Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Heryudarini Harahap1; Yekti Widodo1; Sri Muljati1, Agus Triwinarto1; dan Imam Effendi2
1Puslitbang Gizi dan Makanan, Bogor
2Divisi Ginjal Hipertensi, FK-UI
ABSTRACT
96
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.
97
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.
Pengembangan
alat skrining
Perbaikan alat
skrining
Perbaikan alat
skrining
Gambar 1
Alur kerja penelitian
Uji statistik untuk mengetahui keragaman penelitian dan analisis data Riskesdas 2007.
data sosial ekonomi digunakan uji Chi-square Hasil analisis Riskesdas ditemukan faktor-faktor
dan uji t. Uji Chi-square digunakan untuk risiko hipertensi pada sosek rendah maupun
menguji kesamaan distribusi peubah non- tinggi adalah sama yaitu merokok, minum
parametrik yaitu jenis kelamin dan status alkohol, jenis kelamin, dan umur. Berdasarkan
perkawinan, sedangkan uji t digunakan untuk hasil penelitian terdahulu faktor lain yang
membandingkan perbedaan peubah parametrik berhubungan erat dengan kejadian hipertensi
yaitu umur. adalah genetik, kegemukan, pola makan,
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk stress, dan merokok, sehingga dalam
menguji validitas dan reliabilitas dari alat menyusun alat skrining hipertensi selain
skrining hipertensi. Analisis sensitivitas dan memasukkan faktor umur, dan aktivitas juga
spesifisitas dilakukan untuk membandingkan mencakup faktor lain yang berhubungan erat
hasil skor alat skrining hipertensi dibandingkan dengan hipertensi.
dengan pengukuran tekanan darah Prototipe awal alat skrining dan leaflet
menggunakan sphygmanometer. hipertensi disajikan pada Gambar 2. Jumlah
pertanyaan dari alat skrining hipertensi terdiri
HASIL dari 16 pertanyaan. Pertanyaan alat skrining
hipertensi terdiri dari pertanyaan tentang
Daftar pertanyaan dan pernyataan pada genetik, keadaan tubuh, usia, merokok, minum
formulir skrining dikembangkan dan disusun alkohol, jenis dan frekuensi olahraga, serta pola
berdasarkan telaah pustaka dari berbagai hasil makan.
98
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.
Gambar 2
Alat skrining hipertensi pada FGD (prototipe 1)
99
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.
Tabel 1
Hasil penilaian informan FGD terhadap alat skrining
Alat skrining
Aspek penilaian
Sosek rendah Sosek Tinggi
Bahasa Masih ada pertanyaan yang sulit Masih ada pertanyaan yang kurang
dipahami jelas
Pertanyaan kurang sederhana Pertanyaan kurang sistematis
Disain Huruf terlalu kecil Huruf terlalu kecil
Setiap pertanyaan perlu warna yang
berbeda
Isi Cukup baik Cukup baik
Perlu petunjuk cara pengisian
Uji validitas dan realibilitas alat skrining reliabilitas, pertanyaan tentang olah raga di rinci
Berdasarkan hasil penilaian informan menjadi olah raga ringan, sedang dan berat.
peserta FGD terhadap alat skrining pada kedua Alat skrining hasil perbaikan (prototipe
kelompok masyarakat, kemudian dilakukan kedua) kemudian divalidasi untuk menilai risiko
perbaikan dan desain ulang terhadap prototipe seseorang terhadap hipertensi. Jumlah sampel
1 (Gambar 3). Pada uji validitas dan reliabilitas, yang digunakan untuk melakukan validasi
pertanyaan/pernyataan terdiri dari 17 adalah 134 orang yang terdiri dari pengunjung
pertanyaan/pernyataan. Jenis pertanyaan/ Puskesmas yang datang berobat atau
pernyataan sama dengan ketika dilakukan FGD, mengantarkan keluarga berobat ke Puskesmas
namun dilakukan perubahan dalam pertanyaan dan para pegawai di lingkungan kantor
tentang olah raga. Pada uji validitas dan pemerintah daerah wilayah penelitian.
100
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.
Gambar 3
Alat skrining hipertensi uji validasi (prototipe 2)
Jumlah subjek yang dapat dianalisis adalah 2 disajikan karakteristik subjek menurut tingkat
134 orang yang terdiri dari 82 orang (61.2%) sosial ekonomi. Proporsi subjek perempuan
subjek dari sosial ekonomi rendah dan 52 orang lebih besar dibandingkan dengan subjek laki-
(38.8%) dari sosial ekonomi tinggi. Pada Tabel laki baik pada sosek rendah maupun tinggi.
101
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.
Tabel 2
Karakteristik subjek validasi menurut tingkat sosial ekonomi
Rata-rata umur subjek dari sosek rendah kegemukan atau hipertensi. Setelah dilakukan
lebih muda dibandingkan dengan sosek tinggi, uji reliabilitas, alat skrining kegemukan dan
namun tidak terdapat perbedaan yang hipertensi cukup reliabel yang ditunjukkan
bermakna (p>0.05) dari umur antara sosek dengan nilai α Cronbach’s adalah 0.586.
rendah dan sosek tinggi. Data sensitifitas (Se) dan spesifisitas (Sp)
Pertanyaan/pernyataan tentang hipertensi hasil uji validasi alat skrining hipertensi disajikan
terdiri dari 17 pertanyaan. Uji validitas alat ukur pada Tabel 3. Jumlah skor 7 keatas
yang dipergunakan menunjukkan dari 17 menunjukkan perbandingan nilai antara Se dan
pertanyaan hanya 6 pertanyaan yang valid Sp yang terbaik. Penapisan dengan
dengan batas kemaknaan 5%, dengan nilai r = menggunakan alat skrining hipertensi
0.176. Perbaikan dilakukan terhadap alat menunjukkan bahwa sebanyak 52 persen
skrining hipertensi, kemudian dilakukan uji subyek memiliki skor tujuh atau lebih besar
validitas kembali. Dari 15 pertanyaan hipertensi dalam hal ini termasuk katagori hipertensi.
12 pertanyaan yang valid dengan batas Sedangan 67 persen termasuk tidak hipertensi
kemaknaan 5%, dengan nilai r = 0.07. Meskipun atau memiliki skor kurang dari tujuh. Hasil
ada 3 pertanyaan yang tidak valid dari alat validasi menunjukkan bahwa alat skrining
skrining, namun pertanyaan tersebut tetap hipertensi memiliki kemampuan sekitar 55
disertakan dalam alat skrining karena persen dalam mendeteksi kejadian hipertensi
berdasarkan hasil penelitian ketiga faktor pada subjek.
tersebut berpengaruh terhadap kejadian
Tabel 3
Nilai Sensitivitas (Se) dan Spesivisitas (Sp) Alat Skrining Hipertensi pada Validasi
Hipertensi
Jumlah Skor
Sensitivitas Spesifisitas
4 88.0 20.2
5 80.0 36.7
6 72.0 49.5
7 52.0 67.0
8 16.0 76.1
9 0.0 86.2
102
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.
Gambar 4
Alat Skrining Hipertensi Uji Coba
Jumlah subjek yang dapat dianalisis adalah tingkat sosial ekonomi. Proporsi subjek
685 orang yang terdiri dari 334 orang (48.8%) perempuan lebih besar dibandingkan dengan
subjek dari sosial ekonomi rendah dan 351 subjek laki-laki baik pada sosek rendah maupun
orang (51.2%) dari sosial ekonomi tinggi. Pada tinggi.
Tabel 4 disajikan karakteristik subjek menurut
103
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.
Tabel 4
Karakteristik subjek uji coba menurut tingkat sosial ekonomi
Data sensitivitas (Se) dan spesifisitas (Sp) tujuh atau lebih besar dalam hal ini termasuk
hasil uji ujicoba alat skrining hipertensi disajikan katagori hipertensi. Sedangan 64,1 persen
pada Tabel 5. Baik pada alat skrining hipertensi, termasuk tidak hipertensi atau memiliki skor
jumlah skor 7 ke atas menunjukkan kurang dari tujuh. Terjadi peningkatan nilai Se
perbandingan nilai antara Se dan Sp yang dan Sp pada uji coba, alat skrining memiliki
terbaik. Penapisan dengan menggunakan alat kemampuan 60 persen dalam mendeteksi
skrining hipertensi menunjukkan bahwa hipertensi.
sebanyak 61,6 persen subyek memiliki skor
Tabel 5
Nilai Sensitivitas (Se) dan Spesifisitas (Sp) alat skrining hipertensi pada uji coba
Hipertensi
Jumlah Skor
Sensitivitas Spesifisitas
4 89.6 17.1
5 83.2 33.2
6 75.2 46.3
7 61.6 64.1
8 31.2 76.1
9 19.2 87.2
104
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.
minum alkohol, jenis kelamin, dan umur sebagainya dapat merusak pembuluh darah11.
sehingga alat skrining untuk sosial ekonomi Hasil penelitian menunjukkan merokok
tinggi maupun rendah dibuat sama. sebatang setiap hari akan meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu selain tekanan sistolik 10-25 mmHg12, penelitian lain
faktor-faktor yang ditemukan dari analisis menunjukkan ada hubungan rokok dengan
Riskesdas yang berhubungan erat dengan hipertensi (OR=4,125; CI:1,387-12,270)13.
kejadian hipertensi adalah genetik, kegemukan, Pada Tabel 7 disajikan pengaruh BB,
pola makan dan stress sehingga dalam makanan dan pola makan terhadap tekanan
menyusun alat skrining hipertensi dimasukkan darah. Kegemukan merupakan suatu keadaan
faktor-faktor tersebut. yang bermakna dalam memicu terjadinya
Merokok dapat mengakibatkan peningkatan hipertensi pada diri seseorang. Selain itu
tekanan darah. Merokok akan mengakibatkan konsumsi natrium, karbohidrat, lemak jenuh,
vasokontriksi pembuluh darah perifer dan dan kolesterol berhubungan secara langsung
pembuluh darah ginjal sehingga terjadi dengan tekanan darah. Semakin meningkat
peningkatan tekanan darah. Merokok akan konsumsinya semakin meningkat tekanan
menyebabkan pembuluh darah mengalami darah. Konsumsi kalium, serat, pola makan
penyempitan yang akan mengakibatkan jantung vegetarian, dan pola makan DASH (Dietary
memompa darah lebih kuat sehingga tekanan Approach to Stop Hypertension) berhubungan
pada pembuluh darah meningkat10. Zat-zat terbalik dengan tekanan darah. Semakin
yang terkandung dalam asam rokok seperti meningkat konsumsinya, maka tekanan darah
karbon monoksida (CO), nikotin, dan akan turun14.
Tabel 7
Hubungan Berat Badan, Zat Gizi dan Pola Makan pada Tekanan Darah:
Ringkasan dari Berbagai Hasil Penelitian14
Penelitian yang dilakukan pada orang- dibandingkan orang normal tekanan darahnya
orang yang berusia 18-22 tahun menunjukkan menjadi bordeline (130-159/85-99 mmHg)16.
bahwa indeks massa tubuh berlebih mempunyai Genetik berarti secara keturunan
hubungan terhadap lebih tingginya tekanan seseorang mempunyai potensi untuk menderita
darah. Hasil penelitian ini menemukan setiap 1 hipertensi jika orang tua menderita hipertensi.
unit peningkatan IMT akan meningkatkan SBP Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita
0,91 pada laki-laki dan 0,72 mmHg pada kembar monozigot (satu telur), apabila salah
perempuan; dan DBP 0,75 pada laki-laki dan satu menderita hipertensi. Hubungan antara
0,50 mmHg pada perempuan. Hasil Survei stress dengan hipertensi, diduga melalui
Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004 aktivasi saraf simpatis yaitu adalah saraf yang
menunjukkan orang gemuk berisiko 1,85 kali bekerja pada saat beraktivitas. Peningkatan
dan orang obese berisiko 2,52 kali aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan
105
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.
tekanan darah secara intermitten (tidak 48,9 dan 96,3 persen. Hasil penelitian
menentu). Apabila stress berkepanjangan, menunjukkan self report hanya bisa sebesar
dapat mengakibatkan tekanan darah menetap 48,9 persen yang menderita hipertensi dan 96,3
tinggi. Hasil penelitian menunjukkan penderita persen mendeteksi orang benar-benar tidak
hipertensi lebih banyak pada laki-laki. Hormon- menderita hipertensi18. Jika dibandingkan
hormon wanita disebutkan sebagai salah satu penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
faktor yang mempengaruhi tekanan darah nilai Se yang ditemukan lebih tinggi, sedangkan
perempuan sehingga lebih rendah dibandingkan Sp lebih rendah. Jadi dapat dikatakan hasil
tekanan darah laki-laki. Di samping itu penelitian ini cukup sensitif dan spesifik.
kromosom X berperan pada tekanan darah17.
Alat skrining ini dirancang untuk SIMPULAN DAN SARAN
masyarakat awam supaya dapat mendeteksi
hipertensi tanpa mengukur tekanan darah dan Simpulan
memahami faktor risiko atau gejala hipertensi. 1. Diperoleh alat skrining hipertensi yang valid
Berbagai hasil penelitian menunjukkan dengan nilai r = 0.07, dan cukup reliabel
pengetahuan subjek tentang hipertensi dengan nilai α Cronbach’s adalah 0.586.
bervariasi. Penelitian yang dilakukan di 2. Diperoleh alat skrining hipertensi yang
Australia pada pasien hipertensi menunjukkan cukup sensitif dan spesifik, dengan nilai Se
55 persen dapat menyebutkan gejala hipertensi, dan Sp masing-masing adalah 61.6 dan
di mana 55 persen percaya bahwa stress dapat 64.1.
menyebabkan hipertensi5. Penelitian di Sudan
menunjukkan dua pertiga dari subjek Saran
mempunyai skor pengetahuan yang tinggi 1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkaji
tentang etiologi dan komplikasi dari hipertensi. strategi pemasaran dari alat skrining yang
Setengah dari subjek mengetahui cara telah dikembangkan.
menangani hipertensi, namun subjek 2. Alat skrining dan leaflet dapat disebarkan di
mempunyai skor pengetahuan yang rendah Puskesmas/pelayanan kesehatan lainnya,
tentang gejala hipertensi6. Hasil penelitian di kantor-kantor, atau di Mini Market. Alat
Swedia menunjukkan pengetahuan tentang skrining dan leaflet dapat ini dapat
tekanan darah tinggi terutama tidak berasal dari digunakan oleh masyarakat sosial ekonomi
fasilitas kesehatan, namun dari mass media7. rendah maupun tinggi.
Penelitian ini membandingkan alat skrining
dengan gold standard yaitu rata-rata UCAPAN TERIMA KASIH
pengukuran tekanan darah dengan
menggunakan sphygmomanbometer. Penyakit- 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
penyakit dengan prevalensi yang tinggi Departemen Pendidikan Nasional, RI yang
diutamakan adalah nilai sensitivitasnya karena telah memberikan dana untuk penelitian.
untuk menekan false negative. Nilai Se dan Sp 2. Bapak dan ibu responden yang telah
yang ditemukan pada penelitian ini dipengaruhi bersedia menjadi subjek dalam penelitian
oleh tingkat pengetahuan rensponden tentang ini.
faktor risiko atau gejala hipertensi masih rendah
dan tidak mengetahui tentang tekanan RUJUKAN
darahnya. Hasil penelitian ini menunjukkan
Sensitivitas (Se) dan Spesifisitas (Sp) alat 1. US Departement of Health and Human
skrining masing-masing adalah 61,6 dan 64,1. Services. Complete Report: The Seventh
Nilai Se dan Sp 60 persen dapat dikatakan Report of the Joint National Committee on
cukup senstitif untuk mendeteksi orang yang Prevention, Detection, Evaluation, and
benar-benar menderita hipertensi, dan cukup Treatment of High Blood Pressure. National
spesifik untuk mendeteksi yang benar-benar Institute of Health, and National Heart,
tidak hipertensi. Lung and Blood Institute, 2004.
Penelitian tentang “Evaluating the Quality
2. Badan Litbang Kesehatan. Survei
of Self-Report of Hypertension and Diabetes”
Kesehatan Rumah Tangga. Jakarta:
menunjukkan Se dan Sp masing-masing adalah
Depkes, 2002.
106
Gizi Indon 2010, 33(2):96-107 Pengembangan Alat Skrining Heryudarini H, dkk.
3. Departemen Kesehatan. Laporan Hasil 11. Suparto. Sehat Menjelang Usia Senja.
Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, s.a.
2007. Jakarta: Depkes, 2008. 12. Sitepoe M. Usaha Mencegah Bahaya
4. Tara E dan Soetrisno. Buku Pintar Terapi Merokok. Jakarta: Gramedia, 1997.
Hipertensi. Jakarta: Restu Agung dan Tara 13. Suheni, Y. Hubungan Antara Kebiasaan
Media, 1998. Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada
5. Taylor C, and Ward A. Patients’ views of Laki-laki Usia 40 Tahun Keatas di Badan
high blood pressure, its treatment and risks. Rumah Sakit Daerah Cepu. Semarang:
Aust Fam Physician. 2003 32(4): p278-82. Universitas Negeri Semarang, 2007.
6. Osman EM, Suleiman I, Elzubair AG. 14. Appel et al. Dietary aproach to prevent and
Patients knowledge of hypertension and its treatment hypertension: scientific statement
control in Eastern Sudan. East Afr Med J. from the American Heart Association.
2007, 84(7): p324-8 Hypertension 2006, 47 :296-308.
7. Kjellgren KI, Svensson S, Ahlner J, Saljo R. 15. Pinzon R. Indeks massa tubuh sebagai
Hypertensive patients’ knowledge of high faktor risiko hipertensi pada usia muda.
blood pressure. Scan J Prim Health Care. Cermin Dunia Kedokteran 1999,123:9-11.
1997, 15(4):p188-92. 16. Sihadi dan Sri Poedji Hastuti Djaiman.
8. Popkin B et al. The nutrition transition and Besarnya Risiko Kegemukan Terhadap
prevention of diet-related chronic diseases Tekanan Darah. Penelitian Gizi dan
in Asia and Pacific. Asian Development Makanan 2006; 29(2):78-84.
Bank Series;6. 2001. 17. Friedrich CL. Geneticism of Essential
9. Cohen J. Statistical Power Analysis for the Hypertension. Journal of the American
Behavior Sciences Differences between Heart Association, 2004, 4 (6):1155-1159
Correlation Coefficients. Revised ed. New 18. Goldman N et al. Evaluating the Quality of
York: Academic Press, 1997. p. 109-143. Self-Reports of Hypertension and Diabetes.
10. Wardoyo. Pencegahan Penyakit Jantung S.l: Office of Research Princeton
Koroner. Solo: Toko Buku Agency, 1996. University, s.a.
107