Вы находитесь на странице: 1из 19

Jenis-Jenis Asuransi Jiwa

Ada beberapa jenis produk asuransi jiwa yang tentunya masing-masing memiliki manfaat
yang berbeda-beda. Jenis-jenis asuransi jiwa ini bertujuan untuk melayani berbagai macam
kebutuhan, kemampuan, dan daya beli masyarakat. Silakan disimak apa saja jenis asuransi
jiwa berikut ini:

1. Asuransi Jiwa Berjangka (Term Life Insurance)

Asuransi jiwa berjangka atau term life insurance ini fungsinya untuk memberi proteksi
kepada tertanggung dalam jangka waktu tertentu saja. Asuransi jiwa ini biasanya
menawarkan kontrak untuk 5, 10, atau 20 tahun, dengan premi tetap dan terhitung murah.

Anda direkomendasikan memilih asuransi jiwa jenis ini jika Anda mengutamakan masa
depan keluarga Anda terutama pendidikan anak. Cocok bagi Anda yang memiliki kebutuhan
akan biaya asuransi yang besar namun memiliki kemampuan keuangan yang terbatas.

Jika Anda memilih asuransi jiwa ini, beberapa keuntungannya adalah:

 Anda sebagai pemegang polis mendapatkan kebebasan dalam menentukan besarnya


premi sesuai dengan kemampuan Anda.

 Uang pertanggungan yang bisa Anda peroleh sebagai pemegang polis bisa mencapai
angka miliaran rupiah. Artinya, jika tertanggung meninggal dunia saat masa kontrak
masih aktif, maka keluarga tertanggung akan mendapatkan uang pertanggungan yang
cukup besar.

Sementara itu kekurangan dari asuransi jiwa jenis ini adalah:

 Tertanggung bisa kehilangan uang premi yang sudah dibayarkan atau premi hangus
begitu kontrak selesai apabila tidak mengalami masalah kesehatan maupun meninggal
dunia hingga masa kontrak selesai tersebut.

2. Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life Insurance)

Asuransi jiwa jenis seumur hidup atau whole life insurance ini memberikan perlindungan
seumur hidup, meski biasanya perusahaan asuransi membatasi manfaat perlindungan hingga
hanya 100 tahun.

Asuransi jiwa ini direkomendasikan bagi Anda yang tidak punya tanggungan dan
menginginkan manfaat yang lebih dari sekadar santunan kematian, atau Anda tertarik
dengan ide tabungan jangka panjang. Jadi, jika Anda menginginkan perlindungan jiwa
sekaligus tabungan untuk kebutuhan darurat misalnya membayar biaya tagihan rumah sakit,
Anda dapat mempertimbangkan untuk membeli polis asuransi jiwa jenis ini.

Keuntungan dari asuransi jiwa jenis ini adalah:

 Pemegang polis dimungkinkan untuk mendapatkan nilai tunai dari premi yang sudah
dibayarkan.
 Apabila Anda sebagai tertanggung tidak dapat membayar angsuran premi secara berkala,
Anda bisa menggunakan nilai tunai dari premi yang sudah dibayar untuk membayar
premi selanjutnya.
 Premi asuransi yang sudah Anda bayarkan tidak akan hangus jika tidak ada klaim.
 Saat kontrak berakhir, uang pertanggungan akan diberikan seluruhnya.

Sementara itu kekurangannya adalah:

 Preminya lebih besar ketimbang premi asuransi jiwa berjangka, bahkan bisa mencapai
lebih dari dua kali lipatnya. Alasan dari premi yang tinggi ini adalah karena angka
harapan hidup masyarakat Indonesia hanya 65 tahun untuk laki-laki dan 70 tahun untuk
perempuan, sehingga kemungkinan klaim asuransi sebelum masa proteksi berakhir lebih
tinggi.
 Nilai tunai dari total premi yang sudah dibayarkan tidak terlalu besar karena bunga untuk
asuransi ini biasanya hanya sebesar 4% per tahun, dan angka ini belum dipotong pajak.

3. Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment Insurance)

Jenis asuransi jiwa dwiguna atau endowment insurance ini sesuai dengan namanya adalah
asuransi yang memiliki dua manfaat, yaitu sebagai asuransi jiwa berjangka sekaligus
tabungan. Artinya Anda sebagai pemegang polis dapat memperoleh nilai tunai dari premi
asuransi yang sudah Anda bayarkan berupa uang pertanggungan jika tertanggung meninggal
dunia dalam periode tertentu sesuai dengan kebijakan polis asuransi bersangkutan dan juga
dapat menarik polis asuransi dalam waktu tertentu sebelum masa kontrak berakhir.

Asuransi jiwa jenis ini direkomendasikan bagi Anda yang lebih ingin memastikan
ketersediaan dana pendidikan untuk anak, ingin punya dana untuk kebutuhan tak terduga di
masa depan, dan ingin punya dana pensiun yang lebih besar.

Keuntungan dari asuransi jiwa jenis ini adalah:

 Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Anda bisa mengklaim polis asuransi jiwa ini
sebelum masa kontrak berakhir, misalnya untuk dana pendidikan anak Anda. Namun
penarikan dana ini hanya bisa dilakukan sekali dalam jangka waktu beberapa tahun
sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat.

 Jika misalnya Anda sebagai tertanggung masih hidup saat jangka waktu berakhir, Anda
akan mendapatkan seluruh uang pertanggungan.

Sementara itu kekurangannya adalah:

 Karena jenis asuransi jiwa ini memiliki dua manfaat, yang seperti menggabungkan
manfaat asuransi jiwa berjangka dengan asuransi jiwa seumur hidup, jadi preminya
cukup besar, bisa mencapai jutaan rupiah per bulannya.

4. Asuransi Jiwa Unit Link

Asuransi jiwa jenis unit link ini menggabungkan manfaat asuransi dengan investasi, dan
paling sering ditawarkan oleh agen asuransi. Jika Anda tertarik berinvestasi namun tidak
mengerti tentang investasi dan ingin tetap memastikan jiwa Anda tetap mendapatkan
manfaat perlindungan dari kematian, Anda bisa memilih jenis asuransi jiwa ini.

Keuntungan dari asuransi jiwa jenis ini adalah:


 Anda sebagai pemegang polis tidak hanya mendapatkan jaminan perlindungan saja
melainkan juga imbal hasil investasi dengan bunga yang cukup tinggi setiap tahunnya.

Sementara kerugiannya adalah:

 Imbal balik dari investasinya kurang signifikan jika dibandingkan dengan investasi murni
seperti saham, pasar uang, atau reksadana. Jika Anda mencari keuntungan yang besar
dari investasi, Anda sebaiknya tidak mengandalkan asuransi jiwa unit link.
 Uang pertanggungan yang akan diperoleh tergolong rendah, terutama jika investasinya
gagal atau hanya menghasilkan keuntungan yang kecil.

Asuransi
Asuransi term life Asuransi whole life endowment
Rendah (dapat
disesuaikan dengan
kemampuan
pemegang polis. Sangat mahal
Kisaran polis mulai Cukup mahal (kisaran (kisaran premi mulai
dari Rp. 8.470 per polis mulai Rp. Rp. 3.000.000 per
Premi hari) 300.000) tahun)

Bulanan, quarteran, Bulanan, quarteran, Bulanan, quarteran,


semesteran, dan semesteran, dan semesteran, dan
Pembayaran premi tahunan tahunan tahunan

Berjangka (5, 10, 15 Berjangka dan


tahun, dan Seumur hidup (99 seumur hidup (1-99
Durasi masa proteksi seterusnya) tahun) tahun)

15-75 tahun
(tergantung pada
peraturan perusahaan 1 bulan sampai 70
Usia pemegang polis asuransi jiwa) tahun (bisa lebih) 1 bulan-90 tahun

Ada (bisa lebih dari


Ada (4% dari total 4% dari total premi
Nilai tunai Tidak ada premi per tahun) per tahun)

Bisa mencapai
Uang pertanggungan milyaran rupiah 150-500 juta rupiah 150-500 juta rupiah

Meninggal dunia, Meninggal dunia, Meninggal dunia,


terkena penyakit terkena penyakit terkena penyakit
kritis dan cacat tetap kritis dan cacat tetap kritis dan cacat tetap
total yang nilanya total yang nilanya total yang nilanya
bisa mencapai 500 bisa mencapai 500 bisa mencapai 500
Santunan juta rupiah juta rupiah juta rupiah

Ada (manfaat Ada (manfaat


penyakit kritis, penyakit kritis,
kecelakaan, dan kecelakaan, dan
Manfaat tambahan kesehatan serta kesehatan serta
(rider) Tidak ada penangguhan premi) penangguhan premi)
Prosedur Pengajuan Santunan Jasa Raharja:

 Lengkapi formulir yang telah disediakan dan lengkapi data diri


 Pastikan dokumen dan bukti-bukti untuk klaim sah dan lengkap
 Dokumen akan diteliti dan proses pengajuan santunan akan dimulai.

untuk prosedur pengajuan santunan, masyarakat dapat menghubungi Kantor Jasa


Raharja terdekat guna memperoleh informasi awal santunan.

Masyarakat kemudian melaporkan kejadian kecelakaan tersebut untuk mendapatkan


laporan, diantaranya laporan kepolisian tentang kecelakaan lalu lintas dari Unit Lakalantas
Polres setempat atau instansi berwenang lainnya, seperti PT KAI untuk pengguna kereta dan
Syah Bandar untuk kapal laut.

Selanjutnya masyarakat bisa mengajukan santunan ke kantor Jasa Raharja untuk mengisi
formulir dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut:

A. Dokumen Dasar
Formulir pengajuan santunan
Formulir keterangan singkat kecelakan
Formulir kesehatan korban
Keterangan ahli waris jika korban meninggal dunia.
B. Dokumen Pendukung
Sesuai jenis santunan yg ingin di klaim

JUMLAH SANTUNAN JASARAHARJA


Berdasarkan Peraturan Mentri Keuangan RI No.36&37/PMK.010/2008 Tanggal 26 Februari
2008, besaran santunan bagi korban kecelakaan lalu lintas darat/laut/udara:

JENIS ALAT ANGKUTAN


JENIS SANTUNAN
DARAT, LAUT (RP.) UDARA (RP.)

Meninggal Dunia Rp 25.000.000,- Rp 50.000.000,-

Cacat Tetap (Maksimal) Rp 25.000.000,- Rp 50.000.000,-

Perawatan (Maksimal) Rp 10.000.000,- Rp 25.000.000,-

Penggantian Biaya Penguburan


Rp 2.000.000,- Rp 2.000.000,-
(Tidak mempunyai ahli waris)

Jaminan Standar Asuransi Kebakaran


1. Kebakaran : Kebakaran yang ditimbulkan oleh api sendiri, akibat kurang hati-hati
kesalahan pelayan sendiri, tetangga, perampok, ataupun sebab lainnya.

2. Petir : Kerusakan dan/atau kerugian terhadap harta benda yang dipertanggungjawabkan


akibat tersambar petir.
3. Peledakan : Segala macam ledakan terkecuali ledakan yang ditimbulkan atau disebabkan
oleh tenaga nuklir
4. Kejatuhan pesawat terbang : Kerusakan dan/atau kerugian atas harta benda yang
dipertanggungkan akibat Kejatuhan Pesawat Terbang atu Benda-benda yang jatuh dari
Pesawat Terbang.

5. Asap : Asap yang berasal dari kebakaran harta benda dan/atau kepentingan yang
dipertanggungkan

Jaminan Tambahan atau Perluasan


Dengan tambahan Premi, maka jaminan Standard Asuransi Kebakaran Indonesia dapat
diperluas dengan jaminan tambahan yang diinginkan.

Jaminan Terhadap Kerusakan Akibat :


1. Kerusuhan dan Pemogokan, Kerusakan akibat Perbuatan Jahat, Tertabrak
Kendaraan.
2. Angin Topan, Badai, Banjir, dan Kerusakan Akibat Air.
3. Tanah Longsor
4. Biaya-biaya Pembersihan Puing

Objek Pertanggungan
Objek Pertanggungan untuk jenis Asuransi Kebakaran ini adalah segala jenis Bangunan
dengan segala macam kegunaan (okupasi), dan/atai isinya (diluar harga tanah).

Tertanggung
Yang dapat menjadi tertanggung dalam polis Asuransi Kebakaran adalah Setiap orang
pemilik Bangunan dan / atau isinya Bank atau Lembaga Keuangan lainnya yagn
memberikan dana untuk pembelian dan bangunan dimaksud dijadikan agunannya.

Data atau Informasi yang Diperlukan Dalam Penutupan Asuransi Kebakaran adalah :
1. Fungsi atau kegunaan bangunan (proses produksi yang ada dalam bangunan
tersebut).
2. Lokasi atau letak bangunan.

3. Nilai Bangunan, isi (isi bangunan ini dapat berupa mesin, stock barang, dan lain-
lain).
4. Perkiraan luas bangunan dan luas lahan dimana bangunan itu berdiri
5. Kondisi lingkungan sekitar letak bangunan (kiri, kanan, dengan maupun belakang
dari bangunan itu berdiri).

6. Komponen pembentukan dari bangunan (seperti atap, dinding, lantai, tiang, tangga,
rangka dan lain-lain) juga diperlukan untuk diketahui.
7. Informasi lain yang berkaitan dengan kepemilikan dari penghuni bangunan tersebut
(apakah pemilik atau penyewa, dan lain-lain).

Prosedur Klaim :
1. Memberikan laporan melalui telepon 1x 24 jam, disusulkan dengan laporan tertulis
serta melengkapi dokumen pendukung
2. Surat pengajuan klaim.
3. Estimasi klaim yang diajukan.
4. Bila diperlukan Perusahaan Asuransi akan menunjuk “Lost Adjusters” untuk
melakukan penelitian dan perhitungan kerugian

Sebab-sebab terjadinya kebakaran ada 3 (tiga) faktor :


1. Faktor manusia (sabotase, sembrono)
2. Faktor alat/mesin (gesekan, sambung singkat)
3. Faktor alam (gunung berapi, petir)

Luas jaminan PSKI adalah sebagai berikut :


1. Akibat kebakaran
2. Akibat petir
3. Akibat ledakan
4. Akibat kejatuhan pesawat terbang
5. Akibat asap

Sebagaimana diketahui, bahwa beberapa hal yang dikecualikan (tidak dijamin) adalah
antara lain akibat-akibat dari :
1. Kerusuhan dan perampokan.
2. Gempa bumi/letusan gunung berapi.
3. Angin topan. badai, banjir dan kerusakan akibat air.
4. Arus pendek.
5. Tanah longsor.
6. Gangguan usaha akibat kebakaran (kerugian akibat tidak langsung).
7. Kebakaran yang timbul dari sifat barang itu sendiri.
8. Pencurian atau kehilangan barang pada saat terjadinya peristiwa kebakaran.
9. Kesengajaan tertanggung, pelayan atau karyawan Tertanggung.
10. Diakibatkan oleh kebakaran hutan, semak, alang-alang dan gambut.
11. Akibat perang, penyerbuan, aksi musuh, dan sebagainya (lihat polis).
12. Reaksi nuklir.

Namun demikian, apabila Tertanggung menghendaki hal-hal yang dikecualikan tersebut ikut
dijamin, maka antara Tertanggung dan Perusahaan Asuransi dapat mengadakan perjanjian
tambahan, misalnya :
- Kerusuhan, Huru-hara, Terrorisme & Sabotase
– Tanah Longsor,
– Banjir, Genangan Air, Angin Topan dan Badai,
– Biaya Pempersihan,
– Gempa Bumi (dengan polis tersendiri).
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016
Peleburan, penggabungan dll

 PENGERTIAN MERGER, KONSOLIDASI, dan AKUISISI (dari internet)


a. MERGER (Penggabungan)

Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-
merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger, dengan
begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham. Perusahaan yang di-
merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau
saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Secara sederhana
proses merger dapat digambarkan sebagai berikut:
[Perusahaan X + Perusahaan Y = Perusahaan X]
b. KONSOLIDASI (Peleburan)

Konsolidasi adalah penggabungan usaha antara 2 perusahaaan atau lebih dimana untuk
meneruskan kegiatan usaha gabungan dibentuk perusahaan baru dan semua perusahaan
yang bergabung menghentikan kegiatannya (Aliminsyah). Skema konsolidasi adalah
sebagai berikut:
[Perusahaan X + Perusahaan Y = Perusahaan Z]

Contoh proses konsolidasi adalah Bank Mandiri sebagai konsolidasi karena awalnya Bank
mandiri berasal dari berbagai perusahaan yang kemudian bersatu membentuk nama
perusahaan baru.

c. AKUISISI (Pengambilahlihan)
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham
atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus,
1999,p.598). Secara sederhana skema akuisisi digambarkan sebagai berikut:
[Perusahaan X + Perusahaan Y = Perusahaan (X + Y)]

 Ketentuan umum (dalam peraturan ojk)


36. KONSOLIDASI (Peleburan), Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan
oleh 2 (dua) Perusahaan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan 1 (satu)
Perusahaan baru yang karena hukum memperoleh aset, liabilitas, dan Ekuitas dari
Perusahaan yang meleburkan diri dan status badan hukum Perusahaan yang meleburkan diri
berakhir karena hukum.

37. MERGER (Penggabungan), Penggabungan adalah perbuatan hukum yang


dilakukan oleh 1 (satu) Perusahaan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan
Perusahaan lain yang telah ada yang mengakibatkan aset, liabilitas, dan Ekuitas dari
Perusahaan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perusahaan yang
menerima Penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perusahaan yang
menggabungkan diri berakhir karena hukum.

38. Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh Perusahaan Asuransi atau
Perusahaan Reasuransi untuk memisahkan Unit Syariah yang mengakibatkan sebagian aset,
liabilitas, dan Ekuitas Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi beralih karena
hukum kepada Perusahaan Asuransi Syariah atau Perusahaan Reasuransi Syariah.

 Sanksi
 sanksi administratif secara bertahap yaitu berupa:
a. peringatan;
b. pembatasan kegiatan Unit Syariah, untuk sebagian atau seluruh kegiatan usaha; atau
c. pencabutan izin pembentukan Unit Syariah.
 Sanksi administratif dilakukan secara bertahab
 Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), OJK dapat
mengenakan sanksi tambahan berupa larangan menjadi pemegang saham, Pengendali,
Direksi, Dewan Komisaris, atau menduduki jabatan eksekutif di bawah Direksi pada
perusahaan perasuransian.
 Pasal 78
(1) Perusahaan wajib melaporkan kepada OJK perubahan anggaran dasar meliputi:
a. perubahan nama Perusahaan
b. perubahan tempat kedudukan kantor pusat Perusahaan;
c. pengurangan Modal Disetor bagi Perusahaan yang berbentuk badan hukum
perseroan terbatas;
d. penambahan Modal Disetor bagi Perusahaan yang berbentuk badan hukum
perseroan terbatas; dan/atau
e. perubahan status Perusahaan yang tertutup menjadi terbuka atau sebaliknya,
paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal persetujuan, surat penerimaan
pemberitahuan, atau pengesahan dari instansi yang berwenang.
(2) Pelaporan perubahan nama Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a harus disampaikan oleh Direksi Perusahaan kepada OJK dengan menggunakan
format 23 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan OJK ini, dilampiri dokumen:
a. fotokopi akta perubahan anggaran dasar yang disertai dengan bukti persetujuan
dari instansi berwenang bagi Perusahaan yang berbentuk badan hukum
perseroan terbatas; dan
b. fotokopi nomor pokok wajib pajak (NPWP) atas nama baru dari Perusahaan.
(3) Pelaporan perubahan tempat kedudukan kantor pusat Perusahaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b harus disampaikan oleh Direksi Perusahaan kepada
OJK dengan menggunakan format 24 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan OJK ini, dilampiri dokumen:
a. fotokopi akta perubahan anggaran dasar yang disertai dengan bukti persetujuan
dari instansi berwenang bagi Perusahaan yang berbentuk badan hukum
perseroan terbatas; dan

b. fotokopi nomor pokok wajib pajak (NPWP) atas tempat kedudukan nama baru
dari Perusahaan.
(4) Pengurangan Modal Disetor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat
dilaksanakan oleh Perusahaan dengan tetap memperhatikan pemenuhan ketentuan
Modal Disetor minimum dan/atau pemenuhan ketentuan Ekuitas minimum
Perusahaan.
(5) Pelaporan pengurangan Modal Disetor bagi Perusahaan yang berbentuk badan hukum
perseroan terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c harus disampaikan
oleh Direksi Perusahaan kepada OJK dengan menggunakan format 25 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan OJK ini, dilampiri dokumen fotokopi akta perubahan anggaran dasar yang
disertai dengan bukti persetujuan dari instansi yang berwenang.
(6) Penambahan Modal Disetor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d hanya dapat
dilakukan dalam bentuk:
a. setoran tunai;
b. pengalihan saldo laba;
c. pengalihan pinjaman; dan/atau
d. dividen saham.
(7) Pelaporan penambahan Modal Disetor Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d, harus disampaikan oleh Direksi Perusahaan kepada OJK dengan
menggunakan format 26 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan OJK ini, dilampiri dokumen:
a. fotokopi akta perubahan anggaran dasar yang disertai dengan bukti surat
penerimaan pemberitahuan dari instansi berwenang bagi Perusahaan yang
berbentuk badan hukum perseroan terbatas;
b. bukti penambahan Modal Disetor, yaitu:
1. fotokopi bukti setoran modal pada salah satu bank umum, bank umum
syariah, atau unit usaha syariah dari bank umum di Indonesia dan
dilegalisasi oleh bank penerima setoran, dalam hal penambahan Modal
Disetor dilakukan dalam bentuk uang tunai; atau
2. laporan keuangan Perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan publik
sebelum penambahan modal, dalam hal penambahan Modal Disetor
dilakukan dalam bentuk pengalihan saldo laba, pengalihan pinjaman
dan/atau dividen saham bagi Perusahaan yang berbentuk badan hukum
perseroan terbatas;
c. surat pernyataan pemegang saham yang menyatakan bahwa setoran modal tidak
berasal dari pinjaman, kegiatan pencucian uang (money laundering) dan
kejahatan keuangan dalam hal penambahan modal dilakukan dalam bentuk
uang tunai sebagaimana dimaksud pada huruf b angka 1;
d. fotokopi surat pemberitahuan (SPT) pajak 2 (dua) tahun terakhir dan dokumen
lain yang menunjukkan kemampuan keuangan serta sumber dana calon
pemegang saham orang perseorangan; dan
e. laporan keuangan pemegang saham yang telah diaudit oleh akuntan publik
dan/atau laporan keuangan terakhir, dalam hal pemegang saham berbentuk
badan hukum.
(8) Pelaporan perubahan status Perusahaan yang tertutup menjadi terbuka atau
sebaliknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, harus disampaikan oleh
Direksi Perusahaan kepada OJK dengan menggunakan format 27 sebagaimana

UU 1 THN 2009 TENTANG PENERANGAN


Bagian Keenam
Asuransi dalam Pengoperasian Pesawat Udara Pasal 62
(1) Setiap orang yang mengoperasikan pesawat udara wajib mengasuransikan:
a. pesawat udara yangdioperasikan;

b. personel pesawat udara yangdioperasikan;

c. tanggung jawab kerugian pihakkedua;

d. tanggung jawab kerugian pihak ketiga;dan

e. kegiatan investigasi insiden dan kecelakaanpesawat udara.

(2) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenakan sanksi administratif berupa:
a. peringatan;

b. pembekuan sertifikat;dan/atau

c. pencabutansertifikat.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai wajib asuransi dalam pengoperasian pesawat udara
dan pemberian sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
PeraturanMenteri.

Bagian Kedelapan Tanggung Jawab


Pengangkut

Paragraf 1 Wajib Angkut

Pasal 140
(1) Badan usaha angkutan udara niaga wajib mengangkut orang dan/atau kargo, dan pos
setelah disepakatinya perjanjianpengangkutan.

(2) Badan usaha angkutan udara niaga wajib memberikan pelayanan yang layak terhadap
setiap pengguna jasa angkutan udara sesuai dengan perjanjian pengangkutan
yangdisepakati.

(3) Perjanjian pengangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan tiket
penumpang dan dokumenmuatan.

Paragraf 2
Tanggung Jawab Pengangkut terhadap Penumpang dan/atau
Pengirim Kargo

Pasal 141

(1) Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian penumpang yang meninggal dunia, cacat
tetap, atau luka-luka yang diakibatkan kejadian angkutan udara di dalam pesawat
dan/atau naik turun pesawatudara.

(2) Apabila kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) timbul karena tindakan sengaja
atau kesalahan dari pengangkut atau orang yang dipekerjakannya, pengangkut
bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dan tidak dapat mempergunakan
ketentuan dalam undang-undang ini untuk membatasi tanggungjawabnya.

(3) Ahli waris atau korban sebagai akibat kejadian angkutan udara sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dapat melakukan penuntutan ke pengadilan untuk mendapatkan ganti
kerugian tambahan selain ganti kerugian yang telahditetapkan.

Pasal 142
(1) Pengangkut tidak bertanggung jawab dan dapat menolak untuk mengangkut calon
penumpang yang sakit, kecuali dapat menyerahkan surat keterangan dokter kepada
pengangkut yang menyatakan bahwa orang tersebut diizinkan dapat diangkut dengan
pesawatudara.

(2) Penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didampingi oleh seorang
dokter atau perawat yang bertanggung jawab dan dapat membantunya selama
penerbanganberlangsung.
Pasal 143
Pengangkut tidak bertanggung jawab atas kerugian karena hilang atau rusaknya bagasi
kabin, kecuali apabila penumpang dapat membuktikan bahwa kerugian tersebut disebabkan
oleh tindakan pengangkut atau orang yang dipekerjakannya.
Pasal 144
Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang karena bagasi
tercatat hilang, musnah, atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan udara selama
bagasi tercatat berada dalam pengawasan pengangkut.
Pasal 145
Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh pengirim kargo karena
kargo yang dikirim hilang, musnah, atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan
udara selama kargo berada dalam pengawasan pengangkut.
Pasal 146
Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita karena keterlambatan pada
angkutan penumpang, bagasi, atau kargo, kecuali apabila pengangkut dapat membuktikan
bahwa keterlambatan tersebut disebabkan oleh faktor cuaca dan teknis operasional.

Pasal 147
(1) Pengangkut bertanggung jawab atas tidak terangkutnya penumpang, sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan dengan alasan kapasitas pesawatudara.
(2) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memberikan kompensasi
kepada penumpang berupa:
a. mengalihkan ke penerbangan lain tanpa membayar biaya tambahan;dan/atau

b. memberikan konsumsi, akomodasi, dan biaya transportasi apabila tidak ada


penerbangan lain ke tempattujuan.

Pasal 148

Tanggung jawab pengangkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141 sampai dengan Pasal
147 tidak berlaku untuk:
a. angkutanpos;

b. angkutan penumpang dan/atau kargo yang dilakukan oleh pesawat udara negara;dan

c. angkutan udara bukanniaga.

Pasal 149

Ketentuan lebih lanjut mengenai batas waktu keterlambatan angkutan udara diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Menteri.

Paragraf 3
Dokumen Angkutan Penumpang, Bagasi, dan Kargo Pasal 150
Dokumen angkutan udara terdiri atas:
a. tiket penumpang pesawatudara;

b. pas masuk pesawat udara (boardingpass);

c. tandapengenalbagasi(baggageidentification/claimtag); dan

d. surat muatan udara (airwaybill).

Pasal 2 Permenhub 89/2015


a. keterlambatan kategori 1, kompensasi berupa minuman ringan;
b. keterlambatan kategori 2, kompensasi berupa minuman dan makanan ringan (snack
box);
c. keterlambatan kategori 3, kompensasi berupa minuman dan makanan berat (heavy
meal);
d. keterlambatan kategori 4, kompensasi berupa minuman, makanan ringan (snack
box),dan makanan berat (heavy meal);
e. keterlambatan kategori 5, kompensasi berupa ganti rugi sebesar Rp. 300.000 (tiga ratus
ribu rupiah);
f. keterlambatan kategori 6, badan usaha angkutan udara wajib mengalihkan ke
penerbangan berikutnya atau mengembalikan seluruh biaya tiket (refund ticket); dan
g. keterlambatan pada kategori 2 sampai dengan 5, penumpang dapat dialihkan ke
penerbangan berikutnya atau mengembalikan seluruh biaya tiket (refund ticket).
 TAMBAHAN
Dari PERMEN No.77 Tahun 2011,yang sesungguhnya mulai berlaku sejak 3 bulan yang
lalu tepatnya pada November 2011, baru berlaku efektif mulai 1 Januari 2012. Permen ini
penting untuk diketahui oleh para calon penumpang Pesawat Udara di Negeri ini, bahwa
sesungguhnya penumpang pesawat dari sebuah maskapai penerbangan yang Delay (
mengalami keterlambatan ) dari waktu atau jam penerbangan yang telah ditentukan lebih
dari 4 ( empat ) jam, maka Maskapai Penerbangan itu wajib memberikan asuransi ganti
rugi 300 ribu rupiah untuk setiap penumpang. Selanjutnya Bagi setiap penumpang yang
kehilangan Bagasi Maskapai penerbangan akan memberikan ganti rugi sebesar 200 ribu
perkilogram maksimun 4 Juta Rupiah, bagasi dianggap hilang apabila dalam 14 Jam tidak
dapat ditemukan. Untuk kehilangan sementara Bagasi penumpang juga mendapat ganti
rugi uang tunggu 200 ribu rupiah perhari paling lama 3 (tiga) hari, sedang bagi bagasi
penumpang yang rusak disesuaikan dengan jenis, ukuran, bentuk dan merek barang.
Sedang untuk Kargo yang hilang Pengangkut membayar ganti rugi 100 ribu rupiah
perkilogram dan yang rusak 50 ribu rupiah perkilogram. Bila penumpang meninggal dunia
asuransinya 1,25 milyar rupiah. Sebelum Permen No.77 tahun 2011 tentang delay pesawat
ini diberlakukan maka kompensasi yang harus diberikan kepada penumpang masih
tertuang dalam Permen No. 25 tahun 2008, dimana maskapai diwajibkan untuk
memberikan Cemilan, makan, dan penginapan bila pesawat delay dalam waktu yang
telahditentukan.

UU PENGANKUTAN LAUT

Pasal 38

(1) Perusahaan angkutan di perairan wajib mengangkut penumpang dan/atau barang


terutama angkutan pos yang disepakati dalam perjanjianpengangkutan.
(2) Perjanjian pengangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan
karcis penumpang dan dokumenmuatan.
(3) Dalam keadaan tertentu Pemerintah memobilisasi armada niaganasional.

Pasal 39

Ketentuan lebih lanjut mengenai wajib angkut diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Paragraf 2 Tanggung Jawab Pengangkut

Pasal 40

(1) Perusahaan angkutan di perairan bertangggung jawab terhadap keselamatan dan


keamanan penumpang dan/atau barang yangdiangkutnya.
(2) Perusahaan angkutan di perairan bertanggung jawab terhadap muatan kapal sesuai
dengan jenis dan jumlah yang dinyatakan dalam dokumen muatan dan/atau perjanjian
atau kontrak pengangkutan yang telah DISEPAKATI

Pasal41

(1) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dapat ditimbulkan sebagai
akibat pengoperasian kapal, berupa:
a. kematian atau lukanya penumpang yangdiangkut;
b. musnah, hilang, atau rusaknya barang yangdiangkut;
c. keterlambatan angkutan penumpang dan/atau barang yang diangkut;atau
d. kerugian pihakketiga.
(2) Jika dapat membuktikan bahwa kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, huruf c, dan huruf d bukan disebabkan oleh kesalahannya, perusahaan angkutan di
perairan dapat dibebaskan sebagian atau seluruh tanggungjawabnya.
(3) Perusahaan angkutan di perairan wajib mengasuransikan tanggung jawabnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan melaksanakan asuransi perlindungan dasar
penumpang umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERAN PENGAWASAN OJK PERATURAN NO 23/2015


SANKSI
Pasal 60

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 17, Pasal 22, Pasal 28 ayat (1), Pasal 36, Pasal
46, Pasal 47 ayat (2), ayat (3), Pasal 48, Pasal 49 ayat (2), Pasal 52, Pasal 53,
Pasal 54, Pasal 55 ayat (1), Pasal 56 ayat (1), ayat (5),

Pasal 57 ayat (2), dan/atau Pasal 58 ayat (1), Peraturan OJK ini dikenakan sanksi
administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:


1 peringatan tertulis;

2 denda;

3 kewajiban bagi direksi atau yang setara untuk menjalani penilaian kemampuan
dan kepatutan ulang;

4 pembatasan kegiatan usaha; dan/atau

5 pencabutan izin usaha.

(3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, huruf c, huruf d, dan/atau huruf
e, dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului pengenaan sanksi peringatan tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a.

(4) Sanksi denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat dikenakan secara
tersendiri atau secara bersama-sama dengan pengenaaan sanksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, huruf c, huruf d, dan/atau huruf e.

(5) Besaran sanksi denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b ditetapkan OJK
berdasarkan ketentuan tentang sanksi administratif berupa denda yang berlaku untuk
Perusahaan.

(6) OJK dapat mengumumkan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) kepada masyarakat.

 PELENGKAP
1.1.1 Peranan Otoritas Jasa Keuangan Dalam Mengawasi Lembaga
Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan lembaga pengawasan jasa


keuangan yang independen, sektor yang menjadi pengawasan dari OJK yakni
perbankan , pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun, dan
asuransi. Dengan adanya OJK fungsi pengawasan lembaga keuangan bank
ataupun bukan bank akan diambil alih oleh OJK. Sementara Bank Indonesia
peranannya hanya sebagai bank sentral yang peranannya sebagai regulator
kebijakan moneter. Adapun fungsi dari Otoritas Jasa Keuangan adalah :

1. Mengawasi aturan main yang sudah dijalankan dari forum stabilitas


keuangan.
2. Menjaga stabilitas sistem keuangan.
3. Melakukan pengawasan non-bank dalam struktur yang sama seperti
sekarang.
4. Pengawasan bank keluar dari otoritas BI dan dipegang oleh lembaga baru.

Setelah menjelaskan fungsi dari OJK, selanjutnya akan menjabarkan


tujuan dibentuknya OJK. Berikut adalah tujuan dibentuknya OJK.

1. Untuk mencapainya, BI dalam melaksanakan kebijakan moneter secara


berkelanjutan, konsisten, dan transparan dengan mempertimbangkan
kebijakan umum pemerintah dibidang perekonomian.
2. Mengatasi kompleksitas keuangan global dari ancaman krisis.
3. Menciptakan satu otoritas yang lebih kuat dengan memiliki sumber daya
manusia dan ahli yang mencukupi.

Dalam pelaksanaan tugasnya yaitu pengaturan da pengawasan di sektor


perbankan mengenai kelembagaan meliputi beberapa aspek yaitu.

1. Perizinan dan pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja,


kepemilikan, kepengurusan dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha
bank.
2. Kegiatan usaha bank, yakni sumber dana bank, produk, dan aktivitas di
bidang jasa.

Selain itu, adapun pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank


meliputi aspek-aspek seperti.

1. Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, Kualitas Aset, Rasio kecukupan modal


minimum, Batas maksimum pemberian kredit, Rasio pinjaman terhadap
simpanan, dan Cadangan bank
2. Laporan bank yang terkait dengan kinerja dan kesehatan bank.
3. Sistem Informasi Debitur.
4. Pengujian Kredit.
5. Standar Akuntansi Bank.

Selain itu, adapun pengaturan dan pengawasan mengenai kehati-hatian


dari bank meliputi aspek sebagai berikut.

1. Manajemen risiko.
2. Tata kelola bank.
3. Prinsip mengenai nasabah dan anti pencucian uang.
4. Pencegahan pembiayaan dan kejahatan perbankan.

Otoritas Jasa keuangan juga harus memikirkan tentang perlindungan


konsumen dan masyarakat luas yang sudah mempercayakan lembaga keuangan
tertentu untuk mengelola dana pribadinya. OJK dalam hal ini berwenang dalam
melakukan tindakan pencegahan atas kerugian konsumen dan masyarakat yaitu :
1. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik
sektor jasa keuangan, pelayanan, dan produk yang ditawarkan lembaga
keuangan.
2. Meminta lembaga keuangan untuk menghentikan aktivitas yang berpotensi
merugikan masyarakat.
3. Melakukan tindakan-tindakan lain sesuai ketentuan undang-undang sektor
jasa keuangan.

Dalam pelaksanaan tugas, OJK juga berkoordinasi dengan BI dalam


membuat peraturan pengawasan dibidang perbankan yang meliputi :

1. Kewajiban pemenuhan modal minimum bank.


2. Sistem informasi perbankan terpadu.
3. Kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing,
dan pinjaman luar negeri.
4. Produk perbankan, transaksi deviratif, dan kegiatan usaha lainnya.
5. Penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically important bank
dan data lain dikecualikan dari ketentuan tentang kerahasiaan informasi.

PRODUK ASURANSI PENDIDIKAN

Di bawah ini terdapat beberapa di antara berbagai penyedia asuransi pendidikan terbaik
yang dihimpun dari berbagai sumber:

1. PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)


Perusahaan asuransi yang berdiri pada 1995 ini juga menawarkan produk asuransi
pendidikan, di antaranya:

 PRUmy child, yang memberikan perlindungan komprehensif sejak saat dalam


kandungan, dilahirkan, hingga dewasa, mulai dari perlindungan kesehatan, finansial,
dan pendidikan.
 PRUlink edu protection, yang merupakan produk terkait investasi yang memberikan
santunan dana setiap bulan saat terjadi risiko.

2. Manulife
Produk asuransi pendidikannya yang ditawarkan perusahaan asuransi ini adalah:
 ProGraduate, program asuransi untuk membantu mempersiapkan dana pendidikan
anak sejak masuk perguruan tinggi hingga berusia 23 tahun, dengan manfaat
pembayaran tunai sebagai dana pendidikan total sebesar 250% dari Uang
Pertanggungan dan masa pembayaran premi yang fleksibel sesuai kebutuhan
pendidikan anak maupun kondisi keuangan.
 StudyLink, program asuransi plus investasi untuk mempersiapkan dana pendidikan
anak melalui pengambilan dana yang diinvestasikan secara terjadwal mulai anak
berusia 6 hingga 23 tahun.

3. AXA Mandiri
Perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh AXA Group dan Bank Mandiri ini menawarkan
banyak pilihan produk, di antaranya:
 Asuransi Mandiri Tabungan Rencana, produk yang dirancang untuk
mempersiapkan dan mewujudkan impian masa depan seperti menyekolahkan anak,
pernikahan, hingga persiapan pensiun.
 Asuransi Mandiri Sejahtera Cerdas Syariah, produk asuransi jiwa yang ditujukan
untuk membantu perencanaan keuangan jika musibah datang, dan juga memberikan
manfaat asuransi pendidikan unit link dengan tingkat investasi yang kompetitif.

4. AJB Bumiputera 1912


Produk asuransi pendidikan yang ditawarkan adalah Mitra Beasiswa dan Mitra Cerdas.
 Mitra Beasiswa, yang memberikan perlindungan anak dan biaya pendidikan mulai
dari TK hingga perguruan tinggi, terlepas dari perubahan keadaan keuangan.
 Mitra Cerdas, program asuransi yang menyediakan biaya pendidikan yang terkait
dengan investasi sehingga dana yang dirancang untuk biaya pendidikan akan
meningkat sejalan dengan hasil investasi.

Jenis Asuransi kendaraan


Salah satu manfaat asuransi adalah untuk memberikan perlindungan bagi pemilik kendaraan
terhadap kerugian akibat kejadian yang tidak terduga. Kerugian dapat berupa kerusakan
kendaraan akibat tabrakan, kehilangan akibat dicuri dan lain-lain.

Bagi Anda yang saat ini berencana mengasuransikan kendaraan, berikut ini jenis asuransi
kendaraan yang dapat dipilih :

1. Asuransi TLO, TLO merupakan kepanjangan dari Total Lost Only. Maksudnya adalah
asuransi yang menanggung kehilangan akibat pencurian dan bukan penggelapan ataupun
penyalahgunaan fungsi kendaraan. Asuransi ini akan menanggung kerugian, apabila tingkat
kerusakannya adalah sama atau lebih besar dari 75% dari nilai harga kendaraan sebenarnya
(sebelum kejadian kerusakan terjadi).

Sebagai contoh mobil jenis "A" kisaran harga saat ini adalah 100 juta. Jika terjadi kerusakan
dan estimasi total biaya perbaikannya adalah 76 juta, maka kerugiannya dapat dilimpahkan
ke asuransi. Akan tetapi jika misal biaya perbaikannya adalah 70 juta, maka pengajuan
klaim asuransinya pasti ditolak. Asuransi TLO preminya lebih murah dari asuransi jenis
yang lain.

2. All risk atau comprehensive Asuransi all risk atau comprehensive adalah jenis asuransi
yang menjamin semua jenis resiko kerusakan, baik besar maupun kerusakan sebagian.
Asuransi jenis ini dapat diperluas pertanggungannya dengan penambahan premi untuk
resiko dari huru-hara, musibah bencana alam, penambahan aksesoris kendaraan, serta
tanggung jawab hukum pihak ke tiga.

Jika mobil yang akan diasuransikan adalah sebagai transportasi setiap harinya, maka
asuransi jenis all risk adalah paling tepat, mengingat saat ini kondisi jalan semakin padat,
potensi terjadinya kerusakan pada body kendaraan seperti tersrempet, tertabrak, semakin
besar. Asuransi jenis ini juga lebih menguntungkan, karena setiap jenis kerusakan kecil
maupun sedang (selama biaya kurang dari 75% nilai kendaraan saat itu) dapat diajukan
klaim asuransi. Adapun nilai preminya lebih mahal dari jenis asuransi TLO.

3. Kombinasi Tipe asuransi ini merupakan kombinasi dari Total Lost Only (TLO) dan
asuransi all risk. Artinya segala jenis kerusakan dari kecil sampai rusak parah dan juga
kehilangan dapat tercover oleh asuransi ini. Dengan mengambil asuransi jenis ini, maka
kendaraan Anda tercover asuransi pada setiap jenis resiko. Beberapa perusahaan asuransi
memberikan pilihan seperti pada tahun pertama, pertanggungan yang diberikan adalah
comprehensive. Kemudian di tahun ke 2 adalah Total Lost Only.

· Premi asuransi tahunan atau bulanan

Anda juga bisa memilih apakah Anda ingin membayar premi setiap bulan atau setiap tahun.
Bagi Anda yang tidak ingin repot, Anda bisa memilih pembayaran asuransi per tahun
dimana Anda hanya harus membayar premi asuransi setahun sekali. Harganya memang
lebih mahal dari pada pembayaran premi per bulan, namun jumlahnya sama saja jika
asuransi perbulan itu dihitung full satu tahun. Bahkan, harga premi tahunan tersebut bisa
saja lebih murah dibanding dengan jumlah premi perbulan selama satu tahun.
Begitulah jenis-jenis dari asuransi mobil yang bisa Anda pilih dan pertimbangkan. Pastikan
Anda sudah mengetahui atau memahami semua informasi di atas sebelum Anda mendaftar
asuransi agar Anda bisa menentukan asuransi mana yang paling cocok dengan Anda dan
tidak terkecoh dengan asuransi premi murah (namun pelayanannya tidak bagus) atau premi
yang terlalu mahal. Ada banyak perusahaan asuransi di Indonesia yang menawarkan
pelayanan dan kebijakan asuransi yang pastinya berbeda satu sama lain. Meskipun
demikian, jenis-jenis untuk asuransi tidaklah terlalu atau berbeda dengan yang dijelaskan di
atas.

Perbedaan Klaim Asuransi All Risk dan Klaim Asuransi TLO

1. Asuransi All Risk/ Comprehensive

Yaitu produk asuransi yang akan memberikan perlindungan secara lengkap kepada mobil
Anda terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir,
terperosok, perbuatan jahat, pencurian, hingga kebakaran.

Salah satu perluasan jaminan dalam produk asuransi all risk adalah tanggung jawab dari
pihak ketiga (third party liability).

2. Asuransi TLO (Total Loss Only)

Yaitu produk asuransi yang hanya memberikan perlindungan atas kehilangan mobil atau
kerusakan parah pada mobil. Dimana biaya perbaikannya sama atau lebih dari 75%dari
harga mobil.

Apa yang dimaksud dengan Third Party Liability atau tanggung jawab pihak ketiga?

Menurut Wikipedia Third Party Liability adalah bagian dari sistem asuransi umum berupa
pembiayaan risiko untuk melindungi pembeli (nasabah) dari risiko kewajiban yang
dikenakan oleh tuntutan hukum dan klaim serupa yang diakibatkan karena adanya kerugian
pada pihak ketiga (korban). Pertanggungan ini berlaku apabila pihak ketiga tidak memiliki
Asuransi mobil pribadi.

Apa saja kerugian dari pihak ketiga yang ditanggung oleh Perusahaan Asuransi?

Jika terjadi kecelakaan yang melibatkan pihak ketiga, maka dari pihak Asuransi Malacca
akan menanggung kerusakan kendaraan, biaya pengobatan, bahkan biaya kematian. Nilai
pertanggungan terhadap tuntutan dari pihak ketiga yang disebabkan oleh tabrakan, benturan,
terbalik atau tergelincir, ataupun kebakaran maksimum sebesar harga pertanggungan untuk
jaminan tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga sebagaimana yang dicantumkan
dalam polis.

Biaya perkara atau bantuan para ahli yang berkaitan dengan tanggung jawab hukum
tertanggung dengan syarat mendapat persetujuan tertulis dari pihak asuransi akan dibiayai
oleh penanggung maksimal mencapai 10% dari nilai pertanggungan tanggung jawab hukum
terhadap pihak ketiga.

Lalu bagaimana cara klaim Asuransi mobilnya?

Dalam hal ini baik tertanggung maupun pihak ketiga keduanya akan mendapatkan jaminan
ganti rugi dari perusahaan asuransi jika tidak ada hal-hal yang dikecualikan dalam polis
asuransi. contoh pengecualian dalam polis asuransi yaitu kendaraan digunakan untuk
menarik atau mendorong kendaraan lain, memberi pelajaran mengemudi, turut serta dalam
perlombaan balap mobil,pengendara tidak memiliki SIM, pengemudi dibawah pengaruh
minuman beralkohol, melanggar rambu-rambu lalu lintas, dll.
Cara klaim Asuransi Mobil All Risk:

1. Hubungi Pihak Asuransi Mobil

Nasabah/ tertanggung segera menghubungi Perusahaan Asuransi Malacca Trust di nomor


telepon +62 21 25 9898 35 dengan jangka waktu maksimal 5 hari kalender kerja dan
memberi tahu tentang tanggung jawab pihak ketiga. Nasabah tidak disarankan untuk
bertanggung jawab terlebih dahulu terhadap kerusakan pihak ketiga sebelum disetujui oleh
pihak Asuransi.

2. Siapkan Dokumen Yang Diperlukan

a. Laporan kerugian termasuk kronologis kejadian

b. Fotocopy:

 Polis, sertifikat, lampiran.


 SIM milik pengemudi pada saat kejadian.
 STNK
 KTP tertanggung.

3. Bertemu dengan Surveyor dan Mengisi Formulir Klaim Asuransi Mobil

Surveyor membuat kesepakatan dengan nasabah dalam hal tempat dan waktu untuk survei
mobil. Setelah bertemu surveyor, nasabah mengisi laporan kerugian dan dan memberikan
kelengkapan dokumen yang diperlukan. Surveyor mengecek dan memfoto kondisi
kendaraan. Lalu Surveyor menerbitkan SPE (Surat Permintaan Estimasi) dan mendata
kerusakan apa saja yang terjadi.

4. Datangi Bengkel Rekanan

Nasabah membawa SPE ke bengkel sebagai pengantar bahwa kendaraan sudah disurvei.
Bengkel melakukan survei ulang, melihat kerusakan dengan melakukan foto. Kemudian
Bengkel membuat estimasi, setelah itu estimasi dikirim ke pihak Asuransi.

5. Pihak Asuransi menerbitkan SPK (Surat Perintah Kerja) ke bengkel.

Bengkel melakukan perbaikan mobil Anda.

Dalam kasus klaim Asuransi mobil, ada banyak hal-hal yang bisa menyebabkan klaim
Asuransi mobil ditolak. Oleh karena itu Anda harus memahami dengan baik apa saja yang
tertera dalam polis agar klaim asuranis mobil Anda bisa diterima.

Apa sajakah yang dapat diasuransikan?


Asuransi Kendaraan Bermotor roda dua (sepeda motor, skuter serta sejenisnya)
kendaraan beroda empat atau lebih (sedan, minibus, jip, truk) termasuk juga aksesori atau
perlengkapan penambahan yang melekat pada kendaraan itu.

Resiko apa sajakah yang ditanggung?


Sesuai sama Polis Standard Kendaraan Bermotor Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan
Asuransi Indonesia, polis ini menanggung kerugian atau rusaknya kendaraan bermotor
yang dikarenakan diantaranya oleh :

1. Tabrakan, benturan, terbalik tergelincir atau terperosok


2. Perbuatan jahat orang lain
3. Pencurian termasuk juga pencurian yang didahului atau dibarengi dengan kekerasan
atau ancaman
4. Kebakaran disebabkan sambaran petir
5. Rusaknya sepanjang kendaraan dalam penyeberangan memakai feri yang dikelola oleh
Dirjen Perhubungan Darat
6. Cost derek

Asuransi kendaraan bermotor seperti Asuransi Mobil juga menanggung resiko tanggun g
tuntut (tanggung jawab hukum tertanggung pada pihak ketiga.) di mana pihak ketiga
alami kerugian yang dengan cara segera dikarenakan oleh kendaraan bermotor yang
diasuransikan dengan prasyarat sudah memperoleh kesepakatan tercatat dari
penangggung. Kerugian yang terkena pihak ketiga bisa berbentuk rusaknya harta benda
atau cedera tubuh atau kematian. Termasuk juga juga dalam resiko tanggung tuntut yang
ditanggung yaitu cost perkara atau cost pertolongan beberapa pakar yang sudah di setujui
lebih dahulu oleh pihak asuransi.

Вам также может понравиться