Вы находитесь на странице: 1из 8

“RUMAH PANCASILA; UPAYA PENDIDIKAN

KARAKTER MEMPERKUAT REVOLUSI


MENTAL DI SEKOLAH”
Oleh : Flora Astyna Puri Tarigan S.Pd1
Guru SD. Negeri Percobaan Medan
Nomor Peserta 02

1. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia. Untuk meraih


derajat manusia seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses
pendidikan. Pendidikan harus dapat menghasilkan insan-insan yang memiliki
karakter mulia, di samping memiliki kemampuan akademik dan keterampilan
yang memadai. Salah satu cara untuk mewujudkan manusia yang berkarakter
adalah dengan mengintegrasikan pendidikan pancasila dalam kehidupan
sehari-hari

Pembahasan mengenai pendidikan atau pendidikan yang berbasis


pada pengimplementasian nilai-nilai Pancasila menjadi wacana yang ramai
dibicarakan di dunia pendidikan maupun di kalangan masyarakat umumnya.
Kebutuhan akan pendidikan yang dapat melahirkan manusia Indonesia sangat
perlu dirasakan karena degradasi moral yang terus menerus terjadi pada
generasi bangsa ini dan nyaris membawa bangsa ini pada kehancuran.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional pada Pasal 3 menyebutkan bahwa :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”i

ii
Pasal 3 UU No 23 Tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional.

1
Fungsi pendidikan nasional tersebut tidak hanya bertujuan untuk
mengembangkan aspek-aspek kognitif saja, namun hal terpenting yakni
terwujudnya kemampuan dan pembentukan watak serta manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Semua aspek ini sama dengan yang diharapkan
oleh tujuan pendidikan nasional di Indonesia yaitu, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Kesuma menyatakan tujuan pendidikan berbasis karakter adalah:

Pendidikan karakter mempersyaratkan adanya pendidikan moral dan


pendidikan nilai, pendidikan moral menjadi agenda utama pendidikan
karakter sebab pada gilirannya seorang yang berkarakter adalah
seorang individu yang mampu mengambil keputusan dan bertindak
secara bebas dalam rangka kehidupan pribadi maupun komunitas
yang semakin mengukuhkan keberadaan dirinya sebagai manusia
yang bermoral prinsip-prinsip pendidikanii
Pada intinya pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter
seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Keberhasilan pendidikan tidak hanya dilihat pada faktor intelektual saja,
tetapi keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari proses pembentukan karakter
dan budi pekerti peserta didik. Pendidikan yang dapat menciptakan karakter
yang baik merupakan suatu keharusan yang harus dilaksanakan oleh seluruh
komponen yang terkait dalam dunia pendidikan, mulai dari pemerintah baik
daerah maupun pusat, kepala sekolah, guru, orangtua, dan lainnya.

ii
Kesuma, Dharma dkk. 2012. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
Bandung: Remaja Rosdakarya

2
Maka, dapat dikatakan pendidikan karakter menjadi salah satu faktor
penting dalam menguatkan implementasi revolusi mental di sekolah, melalui
pendidikan karakter akan terbentuk rasa saling mengerti di tengah masyarakat
yang semakin menjauhkan pengaruh tindakan-tindakan negative dari dalam
diri generasi muda.
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, fungsi pendidikan
karakter sangat penting dalam membangun cara pandang generasi muda calon
pemimpin bangsa dan masyarakat dalam suatu negara. Lembaga pendidikan
juga merupakan agen transfer kesadaran dan ilmu pengetahuan. Maka sangat
penting diperhatikan, hasil dari karya ilmiah ini sebagai antisipasi terhadap
kecenderungan masuknya unsur-unsur pandangan radikal ke dalam
keseluruhan tubuh masyarakat dan negara.
Mengimplementasikan revolusi mental di sekolah dapat dilakukan
dengan meningkatkan kualitas, kuantitas, dan keterlibatan semua pihak dalam
mendorong kegiatan positif di sekolah dan menanamkan nilai-nilai
nasionalisme dalam diri siswa/siswi.
Rasa nasionalisme merupakan rasa cinta dan rasa memiliki bangsa
sendiri. Rasa ini timbul apabila kita benar-benar menghayati
pentingnya peran kita sebagai pondasi bangsa. Pondasi yang kuat
menopang guncangan yang terjadi akibat pengaruh-pengaruh yang
ditimbulkan orang-orang tidak bertanggung jawab dan berpikiran
sempit yang ingin merusak persatuan dan keharmonisan bangsa
Indonesia apalagi ingin memisahkan diri dari Indonesia. iii

Penanaman nilai-nilai nasionalisme menjadi salah satu upaya yang


tepat dalam pendidikan karakter untuk memperkuat implementasi revolusi
mental di sekolah. salah satu wujud yang dapat dilakukan di sekolah adalah
program rumah pancasila. Rumah Pancasila merupakan salah satu program
yang bertujuan untuk meningkatkan karakter siswa melalui
pengimplementasian nilai-nilai pancasila dalam diri rakyat Indonesia
sehingga memupuk kembali rasa nasionalisme. Berdasarkan permasalahan
inilah, penulis memandang perlu untuk menulis tentang keterkaitan antara
pendidikan karakter melalui penanaman rasa nasionalisme dengan upaya
memperkuat implementasi revolusi mental di sekolah, dengan mengambil

iii
Yosairah Indarherawati

3
judul “Rumah Pancasila; Upaya Pendidikan Karakter Memperkuat
Revolusi Mental di Sekolah”

1. RUMUSAN MASALAH
A. Apakah yang dimaksud dengan Revolusi Mental di Sekolah ?
B. Apakah rumah pancasila mampu memperkuat implementasi revolusi
mental di sekolah ?
2. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk:

A. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Revolusi mental di sekolah.


B. Mengetahui apakah Rumah Pancasila mampu memperkuat
implementasi revolusi mental di sekolah.

3. PEMBAHASAN

A. Pengertian Rumah Pancasila

Istilah Rumah Pancasila merupakan gabungan dari Rumah dan


Pancasila. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan bahwa;

Rumah berarti bangunan untuk tempat tinggal seperti gedung.


Sedangkan Pancasila adalah dasar negara serta falsafah bangsa negara
Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila yaitu yaitu (1)
Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab,
(3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan (5) Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.iv

Maka, berdasarkan pengertian di atas Rumah Pancasila dapat diartikan


sebagai suatu bangunan atau gedung untuk mempelajari dan
mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Rumah Pancasila merupakan suatu program untuk menjawab kebutuhan
masyarakat pada umumnya dan generasi muda khususnya akan menipisnya
rasa kepedulian dan merasa bertanggung jawab terhadap langgengnya
kebhinekaan di Indonesia. Itu semua dapat dirawat dengan terus menerus
mengingatkan kepada segala lapisan masyarakat akan dasar ideologi
Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan falsafah dan dasar negara,

iv
Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2012, hal.105

4
disitulah terangkum seluruh jiwa bangsa Indonesia dari segala dimensi untuk
meningkatkan rasa cinta dan rasa memiliki bangsa sendiri.

Rasa nasionalisme akan timbul apabila kita benar-benar menghayati


pentingnya peran kita sebagai pondasi bangsa. Pondasi yang kuat menopang
guncangan yang terjadi akibat pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan orang-
orang tidak bertanggung jawab dan berpikiran sempit yang ingin merusak
persatuan dan keharmonisan bangsa Indonesia.

B. Program Rumah Pancasila di Sekolah


Program National and Traditional Song, program ini berupa kegiatan
menyanyikan lagu nasional setiap pagi sebelum pelajaran dimulai dan
menyanyikan lagu tradisional ketika mengakhiri pembelajaran setiap harinya.
Tujuan program ini selain untuk menanamkan rasa nasionalisme dalam diri
siswa/siswi juga sebagai wujud untuk menghargai perbedaan suku, agama
dan ras. Setiap harinya siswa/siswi menyanyikan lagu daerah secara
bergantian dari daerah yang berbeda dan tidak diperkenankan menyanyikan
lagu dari daerah yang sama selama berturut-turut. Hal ini menghindari
munculnya rasa egoisme salah satu siswa/siswi yang berasal dari daerah lagu
itu berasal. Program ini juga sebagai wujud nyata untuk menjaga rasa
persatuan dan kesatuan yang dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat
karakter siswa. Sebagaimana kita sadari bahwa dalam kehidupan
bermasyarakat pasti terdapat keberagaman atau kemajemukan, terlebih dalam
sebuah negara yang terdiri dari bermacam ragam suku bangsa dan daerah
seperti negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, menjaga persatuan dan
kesatuan tersebut sangat perlu dilakukan untuk menjaga karakter siswa.
Program kerja yang dirancang dalam Rumah Pancasila ini berperan
besar dalam memperkuat implementasi revolusi mental di sekolah. Melalui
program Rumah Pancasila, siswa/siswi diajak untuk meningkatkan rasa
nasionalisme dan lebih mencintai negara Republik Indonesia dan inilah salah
satu tujuan dalam program implemtasi revolusi mental. Maka dari itu Rumah
Pancasila merupakan suatu program yang tepat diterapkan dalam dunia
pendidikan untuk mewujudkan revolusi mental di sekolah. karena program

5
ini tidak hanya mempelajari nasionalisme tetapi juga membelajarkan rasa
nasionalisme sebagai perwujudtan pendidikan karakter.

5. PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Negara Indonesia sebagai negara yang terdiri dari bermacam suku
bangsa, agama dan ras yang berbeda-beda tentu saja hal ini membuka
peluang terjadinya gerakan perpecahan. maka sangat diperlukan suatu
program dalam dunia pendidikan yang mampu mengembalikan rasa
nasionalisme masyarakat untuk mencintai negara republik Indonesia
secara utuh.
2. Rasa Nasionalisme sangat dibutuhkan dalam merwujudkan revolusi
mental di sekolah, karena hanya dengan rasa nasionalisme yang kuat
maka siswa/siswi mampu melakukan tindakan yang baik.
3. Rumah pancasila merupakan suatu program yang dirancang untuk
meningkatkan rasa nasionalisme melalui penanaman langsung nilai-
nilai pancasila dalam praktiknya sehingga dapat mewujudkan revolusi
mental di sekolah.

B. Saran
1. Untuk mewujudkan revolusi mental di sekolah perlu adanya kerjasama
yang baik antara pihak sekolah dan keluarga hal ini merupakan
tanggung jawab kita bersama agar generasi muda Indonesia memiliki
karakter yang baik.

2. Setiap warga negara diwajibkan mencintai negara republik Indonesia


dan harus menanamkan sifat menghargai sesama warga negara, dengan
rasa cinta tanah air yang kuat serta saling menghargai maka Indonesia
akan menjadi negara yang aman dan sejaterah.

3. Kita harus mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan agar kita tidak
mudah dipecah belah, karena persatuan bukan berarti kita sama,
perbedaan bukan berarti kita pecah.

6
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : FLORA ASTYNA PURI TARIGAN


TEMPAT/T. LAHIR : MEDAN, 05 FEBRUARI 1990
ALAMAT :JALAN SETIA BUDI Gg. RAMBUTAN 1 NO.
20 TANJUNG SARI PASAR 1 MEDAN.
ASAL SEKOLAH : SD. NEGERI PERCOBAAN MEDAN
ALAMAT : JL. SEI PETANI NO. 19 MEDAN
TELEPON : 0813 7092 0585

Dengan surat ini menyatakan bahwa benar artikel (Karya Tulis) yang saya
buat ini adalah buah pikiran saya sendiri dan tidak mengambil karya milik
orang lain.
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dan dapat digunakan dengan
semestinya.

Medan, 24 Novermber 2017

7
Penulis

FLORA ASTYNA PURI TARIGAN, S.Pd

Вам также может понравиться