elektroda harus ditanam benar-benar di tanah jangan menanam
elektroda di tanah yang berada di atas pondasi atau Lantai karna akan mengurangi
ke akuratan pengukuran.
b. Hubungkan terminal E dengan kabel putih dengan elektrode pentanahan yang
diukur, terminal P dengan kabel hitam dihubungkan dengan elektrode 2,
sedangkan terminal C disambung dengan elektrode 1 dengan kabel merah.
c. Set saklar pada“ACV”dan baca jarum penunjuk toleransi pengukuran. ACV
berfungsi menunjukkan potensial pentanahan, sedangkan toleransi pengukuran
berdasarkan potensial pentanahan:
• 5% pada 5 V potensial pentanahan.

•10% pada 10 V potensial pentanahan.

4. Set saklar pada “BATTERY” dan tekan tombol, apabila jarum penunjuk berada
diantara skala ├BATTERY┤maka alat tersebut dapat digunakan jika tidak berarti alat
tersebut tidak bekerja dengan baik minta kepada instruktur/dosen untuk mengganti
alat tersebut.

5. Set saklar pada kedudukan “CHECK” dan tekan tombolnya untuk memeriksa kondisi
pentanahan setiap elektroda (1) dan (2). Jika menunjukkan dalam range │C│ maka
kondisi pentanahan elektroda bantu (1) dan (2) adalah bagus.

6. Tahanan elektrode pentanahan dapat dibaca pada posisi saklar pengatur pada range
yang tinggi dahulu. Tahanan pentanahan elektrode ditunjukkan dari hasil perkalian
harga penunjukkan dengan skala setting saklar pemilih.

Tahanan Pentanahan = Penunjukan Jarum X Kelipatan

Catatan : Pengukuran minimal 3 lokasi yang berbeda

D. DATA PENGAMATAN
Jarak Arah Alat pengukuran
Tempat Keterangan
pengukuran pengukuran Alat 1 Alat 2

utara 120 Ω 120 Ω


5-10m
selatan 110 Ω 120 Ω
JPTE
utara 130 Ω 90,5 Ω
10-20m
selatan 145 Ω 135 Ω

10-20m barat laut 4,1 Ω 3,8 Ω


PTBB
15-30m timur 4Ω 3,7 Ω

5-10m timur 4,1 Ω 4Ω


UNY utara 6,4 Ω 7Ω
Pres 10-20m
Timur laut 6,3 Ω 6,6 Ω

Gambar pengukuran di JPTE Gambar pengukuran di UNY Pres

Ket: : o A : 20meter
o B : 20meter
Ket: o A : 10meter o B : 10meter
o B : 10meter
o C : 20meter
o D : 20meter

Gambar pengukuran di PTBB

Ket: o A : 20meter
o B : 30meter
E. Kesimpulan
Setelah praktik dapat diambil kesimpulan bahwa grounding merupakan komponen
yang sangant penting pada kelistrikan khususnya pada instalasi listrik banguna/gedung.
Selain dapat digunakan sebagai pengaman pada instalasi listrik groun merupakan polaritas
0 yang baik untuk kelistrikan. Baik buruknya grounding pada sebuah instalsi listrik
bangunan/gedung salah satunya ditentukan oleh hambatan tanah, jadi berdasarkan data yang
diambil saat praktik pengukuran grounding, semakin jauh jarak yang diukur dari elektroda
maka hambatan tanahnya akan semakin tinggi. Dari tiga pengukuran yang berbeda lokasi,
grounding yang terbaik adalah di bangunan PTBB karena hasil pengukuran dari dua alat
sekaligus sudah memenuhi setandart PUIL yaitu hambatan groundingnya dibawah 5ohm.
Karena pada PUIL dijelaskan bahwa nilai sebesar 5ohm merupakan nilai maksimal atau
batas tertinggi dari hail resistansi pembumian.

Вам также может понравиться