Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta meningkatnya
responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,
yaitu: penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan
strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif
dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan
dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimasi sistem
rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan
intervensi berbasis risiko kesehatan. Pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya
itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.
Percepatan pembangunan kesehatan untuk mencapai Indonesia Sehat
dilakukan dengan melakukan penguatan subsistem-subsistem dari SKN. Dengan
diterapkannya pendekatan keluarga, maka penguatan subsistem upaya kesehatan,
subsistem pembiayaan kesehatan, dan subsistem pemberdayaan masyarakat menjadi
penting untuk dilakukan.
Penguatan subsistem upaya kesehatan dilakukan dengan menciptakan
keseimbangan pelaksanaan UKP dan UKM melalui pengutamaan kegiatan promotif
dan preventif. Puskesmas harus dikondisikan tidak terfokus hanya melaksanakan
UKP, melainkan juga UKM secara seimbang. Sasaran upaya kesehatan harus
ditegaskan bukan sekedar individu/perorangan, melainkan juga keluarga, kelompok,
dan masyarakat. Setiap program kesehatan hendaknya mengarahkan kegiatannya
kepada keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat). Puskesmas
bertanggung jawab atas satu wilayah administrasi pemerintahan, yakni kecamatan
atau bagian dari kecamatan. Di setiap kecamatan harus terdapat minimal satu
Puskesmas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan perannya
sebagai penanggung jawab wilayah, Puskesmas memiliki dua upaya yang harus
dilaksanakan secara seimbang, yakni UKP dengan pendekatan JKN dan Penguatan
Pelayanan Kesehatan, serta UKM dengan pendekatan Pemberdayaan Keluarga,
Pemberdayaan Masyarakat, dan Pembangunan Berwawasan Kesehatan. Kedua upaya
2
tersebut secara sinergis akan menuju kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat di
wilayah kerja Puskesmas. Begitu juga dengan Puskesmas Ibuh yang berusaha
mewujudkan keluarga-keluarga sehat di wilayah kerjanya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function ) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat dalam
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan agar
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Tugas- tugas
keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarganya.
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.
5
Pemberdayaan masyarakat desa dan kelurahan yang dilakukan di wilayah kerjanya,
Puskesmas akan lebih cepat mencapai Kecamatan Sehat.
Puskesmas melaksanakan pemberdayaan keluarga dan pemberdayaan
masyarakat melalui pengembangan serta pembinaan desa dan kelurahan.
Pemberdayaan keluarga akan menghasilkan keluarga-keluarga sehat yang diukur
dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS), sedangkan pemberdayaan masyarakat desa
dan kelurahan akan menghasilkan peran serta masyarakat berupa UKBM seperti
Posyandu, Posbindu, Polindes, Pos UKK, dan lain-lain.
Kegiatan Puskesmas dalam pelaksanaan pembangunan wilayah
berwawasan kesehatan akan menghasilkan tatanan-tatanan sehat, seperti sekolah
sehat, pasar sehat, kantor sehat, masjid dan mushola sehat, dan lain-lain yang diukur
dengan Indikator Tatanan Sehat (ITS),dan masyarakat sehat yang diukur dengan
Indikator Masyarakat Sehat (IMS).
Kesemua upaya Puskesmas tersebut akhirnya akan bermuara pada
terciptanya Kecamatan Sehat, seperti pada skema gambar 2.1
6
Gambar 2.2. Pendekatan Siklus Hidup Untuk Mencapai Keluarga
Sehat
7
2.2 Pelaksanaan Pendekatan Keluarga
Satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak)
sebagaimana dinyatakan dalam kartu keluarga. Keluarga yang terdapat kakek dan
atau nenek atau individu lain dalam satu rumah tangga, maka rumah tangga tersebut
dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Suatu keluarga dinyatakan sehat atau tidak
digunakan beberapa penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program
Indonesia Sehat telah disepakati adanya dua belas indikator utama (12 indikator
utama) untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator
utama tersebut adalah sebagai berikut :
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapat pemantauan pertumbuhan
6. Penderita Tuberkulosis mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
8
sehat). Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik
individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi
individu yang bersangkutan, seperti mengidap penyakit (hipertensi,
tuberkulosis, dan gangguan jiwa) dan perilakunya (merokok, ikut KB,
memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif,
dan lain-lain).
2. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer,
leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga
sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya, misalnya : Flyer tentang
kehamilan dan persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer
tentang pertumbuhan balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer
tentang hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain.
9
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-
forum berikut.
1. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group
discussion (FGD) melalui Dasawisma dari PKK.
3. Kesempatan konseling di UKBM-UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK,
dan lain-lain).
4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug
desa, selapanan, dan lain-lain.
10
terakhir cenderung meningkat, yaitu dari 25,5% pada tahun 2007 menjadi 34,3% pada
tahun 2013. Ada sepertiga jumlah bayi balita yang tidak terpantau, jika kita hanya
mengandalkan Posyandu. Oleh karena itu, mereka yang tidak datang ke Posyandu
harus dikunjungi ke rumahnya. Pendekatan keluarga mutlak harus dilakukan bila kita
ingin deteksi dini stunting terlaksana dengan baik.
11
BAB III
ANALISIS SITUASI
3.1 Geografis
Puskesmas Ibuh berada di Kecamatan Payakumbuh Barat dengan keadaan daerah
adalah daratan dengan sarana perhubungan dan transportasi lancar, dapat ditempuh
dengan kendaraan roda dua maupun roda empat sehingga sangat menunjang
upayapelayanan kesehatan masyarakat dengan batas-batas wilayah :
Sebelah utara : Kec. Payakumbuh Utara
Sebelah selatan : Kec. Payakumbuh Selatan
Sebelah barat : Wilayah Kerja Puskesmas Parit Rantang dan Puskesmas
Payolansek
Sebelah timur : Kec. Payakumbuh Timur
Pada tahun 2016 terjadi penggabungan wilayah Kelurahan yang mana wilayah
Puskesmas Ibuh awalnya memiliki 8 (delapan) kelurahan sekarang menjadi 6 (enam)
kelurahan. Luas wilayah Kerja Puskesmas Ibuh adalah 4,47 Km2.
12
3.2 Demografi
Jumlah penduduk tahun 2016 adalah 20.810 jiwa dengan jumlah KK sebanyak
4646 KK.
13
6. Poskeskel Nunang
7. Poskeskel Labuah Basilang
8. Poskeskel Ibuh
14
7 SMP 1 1:20.810
SMA 3 3:6.936
S1 Akuntansi 1 1:20.810
II. Puskesmas Pembantu
(PUSTU)
Akbid 1 1:20.810
III. Poskeskel
Bidan (Akbid) 10 1:2.081
IV. Klinik Pasar Sehat 1 1:20.810
V. Perawat (akper) Sukarela 2 1:10.405
VI. Bidan (Akbid) Sukarela 5 1:4.162
Jumlah 52
15
3.8 Situasi dan Upaya Kesehatan
3.8.1 Pelayanan Kesehatan Dasar
Pelayanan Kesehatan dasar di Puskesmas Ibuh mencakup pemeriksaan :
3.8.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan KB
Tabel 3.3 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1/K4 di wilayah kerja Puskesmas Ibuh tahun
2016
No Kelurahan Ibu Hamil
Jumlah K1 K4
Jml % Jml %
1 Ibuh 108 108 100 103 95.4
2 Tanjung 75 75 100 73 97.3
Pauh
3 Labuh 52 50 96.2 43 82.7
Basilang
4 Nunang Daya 96 91 94.8 88 91.7
Bangun
5 Tanjung 96 92 95.8 87 90.6
Gadang
Sungai
Pinago
6 Padang 75 72 96 67 89.3
Tangah Balai
Nan Duo
Jumlah (KAB/ KOTA) 502 488 97.2 461 91.8
Persalinan sudah ditangani oleh petugas kesehatan (89,6%) dan tidak ada dukun
bayi yang aktif di wilayah kerja Puskesmas Ibuh. Kegiatan persalinan telah didukung
penuh dengan pendanaan JKN. Kegiatan yang berjalan di Puskesmas Ibuh antara lain :
kegiatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED), peningkatan
kapasitas manajemen tenaga kesehatan terutama tenaga bidan dalam Asuhan Persalinan
Normal, Manajemen Asfiksia, Manajemen BBLR, Pelatihan PONED, selain itu Bidan
poskeskel proaktif dalam pelayanan kesehatan di kelurahan masing-masing.
16
Tabel 3.4 Cakupan Kunjungan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ibuh pada tahun 2016
Ibu Bersalin
No Kelurahan Kelurahan Persalinan ditolong Nakes
Jumlah %
1 Ibuh 103 94 91.3
2 Tanjung Pauh 72 72 100
3 Labuh Basilang 49 39 79.6
4 Nunang Daya Bangun 91 76 83.5
5 Tanjung Gadang Sungai 92 84 91.3
6 Pinago 73 65 89
7 Padang Tangah
8 Balai Nan Duo
Jumlah 480 430 89.6
Dari tabel persalinan oleh tenaga kesehatan di Wilayah kerja Puskesmas Ibuh belum
mencapai target (95%).
Tabel 3.5 Kunjungan Neonatus 1 (KN1) dan (KN Lengkap) di Wilayah kerja Puskesmas
Ibuh pada tahun 2016
No Kelurahan Jumlah KN 1 KN 3
Bayi Jml % Jml %
1 Ibuh 97 97 100 97 100
2 Tanjung Pauh 71 71 100 71 100
3 Labuh Basilang 39 39 100 39 100
4 Nunang Daya Bangun 77 77 100 77 100
5 Tanjung Gadang 84 84 100 84 100
6 Sungai Pinago 64 64 100 64 100
Padang Tangah Balai
Nan Duo
Jumlah 432 432 100 432 100
17
Tabel 3.6 Cakupan Kunjungan Bayi dan Balita di Wilayah kerja Puskesmas Ibuh pada
tahun 2016
No Kelurahan Kunjungan Bayi Kunjungan Balita
Absolut % Absolut %
1 Ibuh 105 101.9 364 97.3
2 Tanjung Pauh 70 98.6 253 95.8
3 Labuh Basilang 47 102.2 157 86.3
4 Nunang Daya Bangun 89 98.9 279 82.8
5 Tanjung Gadang Sungai 82 90.1 282 84.4
6 Pinago 68 94.4 243 90.0
Padang Tangah Balai Nan
Duo
Jumlah 461 97.5 1578 89.6
18
BAB IV
PEMBAHASAN
19
Gambar 4.1 Grafik Indeks Keluarga Sehat RW 001 Kelurahan Ibuh
2 Kemungkinan Intervensi
a. Nilai 1 = Tidak mudah
b. Nilai 2 = Kurang mudah
20
c. Nilai 3 = Cukup mudah
d. Nilai 4 = Mudah
e. Nilai 5 = Sangat mudah
3 Biaya
a. Nilai 1 = Sangat mahal
b. Nilai 2 = Mahal
c. Nilai 3 = Cukup mahal
d. Nilai 4 = Murah
e. Nilai 5 = Sangat murah
21
Keterangan
1. Keluarga mengikuti program KB
a. Urgensi (3 : cukup penting)
Tujuan dari program KB adalah untuk menekan besarnya angka kehamilan
risiko tinggi yang meliputi 4T yaitu : terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu
sering yang implikasinya tentu terhadap kematian ibu dan neonatus. Berdasarkan
Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2016, target angka kematian ibu
(AKI) adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) 12
per 1.000 kelahiran hidup. Sepanjang Januari-September tahun 2017, tidak terdapat
kematian Ibu dan janin di wilayah kerja Puskesmas Ibuh. Dengan mempertimbangkan
capaian keluarga yang mengikuti program KB dibawah 50% (berada dalam indikator
merah berdasarkan IKS) serta AKI dan AKN maka masalah ini dianggap kurang
penting.
b. Intervensi (2 : kurang mudah)
Kemudahan intervensi tergantung kepada tenaga kesehatan dan karakteristik
masyarakat. Kualitas masyarakat, termasuk dalam hal inteligensi dapat diukur dengan
menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Meskipun IPM Kelurahan Ibuh
tidak dapat diketahui secara pasti berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada
tahun 2015, IPM Kota Payakumbuh mencapai 77.42 % (derajat tinggi). Penyuluhan
dengan menggunakan leaflet dan orasi biasa yang telah dilakukan pemerintah melalui
media massa seperti televisi ataupun yang sudah dilaksanakan di puskesmas atau pun
kader ternyata tidak banyak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap akseptor
KB terbukti dengan IKS indikator KB kurang dari 50%. Adanya paham-paham tertentu
pada masyarakat khususnya di kelurahan Ibuh mungkin memberikan kontribusi dalam
hal sulitnya intervensi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi yang lebih menarik.
Oleh karena itu, masalah ini kurang mudah untuk diintervensi.
c. Biaya (1 : sangat mahal)
Kesulitan dalam melakukan intervensi mendorong untuk dilaksanakan suatu
strategi yang lebih menarik ketimbang leaflet dan orasi biasa. Dibutuhkan langkah
inovatif seperti melibatkan dokter spesialis dan ahli agama dalam hal ini tentunya sangat
mahal.
22
d. Mutu (2 : rendah)
AKI dan AKB yang tidak tinggi di Kelurahan Ibuh, intervensi yang dilakukan
terhadap hal ini tidak akan terlalu berpengaruh terhadap derajat kesehatan.
Tabel 4.3 Prevalensi Penyakit Anak yang Bisa Dicegah Dengan Imunisasi di Ibuh Januari-
September 2017
No Penyakit Jumlah CFR
1 Tb Anak 11 0
2 Pneumonia 8 0
3 Difteri 0 0
4 Tetanus 0 0
5 Gastroenteritis akut 201 0
6 Campak 4 0
23
dan ahli keagamaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
imunisasi.
d. Mutu (4 : Tinggi)
Penyakit-penyakit yang tersebut di atas merupakan penyakit yang hanya dapat
dicegah dengan imunisasi. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan imunisasi,
maka prevalensi penyakit tersebut akan berkurang.
24
4. Penderita Hipertensi yang Melakukan Pengobatan yang Teratur
a. Urgensi (4 : penting)
Prevalensi penderita hipertensi di Kelurahan Ibuh tidak diketahui secara pasti,
tetapi prevalensi penderita hipertensi pada wilayah kerja Puskesmas Ibuh sepanjang
Januari-September 2017 adalah 433 orang (3 % dari seluruh total populasi dewasa).
Proporsi penderita hipertensi pada Kota Payakumbuh secara keseluruhan pada tahun
2015 adalah 6.87%. Case Fatality Rate (CFR) yang murni hipertensi (diluar PJK dan
stroke) adalah 2%. Jika digabungkan dengan kasus PJK dan stroke, CFR meningkat
menjadi 4%.
Hipertensi dikenal berhubungan erat dengan kejadian penyakit jantung koroner
(PJK) dan gagal jantung. Enam puluh satu kolaborasi studi prospektif menunjukkan
hubungan linear yang erat antara risiko penyakit jantung koroner dengan tekanan darah
sistolik dan diastolik. Setiap kenaikan 20 mmHg tekanan sistolik (dalam rentang 115-
180 mmHg), risiko PJK meningkat sebanyak dua kali. Sebanyak 20% dari penderita
hipertensi diatas usia 40 tahun (laki-laki dan wanita) akan berkembang menjadi gagal
jantung. Sebanyak 90% insiden gagal jantung pada responden Framingham Heart Study
adalah penderita hipertensi. Sebanyak 60% penderita stroke memiliki riwayat penyakit
hipertensi dengan sekitar 78% nya merupakan hipertensi tidak terkontrol. Hipertensi
merupakan faktor risiko utama dari stroke dengan risiko stroke 4 kali pada usia 40-50
tahun dan 2 kali pada usia 70-80 tahun.
Hipertensi yang terkontrol akan menurunkan prevalensi penyakit jantung
koroner 20-25%, gagal jantung sampai 50%, dan stroke sebanyak 35-40%. Penelitian
lain yang menganalisis data menunjukkan berkurangnya risiko penyakit jantung koroner
sebanyak 20-35% dan risiko stroke sebanyak 28-44% pada penderita hipertensi
terkontrol.
b. Intervensi (4 : mudah)
Hipertensi dan komplikasinya telah menjadi momok yang menakutkan di tengah
masyarakat sehingga kebanyakan masyarakat mencari berbagai upaya terapi. Pemberian
pendidikan kesehatan terkait hipertensi dengan memanfaatkan media promosi berupa
leaflet, video kesehatan, banner atau spanduk yang informatif ; meningkatkan fungsi
dan guna posbindu dan menciptakan suasana sadar hipertensi pada peserta prolanis yang
sudah berjalan akan dapat meningkatkan nilai kontrol hipertensi.
25
c. Biaya (4 : murah)
Pembuatan media promosi kesehatan yang lebih informatif seperti leaflet, video
kesehatan, banner atau spanduk yang informatif serta mengefektif-efisienkan fungsi
posbindu dan klub prolanis tentu tidak akan memakan biaya yang besar.
d. Mutu (4 : tinggi)
Seperti yang sudah disebutkan diatas, dengan meningkatkan kontrol hipertensi
akan menurunkan risiko prevalensi penyakit jantung koroner 20-25%, gagal jantung
sampai 50%, dan stroke sebanyak 35-40%.
26
6. Keluarga Telah Menjadi Anggota JKN
a. Urgensi (2 : kurang penting)
Keberadaan jaminan kesehatan yang bersifat universal coverageditujukan untuk
meningkatkan dan memeratakan aksestabilitas masyarakat terhadap layanan kesehatan
yang ada. Tingkat aksestabilitas masyarakat kota payakumbuh sudah tinggi dilihat dari
IPM yang mencapai angka 77.42%.
b. Intervensi (1: tidak mudah untuk dilakukan)
Promosi kesehatan terkait dengan JKN telah gencar dilakukan pemerintah sejak
tahun 2014 melalui media massa sehingga dengan IPM yang tinggi dapat diartikan
seluruh warga Payakumbuh tahu dan mengetahui informasi terkait kebijakan
pemerintah ini. Tetapi karena masalah ketidakikutsertaan itu bersifat multifaktor, sulit
untuk menyelesaikan.
c. Biaya (2 : mahal)
Mengingat sulitnya intervensi maka dibutuhkan biaya yang tidak murah untuk
menyelesaikan masalah ini.
d. Mutu (2 : rendah)
Dengan total anggota keluarga dari masing-masing rumah tangga terdaftar di
JKN di RW 001 Kelurahan Ibuh berkisar antara 50-61%, serta IPM kota Payakumbuh
yang secara rata-rata tinggi, meningkatnya jumlah pemakai JKN tidak akan begitu
mempengaruhi aksestabilitas layanan kesehatan.
27
Gambar 4.2 Diagram Ishikawa tingkat kontrol hipertensi yang rendah
28
Gambar 4.3 Diagram Ishikawa banyaknya anggota keluarga yang merokok
29
Gambar 4.4 Diagram Ishikawa Cakupan Vaksin yang Rendah
30
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan diagram ishikawa diatas, secara garis besar dapat diajukan beberapa
alternatif pemecahan masalah sebagai berikut :
31
vaksin yang terkait pentingnya repetitif
rendah imunisasi dan status Diskusi insidentil
hukum imunisasi di
dalam agama yang
kurang.
Metode Penyuluhan tentang Penyuluhan langsung
imunisasi yang kurang maupun media
kesehatan.
Material Belum terdapat leaflet Pembuatan leaflet dan
dengan konten status poster
hukum imunisasi
Lingkungan Adanya paham Diskusi insidentil
antivaksin
32
BAB V
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM
1
Pedoman Program Keluarga Sehat yang tercantum dalam Permenkes No. 39 tahun 2016
33
Tempat Kegiatan : Puskesmas Ibuh.
b. Survei dan Intervensi Awal
Kegiatan survei dan pengumpulan data akan dilakukan oleh tim survei dengan
menggunakan instrument kuosioner di kelurahan Ibuh. Bentuk kegiatan berupa
tindakan door to door untuk menilai taraf kesehatan masing-masing anggota
keluarga dengan menggunakan kuosioner keluarga sehat*. Pada pelaksanaannya,
akan dilakukan survei dengan sistem masing-masing anggota tim akan diberi
wewenang penuh untuk mendapatkan data kesehatan 5 KK per harinya. Survei
dilakukan perRW, apabila RW yang satu telah selesai, maka survei dilakukan ke
RW selanjutnya. Masalah kesehatan yang ditemui pada saat survei akan langsung
diberikan intervensi awal dengan menggunakan leaflet 2.
c. Penentuan Indeks Keluarga Sehat
Kegiatan ini meliputi penentuan indeks keluarga sehat sesuai dengan pedoman
meliputi :
Sehat : IKS > 0.800
Pra Sehat : IKS 0.500-0.800
Tidak Sehat : IKS < 0.500
Setelah itu, dibuat mapping per RT yang ada di dalam tiap RW untuk rencana
intervensi lanjutan.
d. Penyegaran informasi tentang hipertensi kepada petugas puskesmas.
Kegiatan ini dilakukan oleh dokter Puskesmas dengan cara audiensi kepada
petugas puskesmas mengenai hipertensi terutama tentang komplikasinya disertai
dengan pemberian buku panduan. Tujuannya agar petugas puskesmas dapat
memahami tentang komplikasi hipertensi dan bersedia men-share-nya ke kader.
e. Pembinaan terhadap kader untuk pelaksanaan Posbindu.
Meminta kader untuk lebih giat lagi mengajak masyarakat untuk ikut kegiatan
Posbindu dengan memberitahu tentang dampak apabila hipertensi tidak terkontrol.
Sebelumnya kader diberikan informasi oleh petugas kesehatan. Tujuan kegiatan ini
agar kader paham akan dampak apabila hipertensi tidak terkontrol, bersedia
mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan Posbindu secara rutin dan pada
2
(terlampir)
34
akhirnya tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatnya jumlah pasien hipertensi
yang ikut kegiatan Posbindu.
f. Penyuluhan tentang hipertensi kepada pasien Prolanis.
Kegiatan ini dilakukan setiap kegiatan Prolanis dengan cara memberikan
informasi mengenai dampak dan cara mengontrol tekanan darah agar tidak tinggi
serta memotivasi pasien agar rajin kontrol ke Puskesmas dengan memberikan
reward. Tujuannya agar pasien prolanis paham mengenai dampak dan cara
mengontrol tekanan darahnya agar tidak tinggi serta pasien termotivasi untuk rutin
kontrol ke Puskesmas.
g. Diskusi terbuka tentang imunisasi.
Melakukan diskusi terbuka tentang imunisasi yang wajib sebelum usia 1 tahun,
dampak apabila anak tidak diimunisasi, serta membahas isu yang berkembang di
masyarakat tentang imunisasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar seluruh
masyarakat terutama yang memiliki anak usia di bawah 1 tahun paham mengenai
imunisasi serta mengetahui kebenaran isu tentang imunisasi yang selama ini beredar
di masyarakat, sehingga jumlah anak yang diimunisasi bertambah. Dengan
demikian, jumlah penderita penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi
juga berkurang.
h. Membentuk klub anti rokok
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan mantan perokok dengan
perokok aktif yang ingin berhenti merokok dalam satu klub untuk saling share
mengenai kiat berhenti merokok dan manfaat yang didapatkan selama berhenti
merokok. Klub ini bertujuan untuk memotivasi orang agar tidak atau berhenti
merokok. Sehingga populasi perokok di kelurahan Ibuh berkurang.
i. Penayangan video penyuluhan tentang hipertensi, imunisasi dan rokok
Video akan ditayangkan setiap hari di Puskesmas Ibuh. Dimana permbagian
harinya adalah sebagai berikut :
- Hari Senin : video tentang hipertensi
- Hari Selasa : video tentang vaksin
- Hari Rabu : video tantang rokok
35
Tujuan penayangan video ini adalah agar masyarakat terutama yang sedang berada
di ruang tunggu Puskesmas Ibuh bisa memahami tentang hipertensi, vaksin, dan
bahaya merokok.
j. Membuat standing banner tentang hipertensi, vaksin, dan rokok, serta leaflet dan
poster tentang KB, ASI, dan DDTK yang informatif
36
5.5. Matriks dan Rencana Kegiatan
Melakukan pembinaan
terhadap kader untuk
pelaksanaan Posbindu
Melakukan penyuluhan
tentang hipertensi kepada
pasien Prolanis
Penayangan video
penyuluhan
3 Evaluasi
Evaluasi individu hipertensi
yang kontrol ke Puskesmas
37
Tabel 5.2 Rencana kegiatan Survey Keluarga Sehat Di Kelurahan Ibuh
Tolak Ukur
No Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana Waktu Lokasi Pendanaan Metode
Proses Hasil
1. Pelaksanaan -Mendapatkan Seluruh Dokter Minggu III Kelurahan Pemerintah Survei - Melakukan survei - Didapatkan data
survey dan data mengenai masyarakat internsip, Agustus Ibuh door to door ke kesehatan individu
intervensi gambaran Kelurahan Pembina 2017- rumah seluruh tiap anggota
awal kesehatan Ibuh wilayah Minggu III masyarakat keluarga
masyarakat dan kader September Kelurahan Ibuh - Anggota keluarga
Keluraha Ibuh 2017 - Melakukan paham mengenai
sesuai indikator intervensi awal bila dampak dan
Keluarga Sehat ditemukan adanya tindakan yang
-Memberikan anggota keluarga seharusnya ia
pengetahuan yang tidak lakukan jika tidak
tentang dampak melakukan hidup melakukan hidup
jika tidak sehat sesuai indikator sehat sesuai
melakukan hidup Keluarga Sehat indikator Keluarga
sehat sesuai Sehat
indikator
Keluarga Sehat
2. Evaluasi Mendapatkan Seluruh Dokter Minggu II Puskesmas - Checking Mendata seluruh Didapatkan jumlah
individu data jumlah individu internsip September- Ibuh pasien hipertensi pasien hipertensi di
hipertensi individu yang dan Minggu II Kelurahan Ibuh yang Kelurahan Ibuh
yang kontrol hipertensi yang hipertensi Pembina Oktober berobat ke yang berobat ke
ke melakukan pada saat wilayah 2017 Puskesmas Ibuh Puskesmas Ibuh
Puskesmas kontrol ke dilakukan selama bulan selama bulan
Puskesmas Survei September dan September dan
setelah dilakukan kesehatan membandingkannya melihat
dengan bulan perbandingan
38
intervensi awal sebelumnya dengan jumlah pada
bulan sebelumnya
3. Penyegaran Petugas Seluruh Dokter Minggu III Puskesmas Puskesmas Audiensi Melakukan audiensi Petugas kesehatan
informasi puskesmas petugas puskesmas Oktober Ibuh kepada petugas paham tentang
tentang paham tentang Puskesmas 2017 puskesmas mengenai komplikasi
hipertensi komplikasi hipertensi terutama hipertensi dan
kepada hipertensi komplikasinya bersedia men-share-
Petugas dengan memberikan nya ke kader
Puskesmas buku panduan
4. Melakukan Meminta kader Kader Pembina Minggu IV Puskesmas Puskesmas Audiensi Melakukan audiensi Kader paham akan
pembinaan untuk lebih giat wilayah Oktober Ibuh kepada kader dampak yang akan
terhadap lagi mengajak 2017 mengenai dampak ditimbulkan bila
kader untuk masyarakat untuk yang akan hipertensi tidak
pelaksanaan ikut Posbindu ditimbulkan bila terkontrol dan
Posbindu dengan hipertensi tidak bersedia untuk
memberitahu terkontrol dan mengajak
tentang dampak meminta kader agar masyarakat ikut
apabila hipertensi dapat mengajak kegiatan Posbindu
tidak terkontrol masyarakat untuk
ikut Posbindu
5. Melakukan Memberikan Seluruh Petugas Setiap Puskesmas Puskesmas Penyuluhan Melakukan Pasien Prolanis
penyuluhan informasi pasien Puskesmas kegiatan Ibuh penyuluhan kepada paham mengenai
tentang mengenai Prolanis Prolanis, pasien Prolanis dampak dan cara
hipertensi dampak dan cara mulai mengenai dampak mengontrol tekanan
kepada mengontrol Minggu V dan cara mengontrol darahnya agar tidak
pasien tekanan darah Oktober tekanan darah agar tinggi serta pasien
Prolanis agar tidak tinggi 2017 tidak tinggi, serta termotivasi untuk
memotivasi pasien rutin kontrol ke
untuk rutin kontrol
39
ke Puskesmas Puskesmas
dengan memberikan
reward
6. Melakukan Melakukan Seluruh Dokter, Insidentil Kelurahan Puskesmas Diskusi Melakukan diskusi Seluruh masyarakat
diskusi diskusi terbuka masyarakat petugas Ibuh terbuka tentang yang memiliki anak
terbuka tentang imunisasi yang kesehatan imunisasi yang wajib terutama yang
tentang yang wajib memiliki lainnya, sebelum usia 1 berusia di bawah 1
imunisasi sebelum usia 1 anak dan tokoh tahun, dampak tahun paham
tahun, dampak terutama agama apabila anak tidak tentang imunisasi
apabila anak yang berusia diimunisasi serta isu yang wajib dan
tidak diimunisasi di bawah 1 tentang imunisasi. dampak apabila
serta isu tentang tahun Lalu dilakukan sesi anak tidak
imunisasi. tanya jawab antara diimunisasi serta
masyarakat dengan mengetahui
para ahli. kebenaran isu yang
selama ini
berkembang di
masyarakat tentang
imunisasi.
7. Membentuk Mengumpulkan Perokok Dokter Insidentil Kelurahan Puskesmas Sharing Memfasilititasi para Semakin
klub anti mantan perokok aktif Puskesmas, Ibuh mantan perokok dan berkurangnya
rokok dan perokok aktif terutama Pembina perokok aktif yang jumlah perokok
yang ingin yang wilayah ingin berhenti aktif di kelurahan
berhenti merokok berkeinginan dan kader merokok dengan Ibuh
dalam satu klub untuk membentuk klub
untuk saling berhenti untuk saling share
share mengenai merokok mengenai kiat
kiat berhenti berhenti merokok
merokok dan dan manfaat yang
manfaat yang didapat selama
40
didapat selama berhenti merokok.
berhenti merokok
8. Penayangan Menayangkan Pasien yang - - Senin : Puskesmas Puskesmas Penayangan Penayangan video Pasien paham
video video tentang berobat ke video Ibuh perhari di ruang tentang hipertensi,
penyuluhan Hipertensi, puskesmas hipertensi tunggu pasien. imunisasi dan
imunisasi dan bahaya merokok
merokok - Selasa : serta
video vaksin mengaplikasikannya
di dalam kehidupan
- Rabu :
sehari-hari
video
merokok
9. Membuat Membuat Pasien yang - - Puskesmas Puskesmas Membuat standing Pasien mengerti
standing standing banner berobat ke Ibuh banner tentang tentang hipertensi,
banner serta tentang puskesmas hipertensi, vaksin vaksin, bahaya
leaflet dan hipertensi, vaksin dan merokok, serta merokok, KB,
poster dan merokok, leaflet dan poster pentingnya ASI,
serta leaflet dan tentang KB, ASI, dan DDTK
poster tentang DDTK
KB, ASI, DDTK
yang informative
41
BAB VI
Berdasarkan data Indeks Keluarga Sehat yang didapatkan, maka terlihat ada
beberapa masalah yang tidak mencapai target Keluarga Sehat. Masalah itu adalah
hipertensi, imunisasi, merokok, bayi ASI, DDTK, KB dan masalah Jaminan Kesehatan
Nasional. Dari semua masalah ini, dilakukan prioritas masalah dan didapatkan
Hipertensi pada prioritas pertama.
Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, sebab masih banyaknya penderita
hipertensi yang tidak kontrol secara teratur adalah karena adanya 4 faktor, yaitu dari
manusia itu sendiri, cara, lingkungan dan material. Pada project kali ini, kami
melakukan intervensi awal terhadap masalah utamanya. Setiap pasien hipertensi
diinformasikan mengenai dampak yang dapat ditimbulkan bila tekanan darah tidak
terkontrol. Sasaran dari kegiatan ini adalah agar semua pasien hipertensi paham akan
dampak yang bisa timbul akibat tekanan darah yang tidak terkontrol kemudian dapat
secara rutin kontrol ke Puskesmas, serta dapat melakukan gaya hidup yang sehat sesuai
dengan anjuran untuk pasien hipertensi.
Dengan demikian, setelah sekitar 1 minggu intervensi awal dilakukan, kami
mengevaluasinya dengan cara membandingkan jumlah pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Ibuh yang berkunjung ke Puskesmas sepanjang bulan September
(setelah dilakukan intervensi awal) dengan jumlah pasien hipertensi yang berkunjung ke
Puskesmas Ibuh di bulan Agustus (sebelum dilakukan intervensi awal). Maka
didapatkan hasilnya sebagai berikut :
42
200
180
160
140
120
100 kunjungan Baru
80 kunjungan lama
60
40
20
0
agustus september
Dari gambar di atas terlihat adanya peningkatan yang signifikan pada kunjungan
baru pasien hipertensi. Hal ini dapat terjadi salah satunya karena intervensi awal yang
dilakukan. Tetapi sayangnya data ini adalah data pasien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Ibuh, tidak ada data spesifik pasien hipertensi di Kelurahan Ibuh yang kami
lakukan intervensi awal. Sehingga sulit menilai keberhasilan dari project yang
dilakukan ini.
43
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
44
7.2 Saran
45