Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ULKUS DIABETIKUM
PEMBIMBING :
dr. Saleh Setiawan,Sp.B
A. DIABETES MELLITUS
1. Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah kelainan yang ditandai dengan kadar glukosa
darah yang melebihi normal (hiperglikemia) dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon
insulin secara relatif maupun absolut, apabila dibiarkan tidak terkendali
dapat terjadinya komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler
jangka panjang yaitu mikroangiopati dan makroangiopati4,5.
2. Epidemiologi
Menurut survei yang di lakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO),
jumlah penderita Diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 8,4
juta orang, jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia,
sedangkan urutan di atasnya adalah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta), dan
Amerika Serikat (17,7 juta). Jumlah penderita Diabetes Mellitus tahun 2000
tungkai10,14,16
INDIKASI
- Intermittent claudication
- Mendiagnosis pasien dengan suspek lower extremity arterial disease
yang memiliki luka pada ekstremitas bawah
- Orang yang berumur >70 tahun
- Orang yang berumur > 50 tahun dengan riwayat penggunaan rokok
dan diabetes
- Untuk menentukan aliran darah arteri di extremitas bawah untuk
menentukan proses terapi kompresi, atau debridement luka.
KONTRAINDIKASI
KETERBATASAN ABI
PEMERIKSAAN ABI
>1.0 Normal
8. Treatment
Pencegahan dan pengelolaan ulkus diabetik untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut adalah :
a. Memperbaiki kelainan vaskuler.
b. Memperbaiki sirkulasi.
c. Pengelolaan pada masalah yang timbul ( infeksi, dll).
d. Edukasi perawatan kaki.
e. Pemberian obat-obat yang tepat untuk infeksi (menurut hasil
laboratorium lengkap) dan obat vaskularisasi, obat untuk penurunan gula
darah maupun menghilangkan keluhan/gejala dan penyulit DM.
f. Olah raga teratur dan menjaga berat badan ideal.
g. Menghentikan kebiasaan merokok.
h. Merawat kaki secara teratur setiap hari, dengan cara :
1) Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih.
2) Membersihkan dan mencuci kaki setiap hari dengan air
suam-suam kuku dengan memakai sabun lembut dan
mengeringkan dengan sempurna dan hati-hati terutama
diantara jari-jari kaki.
3) Memakai krem kaki yang baik pada kulit yang kering
atau tumit yang retak-retak, supaya kulit tetap mulus, dan
jangan menggosok antara jari-jari kaki (contoh: krem
sorbolene).
4) Tidak memakai bedak, sebab ini akan menyebabkan kulit
menjadi kering dan retak-retak.
5) Menggunting kuku hanya boleh digunakan untuk
memotong kuku kaki secara lurus dan kemudian mengikir
agar licin. Memotong kuku lebih mudah dilakukan
sesudah mandi, sewaktu kuku lembut.
6) Kuku kaki yang menusuk daging dan kalus, hendaknya
diobati oleh podiatrist. Jangan menggunakan pisau cukur
atau pisau biasa, yang bisa tergelincir; dan ini dapat
menyebabkan luka pada kaki. Jangan menggunakan
penutup kornus/corns. Kornus-kornus ini seharusnya
diobati hanya oleh podiatrist.
7) Memeriksa kaki dan celah kaki setiap hari apakah
terdapat kalus, bula,luka dan lecet.\
8) Menghindari penggunaan air panas atau bantal panas.
4) Sepatu harus terbuat dari kulit, kuat, pas (cukup ruang untuk ibu
jari kaki) dan tidak boleh dipakai tanpa kaus kaki.
7) Kaus kaki terbuat dari bahan wol atau katun. Jangan memakai
bahan sintetis, karena bahan ini menyebabkan kaki berkeringat.
adrenalin, nikotin.
Debridement menjadi salah satu tindakan yang terpenting dalam perawatan luka.
Debridement adalah suatu tindakan untuk membuang jaringan nekrosis, callus dan
jaringan fibrotik. Jaringan mati yang dibuang sekitar 2-3 mm dari tepi luka ke
jaringan sehat. Debridement meningkatkan pengeluaran faktor pertumbuhan yang
membantu proses penyembuhan luka.
Metode debridement yang sering dilakukan yaitu surgical (sharp), autolitik,
enzimatik, kimia, mekanis dan biologis. Metode surgical, autolitik dan kimia hanya
membuang jaringan nekrosis (debridement selektif), sedangkan metode mekanis
membuang jaringan nekrosis dan jaringan hidup (debridement non selektif).
Pemberian antibiotic untuk mencegah infeksi lebih lanjut dan terapi oksigen
hiperbarik dan mempercepat proses penyembuhan luka.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA