Вы находитесь на странице: 1из 5

Gita Cinta SMA

Ini bukan kisah cinta Rano Karno dan Yesi Gusman dalam film, bukan pula cerita
roman picisan. Tapi kita lagi ngomongin ABG atau sobat remaja yang ketika jadi
anak baru di sekolah. Anak-anak SMA mereka mulai mengenal cinta, meski nggak
sedikit yang udah kenal sebelumnya, tapi masa SMA-lah untuk mewujudkan impian
tentang cinta (taileee..)

Ngomongin soal cinta, kayak ngomongin pelangi. Iya, kelihatannya hanya terdiri dari
3 warna, tapi sebetulnya berjuta warna tertebar disana, sehingga begitu indahnya
pelangi itu. Ngerumpi masalah cinta nggak ada ujungnya, apalagi kalo yang
ngomongin adalah anak sekolah seusia kamu. Dijamin jadi obrolan yang spesial bin
seru. Ketambah bagi yang baru kenal makhluk bernama cinta. Serasa menemukan
alam baru. Alam yang belum pernah dijamah sebelumnya, nggak salah kalo bisa
terbawa dalam mimpi.

Macamnya cinta yang diidap teman kita itu beragam juga, ada cimot (cinta monyet),
cinlok (cinta lokasi), cileduk (cinta lewat dukun) dan cimplung alias cinta
kecemplung, soalnya pas ketemu doi pujaannya, kecemplung di got depan sekolahan
(heheee…rasain loe)

Cinta : Sesuatu Yang Terindah

Konon, cinta itu rasanya kayak permen, asem, manis, asin, kecut, sampe pedes.
Seru banget ya? Apalagi kalo yang jatuh cinta itu remaja yang masih pada sekolah.
Semakin heboh sekaligus menggelikan. Lho, kok bisa? Ya iyalah, biasanya tuh teman
remaja suka malu-malu kucing. Sebab, bagi yang jatuh cinta pertama kali adalah
pengalaman yang mendebarkan, bisa-bisa bakalan dicatat dalam lembaran sejarah
kehidupan kamu. Soalnya, emang seru sih. Tul nggak?

Sobat remaja, anak remaja mana sih yang awalnya nggak malu ama kucing ehh
maksudnya malu-malu kucing kalo ketemu kecengannya? Bagi yang emang malu-
malu kucing, beraninya cuma ngincer doang. Pas ketemu orangnya, nunduk aja,
dikiranya lagi nyari kancing baju yang jatuh. Trus, kalo jauh pengennya deket terus.
Eh, begitu doi dekat kita, malah dak-dik-duk, Walah! Sebagian lagi malah jual
mahal. Pura-puranya sih, nggak suka. Padahal, maunya, pengen disapa. Uh …Dasar!

Bagi teman kamu yang lagi dilanda kasmaran, kadang cuma denger suaranya atawa
papasan di perpus aja suasana hatinya udah semriwing. Saking senangnya tentu.
Apalagi kalo kemudian doi ngajak jalan-jalan ke kantin or sekadar duduk-duduk di
taman sekolah. Ditanggung anti manyun deh. Dan biasanya langsung sregep
menyambut rayuan tersebut.

"Cinta itu anugerah, maka berbahagialah. Sebab kita sengsara, bila tak punya cinta".
Kamu pasti inget ama penggalan lirik tembang Doel Soembang itu. Dan, so pasti
setuju juga kalo rasa cinta itu adalah anugerah terindah yang kita miliki. Nggak
kebayang deh, kalo kita nggak punya rasa cinta. Mungkin nggak jauh bedanya ama
patung pak polisi di perempatan jalan itu. Nggak salah, kalo mbak Melly Guslaw
wanti-wanti agar kita jangan pernah menyanjung cinta bila tak mengerti maknanya
cinta, yang dilantunkan lewat gita "Hanya" dalam album OST A2DC. Tapi, tahukah
kita maknanya cinta?

Tatkala Allah Swt. menciptakan manusia sebagai makhluk yang terbaik. Allah pun
mengkaruniakan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia bisa hidup
dan nggak punah sebelum hari kiamat. Ada kebutuhan jasmani (hajjatul 'udlawiyah)
seperti rasa lapar, haus, tidur atau pengen buang air. Kebutuhan ini mutlak harus
dipenuhi. Kalau nggak, badan kita bakal protes dan bisa sampai pada kondisi yang
"mengundang" malaikat Ijrail.

Ada juga yang disebut kebutuhan naluri (hajjatul gharaa'iz). Terdiri dari naluri
beragama (gharizatun tadayyun), naluri mempertahankan diri (gharizatu al-baqa)
yang berbentuk rasa takut, atau pengen popular. Ada juga naluri melestarikan
keturunan (gharizatun nau') yang berwujud rasa cinta. Kalo kebutuhan ini nggak
dipenuhi, perasaan kita jadi resah dan gelisah. Tapi badan kamu nggak akan protes.
Persis perasaan kamu waktu lagi nungguin jawaban dari doi. Kalo ternyata cinta
kamu sebatas mimpi alias bertepuk sebelah tangan, biasanya kamu cuma uring-
uringan terus kamu berdalih "cinta kan tak harus memiliki". Padahal dalam hatinya
gondok buanget, serasa kompor meledug. Kasiaan deh

Kalo Cinta Jangan Maksiat !!!


Bagi yang udah punya 'jam terbang' tinggi di dunia cinta, rasanya nggak cukup and
nggak puas, kalo cinta cuma dirasain di hati. Lho Kenapa? Sebab, bagi sebagian
sobat remaja, biar cinta tambah oke kudu diwujudkan dalam bentuk aktivitas yang
lebih kreatif. Apa jawabannya? PACARAN. Betul 100!!! Banyak teman kita yang
menempuh jalur itu. Katanya sih, pacaran adalah wujud ekspresi cinta dalam diri
kita. Tanpa pacaran, cinta itu ibarat sayur tanpa garam. Hambar. Begitu komentar
para aktivis pacaran.

Ritual orang pacaran biasanya, diawali masa perjuangan PDKT. Benci dan rindu jadi
satu. Trus, ada aksi "nembak pujaan hati". Mengikat janji setia menjalin cinta kasih
hingga ujung waktu nanti (cieeee…). Yang berarti lampu hijau buat jalan bareng alias
pacaran sebagai episode terakhir upaya mencari cinta bak arjuna udah kesampean.

Tapi, kayaknya nggak semua setuju ama gaya pacaran remaja sekarang. Banyak pro
dan kontra yang cukup bikin kepala kita pusing tujuh belas koma tiga puluh empat
keliling lapangan bola (makin pusing khan?). Bukannya dapet jalan terang, malah
bikin remaja ngambil kesimpulan sendiri. Pokoke, pacaran itu boleh dan itu
keputusan yang nggak bisa diganggu gugat. Titik! Wah Gaswat dong Men!?!

Tren orang pacaran, kayaknya udah mendarah daging dan berurat akar di negerinya
si Unyil ini. Seakan nggak bisa di-delete dari kehidupan remaja kita. So, istilah
pacaran dan segala kembarannya udah populer. Sepopuler album '07 Des'-nya
Sheila on Tujuh. Lucunya lagi friend, ada gaya pacaran Islami. No kiss no touch.
Aneh-aneh aja, emangnya jalan bareng atawa nonton bareng, bisa dibilang islami
juga? Asal!

Lebih celakanya, banyak yang menobatkan pacaran sebagai simbol pergaulan


modern. Kamu baru dianggap dewasa en gaul kalo udah punya doi. Kalo belum
punya, siap-siap aja dinobatkan jadi pejabat, alias pemuda jaman batu. Dan itu bisa
bikin kamu manyun en berjuang dengan semangat '45 ngegaet sang dambaan hati,
belahan jiwa (upss..) Sampe harus ngorbanin uang SPP biar bisa mentraktir doi di
kantin sekolah.

Sobat muslim, ada juga teman remaja yang pacaran beralasan bahwa doi butuh
seseorang yang bisa ngertiin dan merhatiin dia. Pokoknya, yang lebih dari sekadar
temen, yang bisa mompa semangat bak cheerleader waktu kamu lagi putus asa, bisa
jadi tempat berbagi rasa dan masalah, atau paling pasnya, buat ajang seleksi cari
pasangan hidup.

Tiap remaja membutuhkan orang dekat yang bisa mengingatkan dan membimbing
tanpa harus menggurui. Dan biasanya teman sebaya atau lawan jenis berada di
urutan pertama (emangnya klasemen) sebelum orang tua atawa guru. Tapi
kayaknya alasan-alasan temen kamu itu terlalu dicari-cari aja, biar dilegalisasi
sekolah, keluarga dan lingkungan. Buktinya pacaran cuma jadi ajang baku syahwat.
Nggak hanya jalan bareng, tapi malahan remaja sampe rela 'tidur bareng'.
Naudzubillah min dzalik!

Pacaran : Manis, Meringis, Iblis


Sobat, setan paling doyan nongkrongin orang yang lagi pacaran alias mojok. Temen
kamu boleh bilang pacaran itu manis, tapi sebenarnya itu jalan iblis! "Ih, itukan
tergantung orangnya?". Ya okelah. Tapi nggak semua orang bisa begitu, Neng.
Sekuat-kuatnya iman, tetep akan ambrol juga. Karena rasa cinta plus kebutuhan
akan kasih sayang dan perhatian akan selalu menghinggapi manusia selagi masih
hidup. Seperti halnya hawa nafsu. Ketika berpacaran, batas antara cinta dan nafsu
itu jadi bias, alias nggak jelas.

Nggak ada yang ngejamin kamu atau pacar kamu bisa jaga diri alias tahan godaan
ketika lagi asyik berduaan. Apalagi di tengah-tengah kita telah hadir model gaul
bebas yang ditransfer melalui media massa dan tayangan televisi. Awalnya mungkin
mintanya cuma nonton bareng, makan bareng, tapi kok pegangan tangan, trus
berpelukan kayak teletubies, sampe teler abis. And, kalo kamu udah lengket kayak
prangko ama doi, kamu akan ngerasa berat banget untuk menolak 'aksi gerilya'
tangan pacar kamu yang bisa berujung kamu nggak gadis lagi. Ih, syerem..! Jangan
sampe deh

Allah SWT berfirman : “Dan, janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk" (TQS. Al-Isra 32)

Rasulullah Saw, bersabda "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai
mahramnya, karena sesungguhnya yang ketiga adalah syetan"

Berduaan alias khalwat biasa dilakukan oleh mereka yang pacaran, meski juga ada
tambahan ritual lain, mulai dari pegangan, cubit-cubitan sampai kiss to kiss. Yang
jelas aktivitas macam itulah mendekati zina atau zina itu sendiri. Ketika seorang
cowok dan cewek berduaan, maka yang ketiga adalah syetan. Maka apa yang
dibisikkan oleh syetan kepada keduanya, si cowok akan memandang si cewek
dengan pandangan bukan lagi sebagai manusia layaknya, tapi udah pandangan yang
berlawanan jenis, sebagai 'binatang' laki atau 'binatang' perempuan, apa yang
terjadi selanjutnya ? bayangin sendiri aja lah akibatnya.

Bagaimanapun zina atau aktivitas mendekati perzinaan oleh Allah sudah dicap
sebagai perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Ini sebuah indikasi atau
tanda betapa aktivitas pacaran itu adalah haram. Tidak akan berubah menjadi halal
bahkan wajib, pacaran itu, walaupun dengan alasan banyaknya pasangan suami
isteri yang bercerai karena dulunya tidak pernah saling mengenal lewat pacaran.
Sebuah logika ngawur yang dibangun atas dasar nafi'yah alias kemanfaatan belaka,
jelas itu tertolak oleh hukum Islam.
Manis memang cinta itu, tapi tidak harus dan tidak boleh diwujudkan dalam bentuk
pacaran. Kita sudah dan terus meringis, melihat tragisnya fakta kerusakan akibat
gaul bebas alias pacaran. Pacaran adalah jala iblis untuk memenjarakan manusia
menjadi budak nafsu. Renungkan Allah SWT berfirman : "Dan, diantara manusia ada
orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan Allah, mereka mencintainya
(tandingan tadi) sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah" (TQS. Al-Baqarah 165).

Ngaji Yuk ?!?!


Sobat Imud, Allah mengkaruniakan kebutuhan-kebutuhan itu satu paket ama aturan
maennya. Nggak bisa cara pemenuhan kebutuhan itu semau gue. Karena manusia
itu lemah, nggak tahu mana dan apa yang terbaik buat dirinya. Allah Swt.
berfirman:

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui." [TQS al-Baqarah 216]

Termasuk dalam masalah cinta kepada lawan jenis. Allah Swt. udah ngasih aturan
pemenuhannya melalui pernikahan seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dengan
begitu, manusia akan lebih mulia kedudukannya dan jelas asal-usulnya. Nggak
kayak ayam yang maen sosor aja kalo lagi 'pengen'. Ditambah dengan janji Allah
yang akan memberi pertolongan dan kemudahan buat para bujangan yang udah
nggak kuku pengen nikah biar bisa jaga diri dari perbuatan maksiat. Apa nggak
pengen?

Sekarang kita udah ngerti kalo pacaran itu nggak boleh (baca: haram). Di sisi lain
cinta itu nggak bisa ditolak karena anugerah yang terindah dari Sang Kuasa. Terus
kamu pasti berpikir gimana caranya bisa mengendalikan cinta itu. Biar nggak bikin
hati kita tergoda untuk pacaran. Mau tahu? Imud punya tips-nya :

1. Perkecil frekuensi rangsangan cinta.


Rasa cinta itu muncul tatkala ada rangsangan dari luar, bisa berupa film yang
berkisah tentang cinta, lagu-lagu melankolis, atawa majalah remaja yang ngomongin
cinta. Semuanya kudu dikurangin, atau bahkan dihilangkan dengan melakukan
aktivitas yang lebih banyak manfaatnya buat kemajuan intelektual dan kepribadian
kamu.

2. Waspadai gaya gaulmu dengan lawan jenis


Seperti kata pepatah jawa, witing trisno jalaran soko kulino. Terjemah bebasnya,
rasa cinta itu tumbuh karena keseringan meeting alias ketemu. Kebayang kan kalo
kita bergaul bebas, persahabatan dengan lawan jenis akan menjadi lahan subur
tumbuhnya benih-benih cinta. Persis dalam film "Kuch Kuch Hota Hai".

3. Bangun dan perketat benteng aqidahmu


Dengan ikut pengajian, ikut rohis atau remas, ngajar mengaji dll. Karena dengan
ikut aktivitas seperti itu, kecintaan terhadap Allah, keyakinan terhadap janji Allah,
dan kebenaran aturan Allah bisa terpupuk. Dengan begitu, kita bisa istiqomah meski
banyak penghalang. Jika Allah sayang kepada kita karena kita ngikutin aturan-Nya,
kelak jodoh yang baik alias sholeh or sholehah akan datang menghampiri. Allah Swt.
berfirman: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki
yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik
adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita
yang baik (pula)." [TQS an-Nûr 26]

4. Katakan "AKU BISA" untuk Islam


Bisa jadi kamu ngerasa berat bin bete kalo harus berbuat kayak diatas. Tapi berat,
bukan berarti nggak bisa. Pasti bisa. Masalahnya cuma waktu, kemauan dan
kebiasaan kamu untuk dapetin ridho Allah. Iya nggak?

Nah, Buat kamu atau temen kamu yang masih aktif pacaran, pintu taubat insya Allah
masih terbuka. Jangan sampe kita habiskan masa muda kita dengan menabung dosa
tiap harinya. Nggak ada yang tahu kapan Allah bakal 'memecat' kita jadi manusia
ketika ajal menjemput. Mari, kita kuatkan tekad untuk nggak pacaran and jangan
lupa, ikut pengajian yuk!!! (luky)
Wallahu’alam bishowab

Вам также может понравиться