Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Spektroskopi IR-Raman merupakan salah satu metode yang
menghasilkan spektra vibrasi suatu senyawa. Spektrum geseran Raman identik
dengan spektrum absorpsi inframerah suatu senyawa. Kedua spektrum ini
merupakan spektrum vibrasional dari gugus fungsi kimia penyusun suatu
molekul. Spektrum geseran Raman sangat khas dan karakteristik untuk gugus
fungsi tersebut. Oleh sebab itu spektrum geseran Raman ini dapat
dimanfaatkan untuk identifikasi suatu molekul. Atas dasar kemanfaatannya
spektrum Raman banyak dimanfaatkan dalam forensik sains khususnya dalam
identifikasi suatu molekul senyawa kimia berupa senyawa terlarang atau
berbahaya. Adapun penerapan identifikasi spektrum Raman dalam dunia
forensik kimia/toksikologi adalah untuk identifikasi penyalahgunaan narkotika,
bahan peledak, metabolit narkotika, senjata berbahan kimia, racun, rambut
serta merunut industri pembuat bahan peledak dan narkotika.
Analisis menggunakan spektroskopi IR-Raman membutuhkan waktu
yang relatif singkat sehingga memungkinkan diperoleh hasil secepat mungkin
dalam melakukan quality control. Keunggulan lainnya pada spektroskopi
Raman yaitu spektrum yang dihasilkan spesifik, dapat mengukur sampel secara
in situ, tidak destruktif, tidak memerlukan preparasi sampel, dapat menguji
sampel langsung dalam wadah kaca, plastik atau medium air, dapat menguji
sampel berwarna serta instrumennya hanya menggunakan tenaga listrik tanpa
gas pembawa ataupun bahan bakar, dan tidak memerlukan pelarutan serbuk
ataupun membentuknya menjadi pellet. Sampel dalam medium air dapat
langsung diukur dengan spektroskopi Raman karena air menghasilkan puncak
yang rendah (Tsuchihashi, et al., 1997). Selain itu dengan adanya keunggulan
sampel dapat diukur langsung pada wadah sampel dan dapat mengukur sampel
yang dilarutkan dalam larutan berwarna membuat pengukuran dengan
instrumen ini tidak memerlukan kontak langsung dengan sampel sehingga
kemungkinan adanya kontaminasi dapat diminimalisir.

1
Spektroskopi Raman dalam pengukurannya sangat mudah dan praktis
namun terdapat beberapa kekurangan dari instrumen ini. Spektrum Raman dari
sebuah sampel serbuk atau tablet heterogen tidak dapat menginformasikan
komposisi sampel secara keseluruhan. Selain itu penggunaan spektroskopi
Raman seringkali menimbulkan interferensi berupa fluoresensi (Fedchak, S.,
2014). Hal ini disebabkan oleh sinyal biasan Raman yang cenderung lebih
lemah dibandingkan fluoresensi dan absorpsi UV (Thomson, 2002). Namun hal
ini dapat diatasi dengan penggunaan laser yang memiliki panjang gelombang
pada daerah infra merah dekat salah satunya dengan laser pada panjang
gelombang 1064 nm, namun intensitas yang dihasilkan lebih rendah.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Spektroskopi IR-Raman ?
2. Bagaimana Prinsip Kerja, Instrumentasi dan Reaksi Spektroskopi IR-
Raman?
3. Apa saja gangguan pengukuran Spektroskopi IR-Raman dan bagaimana cara
mengatasinya
4. Bagaimana cara menganalisa Spektroskopi IR-Raman (Kualitatif dan
Kuantitatif)
5. Apa saja kegunaan penerapan Spektroskopi IR-Raman dalam dunia
Farmasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Spektroskopi IR-Raman ?
2. Untuk mengetahui Prinsip Kerja, Instrumentasi dan Reaksi Spektroskopi IR-
Raman?
3. Untuk mengetahui gangguan pengukuran Spektroskopi IR-Raman dan
bagaimana cara mengatasinya
4. Untuk mengetahui cara menganalisa Spektroskopi IR-Raman (Kualitatif dan
Kuantitatif)
5. Untuk mengetahui kegunaan penerapan Spektroskopi IR-Raman dalam
dunia Farmasi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Spektroskop IR-Raman


Spektroskop IR-Raman merupakan suatu metode yang mengamati
interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0.75 – 1.000 µm atau pada bilangan gelombang 13.000 –
10 cm. Umumnya daerah infra merah terbagi dalam infra merah dekat, infra
merah tengah dan infra merah jauh. Daerah spektrum infra merah dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel. 2.1. Daerah Spektrum Infra Merah
Panjang Bilangan
Frekuensi
Daerah Gelombang Gelombang
(Hz)
(m) (cm-1)
Dekat 0,78 – 2,5 12800 – 4000 3,8x1014 – 1,2x1014
Tengah 2,5 – 50 4000 – 200 1,2x1014 – 6,0x1014
Jauh 50 – 1000 200 – 10 6,0x1014 – 3,0x1014

Aplikasi spektroskopi infra merah sangat luas baik untuk analisis kualitatif
maupun kuantitatif. Penggunaan yang paling banyak adalah pada daerah
pertengahan dengan kisaran bilangan gelombang 4000 sampai 670 cm-1 atau
dengan panjang gelombang 2,5 sampai 15 m. Kegunaan yang paling penting
adalah untuk identifikasi senyawa organik karena spektrumnya yang sangat
kompleks terdiri dari banyak puncak-puncak. Dan juga spektrum infra merah
dari senyawa organik mempunyai sifat fisik yang karakteristik artinya
kemungkinan dua senyawa mempunyai spektrum sama adalah kecil sekali.

B. Prinsip Kerja, Instrumentasi dan Reaksi Spektroskopi IR-Raman


1. Prinsip Kerja
Prinsip kerja Spektroskopi IR : Jika radiasi inframerah dikenakan pada
sampel senyawa organik, beberapa frekuensi bisa diserap oleh senyawa
tersebut. Jumlah frekuensi yang melewati senyawa diukur sebagai
transmitansi.

3
Prinsip kerja Spektroskopi Raman : dimana sampel disinari dengan
sinar laser yang memiliki range antara UV hingga NIR. Hemburan cahaya
kemudian dikumpulkan oleh lensa dan dikirim melalui filter interferensi
atau spectrophotometer untuk mendapatkan spectrum Raman sample.
Kemudian digunakan Photodiode Arrays (PDA) atau Charge-Coupled
Devices (CCD) untuk mendeteksi cahaya terhambur Raman.
Radiasi Spektroskopi IR dengan frekuensi kurang dari 100 cm-1
atau dengan panjang gelombang lebih dari 100 m diserap oleh molekul
organik dan dikonversi ke dalam energi rotasi molekul. Bila radiasi infra
merah dengan frekuensi dalam kisaran 10000 sampai 100 cm-1 atau dengan
panjang gelombang 1 sampai 100 m diserap oleh molekul organik dan
dikonversi ke dalam energi vibrasi molekul.

2. Instrumentasi Spektroskopi IR-Raman


Spektrofotometer canggih selalu dilengkapi recorder untuk menekan
hasil percobaan. Alat perekam ini mempermudah dan mempercepat
pengolahan data. Data absorbsi mulai dari panjang gelombang 2,5 mikron (υ
4000 cm-1) hingga 25 mikron (υ 400 cm-1) direkam secara otomatis.
Bahkan spektrofotometer bias dilengkapi sistem komputer bias dibuat sesuai
dengan yang diinginkan.
Spektrofotometer inframerah mempunyai sistem optik yang serupa
dengan ultraviolet atau sinar tampak. Perbedaan utama terletak pada sumber
energi dan sel. Sumber radiasi pada spektrofotometri bias laser. Oleh karena
sinar inframerah mempunyai energi yang lebih rendah dari sinar ultraviolet
atau sinar tampak, maka tebal sel yang dipakai pada spektrofotometer lebih
tipis daripada untuk spektrofotometer lainnya ( 0,002 mm).
Oleh karena tidak ada pelarut yang sama sekali transparan terhadap
sinar inframerah, maka cuplikan dapat diukur sebagai padatan atau cairan
murninya. Cuplikan padat digerus dalam mortir kecil bersama kristal KBr
kering dalam jumlah sedikit sekali (0,5-2 mg cuplikan + 100 mg KBr
kering). Campuran tersebut dipres diantara dua skrup memakai kunci,
kemudian kedua skrupnya dibuka dan band yang berisi tablet cuplikan tipis

4
diletakkan di tempat sel spektrofotometer inframerah dengan lubang
mengarah ke sumber radiasi.

Gambar 2.1. Spektrofotometer inframerah model 710 b perkin-Elmer

Gambar 2.2. Spektrum IR

Pada dasarnya, sistem Raman terdiri atas empat komponen utama.


Yakni Sumber eksitasi (laser), sample sistem iluminasi dan optik
pengumpul cahaya, filter atau spectrophotometer, detector (photodiode
array, CCD, atau PMT) . Sampel disinari dengan sinar laser yang memiliki
range antara UV hingga NIR. Hemburan cahaya kemudian dikumpulkan
oleh lensa dan dikirim melalui filter interferensi atau spectrophotometer

5
untuk mendapatkan spectrum Raman sample. Kemudian digunakan
Photodiode Arrays (PDA) atau Charge-Coupled Devices (CCD) untuk
mendeteksi cahaya terhambur Raman

3. Reaksi Spektroskopi IR-Raman


Contoh reaksi pada spektroskopi IR yaitu pada vibrasi molekul yang
menyebabkan perubahan energi. Molekul-molekul poliatom memperlihat
kan dua jenis vibrasi molekul : stretching dan binding. Vibrasi ikatan yang
melibatkan hidrogen sangat berarti, karena atom atom dengan massa rendah
cenderung lebih mudah bergerak daripada atom dengan massa lebih tinggi.
Makin rumit struktur suatu molekul, semakin banyak bentuk bentuk vibrasi
yang mungkin terjadi. Akibatnya kita akan melihat banyak pita-pita absorpsi
yang diperoleh pada spektrum infra merah bahkan bisa lebih rumit lagi
bergantung pada molekul dan kepekaan instrumen.
Dalam praktek satuan yang lebih umum dipakai adalah satuan
frekuensi (c-1) dan bukan saatuan panjang gelombang. Serapan setiap tipe
ikatan (N H, C H , O H, C X, C = O, C O, C C, C = C, C = N, dan
sebagainya) hanya diperoleh dalam bagian-bagian kecil tertentu dari daerah
vibrasi infra merah.

C. Gangguan pengukuran Spektroskopi IR-Raman dan cara mengatasi


Spektroskopi IR Teknik infra merah dalam analisis kuantitatif mempunyai
keterbatasan yang tidak dapat diabaikan. Pertama tidak adanya hubungan
antara hukum Beer dan kompleksitas spektrum sehingga tumpang- tindihnya
puncak-puncak. Kedua, sempitnya puncak, akibat dari sinar hamburan
menyebabkan pemakaian lebar slit menjadi lebih besar. Sel yang sempit juga
tidak banyak digunakan untuk mengerjakan pekerjaan praktis.
Hukum Beer tidak dapat digunakan pada nilai absorbansi yang tinggi.
Oleh karena itu digunakan metode empiris. Spektroskopi Raman dalam
pengukurannya sangat mudah dan praktis namun terdapat beberapa kekurangan
dari instrumen ini. Spektrum Raman dari sebuah sampel serbuk atau tablet
heterogen tidak dapat menginformasikan komposisi sampel secara keseluruhan

6
(Bell et al., 2004). Selain itu penggunaan spektroskopi Raman seringkali
menimbulkan interferensi berupa fluoresensi (Fedchak, S., 2014). Hal ini
disebabkan oleh sinyal biasan Raman yang cenderung lebih lemah
dibandingkan fluoresensi dan absorpsi UV (Thomson, 2002).
Namun hal ini dapat diatasi dengan penggunaan laser yang memiliki
panjang gelombang pada daerah infra merah dekat salah satunya dengan laser
pada panjang gelombang 1064 nm, namun intensitas yang dihasilkan lebih
rendah.

D. Analisis Spektroskopi IR-Raman (kualitatif dan kuantitatif)


1. Analisis kualitatif dengan Spektroskopi IR
Sebagai pelengkap untuk memperoleh informasi struktur dari
senyawa melalui interpretasi. Spektrum IR dapat dipakai tabel korelasi IR
(Tabel 8) yang memuat informasi dimana gugus fungsional menyerap. Ini
umumnya berguna untuk mengklasifikasi seluruh daerah kedalam tiga
sampai empat daerah yang lebar. Salah satu cara ialah dengan
mengkategorikan sebagian daerah IR dekat (0,7-2,5 μ); daerah fundamental
(2,5-5,0 μ); dan daerah IR jauh (50-500 μ). Cara yang lain adalah dengan
mengklasifikasikannya sebagai daerah sidik jari (6,7-14 μ).
Dari kedua klasifikasi ini tampak bahwa dalam kategori kedua
semua daerahnya adalah fundamental, dan ini paling banyak digunakan. a)
Daerah ulur hidrogen (3700-2700 cm-1). Puncak terjadi karena vibrasi ulur
dari atom hidrogen dengan atom lainnya. Frekuensinya jauh lebih besar
sehingga interaksi dapat diabaikan . Puncak absorpsi timbul pada daerah
3700-3100 cm-1karena vibrasi ulur dari O-H atau N-H. ikatan hidrogen
menyebabkan puncak melebar dan terjadi pergeseran kearah bilangan
gelombang yang lebih pendek . Sedangkan vibrasi C-H alifatik timbul pada
3000-2850 cm-1.
Perubahan struktur dari ikatan C-H akan menyebabkan puncak
bergeser kearah yang maksimum. Ikatan C=H timbul pada 3300 cm-1.
Hidrogen pada gugus karbonil aldehid memberikan puncak pada 2745-2710
cm-1. Puncak vibrasi ulur CH dapat didefinisikan dengan mengamati atom

7
H oleh deuterium. b) Pada daerah ikatan rangkap tiga (2700-1850 cm-1),
gugus-gugus yang mengabsorpsi terbatas, seperti untuk vibrasi ulur ikatan
rangkap terjadi padadaerah 2250-2225 cm-1 (Misal : untuk –C=N pada
2120 cm-1, -C-=N- pada 2260cm-1).
Puncak untuk SH adalah pada 2600-2550 cm-1 untuk pH pada 2240-
2350 cm-1 dan SiH pada 2260-2090 cm-1.c) Pada daerah ikatan rangkap
dua (1950 – 1550 cm-1), vibrasi ulur dari gugus karbonil dapat
dikarakteristikkan di sini, seperti aldehid, asam, aminola, karbonat,
semuanya mempunyai puncak pada 1700 cm-1. Ester, halida-halida asam,
anhidrida anhidida asam, mengabsorpsi pada 1770-1725 cm-1. Konjugasi
menyebabkan puncak absorpsi menjadi lebih rendah sampai 1700 cm-1.
Puncak yang disebabkan oleh vibrasi ulur dari –C=C- dan C=N
terletak pada 1690-1600 cm-1, berguna untuk identifikasi olefin. Cincin
aromatik menunjukkan puncak dalam daerah 1650-1450 cm-1, yang dengan
derajad substitusi rendah (low degreeof substitution) menunjukkan puncak
pada 1600, 1580, 1500, dan 1450 cm-1. d) Daerah sidik jari berada pada
1500-1700 cm-1, dimana sedikit saja perbedaan dalam struktur dan susunan
molekul, akan menyebabkan distribusi puncak absorpsi berubah.
Dalam daerah ini, untuk memastikan suatu senyawa organik adalah
dengan cara membandingkan dengan perbandingannya. Pita absorpsi
disebabkan karena bermacam-macam interaksi, sehingga tidak mungkin
dapat menginterpretasikan dengan tepat.

2. Analisis Kuantitatif dengan Spektroskopi IR


Dalam penentuan analisis kuantitatif dengan IR digunakan hukum
Beer. Kita dapat menghitung absortivitas molar (ε) pada panjang gelombang
tertentu, dimana salah satu komponennya mengabsorpsi dengan kuat sedang
komponen lain lemah atau tidak mengabsorpsi. Absorbansi zat yang tidak
diketahui jumlahnya ditentukan pada panjang gelombang ini secara
simultan. Hukum Beer tidak dapat digunakan pada nilai absorbansi
yang tinggi. Oleh karena itu digunakan metode empiris.

8
Metode Base line (gambar) adalah untuk menyeleksi pita absorpsi
yang dianalisa tidak jatuh kembali pada pita komponen yang dianalisis. Jika
Po menunjukkan intensitas sinar yang didapat denagan cara menarik garis
lurus tangensial pada kurva spektrum absorpsi pada pita absorpsi yang
dianalisis. Transmitan P, diukur dari titik absorpsi maksimum. Kurva
kalibrasi didapat dengan cara menyalurkan nilai log (Po/Pt) terhadap
konsentrasi. Karena pita IR yang sempit, menyebabkan deviasi dari hukum
Beer (yang dapatmenyebabkan hubungan antara absorbansi dan konsentrasi
menjadi tidak linier) kemungkinan kecil.

E. Penerapan Spektroskopi IR-Raman dalam farmasi


Spektroskopi infra merah dapat digunakan untuk menganalisis campuran
hidrokarbon aromatik, seperti C8C10 (mengandung xylena dalam bentuk orto,
meta, para dan etil benzena), dengan sikloheksana sebagai pelarut.
Kebanyakan penggunaan spektroskopi infra merah dalam analisis kuantitatif
adalah untuk menganalisis kandungan udara, misalnya jika udara mengandung
polutan seperti CO, metil etil keton, methanol, etilen oksida dan uap CHCl3.
sampel udara yangmengandung polutan atmosfer dianalisa dengan alat IR.
Polutan lain seperti CS2, HCN,SO2, nitrobenzene, vinil klorida, diboran,
kloropena, metil merkaptan, piridin, juga dapat dianalisa secara kuantitatif
dengan spektrofotometer infra merah.
Kontrol terhadap senyawa – senyawa berbahaya seperti narkotika,
kesesuaian zat aktif dengan etiket pada sediaan farmasi juga penting untuk
dikontrol. Penerapan metode spektroskopi Raman yang cepat dan spesifik
tentunya sangat menguntungkan untuk quality control sediaan farmasi.Lebih
superior untuk sistem-sistem anorganik karena memungkinkan pemeriksaan
terhadap spesies dengan pelarut air.Seperti IR ada daerah sidik jari masing-
masing molekul.Hanya memerlukan sampel sedikit dan tidak sensitiv terhadap
air.
Berikut contoh spektrum dari berbagai golongan senyawa organik serta
interpretasinya.

9
1. Spektrum infra merah golongan asam karboksilat
Asam etanoat
Asam etanoat mempunyai struktur sebagai berikut:

Dari struktur di atas dapat diketahui bahwa senyawa tersebut terdiri


dari ikatan-ikatan sebagai berikut:
a. Ikatan rangkap karbon-oksigen, C=O
b. Ikatan tunggal karbon-oksigen, C-O
c. Ikatan oksigen-hidrogen, O-H
d. Ikatan karbon-hidrogen, C-H
e. Ikatan tunggal karbon-karbon, C-C
Ikatan karbon-karbon mempunyai pita absorpsi yang terjadi pada
frekuensi dalam jangkauan yang luas didalam 'Area sidik jari' sehingga
sangat sulit untuk membedakan spektrum infra-merahnya. Ikatan tunggal
karbon-oksigen juga mempunyai pita absorpsi dalam 'Area sidik jari', yang
berkisar antara 1000 - 1300cm-1, tergantung pada molekul yang
mempunyai ikatan tersebut. Interpretasi ini harus sangat hati-hati dalam
membedakan mana yang merupakan spektrum ikatan C-O.
Ikatan-ikatan lainnya dalam asam etanoat ini dapat diketahui secara
mudah dengan memperhatikan pita absorpsi di luar area sidik jari. Ikatan
C-H (dimana hidrogen tersebut menempel pada karbon yang mempunyai
ikatan tunggal dengan unsur-unsur lainnya) memiliki pita absorpsi pada
daerah sekitar 2853-2962 cm-1. Karena ikatan ini terdapat pada sebagian
besar senyawa ornganik, maka ini sangatlah tidak bisa diandalkan.
Ikatan rangkap antara karbon-oksigen, C=O, adalah salah satu pita
absorpsi yang sangat berguna, yang bisa ditemukan pada daerah sekitar
1680-1750 cm-1. Posisinya sedikit terpengaruh oleh jenis senyawa yang
mempunyai ikatan tersebut.
Ikatan lainnya yang sangat berguna adalah ikatan O-H. Pita absorpsi
ini muncul pada frekuensi yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi

10
lingkungannya. Ikatan ini akan sangat mudah dikenali dalam sebuah asam
karena akan menghasilkan pita absorpsi yang sangat luas pada daerah
sekitar 2500-3300 cm-1. Spektrum infra-merah untuk asam etanoat dapat
diilihat pada Gambar 3.5 di bawah.

Gambar 2.3. Spektrum IR Asam etanoat

2. Spektrum infra-merah golongan alkohol


Etanol
Pita absorpsi untuk ikatan O-H yang terdapat pada alkohol berada
pada bilangan gelombang (frekuensi) yang lebih besar daripada pita
absorpsi untuk ikatan O-H yang terdapat dalam asam, yaitu sekitar 3230-
3550 cm-1. Puncak serapan ini akan terjadi pada bilangan gelombang yang
lebih besar lagi jika alkohol ini tidak terikat dengan ikatan hidrogen,
seperti alkohol dalam bentuk gas.
Perhatikan bahwa penyerapan karena ikatan C-H hanya sedikit
dibawah 3000cm-1, dan juga pada puncak-puncak serapan sekitar 1000-
1100cm-1, dimana salah satunya disebabkan oleh ikatan C-O. Spektrum
etanol tampak pada Gambar berikut :

11
Gambar 2.4. Spektrum IR Etanol

3. Spektrum infra-merah golongan ester


Etil etanoat

Gambar 2.5. Spektrum IR Etiletanoat


Gambar 2.5 menunjukkan spektrum IR etiletanoat. Pada spektrum
ini puncak serapan oleh O-H hilang sama sekali. Puncak serapan pada
frekuensi 1740 cm-1 menunjukkan keberadaan ikatan rangkap C=O.
Puncak serapan pada daerah 1000-1300cm-1 menunjukkan adanya ikatan
tunggal C-O. Beberapa tabel data ada yang memutuskan bahwa
penyerapan dari 1230-1250 adalah karena ikatan C-O pada sebuah etanoat

12
Spektrum infra-merah amina primer
1-aminobutana

Gambar 3.10 . Spektrum IR 1-amino butana

Pada spektrum infra merah senyawa 1-aminobutana (Gambar 3.10) tampak


pita serapan kembar pada daerah sekitar 3100-3500 cm-1 yang menunjukkan
adanya ikatan N-H. Pita kembar ini merupakan karakteristik dari amina primer.
Selain itu ikatan N-H ini diperkuat dengan adanya pita serapan pada daerah
sekitar 1620 cm-1 yang merupakan pita vibrasi tekuk dari ikatan N-H. Selain itu
pita serapan menengah sampai lemah pada daerah sekitar 1250-1020 cm-1
merupakan pita vibrasi uluran dari ikatan C-N.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat dapat diambil kesimpulan bahwa
Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi
molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang
gelombang 0.75 – 1.000 µm. Spektroskopi inframerah sebuah metode
analisis instrumentasi pada senyawa kimia yang menggunakan radiasi sinar
infra merah. Spektroskopi inframerah berguna untuk mengetahui gugus
fungsi yang terdapat pada senyawa organik. Bila suatu senyawa diradiasi
menggunakan sinar infra merah, maka sebagian sinar akan diserap oleh
senyawa, sedangkan yang lainnya akan diteruskan. Serapan ini diakibatkan
karena molekul senyawa organik mempunyai ikatan yang dapat bervibrasi.
Vibrasi molekul dapat dialami oleh semua senyawa organik, namun ada
beberapa yang tidak terdeteksi oleh spektrometri IR.Sinar Inframerah adalah
radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya
tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Radiasi inframerah
memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang antara 700
nm dan 1 mm. Sinar inframerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-
molekul yang bergetar karena benda dipanaskan.
Jadi, setiap benda panas pasti memancarkan sinar inframerah.
Sesungguhnya setiap benda yang bersuhu di atas nol Kelvin pasti
memancarkan radiasai inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan
bergantung pada suhu dan warna benda.
Kondisi-kondisi kesehatan dapat didiagnosis dengan menyelidiki
pancaran inframerah dari tubuh. Foto inframerah khusus disebut termogram
yang digunakan untuk mendeteksi masalah sirkulasi darah, radang sendi, dan
kanker. Sinar inframerah dihasilkan oleh getaran atom-atom dalam suatu
molekul. Getaran atom dalam suatu molekul akan memancarkan gelombang
elektomagnetik pada frekuensi-frekuensi yang khas dalam daerah inframerah.
Oleh karena itu, spektroskopi inframerah dapat digunakan sebagai salah satu

14
cara untuk mempelajari strukturmolekul.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
yang diharapkan baik dari segi isi maupun dari segi susunan kata-katanya dan
perlu direvisi kembali, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun dari kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang

15
DAFTAR RUJUKAN

Sitorus, Marham.2009. Spektroskopi Elusida Struktur Molekul Organik.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Tim Penyusun. (1982). Ensiklopedia Indonesia . Chapter31. Jakarta: Ichtiar Baru -


Van Hoeve

Anonim. 2014. Analisis Organik. Medan : FMIPA Universitas Negeri Medan


http://www.ilmukimia.org/2013/07/jenis-jenis-vibrasi-
elektromagnetik.htm

16

Вам также может понравиться