15

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Hipospadia adalah kelainan kongenital dimana meatus uretra eksterna

terletak di ventral penis dan lebih ke proksimal dari tempat normalnya (ujung

gland penis). Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang terjado pada setiap

300 kelahiran anak laki-laki. Tipe glandular dan subscoronal merupakan tipe

hipospadia yang sering terjadi.

Penyebab hipospadia terjadi karena maskulinisasi inkomplit dari genitalia,

karena involusi yang prematur dari sel interstisial testis. Gangguan stimulasi

androgen juga merupakan salah satu faktor terjadinya hipospadia karena defisiensi

produk androgen yang berasal dari testis dan plasenta, kegagalan enzim 5 alfa

reduktase untuk mengubah testosteron menjadi dehidrotestosteron, atau karena

defisiensi reseptor androgen dipenisr. Klasifikasi hipospadi dapat dibedakan

berdasarkan letak dibagi atas tipe anterior, middle shaft dan tipe posterior.

Hipospadia biasanya diikuti oleh kelainan anomali lainnya seperti kriptokismus,

gangguan perkembangan seksual, dan persisten utrikulus prostat sehingga

diperlukan beberapa tindakan evaluasi sebelum dilakukan operasi seperti

pemeriksaan kariotyping. Diagnosis dari hipospadia ditegakkan berdasarkan

anamnesis adan pemeriksaan fisik dimana didapatkan pasien datang dengan

keluhan tidak bisa mengkontrol pancaran urin saat miksi dan biasanya terdapat

perubahan pola miksi seperti berjongkok, tipisnya preputium ventral dan letak

muara uretra eksterna yang terletak di proksimal ventral dari penis. Tatalaksana
yang dilakukan untuk memperbaiki kurvutura pada bagian ventral penis,

rekontruksi meatus uretra eksterna dan kulit pada ventral penis yang biasa

mengalami penipisan (defisien). Setelah tatalaksana diperlukan observasi lanjut

untuk mencegah terjadinya komplikasi yang ada seperti perdarahan, infeksi,

fistula, striktur dan divertikula.

3.2 Saran

Perlunya pengetahuan menganai bagaimana cara mendiagnosis dini dan

anjuiran tatalaksana pada pasien dengan hipospadia.

16