Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dari kertiga definisi tersebut sebenarnya memiliki makna yang sama yaitu
perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat perantaranya.
Penjalaran ini biasanya terjadi pada benda padat. Konduksi terjadi dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Benda suhunya tinggi akan
melepaskan kalor, sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor.
Adapun sesuai dengan definisi yang ketiga, proses interaksi molekular adalah
molekul-molekul pada reservoir panas (tandon kalor) memiliki energi yang lebih
besar, yang kemudian dipindahkan melalui tumbukan kepada atom-atom pada
ujung batang logam yang bersinggungan. Atom-atom pada batang logam ini
kemudian mentransfer energi pada atom-atom di sebelahnya. Proses ini terus
berlanjut, hingga akhirnya energi kalor berpindah ke reservoir dingin, dan baru
berhenti setelah mencapai kesetimbangan termal.
T = C + (T0 − C)ekt
Sebelum dipanaskan atom dan elektron dari logam bergetar pada posisi
setimbang. Pada ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini atom dan elektron
bergetar dengan amplitudi yang makin membesar. Selanjutnya bertumbukan
dengan atom dan elektron disekitarnya dan memindahkan sebagian energinya.
Kejadian ini berlanjut hingga pada atom dan elektron di ujung logam yang satunya.
Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan elektron bebas.
Faktor yang Mempengaruhi
H = ∆Q = k.A.∆T H=Q
∆t d atau l t
Ketika kita menginjak ubin atau keramik, kalor mengalir dari kaki menuju
ubin atau keramik. Karena ubin merupakan penghantar kalor yang baik maka panas
yang mengalir dari kaki kita tidak tertahan di permukaan ubin. Kalor mengalir
dengan lancar sehingga kaki kita terasa dingin.
Kalau kita tidur di atas ubin (tanpa alas), kita bisa sakit. Sebenarnya hal itu
disebabkan karena banyak kalor atau panas dari tubuh yang mengalir menuju ubin.
Kalor adalah energi yang berpindah. Ketika tubuh kehilangan banyak kalor,
maka energi dalam tubuh berkurang. Hal ini yang membuat cepat sakit.
2. Penggunaan jendela dan pintu
Pada malam hari, suhu udara di luar rumah lebih rendah daripada suhu udara
dalam rumah. Adanya perbedaan suhu udara ini bisa menyebabkan kalor mengalir
keluar rumah sehingga biasanya pada malam hari kita menutup pintu atau jendela.
Salah satu fungsi jendela atau pintu adalah menahan kalor agar tidak keluar rumah.
Biasanya pintu atau jendela terbuat dari kayu. Konduktivitas termal kayu cukup
kecil sehingga bisa berperan sebagai isolator. Fungsi lain dari jendela atau pintu
adalah menahan udara. Udara yang terperangkap pada sisi dalam jendela atau pintu
berfungsi sebagai isolator yang baik (penghambat kalor yang hendak keluar).
Konduktivitas termal udara sangat kecil. Semakin kecil konduktivitas termal suatu
benda, semakin sulit kalor berpindah melalui benda tersebut.
Pada malam hari yang dingin sebaiknya jangan suka buka pintu atau jendela
kamar. Kalor dengan mengalir dari benda (atau tempat) yang bersuhu tinggi menuju
benda (atau tempat) yang bersuhu rendah. Semakin banyak kalor yang keluar dari
dalam rumah atau kamar, suhu udara dalam kamar menjadi rendah. Karena terdapat
perbedaan suhu antara udara dalam kamar dengan tubuhmu, maka kalor akan kabur
dari dalam tubuhmu menuju udara. Semakin banyak kalor yang kabur, semakin
banyak energi yang terbuang percuma.
3. Pakaian
Pakaian juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita agar tetap stabil.
Pakaian yang kita gunakan biasanya disesuaikan dengan suhu udara. Ketika suhu
udara cukup rendah, pakaian yang kita gunakan lebih tebal. Selimut atau pakaian
yang tebal membuat udara tidak bisa bergerak dengan lancar. Udara terperangkap
di antara kulit dan jaket/selimut. Karena terdapat perbedaan suhu antara tubuh kita
dan udara yang terperangkap, maka kalor mengalir dari tubuh menuju udara
tersebut. Karena mendapat sumbangan kalor dari tubuh, suhu udara yang
terperangkap meningkat (udara menjadi lebih hangat). Nilai konduktivitas termal
(kemampuan menghantar kalor) udara sangat kecil. Karenanya, kalor tidak bisa
keluar dari tubuh. Suhu tubuh kita pun tetap terjaga. Apabila kita tidak
menggunakan jaket pada saat udara cukup dingin, kalor bisa keluar dari tubuh kita.
Semakin banyak kalor yang keluar maka tubuh bisa kehilangan banyak energi.
KONVEKSI
1. PERPINDAHAN KALOR SECARA KONVEKSI
Perpindahan kalor secara konveksi umumnya berlangsung pada zat cair dan
gas. Proses perpindahan kalor diikuti oleh perpindahan partikel – partikel
perantaranya. Perpindahan kalor secara konveksi sebenarnya merupakan proses
perpindahan energi gabungan antara konduksi panas , gerakan pencampuran dan
proses penyimpanan energi.
Jadi dalam proses konveksi terjadi aliran energi dalam bentuk kalor dan
aliran materi fluida. Energi yang diterima fluida disimpan oleh partikel – pertikel
fluida tersebut sehingga konveksi dapat di definisikan sebagai perpindahan kalor
dari sebagian fluida ke bagian fluida yang lain yang diikuti oleh pergerakan fluida
tersebut.
2. Jenis-Jenis Konveksi
a. Konveksi Alami.
b. Konveksi Paksa.
Yaitu proses Perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan
perpindahan partikel – partikel zat tersebut akibat suatu paksaan terhadap partikel
bersuhu tinggi tersebut.
RADIASI
1.Pengertian Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber
radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita,
contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave
oven), komputer, dan lain-lain.Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik
atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa
dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi
tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan
handphone.
Selain berpindah dari tempat yang memiliki suhu lebih tinggi menuju
tempat yang memiliki suhu lebih rendah dengan cara konduksi dan konveksi, kalor
juga bisa berpindah tempat dengan cara radiasi. Bedanya, perpindahan kalor dengan
cara konduksi dan konveksi membutuhkan medium. Sebaliknya, perpindahan kalor
dengan cara radiasi tidak membutuhkan medium.
Salah satu contoh perpindahan kalor dengan cara radiasi adalah perpindahan
kalor dari matahari menuju bumi. Matahari memiliki suhu lebih tinggi (sekitar 6000
K), sedangkan bumi memiliki suhu yang lebih rendah. Karena terdapat perbedaan
suhu antara matahari dan bumi, maka secara otomatis kalor mengungsi dari
matahari (suhu lebih tinggi) menuju bumi (suhu lebih rendah). Seandainya
perpindahan kalor dari matahari menuju bumi memerlukan perantara alias medium,
maka kalor tidak mungkin tiba di bumi. Persoalannya si kalor harus melewati ruang
hampa (atau hampir hampa alias kosong melompong). Jika tidak ada sumbangan
kalor dari matahari, maka kehidupan di bumi tidak akan pernah ada. Ingat ya, kalor
tuh energi yang berpindah. Kehidupan kita di planet bumi sangat bergantung pada
energi yang disumbangkan oleh matahari. Nah, energi bisa berpindah dari matahari
ke bumi dalam bentuk kalor alias panas.
2. Jenis Radiasi
a. Radiasi Pengion
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek
ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di
sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion antara
lain adalah gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio
dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan
transmisi seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan energi dalam
bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang
dipancarkan matahari).
Satuan radiasi ada beberapa macam. Satuan radiasi ini tergantung pada
kriteria penggunaannya, yaitu :
1 Gy = 100 Rad
1 R = 0,00869 Gy
Berdasarkan perhitungan