Вы находитесь на странице: 1из 12

Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.

PENGEMBANGAN ALAT SKRINING UNTUK HIPERTENSI

Heryudarini Harahap1; Yekti Widodo1; Sri Muljati1, Agus Triwinarto1; dan Imam Effendi2
1Puslitbang Gizi dan Makanan, Bogor
2Divisi Ginjal Hipertensi, FK-UI

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF SCREENING TOOL FOR HYPERTENSION

The increasing prevalence of hypertension is an important public health problem contributing to


significant excess disease and mortality. The risk factors of high blood pressure were smoking, sex, age,
consumption, activity, obesity, and heredity. Studies showed that subjects didn’t aware about their blood
pressure as well as subjects’ knowledge about risk and symptom of hypertension was not good.
Hypertension prevention can be done by giving screening tools to detect the blood pressure as well as
giving information about risk and symptom of hypertension. The objective of the study was to develop
screening tool to detect hypertension. A cross-sectional survey was conducted in Bogor, North Jakarta
and Tangerang district. Blood pressure was collected using spyhgmanometer. The JNC 7 was used to
classify of hypertension. Screening tool and leaflet was developed based on the result of Basic Health
Research data set as well as literature study. The study had three activities that were focus group
discussion, validity and reliability, as well as screening tool trial. Results: Validity test showed that over
17 questions only 6 questions were valid (p<0,05, r = 0,176). After re-construction of screening tool
questions then validity test was done again. Over 15 questions, 12 was valid (p<0,05, r = 0,07).
Eventhough 3 questions were not valid that questions were still included in that screening tools. Reliabilty
of screening tool was realiable (α Cronbach’s = 0.586). The sensitivity (Se) and Specificity (Sp) of subjects
that had been have 7 scores or higher was had Se 61.6 and 64.1 Sp respectively. Conclusion: This study
implies that hypertension screening tool can be used as screening tool to detect hypertension.

Keywords: hypertension, obesity, sensitivity, screening tool, specificity

PENDAHULUAN bervariasi. Penelitian yang dilakukan di


Australia pada pasien hipertensi menunjukkan
Kejadian hipertensi secara global cenderung 55 persen dapat menyebutkan gejala hipertensi,
meningkat, terutama dinegara maju dan negara dimana 55 persen percaya bahwa stress dapat
sedang mengalami transisi epidemiologi. menyebabkan hipertensi5. Penelitian di Sudan
Menurut The Joint National Committee (JNC 7) menunjukkan dua pertiga dari subjek
on Prevention, Detection, Evaluation, and mempunyai skor pengetahuan yang tinggi
Treatment of High Blood Pressure1 hipertensi tentang etiologi dan komplikasi dari hipertensi.
dapat dikelompokkan dalam: prahipertensi Setengah dari subjek mengetahui cara
apabila tekanan darah 120-139/80-89 mmHg; menangani hipertensi, namun subjek
hipertensi I adalah 140-159/90-99 mmHg dan mempunyai skor pengetahuan yang rendah
hipertensi II adalah >160/>100 mmHg. Di tentang gejala hipertensi6. Hasil penelitian di
Indonesia prevalensi hipertensi pada tahun Swedia menunjukkan pengetahuan tentang
2002 dikalangan usia dewasa laki-laki dan tekanan darah tinggi terutama tidak berasal dari
perempuan masing-masing sebesar 27 persen fasilitas kesehatan, namun dari mass media7.
dan 29 persen2. Hasil Riset Kesehatan Dasar Hipertensi berhubungan dengan terjadinya
pada tahun 2007 menunjukkan hasil prevalensi penyakit jantung dan stroke8. Dalam kaitannya
hipertensi di Indonesia yaitu 31,3 persen pada dengan upaya preventif hipertensi, faktor risiko
laki-laki dan 31,9 persen pada perempuan3. yang dapat diubah tersebut perlu dikelola
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan dengan baik, salah satunya melalui perubahan
risiko timbulnya hipertensi adalah keturunan, gaya hidup, aktivitas fisik, konsumsi dan
lingkungan, kegemukan, peningkatan asupan aktivitas sehat lainnya. Upaya preventif dapat
natrium, merokok, alkohol, dan lain-lain4. dilakukan diantaranya adalah dengan
Berbagai hasil penelitian menunjukkan menggunakan suatu alat untuk skrining
pengetahuan subjek tentang hipertensi hipertensi untuk mendeteksi ada atau tidaknya

96
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.

hipertensi pada seseorang tanpa mengukur dikumpulkan dengan sphygmomanometer.


tekanan darah, selain itu alat skrining ini dapat Pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak
memberikan informasi tentang faktor risiko dan 3 kali dengan selang waktu 10 menit, kemudian
gejala dari hipertensi. dihitung rata-rata dari ketiga pengukuran.
Tujuan penelitian untuk mengembangkan Sebelum dilakukan pengukuran subjek
alat skrining guna mendeteksi hipertensi. diistirahatkan sekitar 30 menit. Selama masa
Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan istirahat subjek diminta untuk tidak merokok,
untuk 1) mengetahui validitas dan realibilitas makan, dan beraktivitas fisik yang dapat
alat skrining, 2) mengetahui sensitivitas dan mempengaruhi hasil pengukuran tekanan
spesifisitas alat skrining. darah.
Pada Gambar 1 disajikan alur kerja
METODE PENELITIAN
penelitian. Alat skrining didasarkan pada faktor-
faktor risiko dan gejala hipertensi. Focus group
Desain penelitian ini adalah cross-
discussion (FGD) dilakukan untuk mempelajari
sectional. Penelitian dilaksanakan di tiga
apakah pesan yang disampaikan dalam alat
kabupaten/kota di Provinsi Banten, DKI Jakarta
skrining cukup komunikatif. FGD dilakukan
dan Jawa Barat. Di Provinsi Banten dipilih
menurut tingkat sosial ekonomi. Uji validasi dan
Kabupaten Tangerang, DKI Jakarta dipilih Kota
reliabilitas dilakukan untuk menilai validitas dan
Jakarta Utara, dan Jawa Barat dipilih Kota
reliabilitas alat skrining. Alat ukur untuk skrining
Bogor. Penelitian dilaksanakan bulan Oktober –
dibandingkan dengan acuan hipertensi yaitu
Desember 2009.
nilai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Di
Populasi penelitian adalah semua
samping itu juga untuk memperoleh umpan
penduduk berusia 20 tahun ke atas dari ketiga
balik dan penilaian masyarakat tentang kualitas
Provinsi terpilih. Subjek adalah penduduk
alat skrining yang meliputi sifat komunikatif,
terpilih berusia 20 tahun ke atas yang berada di
dekoratif dan aplikatif.
wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Jakarta
Hasil yang diperoleh yaitu formulir skrining
Utara, dan Kota Bogor. Subyek dengan
selanjutnya diuji coba. Subjek untuk uji coba
karakteristik sosial ekonomi rendah adalah
adalah karyawan kantor dan pengunjung
pengunjung Posyandu, dan Puskesmas
Puskesmas. Subjek yang berusia 20 tahun
sedangkan subyek dengan sosial ekonomi
keatas diberikan formulir skrining. Subjek yang
tinggi adalah pegawai, dengan kriteria golongan
menerima alat skrining 1) Subjek ini diberikan
III ke atas. Perhitungan besar subjek untuk
penjelasan sebelum penelitian (PSP) yang
differences between correlation coefficient
meliputi tujuan, pelaksanaan, manfaat, waktu
dengan effect size 0,30 (medium) power 80%
yang dibutuhkan, dan hak untuk mengundurkan
dan α = 0,05 (2-tailed) diperlukan sebanyak 180
diri. 2) Diminta kesediaannya untuk mengisi
orang per kelompok sosial ekonomi9.
formulir sosial ekonomi yang berisi identitas,
Variabel penelitian adalah karakteristik
pendidikan, pendapatan, dan lain-lain, serta 3)
sosial ekonomi dilakukan dengan menggunakan
Mengisi alat skrining.
kuesioner terstruktur. Data tekanan darah

97
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.

Pengembangan
alat skrining

FGD Alat skrining


prototipe 1

Perbaikan alat
skrining

Uji validitas & Alat skrining


reliabilitas prototipe 2

Perbaikan alat
skrining

Uji coba Alat skrining

Gambar 1
Alur kerja penelitian

Uji statistik untuk mengetahui keragaman penelitian dan analisis data Riskesdas 2007.
data sosial ekonomi digunakan uji Chi-square Hasil analisis Riskesdas ditemukan faktor-faktor
dan uji t. Uji Chi-square digunakan untuk risiko hipertensi pada sosek rendah maupun
menguji kesamaan distribusi peubah non- tinggi adalah sama yaitu merokok, minum
parametrik yaitu jenis kelamin dan status alkohol, jenis kelamin, dan umur. Berdasarkan
perkawinan, sedangkan uji t digunakan untuk hasil penelitian terdahulu faktor lain yang
membandingkan perbedaan peubah parametrik berhubungan erat dengan kejadian hipertensi
yaitu umur. adalah genetik, kegemukan, pola makan,
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk stress, dan merokok, sehingga dalam
menguji validitas dan reliabilitas dari alat menyusun alat skrining hipertensi selain
skrining hipertensi. Analisis sensitivitas dan memasukkan faktor umur, dan aktivitas juga
spesifisitas dilakukan untuk membandingkan mencakup faktor lain yang berhubungan erat
hasil skor alat skrining hipertensi dibandingkan dengan hipertensi.
dengan pengukuran tekanan darah Prototipe awal alat skrining dan leaflet
menggunakan sphygmanometer. hipertensi disajikan pada Gambar 2. Jumlah
pertanyaan dari alat skrining hipertensi terdiri
HASIL dari 16 pertanyaan. Pertanyaan alat skrining
hipertensi terdiri dari pertanyaan tentang
Daftar pertanyaan dan pernyataan pada genetik, keadaan tubuh, usia, merokok, minum
formulir skrining dikembangkan dan disusun alkohol, jenis dan frekuensi olahraga, serta pola
berdasarkan telaah pustaka dari berbagai hasil makan.

98
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.

Gambar 2
Alat skrining hipertensi pada FGD (prototipe 1)

99
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.

Focus Group Discussion (FGD) sederhana (sifat komunikatif); 2) disain adalah


Alat skrining yang telah dikembangkan warna, gambar, tata letak, dan ukuran huruf
kemudian didiskusikan dengan cara FGD (sifat dekoratif); dan 3) isi adalah informasi yang
dengan informan kader Posyandu, tokoh disajikan dan manfaat (sifat aplikatif). Pada
masyarakat (kepala desa, ketua RW dan ketua Tabel 1 tampak bahwa penilaian informan FGD
RT), dan pegawai negeri sipil non kesehatan. terhadap alat skrining hipertensi lebih dominan
Jumlah dan kelompok FGD yang dilakukan pada aspek bahasa. Hal ini menunjukkan
pada penelitian ini adalah 11 kelompok yang bahwa alat skrining tersebut dinilai masih
terdiri dari 5 kelompok dari sosek tinggi dan 6 kurang komunikatif, baik menurut kelompok
kelompok dari sosek rendah. sasaran sosek tinggi maupun sosek rendah.
FGD bertujuan untuk memperoleh umpan Dari aspek disain tanggapan yang dominan
balik dari para informan tentang kemudahan adalah pada ukuran huruf yang dinilai terlalu
penggunaan alat skrining. Kemudahan kecil sehingga agak sulit dibaca, sedangkan
penggunaan alat skrining diperoleh dari dari aspek isi informan menyatakan bahwa
penilaian para informan peserta FGD terhadap informasi tersebut sudah cukup baik.
aspek 1) bahasa adalah mudah dimengerti dan

Tabel 1
Hasil penilaian informan FGD terhadap alat skrining

Alat skrining
Aspek penilaian
Sosek rendah Sosek Tinggi
Bahasa  Masih ada pertanyaan yang sulit  Masih ada pertanyaan yang kurang
dipahami jelas
 Pertanyaan kurang sederhana  Pertanyaan kurang sistematis
Disain  Huruf terlalu kecil  Huruf terlalu kecil
 Setiap pertanyaan perlu warna yang
berbeda
Isi  Cukup baik  Cukup baik
 Perlu petunjuk cara pengisian

Uji validitas dan realibilitas alat skrining reliabilitas, pertanyaan tentang olah raga di rinci
Berdasarkan hasil penilaian informan menjadi olah raga ringan, sedang dan berat.
peserta FGD terhadap alat skrining pada kedua Alat skrining hasil perbaikan (prototipe
kelompok masyarakat, kemudian dilakukan kedua) kemudian divalidasi untuk menilai risiko
perbaikan dan desain ulang terhadap prototipe seseorang terhadap hipertensi. Jumlah sampel
1 (Gambar 3). Pada uji validitas dan reliabilitas, yang digunakan untuk melakukan validasi
pertanyaan/pernyataan terdiri dari 17 adalah 134 orang yang terdiri dari pengunjung
pertanyaan/pernyataan. Jenis pertanyaan/ Puskesmas yang datang berobat atau
pernyataan sama dengan ketika dilakukan FGD, mengantarkan keluarga berobat ke Puskesmas
namun dilakukan perubahan dalam pertanyaan dan para pegawai di lingkungan kantor
tentang olah raga. Pada uji validitas dan pemerintah daerah wilayah penelitian.

100
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.

Gambar 3
Alat skrining hipertensi uji validasi (prototipe 2)

Jumlah subjek yang dapat dianalisis adalah 2 disajikan karakteristik subjek menurut tingkat
134 orang yang terdiri dari 82 orang (61.2%) sosial ekonomi. Proporsi subjek perempuan
subjek dari sosial ekonomi rendah dan 52 orang lebih besar dibandingkan dengan subjek laki-
(38.8%) dari sosial ekonomi tinggi. Pada Tabel laki baik pada sosek rendah maupun tinggi.

101
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.

Tabel 2
Karakteristik subjek validasi menurut tingkat sosial ekonomi

Tingkat Sosial Ekonomi


Karakteristik Subjek p
Rendah Tinggi
Jenis kelamin, n (%) 0.213
- Laki-laki 29 (35.4) 24 (46.2)
- Perempuan 53 (64.6) 28 (53.8)
Status perkawinan, n (%) 0.030
- Menikah 64 (78.0) 49 (94.2)
- Janda/duda 12 (14.6) 3 (5.8)
- Tidak menikah 6 (7.3) 0 (0.0)
Umur, rata-rata, SD, tahun 44.8 ± 11.2 45.1 ± 7.6 0.869

Rata-rata umur subjek dari sosek rendah kegemukan atau hipertensi. Setelah dilakukan
lebih muda dibandingkan dengan sosek tinggi, uji reliabilitas, alat skrining kegemukan dan
namun tidak terdapat perbedaan yang hipertensi cukup reliabel yang ditunjukkan
bermakna (p>0.05) dari umur antara sosek dengan nilai α Cronbach’s adalah 0.586.
rendah dan sosek tinggi. Data sensitifitas (Se) dan spesifisitas (Sp)
Pertanyaan/pernyataan tentang hipertensi hasil uji validasi alat skrining hipertensi disajikan
terdiri dari 17 pertanyaan. Uji validitas alat ukur pada Tabel 3. Jumlah skor 7 keatas
yang dipergunakan menunjukkan dari 17 menunjukkan perbandingan nilai antara Se dan
pertanyaan hanya 6 pertanyaan yang valid Sp yang terbaik. Penapisan dengan
dengan batas kemaknaan 5%, dengan nilai r = menggunakan alat skrining hipertensi
0.176. Perbaikan dilakukan terhadap alat menunjukkan bahwa sebanyak 52 persen
skrining hipertensi, kemudian dilakukan uji subyek memiliki skor tujuh atau lebih besar
validitas kembali. Dari 15 pertanyaan hipertensi dalam hal ini termasuk katagori hipertensi.
12 pertanyaan yang valid dengan batas Sedangan 67 persen termasuk tidak hipertensi
kemaknaan 5%, dengan nilai r = 0.07. Meskipun atau memiliki skor kurang dari tujuh. Hasil
ada 3 pertanyaan yang tidak valid dari alat validasi menunjukkan bahwa alat skrining
skrining, namun pertanyaan tersebut tetap hipertensi memiliki kemampuan sekitar 55
disertakan dalam alat skrining karena persen dalam mendeteksi kejadian hipertensi
berdasarkan hasil penelitian ketiga faktor pada subjek.
tersebut berpengaruh terhadap kejadian

Tabel 3
Nilai Sensitivitas (Se) dan Spesivisitas (Sp) Alat Skrining Hipertensi pada Validasi

Hipertensi
Jumlah Skor
Sensitivitas Spesifisitas
4 88.0 20.2
5 80.0 36.7
6 72.0 49.5
7 52.0 67.0
8 16.0 76.1
9 0.0 86.2

102
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.

Uji coba alat skrining Alat skrining prototipe 3 kemudian diuji


Berdasarkan hasil penilaian sampel uji coba untuk menilai risiko seseorang terhadap
validasi terhadap alat skrining dan leaflet pada hipertensi. Subjek terdiri dari pengunjung
kedua kelompok masyarakat, kemudian Puskesmas yang datang berobat atau
dilakukan perbaikan dan desain ulang terhadap mengantarkan keluarga berobat ke Puskesmas
prototipe 2. Hasil perbaikan dan disain ulang dan para PNS di lingkungan pemerintah daerah
alat skrining dan leaflet prototipe 2 menjadi wilayah penelitian. Tujuan utama uji coba
prototipe 3 dapat dilihat pada Gambar 4. adalah untuk mengetahui sensitivitas dan
spesifisitas alat skrining hipertensi.

Gambar 4
Alat Skrining Hipertensi Uji Coba

Jumlah subjek yang dapat dianalisis adalah tingkat sosial ekonomi. Proporsi subjek
685 orang yang terdiri dari 334 orang (48.8%) perempuan lebih besar dibandingkan dengan
subjek dari sosial ekonomi rendah dan 351 subjek laki-laki baik pada sosek rendah maupun
orang (51.2%) dari sosial ekonomi tinggi. Pada tinggi.
Tabel 4 disajikan karakteristik subjek menurut

103
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.

Tabel 4
Karakteristik subjek uji coba menurut tingkat sosial ekonomi

Tingkat Sosial Ekonomi


Karakteristik Subjek p
Rendah Tinggi
Jenis kelamin, n (%) 0.865
- Laki-laki 133 (39.8) 142 (40.5)
- Perempuan 201 (60.2) 209 (59.5)
Status perkawinan, n (%) 0.000
- Menikah 258 (77.2) 325 (92.6)
- Janda/duda 29 (8.7) 18 (5.1)
- Tidak menikah 47 (14.1) 8 (2.3)
Umur, rata-rata, SD, tahun 38.9± 11.3 44.2±8.2 0.000

Data sensitivitas (Se) dan spesifisitas (Sp) tujuh atau lebih besar dalam hal ini termasuk
hasil uji ujicoba alat skrining hipertensi disajikan katagori hipertensi. Sedangan 64,1 persen
pada Tabel 5. Baik pada alat skrining hipertensi, termasuk tidak hipertensi atau memiliki skor
jumlah skor 7 ke atas menunjukkan kurang dari tujuh. Terjadi peningkatan nilai Se
perbandingan nilai antara Se dan Sp yang dan Sp pada uji coba, alat skrining memiliki
terbaik. Penapisan dengan menggunakan alat kemampuan 60 persen dalam mendeteksi
skrining hipertensi menunjukkan bahwa hipertensi.
sebanyak 61,6 persen subyek memiliki skor

Tabel 5
Nilai Sensitivitas (Se) dan Spesifisitas (Sp) alat skrining hipertensi pada uji coba

Hipertensi
Jumlah Skor
Sensitivitas Spesifisitas
4 89.6 17.1
5 83.2 33.2
6 75.2 46.3
7 61.6 64.1
8 31.2 76.1
9 19.2 87.2

BAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan desain


crossectional yang memiliki keterbatasan antara
lain hanya memotret satu saat sehingga tidak
Penelitian dilakukan di tiga kota/kabupaten. dapat menentukan hubungan sebab akibat.
Pemilihan kota/kabupaten dilakukan dengan Selain itu dalam penelitian ini kemungkinan
mempertimbangkan prevalensi hipertensi di terjadinya bias seleksi yang mungkin akan
wilayah tersebut, dengan demikian penelitian ini berpengaruh terhadap hasil penelitian.
tidak dirancang untuk mewakili wilayah secara Hasil analisis Riskesdas menunjukkan
luas dengan berbagai karakteristik sosial, bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan
demografis, lingkungan, dan budaya hipertensi baik pada sosial ekonomi tinggi
masyarakat yang berbeda. maupun rendah adalah sama, yaitu merokok,

104
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.

minum alkohol, jenis kelamin, dan umur sebagainya dapat merusak pembuluh darah11.
sehingga alat skrining untuk sosial ekonomi Hasil penelitian menunjukkan merokok
tinggi maupun rendah dibuat sama. sebatang setiap hari akan meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu selain tekanan sistolik 10-25 mmHg12, penelitian lain
faktor-faktor yang ditemukan dari analisis menunjukkan ada hubungan rokok dengan
Riskesdas yang berhubungan erat dengan hipertensi (OR=4,125; CI:1,387-12,270)13.
kejadian hipertensi adalah genetik, kegemukan, Pada Tabel 7 disajikan pengaruh BB,
pola makan dan stress sehingga dalam makanan dan pola makan terhadap tekanan
menyusun alat skrining hipertensi dimasukkan darah. Kegemukan merupakan suatu keadaan
faktor-faktor tersebut. yang bermakna dalam memicu terjadinya
Merokok dapat mengakibatkan peningkatan hipertensi pada diri seseorang. Selain itu
tekanan darah. Merokok akan mengakibatkan konsumsi natrium, karbohidrat, lemak jenuh,
vasokontriksi pembuluh darah perifer dan dan kolesterol berhubungan secara langsung
pembuluh darah ginjal sehingga terjadi dengan tekanan darah. Semakin meningkat
peningkatan tekanan darah. Merokok akan konsumsinya semakin meningkat tekanan
menyebabkan pembuluh darah mengalami darah. Konsumsi kalium, serat, pola makan
penyempitan yang akan mengakibatkan jantung vegetarian, dan pola makan DASH (Dietary
memompa darah lebih kuat sehingga tekanan Approach to Stop Hypertension) berhubungan
pada pembuluh darah meningkat10. Zat-zat terbalik dengan tekanan darah. Semakin
yang terkandung dalam asam rokok seperti meningkat konsumsinya, maka tekanan darah
karbon monoksida (CO), nikotin, dan akan turun14.

Tabel 7
Hubungan Berat Badan, Zat Gizi dan Pola Makan pada Tekanan Darah:
Ringkasan dari Berbagai Hasil Penelitian14

Variabel Hipotesis Hasil Penelitian


Berat badan Langsung ++
Natrium (garam) Langsung ++
Kalium Terbalik ++
Lemak jenuh Langsung +/-
Karbohidrat Langsung +
Serat Terbalik +
Kolesterol Langsung +/-
Pola makan
Vegetarian Terbalik ++
DASH Terbalik ++
+/- menunjukkan hasil penelitian yang terbatas atau; + hasil penelitian yang meyakinkan dari penelitian observasi dan
penelitian klinis, dan ++ hasil penelitian yang meyakinkan dari penelitian klinis

Penelitian yang dilakukan pada orang- dibandingkan orang normal tekanan darahnya
orang yang berusia 18-22 tahun menunjukkan menjadi bordeline (130-159/85-99 mmHg)16.
bahwa indeks massa tubuh berlebih mempunyai Genetik berarti secara keturunan
hubungan terhadap lebih tingginya tekanan seseorang mempunyai potensi untuk menderita
darah. Hasil penelitian ini menemukan setiap 1 hipertensi jika orang tua menderita hipertensi.
unit peningkatan IMT akan meningkatkan SBP Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita
0,91 pada laki-laki dan 0,72 mmHg pada kembar monozigot (satu telur), apabila salah
perempuan; dan DBP 0,75 pada laki-laki dan satu menderita hipertensi. Hubungan antara
0,50 mmHg pada perempuan. Hasil Survei stress dengan hipertensi, diduga melalui
Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004 aktivasi saraf simpatis yaitu adalah saraf yang
menunjukkan orang gemuk berisiko 1,85 kali bekerja pada saat beraktivitas. Peningkatan
dan orang obese berisiko 2,52 kali aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan

105
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.

tekanan darah secara intermitten (tidak 48,9 dan 96,3 persen. Hasil penelitian
menentu). Apabila stress berkepanjangan, menunjukkan self report hanya bisa sebesar
dapat mengakibatkan tekanan darah menetap 48,9 persen yang menderita hipertensi dan 96,3
tinggi. Hasil penelitian menunjukkan penderita persen mendeteksi orang benar-benar tidak
hipertensi lebih banyak pada laki-laki. Hormon- menderita hipertensi18. Jika dibandingkan
hormon wanita disebutkan sebagai salah satu penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
faktor yang mempengaruhi tekanan darah nilai Se yang ditemukan lebih tinggi, sedangkan
perempuan sehingga lebih rendah dibandingkan Sp lebih rendah. Jadi dapat dikatakan hasil
tekanan darah laki-laki. Di samping itu penelitian ini cukup sensitif dan spesifik.
kromosom X berperan pada tekanan darah17.
Alat skrining ini dirancang untuk SIMPULAN DAN SARAN
masyarakat awam supaya dapat mendeteksi
hipertensi tanpa mengukur tekanan darah dan Simpulan
memahami faktor risiko atau gejala hipertensi. 1. Diperoleh alat skrining hipertensi yang valid
Berbagai hasil penelitian menunjukkan dengan nilai r = 0.07, dan cukup reliabel
pengetahuan subjek tentang hipertensi dengan nilai α Cronbach’s adalah 0.586.
bervariasi. Penelitian yang dilakukan di 2. Diperoleh alat skrining hipertensi yang
Australia pada pasien hipertensi menunjukkan cukup sensitif dan spesifik, dengan nilai Se
55 persen dapat menyebutkan gejala hipertensi, dan Sp masing-masing adalah 61.6 dan
di mana 55 persen percaya bahwa stress dapat 64.1.
menyebabkan hipertensi5. Penelitian di Sudan
menunjukkan dua pertiga dari subjek Saran
mempunyai skor pengetahuan yang tinggi 1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkaji
tentang etiologi dan komplikasi dari hipertensi. strategi pemasaran dari alat skrining yang
Setengah dari subjek mengetahui cara telah dikembangkan.
menangani hipertensi, namun subjek 2. Alat skrining dan leaflet dapat disebarkan di
mempunyai skor pengetahuan yang rendah Puskesmas/pelayanan kesehatan lainnya,
tentang gejala hipertensi6. Hasil penelitian di kantor-kantor, atau di Mini Market. Alat
Swedia menunjukkan pengetahuan tentang skrining dan leaflet dapat ini dapat
tekanan darah tinggi terutama tidak berasal dari digunakan oleh masyarakat sosial ekonomi
fasilitas kesehatan, namun dari mass media7. rendah maupun tinggi.
Penelitian ini membandingkan alat skrining
dengan gold standard yaitu rata-rata UCAPAN TERIMA KASIH
pengukuran tekanan darah dengan
menggunakan sphygmomanbometer. Penyakit- 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
penyakit dengan prevalensi yang tinggi Departemen Pendidikan Nasional, RI yang
diutamakan adalah nilai sensitivitasnya karena telah memberikan dana untuk penelitian.
untuk menekan false negative. Nilai Se dan Sp 2. Bapak dan ibu responden yang telah
yang ditemukan pada penelitian ini dipengaruhi bersedia menjadi subjek dalam penelitian
oleh tingkat pengetahuan rensponden tentang ini.
faktor risiko atau gejala hipertensi masih rendah
dan tidak mengetahui tentang tekanan RUJUKAN
darahnya. Hasil penelitian ini menunjukkan
Sensitivitas (Se) dan Spesifisitas (Sp) alat 1. US Departement of Health and Human
skrining masing-masing adalah 61,6 dan 64,1. Services. Complete Report: The Seventh
Nilai Se dan Sp 60 persen dapat dikatakan Report of the Joint National Committee on
cukup senstitif untuk mendeteksi orang yang Prevention, Detection, Evaluation, and
benar-benar menderita hipertensi, dan cukup Treatment of High Blood Pressure. National
spesifik untuk mendeteksi yang benar-benar Institute of Health, and National Heart,
tidak hipertensi. Lung and Blood Institute, 2004.
Penelitian tentang “Evaluating the Quality
2. Badan Litbang Kesehatan. Survei
of Self-Report of Hypertension and Diabetes”
Kesehatan Rumah Tangga. Jakarta:
menunjukkan Se dan Sp masing-masing adalah
Depkes, 2002.

106
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.

3. Departemen Kesehatan. Laporan Hasil 11. Suparto. Sehat Menjelang Usia Senja.
Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, s.a.
2007. Jakarta: Depkes, 2008. 12. Sitepoe M. Usaha Mencegah Bahaya
4. Tara E dan Soetrisno. Buku Pintar Terapi Merokok. Jakarta: Gramedia, 1997.
Hipertensi. Jakarta: Restu Agung dan Tara 13. Suheni, Y. Hubungan Antara Kebiasaan
Media, 1998. Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada
5. Taylor C, and Ward A. Patients’ views of Laki-laki Usia 40 Tahun Keatas di Badan
high blood pressure, its treatment and risks. Rumah Sakit Daerah Cepu. Semarang:
Aust Fam Physician. 2003 32(4): p278-82. Universitas Negeri Semarang, 2007.
6. Osman EM, Suleiman I, Elzubair AG. 14. Appel et al. Dietary aproach to prevent and
Patients knowledge of hypertension and its treatment hypertension: scientific statement
control in Eastern Sudan. East Afr Med J. from the American Heart Association.
2007, 84(7): p324-8 Hypertension 2006, 47 :296-308.
7. Kjellgren KI, Svensson S, Ahlner J, Saljo R. 15. Pinzon R. Indeks massa tubuh sebagai
Hypertensive patients’ knowledge of high faktor risiko hipertensi pada usia muda.
blood pressure. Scan J Prim Health Care. Cermin Dunia Kedokteran 1999,123:9-11.
1997, 15(4):p188-92. 16. Sihadi dan Sri Poedji Hastuti Djaiman.
8. Popkin B et al. The nutrition transition and Besarnya Risiko Kegemukan Terhadap
prevention of diet-related chronic diseases Tekanan Darah. Penelitian Gizi dan
in Asia and Pacific. Asian Development Makanan 2006; 29(2):78-84.
Bank Series;6. 2001. 17. Friedrich CL. Geneticism of Essential
9. Cohen J. Statistical Power Analysis for the Hypertension. Journal of the American
Behavior Sciences Differences between Heart Association, 2004, 4 (6):1155-1159
Correlation Coefficients. Revised ed. New 18. Goldman N et al. Evaluating the Quality of
York: Academic Press, 1997. p. 109-143. Self-Reports of Hypertension and Diabetes.
10. Wardoyo. Pencegahan Penyakit Jantung S.l: Office of Research Princeton
Koroner. Solo: Toko Buku Agency, 1996. University, s.a.

107

Вам также может понравиться