Вы находитесь на странице: 1из 3

Nama : Kadek Devi Ary Suta

NIM : P07124214022

Prodi : D IV Kebidanan

Remaja Putri yang Ingin Menggugurkan Kandungannya


Pagi hari datang seorang remaja putri bernama Aprilia. Remaja ini berumur 17 tahun
dan sedang mengandung berusia 6 minggu. Dia datang ke bidan untuk menggugurkan
kandungan remaja tersebut.

Remaja putri : Selamat pagi bu bidan

Bidan : Selamat pagi dik, silahkan duduk. Perkenalkan nama saya bidan Devi, adik
namanya siapa?

Remaja putri : Saya Aprilia bu

Bidan : Bagaimana kabarnya?

Remaja putri : Hmmm…

Bidan : Adik kenapa? Ada masalah? Coba ceritakan kepada saya, jangan khawatir
saya akan menjaga kerahasiaan adik

Remaja putri : Hmmm.. Tidak terlalu baik bu bidan

Bidan : Memang ada apa dik?

Remaja putri : Begini bu, saya datang kemari ingin minta tolong untuk menggugurkan
kandungan saya bu. Saya dan pacar saya tidak sengaja melakukan hal
tersebut. Saya takut sekali, ditambah lagi kami masih sekolah dan sebentar
lagi kami akan menghadapi ujian nasional

Bidan : Maaf dik, saya tidak bisa membantu untuk menggugurkan kandungannya
karena itu melanggar kode etik dalam profesi saya

Remaja putri : Tapi bu. Bagaimana dengan sekolah saya dan kedepannya? Saya takut
dikeluarkan dari sekolah dan orangtua saya akan malu

Bidan : Tenang saja dik jangan khawatir, adik harus berani bertanggung jawab atas
perbuatan yang adik lakukan. Saya sarankan adik untuk menceritakan hal ini
kepada keluarga agar bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Serta masalah
ujian nasional agar bisa dibicarakan baik-baik dengan pihak sekolah

Remaja putri : Tapi bu, pacar saya masih sekolah dan belum berpenghasilan
Bidan : Saya mengerti. Namun masalah penghasilan dan biaya hidup menurut saya
masih bisa diselesaikan tanpa harus dengan cara aborsi

Remaja putri : Bu bidan saya belum siap mental jika harus menjadi ibu di usia saya yang
masih remaja ini. Saya masih ingin merasakan indahnya masa-masa remaja
saya. Saya menyesal telah melakukan hal tersebut.

Bidan : Mohon maaf dik, bagaimana pun juga saya tidak bisa membantu
menggugurkan kandungan adik, lagipula resiko dari aborsi itu sendiri juga
sangat besar bagi adik maupun janin yang dikandung. Adik bisa mengalami
perdarahan, rahim bisa luka, trauma psikologis, sampai bisa-bisa janin gagal
di aborsi dan lahir dalam kondisi cacat

Remaja putri : Bu bidan, saya akan membayar berapa pun asal bu bidan mau mengaborsi
janin itu

Bidan : Sekali lagi maaf dik, saya tidak bisa mengaborsi bagaimanapun alasannya.
Karena itu akan melanggar kode etik profesi saya. Saya hanya bisa
membantu dengan memberikan konseling tentang bahayanya aborsi serta
memberikan panduan-panduan bagaimana menjadi seorang ibu

Remaja putri : Apa tidak ada cara lain bu bidan?

Bidan : Sebaiknya adik menerima kenyataan ini dengan lapang dada dan ikhlas serta
berusaha menjalani peran sebagai seorang calon ibu. Karena aborsi itu
memang berbahaya dan dilarang oleh hokum maupun medis tanpa adanya
alasan medis yang bisa membahayakan bagi kesehatan pasien

Remaja putri : Bu bidan saya takut

Bidan : Tenang dik saya akan berusaha membantu bagaimana menjadi seorang calon
ibu dan cara-cara merawat bayi. Dan untuk pacar adik beritahu dia untuk
bersama-sama bertanggung jawab atas perbuatan yang kalian lakukan

Remaja putri : Baik bu bidan, saya akan melakukan apa yang ibu bidan katakan

Bidan : Baguslah kalau begitu dik, apakah ada yang kurang jelas?

Remaja putri : Tidak bu

Bidan : Kalau begitu adik bisa mengulang apa yang telah saya katakana tadi?

Remaja putri : Pertama saya harus merawat bayi ini dengan baik, kedua beritahu masalah
ini dengan keluarga saya, ketiga untuk masalah ujian sekolah nanti
dibicarakan baik-baik dengan pihak sekolah, dan terakhir beritahu pacar
saya untuk bersama-sama menanggung resiko yang telah kami lakukan

Bidan : Benar sekali, adik sudah paham apa yang telah saya sampaikan
Remaja putri : Terima kasih bu bidan atas saran dan konselingnya. Saya akan berusaha
menjaga bayi saya ini dan tidak akan melakukan hal-hal yang buruk yang
bisa membahayakan saya dan janin saya lagi

Bidan : Iya sama-sama, semoga bermanfaat dan adik bisa tetap tegar dalam
menghadapi masalah ini. Nanti seminggu lagi adik bisa datang kemari atau
fasilitas kesehatan yang lain untuk memeriksa kandungannya adik. Atau
adik bisa menelpon saya dinomor ini ya dik

Remaja putri : Baiklah bu bidan, saya permisi pulang dulu

Bidan : Iya adik, hati-hati di jalan ya

Вам также может понравиться