Вы находитесь на странице: 1из 10

JURNAL KEDOKTERAN YARSI 23 (3) : 187-196 (2015)

Kandungan Total Fenol Dan Aktivitas Antioksidan


Ekstrak Air Daun Kersen (Muntingia calabura L.)

Total Content of Fenol and Antioxidant Activity of The


Aqueous Extract of Cherry Leaf (Muntingia calabura L.)

Mhd Riza Marjoni1, Afrinaldi1, Ari Devi Novita1


1Pharmaceutical Academy, Dwi Farma Bukittinggi, West Sumatera

KATA KUNCI Aktivitas Antioksidan; Muntingia Calabura L.; Total Fenol;


DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhhidrazil)
KEYWORDS Antioxidan Activity; Total Phenolic; Muntingia Calabura L.;
DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhhidrazil)

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian penetapan kandungan fenolik total


dan aktivitas antioksidan ekstrak air daun kersen (Muntingia
calabura L). Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan
kandungan fenolik total dan nilai IC50 dari ekstrak air daun
kersen. Ekstrak dibuat menggunakan metoda infusa dengan
pelarut air. Hasil pemeriksaan kandungan fenolik total
menggunakan metode Folin-Ciocalteu adalah 2,86 mg/50 gram
dan uji aktivitas antioksidan yang dilakukan dengan
menggunakan metode DPPH didapatkan IC50 196,80 μg/mL.

ABSTRACT The study of determination of total phenolic content and


antioxidant activity of the aqueous extracts of cherry leaves
(Muntingia calabura L.) was conducted. This study was aimed
to know the total phenolic content and the IC50 value of the
water extract of cherry leaves. The extracts were made using the
method of infusion with water solvent. The total phenolic
content found using the Folin-Ciocalteu method was 2.86 mg/50
grams and the antioxidant activity using the DPPH method
showed the IC50 of 196.80 µg/mL.

PENDAHULUAN untuk mencapai kestabilan, akan


bereaksi dengan molekul disekitarnya
Radikal bebas adalah atom atau untuk memperoleh pasangan elektron.
molekul yang tidak stabil dan sangat
reaktif karena mengandung satu atau Corespondence:
Mhd Riza Marjoni, Pharmacy Academy, Dwi Farma
lebih elektron tidak berpasangan pada Bukittinggi
orbital terluarnya. Atom-atom ini Email : mhdriza.marjoni@gmail.com

187
KANDUNGAN TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAUN KERSEN
(MUNTINGIA CALABURA L.)

Reaksi ini akan berlangsung Sumatera Barat memiliki berbagai


secara terus-menerus dalam tubuh dan kandungan seperti flavonoida, tanin,
apabila tidak dihentikan dapat merusak vitamin C, karoten, riboflavin
sel sehingga sangat berbahaya bagi (Ekayatun, 2010). Hal ini memungkin-
kesehatan serta akan menimbulkan kan untuk dieksplorasi sebagai
berbagai penyakit seperti kanker, antioksidan alami. Menurut penelitian
jantung, katarak, penuaan dini, serta terdahulu diketahui bahwa ekstrak
penyakit degeneratif lainnya. metanol daun kersen memiliki aktivitas
(Kikuzaki, et al., 2002) antioksidan sebesar 21,786 µg/mL.
Antioksidan adalah substansi (Indah, 2013; Kuntorini, 2013)
yang diperlukan untuk menetralisir Berdasarkan hal di atas maka
radikal bebas dan mencegah kerusakan dilakukan penelitian ini, dengan tujuan
yang ditimbulkan oleh radikal bebas untuk menentukan aktivitas
dengan melengkapi kekurangan antioksidan dan kadar fenolat total,
elektron yang dimiliki radikal bebas dari ekstrak air daun kersen. Untuk
dan menghambat terjadinya reaksi menentukan kadar fenolat total
berantai dari pembentukan radikal digunakan metoda Folin-Ciocalteu
bebas yang dapat menimbulkan stres dengan senyawa pembanding asam
oksidatif. Radikal bebas adalah atom galat. Sedangkan pada pengujian
yang tidak stabil karena kehilangan aktivitas antioksidan dengan metode
pasangan elektronnya. (Yuliarti, 2008) serapan radikal bebas DPPH.
Antioksidan dapat diperoleh
dari makanan yang banyak BAHAN DAN CARA KERJA
mengandung vitamin C, vitamin E dan
beta karoten serta senyawa fenolik. Alat-Alat
Bahan pangan yang dapat menjadi Alat yang digunakan adalah:
sumber antioksidan alami, seperti kertas saring Whatman No. 1, cawan
rempah-rempah, coklat, biji-bijian, penguap, timbangan digital, labu ukur,
buah-buahan, sayur-sayuran seperti plat tetes, pipet ukur, pipet mikro,
buah tomat, pepaya, jeruk dan spatel, aluminium foil, desikator, labu
sebagainya. (Prakash, 2001; Trevor, Erlenmeyer, kaca arloji, vial, gelas ukur,
1995). Antioksidan dari tumbuhan corong pisah, tabung reaksi,
bekerja menghalangi kerusakan seperangkat alat spektrofotometer UV–
oksidatif dengan membentuk kelat Vis.(Rayleigh 7200)
dengan senyawa logam katalitik, dan
menangkap oksigen. (Khlifi et al., 2005) Bahan
Flavonoida merupakan Bahan yang digunakan antara
komponen fenolik yang terdapat dalam lain: Daun kersen, air suling, metanol
buah-buahan, sayur-sayuran yang p.a (Merck), asam galat p.a (Merck),
bertindak sebagai penampung yang Reagen Folin–Ciocalteu, Natrium
baik terhadap radikal hidroksil dan karbonat p.a (Merck), DPPH p.a.
superoksida dengan melindungi lipida (Merck), Etanol 96%.
membran terhadap reaksi oksidasi
yang merusak. (Lee et al, 2003) Pembuatan Reagen
Tumbuhan kersen yang banyak a. Pembuatan larutan induk asam
tumbuh di berbagai tempat di galat ( 1 mg/mL ) (Waterhouse,
1999)

188
MHD RIZA MARJONI, AFRINALDI, ARI DEVI NOVITA

Ditimbang 50 mg asam galat mg/mL dipipet 1 mL, 1,25 mL, 1,5 mL,
tambahkan 1 mL etanol 96 %, 1,75 mL dan 2 mL, secara berturut turut
ditambahkan aquades sampai lalu diencerkan dengan aquades
volume akhir 50 mL. sampai volume akhir 10 mL sehingga
b. Pembuatan larutan Na2CO3 10 % dihasilkan konsentrasi 100, 125, 150,
(Waterhouse, 1999) 175, 200 μg/ml asam galat, secara
Ditimbang 10 g Na2CO3 dan berturut-turut.
tambahkan aquades sampai 20 mL Dari masing-masing konsentrasi
kemudian didiamkan selama 24 jam larutan asam galat dipipet 0,2 mL lalu
c. Pembuatan larutan DPPH ditambah 15,8 mL aquades dan 1 mL
(Molyneux, 2004) Reagen Folin-Ciocalteu dan dikocok
Ditimbang sebanyak 5 mg DPPH sampai homogen serta didiamkan
dan dilarutkan dengan metanol selama 8 menit. Diambahkan 3 mL
dalam labu sampai 250 mL sehingga larutan Na2CO3 10% lalu dikocok
diperoleh larutan dengan homogen, dan selanjutnya didiamkan
konsentrasi + 50 µM. selama 2 jam pada suhu kamar. Ukur
serapan pada panjang gelombang
Pengambilan sampel serapan maksimum 765 nm, lalu dibuat
Sampel yang digunakan adalah kurva kalibrasi hubungan antara
daun kersen yang diambil di daerah konsentrasi asam galat (μg/ml) dengan
Kamang Kabupaten Agam, Sumatera serapan.
Barat.
Penetapan Kandungan Fenol Total
Penyiapan Sampel dengan Metoda Folin–Ciocalteu
Daun kersen segar (Muntingia (Orak, 2006)
folium) dicuci bersih, dikeringkan dan Ditimbang 100 mg ekstrak
dirajang. Ditimbang sebanyak 50 g, kemudian dilarutkan sampai 10 mL
ditambahkan aquades sampai 500 mL dengan aquades sehingga diperoleh
lalu diaduk homogen. Dididihkan pada konsentrasi 10 mg/mL. Dari
suhu 90 ⁰C selama ±15 menit dalam konsentrasi 10 mg/mL dipipet 1 mL
panci infus sambil sesekali diaduk. dan diencerkan dengan aquades hingga
Hasil infusa disaring panas dan 10 mL dan diperoleh konsentrasi
diperas. Ampas dibilas berulang kali ekstrak 1 mg/mL. Dipipet 0,2 mL
sampai filtrat terakhir negatif dengan ekstrak, ditambahkan 15,8 mL aquades
FeCl₃. Filtrat yang didapat lalu dan 1 mL reagan Folin–Ciocalteu lalu
dikeringkan (berat ekstrak kering total dikocok. Didiamkan selama 8 menit
= 2,14 gram). kemudian ditambahkan 3 mL Na2CO3
10% ke dalam campuran. Didiamkan
Pembuatan Kurva Kalibrasi Asam larutan selama 2 jam pada suhu kamar.
Galat dengan Reagen Fenol Folin– Diukur serapannya dengan
Ciocalteu (Waterhouse, 1999) spektrofotometer UV-Vis pada panjang
Ditimbang 50 mg asam galat, gelombang serapan maksimum 765 nm.
ditambahkan 1 mL etanol 96 %, lalu Dilakukan 3 (tiga) kali pengulangan
ditambahkan aquades sampai volume sehingga kadar fenol yang diperoleh
akhir 50 mL, sehingga diperoleh hasilnya didapat sebagai mg ekuivalen
konsentrasi 1 mg/mL. Dari larutan asam galat/g sampel segar.
induk asam galat konsentrasi 1

189
KANDUNGAN TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAUN KERSEN
(MUNTINGIA CALABURA L.)

Pentapan Panjang Gelombang serapan DPPH dengan menggunakan


Serapan Maksimum DPPH (Okawa, rumus :
2001)
Dipipet sebanyak 3,8 mL larutan % Inhibisi 
Serapan kontrol  Serapan sampel
x100%
DPPH 50 µM dan ditambahkan 0,2 mL Serapan kontrol
metanol. Setelah dibiarkan selama 30
menit di tempat gelap, serapan larutan Keterangan:
diukur dengan spektrofotometer UV- Serapan kontrol : Serapan radikal
Vis pada panjang gelombang 500 - 700 DPPH 50 µM pada panjang
nm. gelombang 508 nm.
Serapan sampel : Serapan dalam
Penetapan Serapan Kontrol (Okawa, radikal DPPH 50 µM pada
2001) panjang gelombang
Dipipet larutan DPPH 50 µM 508 nm
sebanyak 3,8 mL dan ditambahkan
aquades 0,2 mL. Diukur serapan Nilai IC50 masing-masing konsentrasi
dengan spektrofotometer UV-Vis. sampel dihitung dengan menggunakan
rumus persamaan regresi linier
Pemeriksaan Aktivitas Antioksidan
(Hanani, 2005; Okawa, 2001) HASIL
Ditimbang ekstrak sebanyak 100
mg, kemudian dilarutkan dengan Berdasarkan penelitian yang telah
aquades sampai 100 mL dalam labu dilakukan diperoleh hasil sebagai
ukur maka didapatkan konsentrasi 1 berikut :
mg/mL. Dari larutan induk, dilakukan 1. Ekstrak kering yang diperoleh
pengenceran dengan menambahkan adalah 2,14 g dari 50 g sampel
aquades dengan perbandingan yang kering
telah ditetapkan, sehingga diperoleh 2. Panjang gelombang maksimum
sampel dengan konsentrasi (100, 150, DPPH yang didapat adalah 508 nm
200, 250, 300 µg/mL). Untuk penentuan pada konsentrasi 50 μM
aktivitas antioksidan masing-masing 3. Uji aktivitas antioksidan
konsentrasi dipipet sebanyak 0,2 mL menggunakan metode DPPH
larutan sampel dengan pipet mikro dan terhadap ekstrak air pada
masukan ke dalam vial, kemudian konsentrasi 100, 150, 200, 250, dan
ditambahkan 3,8 mL larutan DPPH 50 300 µg/mL, diperoleh IC50 sebesar
µM. Campuran dihomogenkan dan 196,80 µg/mL
dibiarkan selama 30 menit di tempat 4. Kadar fenolat total yang terdapat
gelap, abbsorbansi diukur dengan pada daun kersen adalah setara
spektrofotometer UV-Vis pada panjang dengan asam galat 2,86 mg/50 g
gelombang maksimum. daun segar.

Pengolahan Data PEMBAHASAN


Aktivitas antioksidan sampel
ditentukan oleh besarnya hambatan Metode ekstraksi yang
serapan radikal DPPH melalui digunakan adalah metoda infusa
perhitungan persentase inhibisi dengan mennggunakan air karena cara
ini merupakan metoda yang mudah

190
MHD RIZA MARJONI, AFRINALDI, ARI DEVI NOVITA

dilakukan dan menggunakan alat-alat dalam jumlah yang sedikit dengan


sederhana. Perlakuan hanya dengan waktu yang singkat. (Hanani, 2005)
cara menyari dengan pelarut air pada Adanya aktivitas antioksidan dari
temperatur 96 oC-98 oC selama 15- sampel mengakibatkan terjadinya
20 menit. Semua filtrat yang diperoleh perubahan warna pada larutan DPPH
dari hasil infusa, dikeringkan sehingga dari ungu pekat menjadi kuning pucat.
diperolek ekstrak kering sebanyak 2,14 (Permana, 2003)
g dari 50 g sampel kering. Pada Panjang gelombang maksimum
penelitian yang terdahulu diuji struktur DPPH yang didapat adalah 508 nm
anatomi dan aktivitas antioksidan pada konsentrasi 50 μM. Adanya
ekstrak metanol daun kersen dengan aktifitas antioksidan dari sampel
IC50 yang didapatkan sebesar 21,786 mengakibatkan perubahan warna pada
µg/mL (Kuntorini, 2013). Sementara larutan DPPH yang semula berwarna
itu, sebagian besar senyawa polifenol ungu pekat menjadi kuning pucat.
dan flavonoida yang terdapat dalam Aktivitas antioksidan dari ekstrak air
daun kersen, juga bisa larut dalam daun kersen dinyatakan dalam
pelarut polar lain seperti air. persentase inhibisinya dari perbedaan
Metode yang digunakan dalam serapan serapan antara serapan kontrol
pengujian aktivitas antioksidan adalah DPPH dengan serapan sampel yang
metode serapan radikal DPPH karena diukur dengan spektrofotometer UV-
merupakan metode yang sederhana, Vis.
mudah, dan menggunakan sampel

Gambar 1. Daun Kersen (Muntingia folium)

191
KANDUNGAN TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAUN KERSEN
(MUNTINGIA CALABURA L.)

0.7
0.69
Serapan 0.68
0.67
0.66
0.65
0.64
0.63
495 500 505 510 515 520 525
Panjang Gelombang (nm)

Gambar 2. Grafik Panjang Gelombang Maksimum DPPH

Tabel 1. Data Pengukuran Serapan Ekstrak Air Daun Kersen (Muntingia folium)

Serapan pada setiap IC50


ulangan % Rata-
Konsentra Rata-rata
Inhibisi rata
si (μg/mL) Serapan
Rata-rata (µg/m
1 2 3
L)
100 0,500 0,500 0,501 0,500 ±0.1171 28,36
150 0,402 0,403 0,402 0,402 ± 0.0057 42,40
200 0,360 0,359 0,359 0,359 ± 0.0056 48,56 196,80
250 0,254 0,254 0,253 0,253 ± 0.0057 63,75
300 0,208 0,206 0,205 0,206 ± 0.0012 70,48

Besarnya aktivitas antioksidan antioksidan yang kuat karena


ditandai dengan nilai IC50, yaitu mempunyai IC50 kurang dari 200
konsentrasi larutan sampel yang µg/mL (Blouis, 1958). Ekstrak air daun
dibutuhkan untuk menghambat 50% kersen pada penelitian ini memiliki
radikal bebas DPPH. Uji aktivitas harga IC50 196,80 µg/mL. Harga IC50 ini
antioksidan menggunakan metode masih lebih kecil jika dibandingkan
DPPH terhadap ekstrak air pada dengan ekstrak metanol, hal ini diduga
konsentrasi 100, 150, 200, 250, dan 300 karena zat yang mempunyai aktivitas
µg/mL, diperoleh IC50 sebesar 196,80 antioksidan lebih banyak terlarut
µg/mL. Hal ini menunjukkan bahwa dalam metanol dibandingkan dalam
ekstrak mempunyai aktivitas air.

192
MHD RIZA MARJONI, AFRINALDI, ARI DEVI NOVITA

80

70

% Inhibisi 60

50
y = 8.474 + 0.2112x
40 R² = 0.9831
30

20

10

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Konsentrasi (µg/mL )

Gambar 3. Kurva Kalibrasi Ekstrak Air Daun Kersen (Muntingia folium)


persamaan regresi linier Y = 8,474 + 0.2112x, R2 = 0,9831, SD = 16,844,BD = 239,48
µg/mL dan BK = 798,3 µg/mL
Keterangan: SD = standar deviasi, BD = batas deteksi, dan BK = batas kuantisasi

Untuk mendapatkan persamaan senyawa fenol seperti flavonoida, asam


regresi dibuat kurva kalibrasi untuk fenolat. Biasanya senyawa-senyawa
mengetahui hubungan antara yang memiliki aktivitas antioksidan
konsentrasi dengan serapan, sehingga adalah senyawa fenol yang mempunyai
didapatkan persamaan regresi. Setelah gugus hidroksi yang tersubstitusi pada
dilakukan pengukuran didapatkan posisi orto dan para terhadap gugus –
persamaan regresi linier ŷ = 8,474 + OH dan –OR. Setelah dilakukan
0,211x dengan koefisien korelasi r = pemeriksaan kandungan kimia ternyata
0,9915 dan koefisien determinasi R2 = daun kersen mengandung fenolat dan
0,983. Artinya 98,3% dari persen flavonoida, maka dilanjutkan dengan
inhibisi dipengaruhi oleh konsentrasi, penentuan kandungan fenolat total.
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh Pada penetapan kadar senyawa
faktor lain seperti suhu, cahaya dan lain fenolat total digunakan asam galat
sebagainya. Dari penelitian yang telah sebagai larutan standar. Serapan
dilakukan didapat IC50 dari ekstrak air maksimum asam galat diperoleh pada
daun kersen sebesar 196,80 μg/mL. panjang gelombang 765 nm. Sebelum
Artinya, pada konsentrasi 196,80 dilakukan pemeriksaan kadar fenolat
μg/mL sampel dapat menghambat 50% total, terlebih dahulu dibuat kurva
radikal bebas. kalibrasi larutan standar asam galat
Dari sejumlah penelitian pada dengan konsentrasi 100, 125, 150, 175,
tanaman obat dilaporkan bahwa dan 200 µg/mL. Pembuatan kurva
banyak tanaman obat yang kalibrasi ini berguna untuk membantu
mengandung antioksidan dalam menentukan kadar fenol dalam sampel
jumlah besar. Efek antioksidan melalui persamaan regresi dari kurva
terutama disebabkan karena adanya kalibrasi.

193
KANDUNGAN TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAUN KERSEN
(MUNTINGIA CALABURA L.)

Tabel 2. Hasil Pengukuran Serapan Larutan Standar Asam Galat pada Panjang
Gelombang 765 nm dengan Spektrofotometer UV-Vis

Konsentrasi Serapan
Nomor
(μg /mL)
1 100 0,179
2 125 0,209
3 150 0,228
4 175 0,244
5 200 0,256

Dari pemeriksaan larutan yang kecil menunjukkan ketepatan


standar asam galat didapat kurva yang cukup tinggi.
kalibrasi dengan persamaan regresi Ŷ = Konsentrasi larutan sampel dapat
0,000756x + 0,1098 dan harga koefesien ditentukan dengan menggunakan
korelasi (r) yaitu 0,96843; simpangan kurva kalibrasi dengan cara mengukur
baku (SB) = 0,0005 ; batas deteksi (BD) serapan sampel kemudian kadar
= 1,98 µg/mL; dan batas kuantisasi = fenolat total dalam ekstrak daun kersen
6,61 µg/mL. Dari data persamaan dihitung dengan menggunakan
regresi didapatkan bahwa nilai b = + persamaan regresi linear. Kandungan
0,1098 yang berarti setiap x fenolat total dalam ekstrak air daun
(Konsentrasi sampel bertambah 1 kersen 2,86 g /mL yang setara dengan
µg/mL maka y (% Inhibisi) meningkat 50 gr daun segar (Tabel 2). Data yang
sebesar 0,1098. Nilai r yang mendekati diperoleh ini cukup akurat dan teliti di
1 membuktikan bahwa persamaan mana dapat dilihat dari nilai koefisien
regresi tersebut adalah linier. Kurva variansi yang kecil dan nilai batas
regresi juga menunjukkan bahwa kuantisasi 6,61 µg/mL.
terdapat hubungan yang erat antara Kadar fenolat total yang diperoleh
konsentrasi dengan % inhibisi. dalam ekstrak adalah 2,86 mg/50 g
Dari nilai R2 (R square) dapat sampel segar, jadi melebihi nilai batas
diketahui bahwa terdapat keeratan kuantisasi. Batas kuantisasi merupakan
hubungan yang signifikan antara kuantitas terkecil analit dalam sampel
konsentrasi pelarut dengan % inhibisi yang masih dapat memenuhi kriteria
yang diamati dengan derajat keeratan cermat dan seksama. (Miller, 1993;
sebesar 0,96843 dan simpangan baku Riley, 1996).

194
MHD RIZA MARJONI, AFRINALDI, ARI DEVI NOVITA

0.3

0.25

Serapan 0.2
y = 0.000756x + 0.109
0.15 R² = 0.968

0.1

0.05

0
50 70 90 110 130 150 170 190 210
Konsentrasi (µg/ml)

Gambar 4. Kurva Kalibrasi Asam Galat dalam Reagan Folin-Ciocalteu pada Panjang
Gelombang 765 nm
persamaan regresi linier Y = 0,000756x + 0,109 X, R2 = 0,968, SD = 0,0005,
BD = 1,98 µg/ml dan BK = 6,61 µg/mL
Keterangan: SD = standar deviasi, BD = batas deteksi, dan BK = batas kuantisasi

Kurva regresi juga menunjuk- Pada penetapan kadar fenolik


kan bahwa terdapat hubungan yang total sampel digunakan konsentrasi 1
erat antara konsentrasi dengan serapan. mg/mL dan dapat ditentukan dengan
Hal ini diperlihatkan dengan nilai r mengukur serapan hasil reaksi antara
(koefisien korelasi), dan R2 (koefisien reagen Folin-Ceocalteu dengan sampel
determinasi). Kurva tersebut menggunakan persamaan regresi linier
merupakan kurva dari perbandingan dari kurva kalibrasi sehingga diperoleh
antara konsentrasi dengan serapan. kadar fenolik total sebesar 2,86% b/b
Semakin besar konsentrasinya maka yang dihitung sebagai asam galat.
nilai serapannya akan semakin besar
pula. Dari kalibrasi didapat persamaan KESIMPULAN
regresi Ŷ = 0,000756x + 0.1098 dan
koefisien korelasi (r) = 0,9843. Dari hasil penelitian yang telah
Sedangkan koefisien determinasi (R2) = dilakukan dapat diambil simpulan
0,9688 yang mempunyai arti 96,8% bahwa ekstrak air daun kersen
serapan dipengaruhi oleh konsentrasi. mempunyai kemampuan meredam
Pada penetapan kadar fenolik radikal bebas DPPH (IC50 = 196,80
total sampel digunakan ekstrak dengan μg/mL) dan kadar fenolat total yang
konsentrasi 1 mg/mL ditentukan terdapat pada daun kersen setara
dengan cara mengukur serapan yang dengan asam galat 2,86 mg/50 g daun
merupakan hasil reagen Folin-Ciocalteu segar.
dengan sampel, menggunakan
persamaan regresi linier dari kurva
kalibrasi asam galat.

195
KANDUNGAN TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAUN KERSEN
(MUNTINGIA CALABURA L.)

KEPUSTAKAAN (DPPH) for estimating antioxidant


activity. J. Sci. Technol. 26(2): 211-219.
Ekayatun dkk. 2010. Jakers (jam kersen) Okawa M, J Kinjo, T Nohara and M Ono
sebagai alternative obat asam urat 2001. Modification method DPPH (2-2-
PKM gagasan tertulis. Universitas difenil-1-pikrilhidrazil) radical
Negeri Yogyakarta. scavenging activity of flavonoids
Hanani EA, Mun’im R dan Sekarini 2005. obtained from some medicinal plants.
Identifikasi senyawa antioksidan Biol. Pharm. Bull. 24(10): 1202-1205.
dalam spons callyspongia sp dari Orak H 2006. Total antioxidant activities,
Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu phenolics, anthocyanins,
Kefarmasian, 2(3): 127-133. polyphenoloxidase activities in red
Lee SE, Hwang HJ, Ha JS, Jeong HS, and grape varieties. Electronic Journal of
Kim JH 2003. Screening of medicinal Polish Agricultural University Food
plant extracts for antioxidant activity. Science and Technology. 9: I17 – 118.
Life Sci. 73: 167-179. Prakash A 2001. Antioxidant activity
Kikuzaki H, Hisamoto M, Hirose K, medallion laboratories: analytical
Akiyama K, and Taniguchi H 2002. progres 19(2): 1–4.
Antioxidants properties of ferulic acid Indah, SY dan Darwati 2013. Keajaiban
and its related compound, J. daun tumpas tuntas penyakit. Tibbun
Agric.Food Chem. 50: 2161-2168. Media. Jakarta.
Kuntorini EM, Fitriana, Setya dan Astuti Trevor R 1995. Kandungan organik
MD 2013. Stuktur anatomi dan uji tumbuhan, Diterjemahkan oleh
aktivitas antioksian ekstrak metanol Kosasih, Padmawinata. Edisi 6,
daun kersen. Jurnal Prosidding Bandung.
Semirata. Program Studi Biologi Yuliarti N 2008. Racun di sekitar kita. Andi
FMIPA Universitas Lambung Offset. Yogyakarta: 25-28
Mangkurat. Waterhouse A 1999. Folin-Ciocalteau micro
Molyneux P 2004. The use of the stable free method for total phenol in wine,
radical diphenyl picrylhydrazyl Department of Viticulture & Enology
University of California. Davis: 152-
178.

196

Вам также может понравиться