Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KEJAHATAN KORPORASI
latin. Corporare sendiri berasal dari kata “corpus” (Indonesia: badan), yang
itu berarti hasil dari pekerjaan membadankan, dengan lain perkataan badan
yang dijadikan orang, badan yang diperoleh dengan perbuatan manusia sebagai
banyak dirumuskan oleh beberapa tokoh hukum. Semisal menurut Subekti dan
adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang oleh hukum diperlukan seperti
seorang manusia (persona) ialah sebagai pengemban (atau pemilik) hak dan
1
Muladi dan Dwidja Priyanto, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Jakarta: Kencana,
2010, hlm.23.
2
Arif, Barda Nawawi, Bunga Rampai Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bakti
1996.
22
23
hukum.3
dan oleh karena itu dapat dibebankan kepada sebuah korporasi karena
korporasi, dimana perilaku tersebut dilarang dan patut dihukum oleh hukum.
3
A.Z. Abidin, Bunga Rampai Hukum Pidana, Jakarta: Pradnya Paramita 1983, hlm. 54.
4
Hatrik, Hamzah. Azas Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Hukum Pidana Indonesia.
Grapindo, Jakarta,1996.
5
Muladi. Pidana Bersyarat, Bandung. 1985.
24
penuntutan.
dan manager dalam suatu tangan. Dapat juga berbentuk sebagai perusahaan
a. Bidang Ekonomi
6
Muladi. BUnga Rampai Hukum PIdana, Bandung, 1992.
25
kesejahteraan/keselamatan masyarakat).
(membahayakan karyawan)
8) Property Crime
jelas).
E.H. Sutherland
e) Penipuan pajak
tidak benar
8
Marpaung, Leden. Tindak Pidana Korupsi : Masalah dan Pemecahannya Bagian kedua.
Sinar Grafika : Jakarta.1992.
27
melakukannya.
9
Simanjuntak, B. Pengantar Kriminologi dan Pantologi Sosial. Tarsino : Bandung.1982.
28
meminta bon pembelian ditulis lebih besar dari harga yang dia
bayarkan sesungguhnya.
2) Kejahatan HAKI
3) Kejahatan Narkotik
10
Tindak Pidana Korupsi : Masalah dan Pemecahannya Bagian kedua. Sinar Grafika :
Jakarta. Ibid hal. 64.
29
victim)
korban
(Participative Victim).
a. Persaingan
b. Pemerintah
c. Karyawan
d. Konsumen
e. Publik
yang merugikan publik dapat berupa pencemaran udara, air dan tanah,
a. Organisatoris
d. Kompleksitas
memperkaya diri sendiri, atau orang lain, atau suatu korporasi yang dapat
Pasal 1
Kepegawaian.
Hukum Pidana.
c. Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau
daerah.
d. Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang
e. Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang
Pasal 2
memperkaya diri sendiri atau orang lain yang suatu korporasi yang
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat
4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
13
Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan. 2000.
14
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-undang
Nomor 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
33
sedikit Rp. 200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak
(2). Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Pasal 20
(1) Dalam hal tindak pidana korupsi oleh atau atas nama suatu korporasi,
(2) Tindak pidana korupsi dilakukan oleh korporasi apabila tindak pidana
(3) Dalam hal tuntutan pidana dilakukan terhadap suatu korporasi maka
(6) Dalam hal tuntutan pidana dilakukan terhadap korporasi, maka pengilan
15
Departemen Hukum Dan Perundang-undangan. 1999.
34
berkantor.
(7) Pidana pokok yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi hanya pidana
denda, dengan ketentuan maksimum pidana ditambah 1/3 (satu per tiga).
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 12A, 12B, 13, 14, 15, 16, 20, 21, 22, dan 23, selain
dalam tiga puluh bentuk/ jenis tindak pidana korupsi, ketigapuluh bentuk/
16
Ermansjah Djaja, Memberantas Korupsi Bersama KPK,Edisi ke 2, Jakarta: Sinar
Grafika, 2010, hlm,42.
17
ibid.,hlm. 52-54.
35
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat
a. Pasal 2,
b. Pasal 3,
e. Pasal 7 ayat 2
f. Pasal 8,
g. Pasal 9,
h. Pasal 10 huruf a,
i. Pasal 12 huruf i,
j. Pasal 12 A dan
k. Pasal 17
18
UU Tipikor Memberantas Korupsi Bersama KPK.
36
jabatan atau kedudukan untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi bukan berasal dari uang Negara atau aset Negara
lagi kedua tindak pidana korupsi ini dengan tindak pidana koruspi
kalau akan diberi sejumlah uang ataupun benda berharga, tidak ada
a. Pasal 5,
b. Pasal 6,
c. Pasal 11,
d. Pasal 12 huruf a,
e. Pasal 12 huruf d,
f. Pasal 12 huruf c,
g. Pasal 12 huruf d
h. Pasal 12 A dan
i. Pasal 17,
21
Hamzah, Hukum PIdana Ekonomi, Erlangga, Jakarta. 1985.
38
a. Pasal 12 huruf e,
b. Pasal 12 huruf f,
c. Pasal 12 huruf g,
22
UU Tipikor Ibid hal.56-57
23
UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. UU Tipikor.
39
undangan”.24
a. pasal 12 huruf h, da
b. pasal 17,
“gratifikasi” tidak terjadi kesepakatan atau diel berapa besar nilai uang
atau benda berharga dan dimana uang atau benda berharga tersebut
dilakukan penyerahan serta siapa dan kapan uang atau benda berhraga
24
Simanjuntak, B. Pengantar Kriminologi dan Pantologi Sosial. Tarsino : Bandung.
1981.
40
tindak pidana korupsi “suap” telah terjadi diel antara pemberi suap
suap, yaitu dela mengenai berapa besar nilai uang atau benda berharga
serta siapa dan kapan uang atau benda berharga itu diserahkan25.
negeri sipil atau penyelenggra Negara bersifat pasif dan yang lebih
25
Marpaung, Leden, Tindak Pidana Korupsi : Masalah dan Pemecahannya Bagian
kedua. Sinar Grafika : Jakarta. 1992.
41
memberi gratifikasi.
a. Pasal 12 B juncto 12 C,
c. Pasal 17,
Permufakatan”
26
Pertanggungjawaban badan hukum dalam Badan Hukum Pidana. 1990.
42
c. Pasal 8,
d. Pasal 10 huruf b,
e. Pasal 10 hufur c,
f. Pasal 15,
h. Pasal 17
No 20 Tahun2001.
perkara pidana.27
a. Pasal 21,
b. Pasal 22,
d. Pasal 24
27
Muladi. Pungsi Hukum Pidana Dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup. Denpasar.
1990.