Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dosen pengampu:
Disusun oleh :
2017
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH (UNDERGROWTH PLANT) DAN
POTENSINYA DI BEBERAPA NEGARA ASIA
I. PENDAHULUAN
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang memiliki populasi
besar di bumi, hal ini sesuai dengan fungsinya dalam rantai makanan yaitu sebagai
produsen. Besarnya populasi ini membentuk adanya keanekaragaman.
Keanekaragaman adalah variabilitas di antara makhluk hidup dari semua sumber,
termasuk interaksi ekosistem terestrial, pesisir dan lautan, dan ekosistem akuatik
lain, serta kompleks ekologi tempat makhluk hidup menjadi bagiannya, hal ini
meliputi keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem.
Keanekaragaman mencakup keanekaragaman hewan dan tumbuhan.
Keanekaragaman tumbuhan adalah kondisi bermacam – macam tumbuhan yang ada,
baik berdasarkan ukuran, bentuk, warna, tektur dan jumlah. Dengan adanya
keanekaragaman yang melimpah akan menimbulkan kesulitan dalam
mempelajarinya. Oleh karena itu, maka dilakukanlah identifikasi dan klasifikasi
melalui pengelompokkan tumbuhan sesuai dengan kesamaan ciri morfologinya, hal
ini bertujuan untuk memudahkan mempelajari keanekaragaman yang ada. Kajian ini
dibahas dalam sebuah disiplin ilmu yaitu taksonomi.
Dunia tumbuhan (Kingdom plantae) memiliki beberapa class, yaitu
tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (pterydophyta), dan tumbuhan berbiji
(Spermatophyta). Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) kemudian terbagi menjadi 2
yaitu Gymnospermae dan Angiospermae. Tumbuhan bawah (undergrowth plant)
merupakan salah satu anggota plantae dari subclass Angiospermae yang terdiri dari
tumbuhan monokotil dan dikotil. Keberadaan tumbuhan bawah sangat mudah
ditemui, antara lain di area terbuka, tebing, tepi jalan, tepi sungai, lahan perkebunan
dan pertanian. Kemudahan menemui tumbuhan bawah terkadang menimbulkan
persepsi bahwa tumbuhan bawah merupakan tumbuhan yang kurang penting, bahkan
terkadang dianggap sebagai gulma. Dari beberapa penelitian, disebutkan bahwa
tumbuhan bawah memiliki beberapa potensi untuk digunakan sebagai obat, pangan,
pakn ternak dan lainnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam makalah ini
akan dibahas lebih lanjut mengenai eksplorasi, identifikasi, dan potensi tumbuhan
bawah yang tersebar dari beberapa negara di Asia.
II. RUMUSAN MASALAH
`Berdasarkan latar belakang, pada makalah ini terdapat 2 rumusan masalah
sebagai berikut.
A. Apa definisi dari tumbuhan bawah?
B. Bagaimana potensi yang dimiliki oleh tumbuhan bawah?
C. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan tumbuhan bawah?
Stratum D
Tumbuhan
bawah
Stratum E
Rubus sp
Gambar 5. Salah satu tumbuhan bawah yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan (dimakan
secara langsung)
Curculigo orchiodes
Gambar 6. Salah satu tumbuhan bawah yang dapat
dimanfaatkan sebagai tumbuhan hias
Gambar 8. Beberapa tumbuhan bawah yang berpotensi invasif, artinya tidak cocok
digunakan sebagai tumbuhan penutup tanah
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Tumbuhan Bawah
Komposisi dari keanekaragaman tumbuhan bawah sangat dipengaruhi
letak geografis suatu wilayah, yang nantinya akan berimbas pada perbedaan
faktor lingkungan seperti cahaya, kelembaban, pH tanah, tutupan tajuk dari
pohon di sekitarnya, dan tingkat kompetisi dari masing-masing jenis. Pada
komunitas hutan hujan, penetrasi cahaya matahari yang sampai pada lantai
hutan umumnya sedikit sekali. Hal ini disebabkan terhalang oleh lapisan-
lapisan tajuk pohon yang ada pada hutan tersebut, sehingga tumbuhan bawah
yang tumbuh dekat permukaan tanah kurang mendapat cahaya, sedangkan
cahaya matahari bagi tumbuhan merupakan salah satu faktor yang penting
dalam proses perkembangan, pertumbuhan dan reproduksi (Chiarucci,
Alessandro., et al, 2011), (Lei, Zhengyu., et al, 2013), (Basyuni, Mohammad., et
al, 2018),( Huang, Qingyang., et al, 2013), (Katovai, Eric., et al, 2015),
(Kunarso, Adi., et al, 2013).
A B C D E
Pada penelitian ini, difokuskan pada antikanker dari kanker serviks. Hal
ini karena kanker serviks merupakan urutan pertama kanker yang paling
mematikan di Indonesia dan urutan ketiga di Iran. Penderita kanker biasanya
harus melakukan beberapa terapi meliputi kemoterapi, radioterapi, dan operasi
untuk menghambat tumbuhnya sel kanker tersebut. Namun dengan beberapa
terapi tersebut pasien akan mengalami banyak efek samping. Hal ini karena
dalam terapi tersebut tidak hanya sel kanker yang terterapi namun sel yang sehat
juga ikut terpapar. Oleh karena itu, maka perlu adanya solusi untuk permasalahan
tersebut. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan potensi tumbuhan bawah
sebagai antikanker. Zat aktif pada tumbuhan (metabolit sekunder) memiliki
potensi sebagai antikanker, zat aktif pada tumbuhan terdiri atas falvonoid,
alkaloid, phenol, terpenoid, dan steroid. Falvonoid merupakan golongan aldehid
yang biasa digunakan sebagai obat. Alkaloid dapat merangsang sel HeLa untuk
melakukan apoptosis sehingga pertumbuhannya terhambat.
b. Keanekaragaman Tumbuhan Bawah pada Lahan Bekas Tambang Kapur
dan Silika di PT. Holcim
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, keanekaragaman
jenis, dan potensi tumbuhan bawah sebagai tumbuhan penutup di PT. Holcim. PT
Holcim merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan, khususnya pertambangan silika dan kapur yang digunakan
sebagai bahan utama pembuatan semen. Aktivitas pertambangan dilakukan
dengan memecah dan menggores lapisan atas tanah. Lapisan atas tanah adalah
lapisan yang sangat sensitif terhadap kerusakan karena merupakan tempat hidup
makhluk hidup. Kerusakan lapisan atas tanah dapat berdampak negatif misalnya
rusaknya sistem hidrologi, meningkatkan laju erosi, dan rusaknya struktur tanah.
Salah satu kegiatan yang dapat memperbaiki struktur tanah adalah melalui
kegiatan revegetasi menggunakan tumbuhan bawah. Oleh karena perlu dilakukan
penelitian mengenai keanekaragaman tumbuhan bawah pada lahan bekas
tambang silika dan kapur serta tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai
tumbuhan penutup.
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
menggunakan metode kuadrat plot. Plot yang dibuat berjumlah 5 berukuran 2 x
2 meter dengan jarak antar plot 40 m. Pembuatan plot ini dilakukan di 2 lokasi,
yaitu di lahan bekas tambang kapur dan lahan bekas tambang silika yang berbeda
lokasi yaitu di Sukabumi dan Narogong. Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan
panduan buku kunci identifikasi tumbuhan. Sedangkan tumbuhan yang tidak
teridentifikasi di lapangan, identifikasi dilakukan dengan pembuatan herbarium
tumbuhan bawah di Laboratorium Ekologi, IPB.
Pada penelitian ini dilakukan analisis data meliputi indeks nilai penting
(INP), indeks kekayaan jenis (R), indeks keanekaragaman jenis (H’), indeks
kemerataan jenis (E), dan indeks dominansi (D). Berdasarkan hasil penelitian,
teridentifikasi 51 jenis tumbuhan bawah dari 24 famili, yaitu 31 spesies dengan
20 famili dari lahan bekas tambang kapur dan 22 spesies dengan 9 famili dari
lahan bekas tambang silika.
Gambar 14. Beberapa tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai tumbuhan penutup, A.
Lindernia anagallis, B. Fimbristylis aphylla, C. Crotalaria retusa
A B C
A B C
Gambar 17. Beberapa tumbuhan bawah hasil identifikasi di Hutan Acer Green
Broad-leaved. Impatiens linghziensis, B. Arisaema heterophyllum, C. Smilacina
henryi
V. KESIMPULAN
a. Tumbuhan bawah adalah vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan
yang bukan pohon dan tidak dapat tumbuh menjadi tingkat pohon.
b. Tumbuhan bawah dapat berfungsi sebagai penahan pukulan air hujan dan aliran
permukaan sehingga dapat meminimalkan bahaya erosi, tumbuhan bawah juga
dapat dijadikan sebagai indikator kesuburan tanah dan penghasil serasah untuk
meningkatkan kesuburan tanah, tumbuhan revegetasi, dapat digunakan sebagai
bahan pangan (sayur, buah, bumbu, ataupun rempah), tumbuhan obat, tumbuhan
hias, pakan ternak dan sebagai sumber energi alternatif .
c. Keberadaan tumbuhan bawah dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan,
seperti cahaya, kelembaban, pH tanah, tutupan tajuk dari pohon di sekitarnya,
dan tingkat kompetisi dari masing-masing jenis.
d. Penelitian Keanekaragaman Tumbuhan Bawah di Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango teridentifikasi 97 jenis tumbuhan bawah yang berasal dari 52 familia
dengan 5 tumbuhan yang berpotensi sebagai antikanker yaitu yaitu Physalis
peruviana L, Tithonia diversdifolia (Hemsl.) A. Gray, Lantana camara L,
Clidemia hirta (L) D. Don, E, Solanum torvum Sw.
e. Penelitian Keanekaragaman Tumbuhan Bawah pada lahan bekas tambang kapur
dan lahan bekas tambang silika di PT. Holcim teridentifikasi 51 jenis tumbuhan
bawah dari 24 familia, yaitu 31 spesies dengan 20 familia dari lahan bekas
tambang kapur dan 22 spesies dengan 9 familia dari lahan bekas tambang silika.
Berdasarkan penelitian ini tumbuhan yang paling cocok sebagai tumbuhan
penutup adalah Calopogonium mucunoides.
f. Penelitian Keanekaragaman Tumbuhan Bawah di Cagar Alam Cibangou, China
menunjukkan bahwa gradien ketinggian lokasi mempengaruhi komunitas
tumbuhan bawah yang muncul.
DAFTAR PUSTAKA
Abrori, Fadhlan Muchlas. 2017. Kajian Folk Taxonomy Tumbuhan Bumbu Dan
Rempah Di Daerah Guluk-Guluk Sumenep Madura Sebagai Booklet Bagi
Masyarakat (Study of Folk Taxonomy Herb and Spice Plant in Guluk-Guluk
Sumenep Madura As Booklet for Society). Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia, 3:55-63.
Aththorick,T.A. 2005. Kemiripan Komunitas Tumbuhan Bawah Pada Beberapa Tipe
Ekosistem Perkebunan di Labuhan Batu. Jurnal Komunikasi Penelitian.
Asmarahman, Ceng., Sri Wilaso Budi R, Imam Wahyudi. Erdy Santoso. 2017. Species
Diversity of Undergrowth Vegetation in Former Silica and Limestone Mining
Land at PT Holcim Indonesia Tbk, West Java Indonesia. IJSBAR Vol. 31:
206-223.
Basyuni, Mohammad., Ridha Wati., Hiroshi Sagami.,Sumardi., Shigeyuki Baba.,
Hirosuke Oku. 2018. Diversity and abundance of polyisoprenoid composition
in coastal plant species from North Sumatra, Indonesia. Biodiversitas, 19 (1),
1-11.
Chiarucci, Alessandro., Giovanni Bacaro., Kostas A. Triantis., Jos. E Maria Fern.,
Andez-Palacios. 2011. Biogeographical determinants of pteridophytes and
spermatophytes on oceanic archipelagos. Systematics and Biodiversity, 9(3):
191–201.
Fornwalt, Paula J., Merrill R. Kaufmann. 2014. Understorey plant community
dynamics following a large, mixed severity wildfire in a Pinus ponderosa–
Pseudotsuga menziesii forest, Colorado, USA. Journal of Vegetation Science,
25: 805–818.
Hilwan, Iwan., Dadan Mulyana., & Weda Gelar Pananjung. 2013. Keanekaraaman
Jenis Tumbuhan Bawah pada Tegakan Sengon Buto (Enterolobium
cyclocarpum Griseb.) dan Trembesi (Samanea saman Merr.) di Lahan Pasca
Tambang Batubara PT Kitadin, Embalut, Kutai Kartanagara, Kalimantan
Timur (The Species Diversity of Ground Cover at Sengon Buto (Enterobilium
cyclocarpum Griseb.) and Trembesi (Samanea saman Merr.) Plantation in PT
Kitadin’s Post Mining Land, Embalut, Kutai Kartanagara, East Borneo. Jurnal
Silvikultur Tropika, 04 (1): 6 – 10.
Hilwan, Iwan., Idealisa Masyrafina. 2015. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah
Di Gunung Papandayan Bagian Timur, Garut, Jawa Barat (The Diversity of
Undergrowth Species in The Eastern Part of Gunung Papandayan, Garut,
West Java). Jurnal Silvikultur Tropika, Vol. 6, No 2: 119-125.
Huang, Qingyang., Zhiyuan Yan., Jifeng Wang., Rongtao Zhang., Hongwei Ni. 2013.
Study on Spermatophyte Diversity in Wudalianchi. Advanced Materials
Research, 726-731: 4442-4445.
Katovai, Eric., Dawnie D. Katovai., Will Edwards., William F. Laurance. 2015.
Forest structure, plant diversity and local endemism in a highly varied New
Guinea landscape. Tropical Conservation Science, 8 (2): 284-300.
Kumolo, Fredian B., & Sri Utami. 2011. Jenis-Jenis Tumbuhan Anggota Famili
Asteraceae di Wana Wisata Nglimut Gonoharjo Kabupaten Kendal Jawa
Tengah. Bioma, 13 (1).
Kunarso, Adi., & Fatahul Azwara. 2013. Keragaman Jenis Tumbuhan Bawah Pada
Berbagai Tegakan Hutan Tanaman di Benakat, Sumatera Selatan. Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman, 10 (2), 85-98.
Lei, Zhengyu., Jingyong CAI., Tao BAI., Jianguo JIANG., Shaonning WANG. 2013.
Spermatophyte Flora Distribution in Hubei DaqiMountain Nature Reserve.
Asian Agricultural Research, 5(10): 88-92.
Maisyaroh, W. 2010. Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman Hutan
Raya R. Soerjo Cangar, Malang, Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari. Vol.
1 No. 1.
Purwantiningsih, Budi., Amin Setyo Leksono., Bagyo Yanuwiadi. 2012. Kajian
Komposisi Serangga Polinator Pada Tumbuhan Penutup Tanah Di
Poncokusumo – Malang. Jurnal Berkala Penelitian Hayati, 17: 165–172.
Soerianegara I dan A Indrawan. 2008. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor. Laboratorium
Ekologi Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Sutomo. 2015. Komposisi Komunitas Tumbuhan Bawah di Dalam Plot Permanen 1
Ha Gunung Pohen Cagar Alam Batukahu Bali (Ground Cover Plant
Community Composition On 1 Ha Permanent Plot Of Mount Pohen, Batukahu
Nature Preserve, Bali). Jurnal Metamorfosa (1): 41‐49.
Syah, Ar Sukarno., Samsurizal M. Sulaeman., & Ramdhanil Pitopang. 2014. Jenis-
Jenis Tumbuhan Suku Asteraceae Di Desa Mataue, Kawasan Taman Nasional
Lore Lindu. Jurnal of Natural Science, 3 (3): 297 – 312.
Waluyo, Joko., Dwi Wahyuni., Pujiastuti., Nuri., Wiwien Suqih Utami. 2017.
Exploration and Identification of Spermatophyta Plants Division that are
potentially can be used for Medicine at Evergreen Forest taman Nasional
Baluran Indonesia. International Journal of Environment, Agriculture and
Biotechnology (IJEAB), 2: 2303-2308.
Wang, Wei., Zhen Xing., Wenbo Li., Xiaolin Yang. 2017. Study on Diversity of
Undergrowth Plant Community in Cibagou Nature Reserve. American Journal
of Plant Sciences, 8: 2149-2158.