Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Pengkajian :
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status
kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan
penderita yang dapat diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan
laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.
1. Identitas klien : Meliputi nama,alamat,umur
2. Keluhan utama : Alasan klien masuk ke rumah sakit
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Dahulu
Mengkaji riwayat kehamilan ibu, apakah ibu pernah mengalami trauma pada kehamilan
Trimester I. bagaimana pemenuhan nutrisi ibu saat hamil, obat-obat yang pernah dikonsumsi
oleh ibu dan apakah ibu pernah stress saat hamil. Kemudian apakah anak sebelumnya pernah
mengalami DBD juga atau tidak atau Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak
biasanya mengalami serangan ulangan DHF dengan type virus yang lain
b) Alasan Masuk Rumah Sakit
Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF datang ke rumah sakit adalah
panas tinggi dan pasien lemah.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak dengan disertai menggigil dan saat demam
kesadaran kompos mentis. Panas turun terjadi antara hari ke-3 dan ke-7, dan anak semakin
lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia,
diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan
bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV),
melena atau hematemasis. Riwayat Kesehatan Keluarga
4. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemumgkinan akan timbulnya
komplikasi dapat dihindarkan.
5. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik
maupun buruk dapat berisiko, apabila ada faktor predisposisinya. Anak yang menderita DHF
sering mengalami keluhan mual, muntah,dan nafsu akan menurun. Apabila kondisi ini
berlanjut dan tidak disertai pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami
penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
6. Kondisi lingkungan
Sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya dan lingkumgan yang kurang bersih
(seperti yang mengenang dan gantungan baju yang di kamar).
7. Pola kebiasaan
Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang, dan nafsu
makan menurun.
Eliminasi BAB: kadang-kadang anak mengalami diare atau konstipasi. Sementara DHF grade
III-IV bisa terjadi melena.
Eliminasi BAK : perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit atau banyak, sakit atau tidak.
Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria.
Tidur dan istirahat : anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit atau nyeri
otot dan persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur maupun istirahatnya kurang.
Kebersihan : upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung
kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk aedes aegypti.
Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upa untuk menjaga kesehatan.
8. Pemeriksaan fisik
Meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Berdasarkan tingkatan grade DHF, keadaan fisik anak adalah :
a. Kesadaran : Apatis
b. Vital sign : TD : 110/70 mmHg
c. Kepala : Bentuk mesochepal
d. Mata : Simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, mata anemis
e. Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen, tidak ada gangguan
Pendengaran
f. Hidung : Ada perdarahan hidung / epsitaksis
g. Mulut : Mukosa mulut kering, bibir kering, dehidrasi, ada perdarahan pada rongga mulut,
terjadi perdarahan gusi.
h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kekakuan leher tidak ada, nyeri telan
i. Dada :
Inspeksi : Simetris, ada penggunaan otot bantu pernafasan
Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan
Perkusi : Sonor
Palpasi : Taktil fremitus normal
j. Abdomen :
Inspeksi : Bentuk cembung, pembesaran hati (hepatomegali)
Auskultasi : Bising usus 8x/menit
Perkusi : Tympani
Palpasi : Turgor kulit elastis, nyeri tekan bagian atas
k. Ekstrimitas: Sianosis, ptekie, echimosis, akral dingin, nyeri otot, sendi tulang
l. Genetalia : Bersih tidak ada kelainan di buktikan tidak terpasang kateter
9. Sistem integumen
Adanya petekie pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin dan lembab.
Kuku sianosis atau tidak.
a. Kepala dan leher Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata
anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II,III, IV. Pada mulut
didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara
tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan telingga (grade II, III, IV).
b. Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang sesak. Pada fhoto thorax terdapat adanya cairan yang
tertimbun pada paru sebelah kanan, (efusi pleura), rales, ronchi, yang biasanya terdapat pada
grade III dan IV.
c. Abdomen
Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali) dan asites. Ekstremitas : akral
dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
10. Pemeriksaan Penunjang
a. Uji rumple leed / tourniquet positif
2. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue ditandai dengan konvulsi,
peningkatan suhu tubuh di atas normal, takikardi, kulit kemerahan.
2. Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler.
3. Risiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan
4. Risiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah
ditandai dengan
5. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, prognosis, efek prosedur, dan perawatan
anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat informasi
ditandai dengan
6. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan hemokonsentrasi ditandai dengan
7. Risiko tinggi terjadi infeksi sekunder berhubungan dengan penurunan faktor pertahanan
tubuh.
3. Intervensi Keperawatan
8. EVALUASI
a. Suhu dalam batas normal
b. Tidak terjadi defisit volume cairan
c. Tidak terjadi syok hipovolemik
d. Tidak terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
e. Tidak terjadi perdarahan
f. Keluarga memahami tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan DBD
g. Kebersihan lingkungan tetap terjaga
h. Timbulnya kesadaran klien, keluarga dan masyarakat terhadap kebiassaan dan budaya yang
benar
i. Cairan klien terpenuhi
j. Tidak terjadi infeksi sekunder