Вы находитесь на странице: 1из 5

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

1. Pengkajian
Pada dasarnya, tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari
klien.Adapun data yang terkumpul mencakup informasi klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau
budaya. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian adalah sebagai berikut :

a. Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara
memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosiokultural, dan spiritual yang bisa
mempengaruhi status kesehatannya.
b. Mengumpulkan semua infomasi yang bersangkutan dengan masa lalu dan saat ini, bahkan
sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien, guna membuat suatu basis data yang
lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat dan klien selama berinteraksi serta sumber
yang lain.
c. Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
d. Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting, dan
catatan kesehatan klien.

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Melakukan wawancara
b. Riwayat kesehatan/keperawatan
c. Pemeriksaan fisik
d. Mengumpulkan data penunjang hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan diagnostik, serta
catatan kesehatan (rekam medik) (Deswani, 2009)

Menurut Doenges (2012), pengkajian pada kasus TB paru adalah sebagai berikut
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan, nafas pendek karena kerja, kesulitan tidur
pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan/berkeringat, mimpi buruk.
Tanda : Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja, kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap
lanjut).
b. Integritas ego
Gejala : Adanya/faktor stres lama, masalah keuangan, rumah, perasaan tak berdaya/tak
ada harapan.
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah
terangsang.
c. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, tidak dapat mencerna, penurunan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik, kehilangan otot/hilang lemak
subkutan.
d. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah.
e. Pernapasan
Gejala : Batuk produktif atau tak produktif, napas pendek, riwayat tuberkulosis/terpajan
pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru
dan pleural), perkusi pekak dan penurunan vermitus (cairan atau penebalan pleural),
bunyi napas : menurun/tak ada, krekels tercatat di atas apeks paru selama inspirasi cepat
setelah batuk pendek (krekels posttussic), karakteristik sputum: hijau/purulent,
mukoid/kuning, atau bercak darah, deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
f. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker, tes HIV postif.
Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut.
g. Interaksi sosial
Gejala : Perasaan asolasi/penolakan karena penyakit menular, perubahan pola biasa
dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.
h. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga TB, ketidak mampuan umum/status kesehatan buruk, gagal
untuk membaik/kambuhnya TB, tidak berpartisipasi dalam terapi.
Rencana pemulangan : memerlukan bantuan dalam terapi obat dan perawatan diri serta
pemeliharaan/perawatan rumah.
2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisis data subjektif dan objektif yang

telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakan diagnosa keperawatan. Diagnosa

keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien,

keluarga, rekam medis, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain (Deswani, 2009).

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi

kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi (Doenges,

2012).

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau

komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Yang

dimaksud dengan actual adalah masalah yang didapatkan pada saat dilakukan pengkajian,

sedangkan masalah potensial adalah kemungkinan yang akan timbul kemudian (NANDA,

2012).

3. Rencana Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah panduan untik perilaku spesifik yang diharapkan dari

klien atau tindakan yang harus dilakukan perawat.Intervensi dilakukan untuk membantu klien

mencapai hasil yang diharapkan (Deswani, 2009).

Dalam intervensi terdapat kriteria hasil. Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang digunakan

dalam membuat kriteria hasil :

a. Berorientasi pada klien

b. Mempunyai makna tunggal

c. Setiap pernyataan kriteria hasil harus bersifat spesifik dan hanya memiliki satu makna.

d. Dapat diukur

e. Mempunyai batasan waktu

f. Saling menguntungkan
g. Realistis dan dapat dicapai

Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien

dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.Tindakan/intervensi keperawatan dipilih

untuk membantu klien dalam mencapai hasil klien yang diharapkan dan tujuan pemulangan

(Doenges, 2012).

4. Implementasi

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan

keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan

yang telah ditetapkan (Asmadi, 2008).

5. Evaluasi

Evaluasi berfokus pada klien, baik itu individu ataupun kelompok. Proses evaluasi

memerlukan beberapa ketrampilan, antara lain : kemapuan menetapkan rencana asuhan

keperawatan, pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal

terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan tentang, konsep keperawatan (Deswani,

2011).

Tujuan melakukan pencatatan hasil evaluasi adalah sebagai berikut:


a. Menilai pencapaian kriteria hasil dan tujuan.
b. Mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi pencapaian tujuan.

c. Membuat keputusan apakah rencana asuhan keperawatan diteruskan atau dihentikan.

d. Melanjutkan, memodifikasi, atau mengakhiri rencana.

Evaluasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut :

a. Evaluasi formatif

Evaluasi ini menggambarkan hasil observasi dan analisis perawat terhadap respon klien

segera setelah tindakan.Biasanya digunakan dalam catatan keperawatan.


b. Evaluasi sumatif

Menggambarkan rekapitulasi dari observasi dan analisis status kesehatan klien dalam satu

periode.Evaluasi sumatif menjelaskan perkembangan kondisi dengan menilai apakah hasil

yang diharapkan telah dicapai.

Metode-metode penulisan hasil evaluasi sebagai berikut :

S : subjektif: bagian meliputi data subjektif atau informasi yang diperoleh dari klien, seperti

klien mengurakan gejala sakit atau menyatakan keinginannya untuk mengetahui tentang

pengobatan. Ada tidaknya data subjektif dalam catatan perkembangan sangat bergantung

pada keakutan penyakit atau sifat masalah.

O : objektif: data objektif terdiri atas informasi yang dapat diamati atau diukur. Misalnya, hasil

pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, observasi, atau hasil pemeriksaan radiologi.

A : assessment: tenaga kesehatan yang menulis catatan SOAP menggunakan data subjekif dan

objektif serta merumuskan kesimpulan. Pengkajian merupakan penafsiran tentang kondisi

klien dan tingkat perkembangan.

P : planning: perencanaan bergantung pada pengkajian situasi yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan. Rencana dapat meliputi instuksi khusus untuk mengatasi masalah klien,

pengumpulan data tambahan tentang masalah klien, pendidikan bagi individu atau keluarga,

dan tujuan asuhan. Rencana yang terdapat dalam catatan SOAP dibandingkan dengan

rencana yang ada pada catatan terdahulu, kemudian dibuat revisi, memodifikasi, atau

meneruskan usulan tindakan yang lalu

Вам также может понравиться