Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fokus utama dalam subsistem kontrol keuangan adalah perilaku organisasi seseorang,
bukan mesinnya. Kontrol keuangan paling baik dipahami dengan menekankan pentingnya
asumsi perilaku. Aplikasi kontrol mekanik, menekankan umpan balik mekanik daripada
respon perilaku. Tujuan perilaku yang mendasari kontrol keuangan dapat didamaikan
dengan definisi umum dari kontrol. Pada umumnya, kontrol akan didefinisikan sebagai:
sebuah inisiatif yang dipilih karena diyakini bahwa peluang mendapatkan hasil yang
diinginkan akan meningkat. dalam kontrol keuangan, yang mendasari hasil yang diinginkan
adalah peristiwa perilaku dan aplikasi untuk masalah keuangan.
Definisi pengendalian telah didasarkan pada konsep kepercayaan dan probabilitas.
Dalam memilih kontrol keuangan, manajer akan bergantung pada keyakinan mereka dan
pengalaman masa lalu mereka. Hasil perilaku dikaitkan dengan inisiatif pengendalian yang
lebih realistis dan akurat dipahami dalam hal keyakinan dan pemikiran probabilitas
daripada hubungan kausal yang naif.Arus utama literatur akuntansi baru-baru ini hanya
menekankan asumsi yang mendasari perilaku kontrol keuangan.Ini dapat diartikan baik
sebagai evolusi pemikiran dan merupakan perluasan dari lingkup pengaruh akuntan dan
disiplin akuntansi.Ada banyak yang bisa diperoleh dengan mendamaikan pendekatan
perilaku untuk kontrol dalam akuntansi manajerial dengan konsep non-perilaku
pengendalian tradisional yang dihadapi dalam akuntansi dan literatur audit.
Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntasi sering kali berarti hasil dari
informasi akuntasi adalah langkah akhir dari peran akuntan.Dalam pendekatan perilaku,
menghasilkan informasi dapat dipandang sebagai suatu intermediasi dari langkah akhir.
Tujuan pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu inisiatif yang akan
mengubah kemungkinan pencapaian hasil keperilakuan yang diharapkan. Dengan
demikian, informasi akuntan dapat dipandang sebagai suatu pertanda dan bukan suatu
akhir. Perluasan dari konsep tradisional atas pengendalian megharuskan adanya perluasan
lingkup pengendalian akuntasi dan laporan keuangan guna mencakup proses administrasi
organisasi.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana Aspek Keperilakuan mempengaruhi Aktivitas Pengakumulasian dan
Pengendalian Biaya dalam suatu organisasi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang Sistem Biaya Tradisional versus Biaya Standar
2. Mengetahui tentang Sistem Biaya Standar
3. Mengetahui tentang Perhitungan Biaya Langsung atau Variabel
4. Mengetahui tentang Pengendalian Biaya
5. Mengetahui tentang Pengambilan Keputusan
6. Mengetahui tentang Aspek Keperilakuan dari langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Biaya Tradisional versus Biaya Standar


2.1.1. Tujuan dan Penggunaan Sistem Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasikan, mengakumulasikan,
dan melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang
atau penyerahan jasa. Akuntansi biaya memiliki dua tujuan. Melalui akumulasi
biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan laba, akuntansi biaya melayani
kebutuhan pengguna eksternal. Dengan menyediakan manajemen dengan
informasi biaya yang tepat waktu dan relevan, akuntansi biaya membantu dalam
perencanaan, pengendalian, dan evaluasi aktivitas operasional harian dan orang
yang bertanggung jawab untuk itu. Data biaya juga memainkan peranan dalam
analisis dan penilaian profitabilitas relatif atau tingkat diinginkannya suatu
alternatif keputusan.
Pendekatan dan sistem yang digunakan dalam menyediakan informasi biaya
sangat berbeda satu sama lain. Setiap jenis memiliki aspek keperilakuannya sendiri.
Bila hal ini diabaikan, maka respons manusia yang tidak diinginkan dapat timbul,
dimana hal tersebut berkisar dari agak mengganggu sampai benar-benar destruktif.

2.1.2. Sistem Biaya Tradisional (Historis)


Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang membatasi input
pada biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan
variabel oleh unit produk atau jasa. Sistem biaya tradisional atau historis terutama
fokus pada identifikasi dan akumulasi biaya per unit produk atau jasa. Sistem
tersebut digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan data biaya harga pokok
penjualan atau jasa yang diberikan untuk pelaporan keuangan eksternal. Sistem
biaya tradisional tidaklah sesuai untuk pengendalian manajemen yang efektif
karena akumulasi dta biaya historis semata-mata tanpa perbandingan dengan
sasaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya tidaklah sesuai dengan konsep
pengendalian kontemporer.
Salah satu kelemahan utama dari sistem biaya tradisional adalah bahwa
persyaratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya per unit produk atau jasa
memperhitungkan semua biaya; baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau
jasa maupun yang terjadi untuk satu periode waktu tertentu atau untuk lebih dari
satu objek biaya.
Kelemahan lainnya yang berkaitan dengan penggunaan sistem biaya tradisional
untuk tujuan pengendalian adalah bahwa satu-satunya dasar untuk pengendalian
adalah perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja dari periode sebelumnya.
Semakin jelas, bahwa informasi yang diberikan oleh sistem biaya tradisional
adalah tidak sesuai dengan tujuan pengendalian modern. Sistem tersebut juga
memberikan sedikit informasi yang bermanfaat untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan manajerial. Kelemahannya yang terbesar adalah sistem
tersebut berbahaya karena mendorong respons yang tidak diinginkan dan dsetruktif
ketika digunakan dalam mengevaluasi kinerja dari individu yang diberikan tugas
untuk melaksanakan berbagai aktivitas dalam batasan anggaran tersebut.

2.2 Sistem Biaya Standar


2.2.1 Ruang Lingkup
Sistem biaya standar mencerminkan pencampuran yang potensial efektif dari
akuntansi dengan konsep pengendalian dari teori organisasi modern. Biaya standar
adalah sasaran biaya per unit produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara
alamiah, yang dikembangkan melalui studi teknik dan akuntansi. Aspek
pengendalian yang melekat dari perhitungan biaya standar adalah kapabilitasnya
untuk membandingkan, sebagai bagian dari arus data reguler, kinerja aktual dengan
standar yang ditentukan sebelumnya dan untuk menyoroti varians (menguntungkan
atau tidak menguntungkan) antara kedua tingkat biaya tersebut. Untuk menghasilkan
manfaat pengendalian yang optimal dan untuk mempertahankan relevansi, biaya
standar harus diperbaharui secar kontinu.

2.2.2 Sistem Biaya Standar dan Anggaran Fleksibel


Terdapat hubungan yang penting antara penganggaran flesibel dan sistem biaya
standar. Taksiran biaya standar sebenarnya menginventarisasi sepanjang periode
pada jumlah anggaran fleksibel, oleh karena itu system biaya standar menjawab
pertanyaan seperti apa laporan laba rugi dan neraca akan terlihat jika biaya-biaya
dan input per unit harus direncanakan dengan tepat pada tingkat output actual yang
dicapai.

2.2.3 Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern


Menurut Edwin Caplain, langkah-langkah pengendalian berikut ini adalah
penting dalam mengembangkan kerangka kerja untuk biaya standar yang sesuai
dengan konsep teori organisasi modern:
1. Penetapan tujuan organisasi.
2. Penentuan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dengan penugasan fungsi
kepada masing-masing.
3. Pengisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-individu yang
mewakili kemampuan, motivasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk
melakukan fungsinya.
4. Penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggungjawaban dan unit
organisasi lainnya serta, dimana perlu, lingkungan eksternal.
5. Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi yang mencukupi
relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur komunikasi.
6. Desain dan implementasi mekanisme pengendalian yang mengukur dan
mengevaluasi kinerja dalam hal tujuan organisasi dan memberikan umpan balik
mengenai penyesuaian yang diperlukan dalam tujuan dan atau kinerja.

2.3 Perhitungan Biaya Langsung atau Variabel


2.3.1 Filosofi yang Mendasari
Metode akuntansi biaya tradisional mengabaikan fakta bahwa biaya overhead
tertentu akan tetap konstan tanpa memedulikan kuantitas dari unit yang dihasilkan
atau jasa yang diserahkan, sementara biaya overhead yang lainnya berfluktuasi
terhadap volume. Untuk mengatasi hal ini, penyusunan anggaran fleksibel dan
analisis biaya-volume-laba diperkenalkan.
Untuk memfasilitasi pengambilan keputusan dan pengendalian biaya tanpa
perlu untuk menyusun laporan pelengkap yang menghabiskan banyak waktu, suatu
filosofi perhitungan biaya baru diperkenalkan sejak tahun 1930 yang disebut
metode perhitungan biaya langsung atau biaya variabel yang dianggap memberikan
hasil yang lebih berarti bagi manajemen dan bagi mereka yang berhadapan dengan
pengambilan keputusan sehari-hari berdasarkan hasil akuntansi biaya.

2.3.2 Dorongan Keperilakuan


Konsep, prinsip, dan praktik akuntansi mempengaruhi pengukuran kinerja
menajerial dan konsekuensinya, keputusan manajemen. Hal ini tidak selalu
mengarah pada hasil yang diharapkan karena bnyak ukuran kinerja memiliki bias
yang terkandung di dalamnya, yang memotivasi manajer untuk memilih alternatif
tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan operasi dan/atau keuntungan
perusahaan.
Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip, dan praktik akuntansi adalah
bagus secara keperilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, atau praktik
tersebut:
a Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak
menguntungkan guna membenarkan adopsi atas suatu alternative akuntansi
b Menghambat adopsi atas praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya
menciptakan ilusi kinerja.

2.4 Pengendalian Biaya


Membagi biaya ke dalam komponen variable dan tetap memberikan dasar yang lebih
baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan penyusunan laporan laba
rugi menggunakan margin kontribusi yang menekankan pada pola perilaku biaya dan
memberikan perincian kepada manajemen mengenai biaya teknik, biaya yang
dikomitmenkan, dan biaya diskresioner.
Biaya teknik meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead variabel
Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah seluruh baiay organisasi
dan pabrik yang terus terjadi dan yang tidak dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi
organisasi untuk memenuhi tujuan jangka panjang.
Biaya diskresioner yang muncul dari keputusan periodic yang tidak memiliki
hubungan optimum yang dapat ditunjukkan antara input dan output.

2.5 Pengambilan Keputusan


Pengetahuan akan biaya diferensial atau biaya variabel serta margin kontirbusi akan
mempengaruhi perilaku manajer dan mengarahkan mereka pada pengambilan keputusan
yang lebih baik. Beberapa situasi pengambilan keputusan yang umum akan dijelaskan
berikut ini:
a Keputusan bauran produk
Keputusan mengenai bauran produk, manajer penjualan yang mengetahui margin
kontribusi dari produk - produknya akan jauh lebih mampu untuk memutuskan
produk mana yang akan didorong dan mana yang harus dikurangi atau ditolerir hanya
karena penjualannya menguntungkan produk lain.
b Penentuan harga produk baru
Produk baru umumnya diterima dipasar stelah diuji coba secara ekstensif oleh
perusahaan yang memiliki reputasi dalam industri tersebut.
c Penghapusan produk
Margin kontribusi akan membantu manajemen dalam menentukan apakah akan
menghentikan suatau produk atau hanya berhenti menjualnnya dipasar tertentu.
d Pesanan khusus
Dalam pemesanan khusus terdapat dua jenis situasi pemesanan khusus. Situasi
tersebut dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewa atau persyaratan
khusus untuk ukuran. Metode pengiriman, atau pengepakan.
e Kampanye iklan dan promosi
Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan
kampaye ikalan dan promosi khusus. Semakin tinggi margin kontribusi dari produk
yang dipromosikan atau diiklankan, maka semakin bersar manfaat bersih
potensialnya, semakin rendah margin kontribusinya, maka semakin banyak tambahan
unit yang harus dijual menutupi tambahan biaya.
f Keputusan mengurangi biaya
Pengetahuan ini akan mendorong manajemen untuk sangat waspada terhadap biaya
dan juga memperkenalkan alat dan prosedur untuk menghemat biaya.
2.6 Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih
2.6.1 Penetapan Standar
Elemen yang paling berpengaruh dalam menetukan keberhasilan atau kegagalan
sistem biaya adalah standar yang digunakan sebagai kriteria kinerja. Standar
memiliki fungsi ganda yaitu berfungsi sebagai tujuan untuk memotivasi
pengendalian biaya dan sebagai alat evaluasi kinerja.
Raymond Miles dan Roger Vern mengemukakan empat prasyarat utama bagi
system pengendalian yang unggul secara keperilakuan yaitu :
1. Standar harus ditetapkan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang
menerimanya sebagai suatu realistis dan bukannya arbitrer.
2. Orang-orang harus merasa bahwa mereka memiliki pengaruh dalam
menetapkan tujuan mereka sendiri.
3. Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak adil
untuk variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.
4. Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun evaluasi.

2.6.2 Partisipasi dalam Penetapan Standar


Menurut Michael Foran dan Don Decoster, “jika seseorang pekerja
berpartisipasi dalam menetapkan standar kinerjanya sendiri, maka ia akan
membuat komitmen yang tegas terhadap standar tersebut sehingga akan bekerja
keras untuk mencapainya.”
Dalam salah satu studi empiris, mereka menggunakan teori disonansi kognitif
untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai kenapa partisipasi lebih
efektif dalam penetapan standar kinerja.
Dalam konteks penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika
manajemen menginginkan komitmen yang pasti terhadap standar maka individu
yang dikendalikan harus memiliki pilihan (kemauan).

2.6.3 Standar yang Ketat versus Standar yang Longgar


Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang digunakan haruslah tidak
terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering tidak
tercapai daripada dipenuhi. Variasi yang dihasilkan mungkin tidak secara adil
berhubungan dengan kinerja yang buruk dan tidak diidentifikasikan sebagai
sesuatu yang disebabkan oleh standar yang ketat. Standar yang ketat berguna bagi
mandor atau manajer saja yang akan termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi yang
luar biasa. Sementara itu, standar yang longgar tidak memberikan manfaat
motivasional apapun karena standar begitu mudah dicapai, sehingga mandor dan
manajer mengabaikan standar tersebut karena dianggap tidak berarti.
Tingkat keketatan yang diharapkan haruslah dievaluasi dalam setiap situasi
berdasarkan jenis proses produksi, produkatau jasa yang akan diserahkan, dan
kepribadian dari orang-orang yang terlibat didalamnya. Tanpa memperdulikan
partisipasi dan keketatanny, setelah standar ditetapkan, maka standar itu harus
diperbarui sehingga dapat mempertahankan relevansinya.

2.6.4 Penyerapan Overhead


Bidang lain yang penuh dengan dorongan disfungsional adalah penyerapan
overhead. Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan
variabel ke produk pada tarif estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang
telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan
berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya, maka varians yang dibebankan
terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi.

2.6.5 Alokasi Biaya Tidak Langsung


Literatur mengenai alokasi biaya tidak langsung kebanyakan berhubungan
dengan aspek perhitungan alokasi. Literatur tersebut benar-benar mengabaikan
sensitivitas keperilakuan yang merupakan komponen terbesar ketika digunakan
sebagai evaluasi kinerja dan pengambilan keputusan. Satu-satunya rekomendasi
yang ditawarkan oleh peneliti dan pendidik adalah bahwa perusahaan harus
menghindari untuk membebankan kepada pusat pertanggungjawaban biaya
terhadap mana pusat pertanggungjawaban tersebut tidak memiliki baik langsung
maupun tidak langsung.
2.7 Analisis Varians
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara periodik antara
biaya aktual dengan sasaran biaya yang sudah ditentukan sebelumnya, baik dalam bentuk
anggaran maupun standar. Perbandingan tersebut juga akan menghasilkan sejumlah
varians karena mustahil bahwa biaya aktual yang terjadi akan setara dengan standar atau
anggaran dari elemen operasional yang dikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan
hasil dari berbagai penyebab, beberapa diantaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan,
sementara yang lain tidak dapat dijelaskan maupun dikendalikan.

2.7.1 Keputusan Investigasi Varians


Kerumitan permasalahan yang sebenarnya terletak pada fakta bahwa tanpa
investigasi, manajemen tidak memiliki dasar untuk menentukan apakah varians
tertentu ditimbulkan dari penyalahgunaan yang dapat diidentifikasi dan
dikendalikan, atau apakah varians tersebut bersifat acak atau tidak dapat
dikendalikan.
Ada beberapa metode keputusan yang direkomendasikan, tetapi tidak ada
satupun diantaranya digunakan secara luas dalam membuat keputusan investigasi.
Sebaliknya manajemen masih menggunakan penilaian subjektif dan aturan-aturan
berdasarkan pengalaman ketika memutuskan apakah investigasi dan tindakan
perbaikan diinginkan atau dibenarkan secara ekonomi.

2.7.2 Aspek keperilakuan


Semua model akuntansi untuk investigasi varians biaya didasarkan pada
pandangan pengendalian struktural. Komponen khusus dari kebijakan
pengendalian dapat memengaruhi respon manusia adalah faktor-faktor seperti:
1. Batas pengendalian
Kisaran hasil kinerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer adalah batasan
pengendalian. Batasan ini menetukan seberapa mudah atau sulit bagi seseorang
yang dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan
berapa banyak ruang yang mereka miliki untuk gagal sekali waktu. Tingkat
toleransi ini dapat memengaruhi kinerja aktual mereka.
2. Hasil umpan balik
Umpan balik mengenai kinerja manusia akan menimbulkan perasaan
keberhasilan atau kegagalan dalam diri individu yang dikendalikan.
3. Keketatan pemaksaan
Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan tekanan
dalam diri individu yang dikendalikan namun pemaksaan yang longgar akan
menurunkan motivasi individu untuk berjuang bagi pencapaian tujuan.
4. Struktur penghargaan
Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak
diinginkan ketika mereka memandang bahwa perubahan atau pengulangan
perilaku tersebut disertai dengan penghargaan intrinsik maupun ekstrinsik.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perhitungan biaya langsung atau biaya variabel lebih unggul dalam menyediakan
informasi yang relevan untuk mengendalikan berbagai jenis biaya dan mengarahkan
manajemen ke keputusan yang lebih baim dalam hal profitabilitas secara keseluruhan.
Dari sudut pandang, keunggulannya jarang dipertanyakan karena metode ini adalah
satu-satumya metode yang memisahkan biaya produksi tetap dan variabel. Perhitungan
biaya langsung dinilai bagus secara teknis maupun keperilakuan. Pendukung perhitungan
biaya langsung yakin bahwa metode ini sebaiknya diumumkan sebagai alternatif yang
dapat diterima untuk pelaporan eksternal oleh badan pembuat keputusan dalam profesi
akuntansi.
Sistem biaya tradisional tidaklah bagus secara keperilakuan dan dapat mendrong
respons yang tidak diinginkan maupun destruktif ketika digunakan dalam mengendalikan
dan mengevaluasi kinerja individual. Walaupun sistem biaya standar berpotensi
meningkatkan motvasi dan keselarasan tujuan, sistem tersebut juga dapat digunakan
untuk mencapai tingkat pengendalian otokratis dan koersif yang tinggi. Metode yang
unggul secara keperilakuan adalah sistem perhitungan biaya langsung (variabel) yang
dengan mengisolasikan biaya produk dan biaya periode, memberikan informasi yang
lebih relevan untuk mengendalikan berbagai jenis biaya, dan mengarahkan manajemen
kepada keputusan yang lebih menguntungkan.
REFERENSI

Arfan Ikhsan, Lubis. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat. Jakarta.

Вам также может понравиться