Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DINAS KESEHATAN
UPT PELAYANAN KESEHATAN KECAMATAN RANCAEKEK
JL. Raya Rancaekek-Majalaya No.99 Telp.(022)7798009 Kode Pos 59438
A. PENDAHULUAN
Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan
pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif, preventif,
penyelidikan, pemantauan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja,
angkutan umum, lingkungan lainnya terhadap substansi yaitu air, udara, tanah, limbah padat,
cair, gas, kebisingan, pencahayaan, habitat vektor penyakit, radiasi, kecelakaan, makanan,
minuman dan bahan berbahaya.
B. LATAR BELAKANG
Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan faktor penentu utama derajat kesehatan
masyarakat dalam suatu proses pengamatan, pencatatan, penyuluhan,pendokumentasian secara
verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap satu atau beberapa komponen
lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolak ukur yang
dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam satu siklus waktu tertentu yang
menekankan kegiatan pada sumber, ambient (lingkungan), pemaparan dan dampak pada
manusia.
C. TUJUAN
Tujuan Umum :
- Mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
Tujuan Khusus :
- Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum lingkungan pemukiman
dan lingkungan lainnya.
- Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara
- Setiap tempat dan sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan
lingkungan yang sehat
F. SASARAN
1. Penyehatan Air
Sasaran KK yang menggunakan Sarana Air Bersih
2. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Rumah-rumah yang berpenghuni di wilayah kerja puskesmas
3. Pembinaan Tempat-Tempat Umum
Tempat-tempat umum yang memiliki potensi dampak besar terhadap kesehatan
masyarakat, misal : puskesmas, sekolah, pasar dan tempat ibada, perkantoran.
4. Klinik Sanitasi
Penderita (pasien) yang menderita penyakit berbasis lingkungan.
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
KK yang memiliki akses terhadap jamban
6. Pengawasan Depot Air Minum (DAM)
Seluruh depot air minum yang ada di wilayah kerja puskesmas
7. Penyehatan Makanan dan Minuman
Tempat pengolahan makanan (TPM) yang ada di wilayah kerja puskesmas
H. EVALUASI
Kepala Keluarga dengan Rumah Sehat yang memenuhi syarat
A. PENDAHULUAN
Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana bersifat umum (semua orang) dapat
masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun
terus menerus. Jadi tempat – tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari tempat – tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan
timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Tempat – tempat umum merupakan tempat
kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan
oleh badan pemerintah, swasta dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh
masyarakat.
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya dengan tempat –
tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi social, belajar maupun melakukan
aktivitas lainnya. Tempat – tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan
penyakit, penularan lingkungan ataupun gangguan kesehatan lainnya. Kondisi lingkungan
tempat – tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah besarnya resiko penyebaran
penyakit serta penularan lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan
menerapkan sanitasi lingkungan yang baik dan tempat – tempat umum perlu dijaga sanitasinya.
B. LATAR BELAKANG
Sanitasi tempat – tempat umum sangatlah penting dijaga sanitasinya agar tidak
menimbulkan berbagai masalah kesehatan, misalnya menimbulkan penyakit berbasis
lingkungan.
C. TUJUAN
Tujuan Umum :
Untuk meningkatkan agar masyarakat mengerti dan memelihara akan keberadaan
tempat – tempat umum di wilayah kerja puskesmas.
Tujuan Khusus :
- Untuk mengetahui sanitasi SAB di TTU
- Untuk mengetahui sanitasi pembuangan kotoran di TTU
- Untuk mengetahui sanitasi pengelolaan limbah cair di TTU
- Untuk mengetahui sanitasi pengelolaan sampah di TTU
- Untuk mengetahui sanitasi kualitas bangunan yang terpelihara dengan baik yang
memenuhi syarat kesehatan TTU
F. SASARAN
- Tempat ibadah (masjid atau gereja)
- Sekolah
- Kolam renang
- Pasar
- Pemangkas rambut
- Salon
- Rumah sakit
- Rumah bersain
- Pertokoan
- Hotel
A. PENDAHULUAN
Rumah makan, depot dan warung adalah setiap tempat usaha komersil yang lengkap
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. Hygiene
sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan
perlengkapan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
Pengawasan sanitasi makanan pada rumah makan, depot, warung, adalah pemantauan
secara terus menerus terhadap rumah makan, depot, warung atas perkembangan tindakan atau
kegiatan atau persyaratan sanitasi makanan dan keadaan yang terdapat setelah usaha tindak
lanjut dari pemeriksaan.
Pemeriksaan merupakan usaha melihat dan menyaksikan secara langsung serta menilai
tentang keadaan, tindakan atau kegiatan yang dilakukan serta memberikan petunjuk / saran
perbaikan.
Kegiatan pengawasan sanitasi makanan meliputi pendataan tempat pengelolaan
makanan, pemeriksaan berkala, member saran perbaikan, melakukan kunjungan kembali,
memberi peringatan dan rekomendasi kepada pihak terkait serta laporan hasil pengawasan.
B. LATAR BELAKANG
Berdasarkan pengamatan awal beberapa rumah makan, depot dan warung yang
letaknya cukup strategis dan sering dilalui banyak kendaraan bermotor, ada beberapa penjamah
makanan yang menunjukkan perilakuyang tidak sehatdalam menjamah makanan, missal
menggunakan lap kotor untuk membersihkan meja dan mengolah makanan ketika sedang sakit.
Demikian juga dengan sarana disekitarnya, dimana sering ditemukan adanya rumah
makan , depot, warung yang melakukan pencucian peralatan makanan tanpa menggunakan
sabun, peralatan hanya dicelupkan ke sumber air pencucian yang sudah kotor, serta bahan
makanan belum jadi disimpan dalam ruangan yang tidak dilengkapi dengan pelindung dari
hama.
C. TUJUAN
Tujuan umum :
Untuk mengetahui persyaratan sanitasi tempat pengelolaan makanan (TPM) dan
mampu menerapkan persyaratan dan teknik pembersihan atau pemeliharaan di ruangan tempat
pengelolaan makanan (TPM) agar terhindar dari resiko pencemaran.
Tujuan khusus:
- Untuk mengetahui lokasi / letak bangunan
- Untuk mengetahui ruangan pengolahan
- Untuk mengetahui tempat pencucian alat dan bahan makanan
- Untuk mengetahui tempat sampah
- Untuk mengetahui cara pembersihan dan tempat pemeliharaan
- Untuk mengetahui tempat cuci tangan
- Untuk mengetahui sarana air bersih (SAB)
- Untuk mengetahui jamban
F. SASARAN
- Rumah makan
- Restoran
- Jasa boga / catering
- Industri makanan
- Kantin
- Warung
- Makanan jajanan
A. PENDAHULUAN
Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan. Tanpa air
manusia tidak akan bertahan hidup lama. Selain berguna untuk manusia, air juga diperlukan
oleh makhluk hidup lain misalnya hewan dan tumbuh-tumbuhan. Bagi manusia air diperlukan
untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum tanpa
mengganggu kesehatan atau air yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum dapat diminum.
Air minum untuk tubuh manusia berguna untuk menjaga keseimbangan metabolism
dan fisiologi tubuh setiap waktu. Konsumsi air diperlukan karenasetiap saat tubuh bekerja dan
berproses. Disamping itu air juga digunakan untuk melarutkan dan mengolah makanan agar
dapat dicerna tubuh manusia dan kehidupan dari berjuta sel. Komponen terbanyak dari sel
adalah air. Apabila kekurangan cairan sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi dengan
baik. Begitu pula air merupakan bagian EKSKRETA CAIR (keringat, air seni, air mata), uap
pernapasan, dan cairan tubuh (darah, lymphe).
B. LATAR BELAKANG
Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air yang dialirkan
melalui saluran perpipaan (PAM), air minum dalam kemasan (AMDK), maupun depot air
minum (DAM). Selain itu air tanah dangkal dari sumur – sumur gali (SG) atau pompa serta air
hujan yang diolah oleh penduduk menjadi air minum setelah di masak terlebih dahulu.
Kecenderungan penduduk untuk mengkonsumsi air minum siap pakai sangat besar,
sehingga usaha depot pengisian air minum tumbuh subur. Perlu dilakukan pengawasan,
pembinaan dan pengawasan kualitas air dari DAM agar selalu aman dan sehat untuk
dikonsumsi masyarakat.
C. TUJUAN
Tujuan Umum :
Terlindunginya masyarakat dari potensi penyakit akibat konsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum (DAM). Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari kemungkianan
resiko terkenan penyakit bawaan air.
Tujuan Khusus :
- Terisolasinya hygiene sanitasi depot air minum (DAM) di seluruh masyarakat
- Terlaksananya pembinaan dan pengawasan oleh petugas kesehatan kabupaten / kota
sehingga dapat menjamin mutu air minum yang dijual
- Terlaksananya praktek penyelenggaraan depot air minum (DAM) yang melaksanakan
kaidah hygiene sanitasi serta perlakuan hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam melayani
masyarakat
- Teridentifikasinya masalah depot air minum (DAM) yang harus dibina oleh pemerintah
daerah baik di kabupaten / kota.
F. SASARAN
Seluruh Depot Air Minum (DAM) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kebomas.
A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, keamanan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal (UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992). Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai
program atau kegiatan telah dan akan dilaksanakan atau dikembangkan baik oleh pemerintah,
swasta maupun masyarakat, salah satu diantaranya adalah program penyediaan air bersih.
Sesuai dengan penjelasan dalan undang – undang kesehatan No. 23 Tahun 1992 yang
dimaksud dengan penyehatan air meliputi pengemanan dan penetapan kualitas air untuk
berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia.
Dalam kaitan dengan hal – hal tersebut maka seharusnya air bersih yang digunakan
slain harus mencukupi dalam arti kuantitas untuk kebutuhan sehari – hari dan juga harus
memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditetapkan baik kualitas fisik, bakteriologis maupun
kimia. Pendekatan penyehatan air diawali dengan kegiatan pengawasan kualitas air yang
ditindak lanjuti oleh kegiatan perbaikan kualitas air dan pembinaan pemakai air untuk
pengamanan kualitas air dengan melibatkan peran serta masyarakat.
B. LATAR BELAKANG
Program penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan tujuannya adalah
menyediakan air bersih dan sarana sanitasi yang memadai serta memenuhi syarat kesehatn.
Program ini diharapkan dapat memperbaiki status kesehatan msyarakat melalui
penurunan angka kesakitan yang disebabkan oleh penyakit yang ditularkan melalui air.
C. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengamankan
kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia.
Tujuan Khusus :
Terpantaunya kualitas air melalui upaya pengawasan
1. Berlakunya kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan
2. Meningkatnya kualitas air melaui upaya perbaikan
3. Meningkatnya pengertian, kesadaran, kemauan melakukan pengawasan kualitas air
F. SASARAN
- Masyarakat atau KK yang menggunakan sarana air bersih (SAB)
- Daerah pariwisata
I. LATAR BELAKANG
Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan terbesar masyarakat
di Kabupaten Bandung, hal ini tercermin dari tingginya angka kejadian dan kunjungan
penderita beberapa penyakit berbasis lingkungan ke Puskesmas. Tingginya kejadian penyakit-
penyakit berbasis lingkungan disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar terutama
air bersih dan jamban keluarga, meningkatnya pencemaran air dan tanah karena pembuangan
sampah, kurang hygienisnya cara pengelolaan makanan, rendahnya perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) masyarakat.
Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2009, sekitar 70 juta orang di
Indonesia masih mempraktikkan buang air besar sembarangan (BABS), dan hanya sekitar 12%
masyarakat Indonesia yang melakukan cuci tangan setelah buang air besar. Di Indonesia, diare
adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (infeksi Saluran Pernafasan Atas). Angka
kejadian diare nasional pada tahun 2006 adalah sebesar 423 per 1000 penduduk pada semua
umur dan KLB (Kejadian Luar Biasa) diare terjadi di 16 propinsi.
Di Kabupaten Bandung, pada tahun 2013 angka kasus diare terjadi sebanyak 126.243
kasus (40 per 1000 penduduk). Meskipun tidak ada kasus kematian, namun angka tersebut
menunjukkan masih tingginya angka kejadian penyakit berbasis lingkungan akibat hygiene dan
sanitasi yang buruk.
Sebagai jalan keluar dari permasalahan ini, pemerintah memperkenalkan pendekatan
sanitasi total, yaitu kondisi ketika suatu komunitas ; 1) tidak buang air besar (BAB)
sembarangan, 2) mencuci tangan pakai sabun, 3) mengelola air minum dan makanan yang
aman, 4) mengelola sampah dengan benar, 5) mengelola limbah cair rumah tangga dengan
aman. Namun demikian program pendekatan sanitasi total tidaklah dapat berjalan dengan baik
tanpa dukungan dan peran serta masyarakat secara langsung. Untuk itu, dalam pelaksanaan
pendekatan sanitasi total, masyarakat merupakan subyek yang berperan dalam mengambil
keputusan dan bertanggungjawab terhadap keputusan tersebut. Dengan demikian diharapkan
program dapat berjalan secara berkelanjutan.
Selanjutnya pemerintah memperkenalkan program ini dengan nama Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM). STBM merupakan pendekatan untuk merubah perilaku
hygienes dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. STBM
menekankan kepada 5 (lima) pilar perubahan perilaku hygienes, yaitu :
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
1. Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan
dengan sanitasi dan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total di Wilayah
Puskesmas Rancaekek
2. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kepala puskesmas dalam penerapan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
B. Tujuan Khusus
1. Perubahan Perilaku ke arah yang lebih baik.
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Terlaksananya Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) di seluruh Wilayah Puskesmas Rancaekek
4. Terwujudnya Desa STBM di Wilayah Puskesmas Rancaekek.
III. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat di wilayah Puskesmas Rancaekek
V. SUMBER BIAYA
Kegiatan Penerapan STBM di Kabupaten bersumber biaya dari BOK Tahun 2016.
VI. KEGIATAN
Penerapan STBM (pemicuan di masyarakat).
A. PENDAHULUAN
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana
sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang
harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif.
B. LATAR BELAKANG
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit
berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini Dari
sisi epidemiologis, telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap beberapa penyakit
menular.
Kegiatan inspeksi sanitasi rumah sehat dilakukan di luar gedung puskesmas, sarana
rumah sehat yang di periksa adalah yang berada di wilayah binaan Puskesmas, dilakukan
sendiri oleh petugas sanitasi puskesmas sesuai dengan lembar cecklis rumah sehat.
Kegiatan Inspeksi sanitasi rumah sehat hasilnya dilaporkan secara berkala kepada
Dinas kesehatan Kabupaten sesuai dengan format yang ada oleh petugas sanitasi
puskesmas.
KERANGKA ACUAN
PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA (PJB)
A. PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes
albopictus. Nyamuk Aedes Aeggepti berkembang biak di tempat penampungan air bersih
seperti bak mandi, tempayan, ban bekas, kaleng bekas dan lain-lain. Pemberantasan
nyamuk Demam Berdarah akan lebih efektif jika dilakukan pemeriksaan jentik berkala
(PJB) yang dilakukan oleh petugas Puskesmas disemua desa non endemis sekaligus
memberikan abate pada penampungan air yang ada jentiknya.
B. LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas
daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.
Sampai saat ini penyakit DBD belum ada vaksin pencegahnya dan obatnyapun juga masih
diusahakan. Satu-satunya cara efektif adalah mencegah dan menanggulanginya dengan cara
memberantas nyamuk penularnya.
F. SASARAN
Rumah/TTU yang berada di wilayah binaan Puskesmas.
KERANGKA ACUAN
SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL)
I. PENDAHULUAN
Masalah kesehatan yang timbul terutama disebabkan oleh lingkungan yang kurang
memenuhi syarat kesehatan yang mencakup tentang penyediaan air bersih, jamban keluarga
dan saluran pembuangan air limbah. Dengan kurangnya penyediaan air bersih, jamban
keluarga dan saluran pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat
menimbulkan berbagai penyakit salah satu diantaranya adalah kejadian diare.
II. LATAR BELAKANG
Data sarana pembuangan air limbah yang terdapat dalam Riskesdas 2010 ini
meliputi cara pembuangan dilihat dari ketersediaan saluran pembuangannya.
Air limbah rumah tangga, secara nasional sebagian besar (41,3%) dibuang
langsung ke sungai/parit/got dan sebanyak 18,9 persen dibuang ke tanah (tanpa
penampungan). Hanya 13,5 persen rumah tangga yang memiliki SPAL.
Menurut tempat tinggal, persentase rumah tangga tertinggi yang memiliki SPAL lebih
tinggi di perkotaan (18,7%) dibandingkan di perdesaan (7,9%), demikian dengan
yang memiliki penampungan tertutup di pekarangan lebih tinggi di perkotaan (7,3%)
dibandingkan di perdesaan (5,5%).
VI. SASARAN
Sarana SPAL yang berada di wilayah binaan Puskesmas.
KERANGKA ACUAN
SARANA JAMBAN KELUARGA (JAGA)
I. PENDAHULUAN
Masalah kesehatan yang timbul terutama disebabkan oleh lingkungan yang kurang
memenuhi syarat kesehatan yang mencakup tentang penyediaan air bersih, jamban keluarga
dan saluran pembuangan air limbah. Dengan kurangnya penyediaan air bersih, jamban
keluarga dan saluran pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat
menimbulkan berbagai penyakit salah satu diantaranya adalah kejadian diare.
VI. SASARAN
Sarana JAGA yang berada di wilayah binaan Puskesmas.
KERANGKA ACUAN
KUNJUNGAN PASIEN BERBASIS LINGKUNGAN (PBL)
I. PENDAHULUAN
Kunjungan lapangan/ rumah pasien barbasis lingkungan sebagai tindak lanjut dari
pasien yang di rujuk ke klinik sanitasi. Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara
pasien atau keluarganya dengan petugas sanitasi
VI. SASARAN
Pasien menderita penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan factor lingkungan.
A. LATAR BELAKANG
1. Penyelenggaraan pemeliharaan kebersihan adalah bagian dari birokrasi pemerintah
yang sangat penting kaitannya dengan sistem penyelenggaraan pemerintahan secara
umum.
2. Pemeliharaan/perawatan bangunan dan utilitas gedung kantor serta halaman merupakan
salah satu bagian dalam mendukung penyelenggaraan administrasi perkantoran karena
kondisi fisiknya harus dalam kondisi yang optimal demi kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Untuk mewujudkan kondisi yang demikian perlu didukung oleh
tenaga pemeliharaan/perawatan yang mempunyai kemampuan yang cukup terampil
dalam bidang jasa kebersihan gedung kantor.
4. Untuk itu dalam upaya meningkatkan kenyamanan dan
kebersihan pemeliharaan/perawatan bangunan dan halaman gedung Puskesmas
Rancaekek DTP kegiatan Pengadaan Jasa Kebersihan Gedung dan Halaman/Taman
pada tahun anggaran 2016 guna menjaga dan meningkatkan pelayanan terhadap
kebersihan dan keindahan dalam pekerjaan pemeliharaan gedung kantor.
5. Diharapkan dari kegiatan ini dapat memberikan kenyamanan keindahan dan kebersihan
di Lingkungan Puskesmas Rancaekek DTP.
2. TUJUAN :
a. Mewujudkan keindahan dan kebersihan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa dalam
pelaksanaan pemeliharaan lingkungan gedung kantor yang bersih dan nyaman.
b. Meningkatkan ketertiban dan kenyamanan kepada para pegawai dalam
melaksanakan
c. kegiatan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa dalam menangani pemeliharaan
gedung kantor sesuai dengan prosedur.
C. SASARAN KEGIATAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah mencakup kebersihan lantai, jendela, langit- langit, kaca-
kaca jendela, ruang kerja serta peralatan kantor yang menunjang kegiatan antara lain :
meja, kursi, lemari, rak-rak buku, kamar mandi, dapur/ pantry, ruang rapat, halaman
gedung kantor dan taman yang ada dilingkungan Puskesmas Rancaekek DTP.
D. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan ini meliputi :
Seluruh gedung yang ada pada Puskesmas Rancaekek DTP yaitu sebanyak 3 gedung dan
halaman/taman.
Ruang lingkup kerja antara lain sebagai berikut:
1. Pembersihan area ruangan kerja, raung rapat dan ruang kelas meliputi : Meubelair
peralatan kantor, dinding sekat/partisi, pintu, jendela, langit-langit dan balkon luar
ruang kerja termasuk pembuangan sampah.
2. Pembersihan dapur dan toilet/kamar mandi/WC pimpinan meliputi : Lantai, dinding,
Wastafel, cermin, urinoir, kloset, saluran air kotor, jendela, pintu dan langit-langit,
selasar teras balkon luar.
4. Pembersih ruang kerja tambahan.
F. METODOLOGI PELAKSANAAN
Didalam melakukan pendekatan pekerjaan penyedia jasa dalam hal ini perlu dilaksanakan
antara lain :
1. Pekerjaan yang dilaksanakan tiap hari.
2. Pekerjaan Mingguan.
3. Pekerjaan Bulanan.
4. Pekerjaan yang sewaktu-waktu dibutuhkan.
G. JADWAL PELAKSANAAN
Setiap hari dan jadwal terlampir
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PELAYANAN KESEHATAN KECAMATAN RANCAEKEK
JL. Raya Rancaekek-Majalaya No.99 Telp.(022)7798009 Kode Pos 59438
A. PENDAHULUAN
Klinik sanitasi merupakan suatu upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan
kesehatan promotif, prefentif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi
untuk mengatasi masalah penyakit yang berbasis lingkungan dan masalah kesehatan
lingkungan pemukiman.
Anamnesa adalah wawancara terhadap pasien atau kelurganya mengenai :
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Riwayat penyakit terdahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Lamanya sakit
- Kondisi lingkungan
- Sarana sanitasi yang digunakan
Konseling adalah komunikasi antara dua orang atau lebih antara petugas konseling dan
pasien atau klien yang memutuskan untuk bekerja sama sehingga pasien dan klien dapat
mengenali dan memecahkan masalah kesehatan lingkungan secara mandiri maupun dengan
bantuan pihak lain.
B. LATAR BELAKANG
1. Penyakit – penyakit yang berhubungan dengan air meliputi : penyakit diare, demam
berdarah, malaria dan kulit.
2. Penyakit – penyakit yang penularannya berkaitan dengan kondisi perumahan dan
lingkungan yang jelek antara lain ISPA dan TB Paru
3. Penyakit – penyakit yang penyebabnya atau cara penularannya melalui makanan antara
lain : diare, kecacingam dan keracunan makanan
4. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan bahan kimia dan pestisida di
rumah tangga.
C. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya prefentif, kuratif dan promotif yang
dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus.
Tujuan Khusus :
- Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sector dalam program
pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat.
- Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampua dari perilaku masyarakat (pasien,
klien, dan masyarakat) untuk mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersihd an sehat.
- Meningkatnya pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk mencegah
dan menanggulangi penyakit berbasis lingkungan serta masalah kesehatan lingkungan dengan
sumber daya yang ada
- Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatnya kondisi kesehatan
lingkungan
F. SASARAN
1. Penderita penyakit / pasien/ keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan
lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan yang datang ke puskesmas
2. Masyarakat umum atau klien yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan dan penyakit
berbasis lingkungan yang datang ke puskesmas
3. Penderita penyakit / pasien / keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan
lingkungan, dan penyakit yang berbasis lingkungan yang dikunjungi rumahnya
4. Masyarakat umum / klien yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan dan penyakit
yang berbasis lingkungan yang daerahnya dikunjungi.
I. PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai suatu tempat kerja yang cukup komplek dengan lingkungan kerja
dan jenis pekerjaan yang bervariasi serta segala fasilitas dan peralatannya, harus dipelihara
sedemikian rupa untuk menjaga keamanan dan mencegah kebakaran serta persiapan
menghadapi bahaya untuk menjamin dan menjaga keselamatan hidup pasien, pegawai dan
pengunjung.
a. Pelaksanaan kegiatan adalah dengan sosialisasi dan simulasi oleh Tim Pemadam
Kebakaran
b. Tahapan Kegiatan
- Persiapan
- Pelaksanaan
- Evaluasi
VI. SASARAN
Sasaran kegiatan adalah perwakilan setiap poli dan unit kerja di Puskesmas Rancaekek DTP.