Вы находитесь на странице: 1из 12

Fundamental Patophysiology Neurologic System

Dosen Pengampu : NS. Retno Lestari, MN

CORPUS ALIENUM PADA MATA

Semester :3

Kelas :B

Nama : Ulfa Fauziyah Hayati

NIM : 135070218113008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
CABANG KEDIRI
2015

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata adalah suatu struktur sferis cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Lapisan
pembungkus mata dari luar kedalam yaitu : Sklera/Kornea, Koroid/Badan Siliaris/Iris dan
Retina.
Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat di sebelah
luar (sklera yang membentuk bagian putih mata). Dianterior (kearah depan), lapisan luar
terdiri dari kornea transparan tempat lewatnya berkas-berkas cahaya ke interior mata.
Lapisan tengah dibawah sklera adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung
pembuluh-pembuluh darah untuk memberi makan retina. Lapisan paling bawah dibawah
koroid adalah retina yang terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah luar dan
sebuah lapisan syaraf di dalam. Retina mengandung sel batang dan sel kerucut,
fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls syaraf.
Struktur mata manusia berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke retina.
Semua komponen-komponen yang dilewati cahaya sebelum masuk ke retina mayoritas
berwarna gelap untuk meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan
lensa berguna untuk mengumpulkan cahaya yang akan di fokuskan ke retina, cahaya ini
akan menyebabkan perubahan kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal ini akan
merangsang impuls-impuls syaraf ini dan menjalarkannya ke otak.
Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari cedera. Bola
mata terdapat di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh bubungan bertulang yang kuat.
Kelopak mata bisa segera menutup untuk membentuk penghalang bagi benda asing dan
mata bisa mengatasi benturan yang ringan tanpa mengalami kerusakan. Meskipun
demikian, mata dan struktur disekitarnya bisa mengalami kerusakan akibat cedera. Kadang
sangat berat sampai terjadi kebutaan atau mata harus diangkat. Cedera mata harus
diperiksa untuk menentukan pengobatan dan menilai fungsi penglihatan.
1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mampu menjelaskan definisi dari corpus alienum pada mata


2. Mampu menjelaskan jenis benda asing pada mata
3. Mampu menjelaskan etiologi dari corpus alienum pada mata

2
4. Mampu menjelaskan manifestasi klinis dari corpus alienum pada mata
5. Mampu menjelaskan patofisiologi dari corpus alienum pada mata
6. Mampu menjelaskan komplikasi dari corpus alienum pada mata
7. Mampu menjelaskan pemeriksaan diagnostik dari corpus alienum pada mata
8. Mampu menjelaskan penatalaksanaan dari corpus alienum pada mata
1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penulisan makalah ini diantaranya :

1. Apa definisi dari corpus alienum pada mata?


2. Apa saja jenis benda asing pada mata ?
3. Bagaimana etiologi dari corpus alienum pada mata?
4. Apa saja manifestasi klinis dari corpus alienum pada mata?
5. Bagaimana patofisiologi dari corpus alienum pada mata?
6. Bagaimana komplikasi dari corpus alienum pada mata?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari corpus alienum pada mata?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari corpus alienum pada mata?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Corpus alienum adalah benda asing. Istilah ini sering digunakan dalam istilah medis.
Merupakan salah satu penyebab cedera yang paling sering mengenai sklera, kornea, dan
konjungtiva.
Trauma mata adalah cedera mata yang dapat mengakibatkan kelainan mata.
Meskipun kebanyakan bersifat ringan, tapi beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila
suatu corpus alienum masuk ke mata, biasanya terjadi reaksi infeksi yang sangat hebat
serta timbul kerusakan dari isi bola mata dan terjadi iridocylitis serta panophthmitis. Karena
itu perlu cepat mengenali benda asing tersebut dan menentukan lokasinya didalam bola
mata untuk kemudian mengeluarkannya.
Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata tergantung dari besarnya
Corpus Alienum, kecepatannya masuk, atau ada tidaknya proses infeksi dan jenis bendanya
sendiri. Bila ini berada pada segmen depan dari bola mata, hal ini kurang berbahaya jika
dibandingkan dengan bila benda ini terdapat di dalam segmen belakang. Jika suatu benda
masuk kedalam mata maka akan terjadi salah satu dari ketiga perubahan berikut :
1. Mecanical Effect
Benda yang masuk ke dalam bola mata hingga melalui kornea ataupun
sklera.Setelah benda ini menembus kornea maka ia masuk kedalam kamrea oculi
anterior dan mengendap ke dasar.Bila benda ini melekat pada retina biasanya
kelihatan sebagai bagian yang dikelilingi oleh eksudat yang berwarna putih serta
adanya endapan sel-sel darah merah,akhirnya menjadi degenerasi retina.
2. Permulaan Terjadinya Proses Infeksi
Dengan masuknya benda asing ke dalam bola mata kemungkinan akan timbul
infeksi.Corpus vitreus dan lensa bukan media yang baik untuk pertumbuhan kuman
sehingga sering timbul infeksi supuratif.
3. Terjadi Perubahan-perubahan spesifik pada jaringan mata karena proses kimiawi
(reaction of ocular tissue)
2.2 Jenis Benda Asing Pada Mata
1. Benda logam

4
Terbagi menjadi benda logan magnit dan bukan magnit. Contoh : emas, perak,
platina, timah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga, dan besi.
2. Benda bukan logam
Contoh :batu, kaca, porselin, karbon, bahan pakaian dan bulu mata.
3. Benda insert
 Benda insert adalah benda yang terdiri atas bahan-bahan yang tidak
menimbulkan reaksi jaringan mata, ataupun jika ada reaksinya sangat
ringan dan tidak mengganggu fungsi mata.
 Contoh : emas, perak, platina, batu, kaca, porselin, plastic tertentu
 Kadang-kadang benda insert memberikan reaksi magnit yang mungkin
dapat mengganggu fungsi penglihatan.
2.3 Etiologi

Trauma mata dapat terjadi secara mekanik dan non mekanik.


1. Mekanik, meliputi :
a. Trauma oleh benda tumpul, misalnya :
 Terkena tonjokan tangan
 Terkena lemparan batu
 Terkena lemparan bola
b. Trauma oleh benda tajam, misalnya :
 Terkena pecahan kaca
 Terkena pensil,lidi,pisau
 Terkena kail dsb.
2. Nob mekanik, meliputi :
a. Trauma oleh bahan kimia
 Air accu,asam cuka,cairan HCL
 Kaporit,yodium tincture
b. Trauma termik (hipretermik)
 Terkena percikan api
 Terkena air panas
c. Trauma radiasi
 Sinar ultraviolet
 Sinar infra red

5
 Sinar X
Gangguan-gangguan yang terjadi pada mata diantaranya :
1. Lesi termis ditimbulkan oleh sinar infra red berupa : kekeruhan kornea, atrati,
iris, kerusakan macula karena berfokusnya sinar pada mocula, jaringan
berpigmen seperti ovea dan retina lebih mudah mengalami kerusakan.
2. Lesi obiotik ditimbulkan oleh UV, setelah periode laten terlihat eritema yang
terbatas jelas hanya pada daerah teriritasi.
3. Lesi ionisasi ditimbulkan oleh sinar X, terjadi perubahan vaskularisasi, korpus
siliaris menjadi edema dan dilatasi yang mengakibatkan terjadinya glaukoma.
2.4 Manifestasi klinis

Adapun manifestasi klinis yang muncul pada trauma mata akibat benda asing
diantaranya :

1. Lagaltafmas : keadaan tidak menutupnya mata secara sempurna


2. Katarak : kekeruhan pada lensa akibat hidrasi lensa, denaturasi proteksi lensa, atau
akibat kedua-duanya.
3. Kebutaan : Tidak dapat melihat karena kerusakan
4. Nyeri tajam diikuti rasa terbakar, iritasi, epifora, kemerahan
5. Terasa ada yang mengganjal jika bola mata digerakkan ketika mata tertutup
6. Terasa adanya goresan ketika mata berkedip
7. Mata kabur atau penurunan visus pada mata yang terkena
8. Perdarahan konjungtiva/subkonjungtiva (kadang dihubungkan dengan
cedera penetrasi) sebagai tanda terjadinya cedera yang signifikan
9. Blefarospasme

10. Injeksi siliar atau injeksi konjungtiva


11. Fluorescent test positif
12. Benda asing subtarsal : terasa mengganjal ketika berkedip, epifora,
blepharospasme, vertical striation pada permukaan kornea.
2.5 Patofisiologi
Trauma mata bisa disebabkan oleh karena mekanik dan non mekanik. Semua ini
mencederai organ-organ mata yang menyebabkanterjadinya trauma mata. Trauma mata
yang disebabkan oleh cedera mekanik pada jaringan bola mata akan menimbulkan suatu

6
atau berbagai akibat klasik seperti rasa sakit trauma, gangguan pengelihatan, perdarahan,
atau bentuk mata berubah.
Trauma yang disebabkan oleh cedera non mekanik pada bola mata akan
menimbulkan berbagai akibat seperti erosi epitel kornea dan kekeruhan kornea. Bila pada
cedera radiasi juga terjadi efek kumulasi. Bila radiasi berkurang maka lesi terimis yang
ditimbulkan oleh sinar red dapat berupa kekeruhan kornea, atratosi iris hingga katarak.

7
8
2.6 Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada trauma mata akibat adanya benda asing antara
lain :
1. Endoftalmitis
2. Panoftalmitis
3. Ablasi retina
4. Pendarahan intraokular
5. Ftisis bulbi
2.7 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa yaitu :


1. Sentolop, lup, slit lamp, oftalmoskop
2. Radiologi: gambaran radioopak
3. USG: non radioopak
4. CT-Scan
2.8 Penatalaksanaan
1. Anamnesa kejadian trauma.
2. Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata.
3. Pemeriksaan dengan optalmoskop.
4. Pemeriksaan keadaan mata yang kena trauma.
5. Bila ada perforasi lakukan pemeriksaan X-Ray orbita dengan PA dan lateral
6. Bila terdapat benda asing pada mata maka :
a. Permukaan mata
 Tetesi mata dengan anestesi
 Keluarkan benda asing dengan menggunakan kapas steril
 Subtarsal : buka kelopak mata atas dan bawah, sapu dengan cotton bud
 Setelah dikeluarkan, mata dibilas dengan menggunakan larutan garam
fisiologis
 Beri midriatik ringan (skopolamin 0,25% atau homatropin 2%) disusul
antibiotik lokal setelah pasien tidak merasakan gejala lagi.
 Tutup dengan kasa
b. Dalam bola mata

9
 Intraocular foreign body tidak menyebabkan nyeri, karena lensa, retina,
dan vitreous tidak diinervasi oleh ujung-ujung saraf nyeri.
 Pertimbangkan apakah benda tersebut inert atau reaktif
 Pertimbangkan efek yg ditimbulkan bila benda tersebut dikeluarkan atau
tidak
 Bila tidak menimbulkan reaksi mekanik yang mengganggu, sebaiknya
dibiarkan dan dilakukan perawatan luka untuk kemudian dirujuk
 Rujuk ke dokter mata bila dicurigai adanya intraoculer foreign body
 Jika ditemukan adanya riwayat terkena sesuatu akibat benturan antara
logam dengan logam dan cedera penetrasi, pasien harus dirujuk ke dokter
spesialis mata, bahkan bila visus normal dan mata tenang.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Corpus alienum adalah benda asing. Istilah ini sering digunakan dalam istilah medis.
Merupakan salah satu penyebab cedera yang paling sering mengenai sklera, kornea, dan
konjungtiva.
Trauma mata adalah cedera mata yang dapat mengakibatkan kelainan mata.
Meskipun kebanyakan bersifat ringan, tapi beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila
suatu corpus alienum masuk ke mata, biasanya terjadi reaksi infeksi yang sangat hebat
serta timbul kerusakan dari isi bola mata.
Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari cedera. Bola
mata terdapat di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh bubungan bertulang yang kuat.
Kelopak mata bisa segera menutup untuk membentuk penghalang bagi benda asing dan
mata bisa mengatasi benturan yang ringan tanpa mengalami kerusakan. Meskipun
demikian, mata dan struktur disekitarnya bisa mengalami kerusakan akibat cedera. Kadang
sangat berat sampai terjadi kebutaan atau mata harus diangkat. Cedera mata harus
diperiksa untuk menentukan pengobatan dan menilai fungsi penglihatan.
3.2 Saran-Saran

Berhati-hati dalam melaksanakan aktivitas sangat perlu diperhatikan untuk


melindungi diri dari bahaya yang dapat terjadi. Terutama aktivitas yang dapat
membahayakan mata karena mata merupakan salah satu organ vital manusia. Dalam
bekerja sebaiknya menggunakan standar peralatan keselamatan kerja untuk
menghindarkan diri dari kecelakaan kerja.

11
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marlyn E, 2004, Nursing CarePlans,USA philadhelpia : F.A davis Company.


Junaidi, Purnawam, 2004, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran UI.
Price, Sylvia Anderson, 2005, Pathofisiologi Konsep klinik Proses-proses penyakit,J
Sylvia and Lorraine. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 6, volume 2.
Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

12

Вам также может понравиться