Вы находитесь на странице: 1из 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Jumlah bibit (kongkoak) : 10 bibit


Waktu mulai : 07.30
Waktu selesai : 09.00
Jumlah pekerja : 4 orang
HOK = (4 orang x 1.5 jam)/7 jam = 0,85 HOK
Pembahasan

Karet ditanam dengan sistem jarak tanam pagar ganda yaitu 60 cm x 40


cm x 40 cm. Jarak tanam pagar biasa digunakan oleh petani karet yang menanam
dengan system tumpangsari. Tanaman tumpangsari akan menjadi pagar atau
mengapit tanaman utama. Jarak tanam pagar memungkinkan tanaman karet
mendapat sinar matahari secara optimal (Damanik et al. 2010). Jarak tanam ganda
digunakan agar tanaman yang ditanam di sela-sela karet seperti palawija atau
tanaman pangan mendapat cahaya matahari yang cukup (Janudianto et al. 2013).
Karet yang akan ditanampindahkan dari polybag ke lahan biasanya
dilakukan pemotongan pada bagian akar. Bagian akar dipotong dengan tujuan untuk
menyesuaikan panjang akar dengan lubang tanam. Pemotongan bagian akar bibit
memiliki pengaruh negatif salah satunya adalah berkurangnya jangkauan dalam
menyerap hara karena akar yang berfungsi hanya sedikit.
Pembibitan dengan cara tabela antar barisan diberi jarak 1 meter yang
berfungsi sebagai jalan untuk mempermudah kegiatan pemeliharaan bibit. Menurut
Damanik et al. (2010), pada penyemaian benih menggunakan kantong plastik, jalan
selebar 75 cm dibuat setiap dua baris kantong plastik untuk kegiatan perawatan
tanaman.
Populasi bibit per hektar dengan jarak tanam 60 cm x 40 cm x 40 cm pada
luas lahan efektif 80 % adalah 40 000 bibit. Perhitungan populasi/ha jika jarak
tanam 60 cm x 40 cm x 40 cm dengan luas lahan efektif 80 %, yaitu= 80% x 10
000 m2 = 8 000 m2
Jumlah kecambah yang siap ditanam di areal pembibitan jika jumlah benih 10 000
butir, benih afkir 10 %, daya berkecambah 90 % dan kecambah afkir 10 % sebanyak 7
290 benih kecambah. Luas areal pembibitan dengan kondisi tersebut jika luas lahan
efektif 80 % adalah 1 8 22.5 m2. Contoh perhitungan jumlah kecambah siap tanam dan
luas areal pembibitan Kecambah yang siap ditanam di areal pembibitan jika jumlah benih
10 000 butir, benih afkir 10 %, daya berkecambah 90 % dan kecambah afkir 10 %
benih afkir =
sisa benih = 10 000 – 1 000 = 9 000 benih
daya berkecambah =
kecambah afkir =
Benih siap tanam = 8 100 – 810 = 7 290 benih
· Luas areal pembibitan jika luas lahan efektif 80 %
Populasi = luas areal (efektif)/jarak tanam
7 290 bibit =
1 458 m2 = luas areal (efektif)
Luas areal pembibitan = = 1 822.5 m2
Bibit karet berkualitas tinggi didapatkan dengan teknik perbanyakan
dengan okulasi. Klon PB260, IRR118, RRIC100 dianjurkan sebagai batang atas
dan bibit dari biji karet klon PB20, GT1, dan RRIC100 sebagai batang bawah yang
diambil dari pohon berumur lebih dari 10 tahun (Janudianto et al. 2013). Kayu
okulasi dapat diperoleh dengan cara memotong ranting-ranting pohon induk
tanaman karet. Dalam waktu 1-2 tahun ketika tunas-tunas baru sudah muncul dan
dapat dijadikan sebagai kayu okulasi. Ciri lainnya adalah saat kulit kayu sudah
bergabus (Damanik et al. 2010).
Praktikum penyemaian benih dan penanaman bibit karet dilaksanakan oleh
4 orang praktikan pada pukul 07.30 dan selesai pada pukul 09.00 WIB. Dari hasil
kerja saat praktikum diperoleh HOK sebesar 0.85 HOK.
DAFTAR PUSTAKA

Damanik S, M. Syakir, Made Tasma, dan Siswanto. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Karet.
Bogor (ID) : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Janudianto, Prahmono A, Napitupulu H, dan Rahayu S. 2013. Panduan budidaya karet untuk
petani skala kecil. Rubber cultivation guide for small-scale farmers. Lembar
Informasi AgFor 5. Bogor, Indonesia. Bogor (ID): World Agroforestry Cebtre
(ICRAF) Southeast Asia Regional Program.

Вам также может понравиться