Вы находитесь на странице: 1из 3

KEAKHAWATAN

1
Bersama Tarbiyah
Ukhti Muslimah Tunaikan Amanah

Bagian 1
Urgensi tarbiyah bagi akhawat muslimah
Imam Baidhawi dalam kitab Anwar At-Tanzil wa Asrar At-Ta’wil ( cahaya-cahaya wahyu dan
misteri interprestasi ), menyebutkan bahwa pada dasarnya kata “rab” ini bermakna “tarbiyah”,
yang artinya menyampaikan sesuatu hingga mencapai kesempurnaannya setahap demi setahap.
Demikian pula Raghib Al-Asfahani dalam kitab Al-Mufraadat berpendapat bahwa ‘rab” berarti
“tarbiyah” yang bermakna menumbuhkan sesuatu setahap demi setahap hingga mencapai batas
kesempurnaannya .
Ungkapan definisi dua ulama diatas menggambarkan bahwa tarbiyah adalah aktivitas yang
berorientasi kepada perubahan, yaitu menuju perbaikan yang disertai dengan penahapan dalam
langkah secara konkret, Dr. Ali Abdul Halim Mahmud mengemukakan, “tarbiyah adalah cara
ideal dalam berinteraksi dengan fitrah manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung,
untuk memproses perubahan dalam diri manusia menuju kondisi yang lebih baik.”
Ada beberapa urgensi, mengapa kegiatan tarbiyah bagi akhawat muslimah diera sekarang ini
diperrlukan.
1. Penanaman Dan Penjagaan Iman Menghajatkan Kerja Yang Serius
Dengan proses tarbiyah, sentuhan pembinaan keislaman akan bersifat sangat personal,
ada perhatian, ada pengarahan, ada optimalisasi potensi diri, ada evaluasi atas proses
dan hasil. Keseluruhan perangkat dalam tarbiyah akan menghantarkan seseorang
berada dalam suasana keterjagaan, saling memberikan pengaruh positif dan
menguatkan dalam berbagai potensi kebaikan.
2. Amal Islami Menuntut Kerja Sama Antarpersonel Daiyah
Kaum muslimin dan muslimat dituntut oleh Allah menunaikan sejumlah amal, baik
yang bersifat individual maupun kolektif. Kewajiban individual seperti
shalat,puasa,zakat,haji dsb. Pada kenyataannya dituntut pula melibatkan sebuah sistem
yang kondusif bagi terlaksananya berbagai amal tersebut. Apalagi kewajiban yang
bersifat sistemik, seperti dakwah, amar makruf, nahi mungkar, jihad, dll, mutlak
memerlukan ketersediaan perangkat sistem yang memungkinkan terlaksananya
sejumlah amal tersebut.
Dalam surah Al-Maidan: 2 , disinilah pentingnya bagi akhawat muslimah, agar
terbentuk kebersamaan diantara mereka dalam menunaikan amal islami diberbagai
bidang. Tarbiyah telah menyatukan visi dan misi para pelaku dakwah, Sehingga mereka
bekerja dalam suatu tatanan dan struktur yang rapi dan solid untuk saling membantu
dan menguatkan dalam kebaikan dan takwa.
3. Penyiapan Akhwat Muslim Adalah Darurat Dan Bagian Tuntutan Zaman
Sangat penting para akhawat muslimah melakukan pembelaan terhadap kemurnian
ajaran syariat islam. Para akhawat harus disiapkan dengan kegiatan tarbiyah yang
terprogram, untuk menjadikan mereka pelaku dakwah, pelaku pembangunan
masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan. Para akhawat muslimah dicetak
menjadi anasir gerakan pembaruan moralitas bangsa, yang dengan kesadaran aktif
melakukan tindakan perbaikan ditengah masyarakat. Disinilah pentingnya tarbiyah
bagi upaya penyiapan akhawat sebagai pelaku ishlah (reformasi).
4. Mempersiapkan Generasi Masa Mendatang Yang Saleh Mengharuskan Para Ibu Yang
Salehah
Proses pewarisan nilai kepada generasi baru, senantiasa memerlukan kesalehan
pelakunya. Artinya untuk melahirkan sebuah generasi yang unggul dan berkualitas,
memerlukan sosok ibu yang berkualitas pula. Para ibu inilah yang akan sanggub
melakukan pewarisan nilai-nilai (taurits al-qiyam) kebaikan secara generatif kepada
anak-anaknya .
Tuntutaan dalam islam, perempuan salehah adalah pasangan bai laki-laki saleh.
Artinya, pada saat islam menghendaki perempuan menjadi salehah, adalah tuntutan
yang sama terhadap laki-laki agar menjadi saleh.
5. Akhwat Muslimah Adalah Unsur Pokok Bagi Pembangunan Masyarakat yang Sehat
Tercantum dalam surah (At-Taubah: 71)
Tidak cukup mentarbiyah kaum laki-laki untuk melakukan perbaikan masyarakat.
Kaum muslimah harus dipersiapakan menjadi pelaku perbaikan masyarakt dengan
proses terbiyah islamiyah.
Para perempuan muslimah bukanlah suplemen atau pelengkap perbaikan masyarakat.
Mereka adlah pelaku aktif sebagaiman kaum laki-laki bertintak sebagai subjrk
pembangunan. Justru karena keduanya merupaka unsur asasi dalam perbaikan, maka
tarbiyah islamiyah yang menghantarkan kepada kebaikan kepribadian juga harus
dilakukan kepada keduanya. Tidak mungkin mmelakukan perbaikan masyarakt
dengan pelaku yang penuh cacat dan kejelekan.

6. Fitrah Perempuan Harus Diberdayakan Untuk Menjadi Salah Satu Fondasi Kehidupan
Memang terdapat sejumlah perbedaan antomis dan fisiologis pada laki-laki dan
perempuan, yang ternyata membawa pula konsekuensi perbedaan dalam beberapa
karakteristik dan sifatnya. Menurut Abbas Karahah (1995) bahwa kelembutan,
kehalusan watak, dan kelabihan perasaan, lebih dominan terhadap pada perempuan,
sedangkan kekerasan, pendirian teguh, kecerdikan menguasai hawa nafsu, merupakan
cir-ciri watak laki-laki. Disisi lain intuisi perempuan lebih tajam, kemampuan ingatan
perempuan amat kuat. Penelitian Hadiyono dan Kahn (1987) menemukan bahwa laki-
laki secara signifikan menunjukkan nilai yang lebih tinggi pada stabiltas emosi,
dominasi, keberanian dan kepuasan diri pada perempuan. Newcomb at.al (1986) juga
melaporkan persepsi perempuan terhadap kejadian-kejadian hidup lebih ekstrem
daripada laki-laki. Kejadian-kejadian hidup lebih dipersepsikan sebagai hal yang tidak
mengenakkan bagi perempuan. Diener et.al (1985) juga menemukan bahwa
peerempuan memang menunjukkan intensitas emosi (positive-negative affect)yang
lebih ekstem daripada laki-laki.
Menurut filsafat Marxisme, perempuan adalah milik kaum laki-laki. Perempuan
dibebani untuk bekerja membanting tulang seperti layaknya laiki-laki sehingga kaum
perempuan tidak bisa melaksanakan tugas sebagai seorang istri, ibu bagi anak-anaknya,
dan menjaga rumah tangga dari kehancuran. Filsafat Barat Amerika, menganggab
perempuan harus melepaskan tugas keperempuanannya sehingga tidak ubahnya mereka
sebagai barang dagangan . gambar mereka terpajang disampul-sampul majalah dan
tabloid bahkan foto-foto bugil mereka mudah dilihat dari internet maupun meddia yang
lain.
Bettany, seorang pastur, dalam bukunya agama-agama, dunia menuturkan bahwa,
“karakter perempuan tidak terukur didalamnya, bagai ikan yang terlatih dalam air, dan
menurut tabiatnya mereka selalu menggoda siapa saja yang dijumpainya. Selalu
berdusta daengan siapa saja serta selalu memutarbalikkan kebenaran dan berkata
kebohongan.”
Pastur St. John Chrysston, berpendapat, “perempuan adaalah makhluk yang paling
jahat, patut mendapat kesengsaraan, dia benar-benar penggoda dan menambah
penyakit.” Sedangkan Pastur St. Clement dari Aleksandria,” tidak ada satu pun yang
dapat mendatangkan aib bagi laki-laki, walau dengan berbagai alasan, kecuali banyak
dilakukan oleh perempuan.
Bagaimana mungkin prempuan muslimah tidak terlibat dalam tarbiyah islamiyah, jika
posisi mereka dilecehkan dalam berbagai sistem hidup masyarakat diluar islam???? .

Вам также может понравиться