Вы находитесь на странице: 1из 39

1.

Judul : Analisis Faktor yang Mempengharuhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian

Lis Profil Pada CV. Mitra profil

2. Latar Belakang

Kayu merupakan suatu bahan baku yang memiliki manfaat yang sangat

bernilai bagi manusia, diantaranya sebagai bahan konstruksi, meubel, barang

kerajinan, kayu bakar, peralatan rumah tangga dan lainnya. Peningkatan

pemanfaatan kayu yang berasal dari hutan baik secara legal maupun ilegal,

merupakan salah satu dampak dari pertumbuhan penduduk yang semakin cepat

(Iskandar, 2001). Semakin banyak penduduk maka semakin tinggi pula

permintaan akan kayu. Melihat kondisi demikian kayu yang berasal dari hutan

alam pada saat ini tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan masyarakat.

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh industri perkayuan saat ini adalah

tingginya kebutuhan bahan baku kayu. Tim kerja sama pendataan antara

Departemen Kehutanan dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan pada

tahun 2004 melaporkan bahwa jumlah Industri Primer Hasil Hutan Kayu

(IPHHK) mencapai 1,540 unit, dengan kebutuhan kayu diperkirakan 63,48 juta m3

pertahun (Wargadalam, 2005).

Tingginya tingkat kebutuhan kayu yang digunakan pada saat ini dan semakin

menurunnya sumber bahan baku kayu dari hutan alam di Indonesia, maka perlu

adanya suatu cara untuk mengefisienkan pemakaian kayu dengan mencari

alternatif penggantinya. Sekarang sudah banyak pemanfaatan kayu yang nilai

kekuatannya rendah sebagai bahan baku bangunan, yang sebelumnya kayu

tersebut telah diberikan perlakukan-perlakuan untuk meningkatkan kualitasnya.


Ada salah satu contoh furniture yang terbuat dari kayu yaitu lis profil kayu.

Lis profil kayu adalah lis untuk menutup sudut dinding plafon, relling tangga,

dekorasi pintu ,dll. Lis profil kayu mempunyai motif dan ukuran besarnya

berbeda-beda tapi panjang nya rata-rata 4 meter, serta mempunyai harga yang

juga berbeda tergantung dari jenis, bentuk, dan ukuran.

CV. Mitra Profil bergerak dibidang lis profil yang berbahan baku kayu yang

awal mulanya berdiri pada tahun 2005 sampai dengan sekarang. Saat ini

perusahaan tersebut sudah memiliki 47 pelanggan di toko material Palembang.

Produk CV. Mitra Profil banyak diminati oleh konsumen dikarenakan harga yang

lebih murah dibandingkan harga Gypsum. Namun saat ini banyak pelanggan yang

berminat dengan lis profil yang berbahan baku Gypsum yang menyebabkan

turunnya omset penjualan pada CV. Mitra Profil.

Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencoba untuk meneliti hal

tersebut yaitu dengan mengambil topik yang berkaitan dengan Analisis Faktor yang

Mempengharuhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Lis Profil pada CV. Mitra

profil.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu

bagaimana perilaku konsumen dalam pembelian lis profil.

Apakah faktor bahan baku lis profil mempengaruhi terhadap konsumen?

4. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh bahan baku lis profil terhadap konsumen

5. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis

Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen.

2. Bagi CV.Mitra Profil

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak pengelolah

yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas,dan manfaat kayu.

3. Bagi Pihak lain

Sebagai referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan

6. Tinjauan Pustaka

6.1 Landasan Teori

6.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan faktor penting dalam strategi perusahaan dalam

menjalankan usahanya terutama yang berhubungan dengan konsumen. Kata

pemasaran berasal dari kata pasar, atau bisa juga diartikan sebagai mekanisme

yang memprtemukan antara permintaan dan penawaran.

Zein Achmad (2012 : 1) “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk

yang bernilai dengan pihak lain”. Definisi pemasaran tersebut didasarkan pada

konsep inti berikut : kebutuhan (need), keinginan (wants), dan permintaan

(demands); produk (barang, jaasa dan gagasan); nilai, biaya, dan kepuasan;

pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan pasar serta pemasar dan

prospek.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008, h.5) pemasaran lebih dari fungsi

bisnis lainnya yang berhubungan dengan pelanggan. Dua sasaran pemasaran

adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan keunggulan nilai serta

menjaga dan menumbuhkan pelanggan yang ada dengan memberikan kepuasan.

Pemasaran yang kokoh menjadi penting bagi kesuksesan dalam semua organisasi.

(S.Djatikusuma, Edin dan Wanda Getrycia : 2012).

Dari ke duadefinisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya

pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi

kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha

mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan

melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaraan produk yang bernilai.

Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku

konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan,menentukan

harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk secara lebih baik demi

meningkatkan usaha dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dengan

mempelajari perilaku konsumen, manajer, akan mengetahui kesempatan,

mengidentifikasi, serta menentukan stategi dan stsegmentasi pasar.

6.1.2 Perilaku Konsumen

6.1.3 Empat Unsur Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

6.1.4 Minat beli konsumen

6.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

6.1.6 Indikator Minat Beli Konsumen

6.2 Desain
6.2.1 Pengertian Desain

6.2.2 Tujuan Desain

6.2.3 Indikator Desain

6.3 Penelitian Terdahulu

6.4 Kerangka Berfikir

7. Metode Penelitian

7.1 Tempat Penelitian

7.2 Jenis dan Sumber Data

7.3 Teknik Pengumpulan Data

7.4 Teknik Analisis Data

8. Daftar Pustaka

1.1 Latar Belakang

Kayu merupakan suatu bahan baku yang memiliki manfaat yang sangat

bernilai bagi manusia, diantaranya sebagai bahan konstruksi, meubel, barang

kerajinan, kayu bakar, peralatan rumah tangga dan lainnya. Peningkatan

pemanfaatan kayu yang berasal dari hutan baik secara legal maupun ilegal,

merupakan salah satu dampak dari pertumbuhan penduduk yang semakin cepat

(Iskandar, 2001). Semakin banyak penduduk maka semakin tinggi pula

permintaan akan kayu. Melihat kondisi demikian kayu yang berasal dari hutan

alam pada saat ini tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan masyarakat.

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh industri perkayuan saat ini adalah

tingginya kebutuhan bahan baku kayu. Tim kerja sama pendataan antara

Departemen Kehutanan dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan pada


tahun 2004 melaporkan bahwa jumlah Industri Primer Hasil Hutan Kayu

(IPHHK) mencapai 1,540 unit, dengan kebutuhan kayu diperkirakan 63,48 juta m3

pertahun (Wargadalam, 2005).

Tingginya tingkat kebutuhan kayu yang digunakan pada saat ini dan semakin

menurunnya sumber bahan baku kayu dari hutan alam di Indonesia, maka perlu

adanya suatu cara untuk mengefisienkan pemakaian kayu dengan mencari

alternatif penggantinya. Sekarang sudah banyak pemanfaatan kayu yang nilai

kekuatannya rendah sebagai bahan baku bangunan, yang sebelumnya kayu

tersebut telah diberikan perlakukan-perlakuan untuk meningkatkan kualitasnya.

Ada salah satu contoh furniture yang terbuat dari kayu yaitu lis profil kayu.

Lis profil kayu adalah lis untuk menutup sudut dinding plafon, relling tangga,

dekorasi pintu ,dll. Lis profil kayu mempunyai motif dan ukuran besarnya

berbeda-beda tapi panjang nya rata-rata 4 meter, serta mempunyai harga yang

juga berbeda tergantung dari jenis, bentuk, dan ukuran.

CV. Mitra Profil bergerak dibidang lis profil yang berbahan baku kayu yang

awal mulanya berdiri pada tahun 2005 sampai dengan sekarang. Saat ini

perusahaan tersebut sudah memiliki 47 pelanggan di toko material Palembang.

Namun saat ini banyak pelanggan yang berminat dengan lis profil yang berbahan

baku Gypsum yang menyebabkan turunnya omset penjualan CV. Mitra Profil.

Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencoba untuk

meneliti hal tersebut yaitu dengan mengambil topik yang berkaitan dengan

Analisis Faktor yang Mempengharuhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Lis

Profil Dalam CV. Mitra profil


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu

bagaimana perilaku konsumen dalam pembelian lis profil.

1. Apakah faktor bahan baku lis profil mempengaruhi terhadap konsumen?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh bahan baku lis profil terhadap konsumen

1.4 Manfaat Penelitian

4. Bagi Penulis

Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen.

5. Bagi CV.Mitra Profil

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak pengelolah

yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas,dan manfaat kayu.

6. Bagi Pihak lain

Sebagai referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Pengertian Kayu Profil

Kayu profil adalah material yanng sering dipakai untuk memperindah

tampilan ruang atau interior dan beberapa perabot furniture yang bahannya juga

menggunakan kayu. Pada umumnya kayu ini bentuknya memanjang dan pada

kedua sisi yang berdekatan dibuat hiasan profil memakai mesin. Sedangkan dua

sisi lainnya membentuk sudut sembilanpuluh derajat sebagai media peletakan.

Tapi ada pula kayu profil yang tidak membentuk mendatar dan bagian hiasan

profilnya membentuk garis-garis yang lengkung tapi cembung , kebalikan dari

profil sudut yang membentuk garis hias cekung. Jika menggunakan paku kayu

profi bisa melekat dengan erat dan kuat dan tidak mudah terlepas.

Perbedaan lainnya, kayu sudut profil sering dipakai untuk membuat ornamen

pada bidang yang bentuknya juga menyudut. Misalnya pada bidang pertemuan
antara elemen plafon dan dinding ruang. Beberapa perabot furniture yang dibuat

dari bahan kayu juga menggunkan profil sudut untuk membuat ornamen namun

diletakkan di bagian paling atas. Pigura atau frame yang sering dipakai untuk

memasang foto atau hiasan dinding lukisan juga sering menggunakan bahan ini

tekniknya sedikit berbeda.

Sedangkan kayu profil yang berbentuk segitiga atau garis cembung lebih

sering dipakai untuk membuat ornamen pada bidang yang datar. Misalnya

ornamen kotak-kotak pada plafon, bagian tengah dari daun ointu dan sebagainya.

Kayu profil seperti ini juga ada yang berbentuk setengah lingkaran dan cara

membuatnya lebih sederhana karena tidak perlu menggunkan mesin, cukup digilik

memakai alat gerendra saja.

Agar bisa mendapat hasil tampilan yang lebih bagus dan sempurna, memilih

kayu profil itu harus memperhatikan beberapa hal. Pertama pilihlah kayu profil

yang jenisnya sama dengan kayu yang akan digunakan sebagai bidang

penempelan. Misalnya akan dipakai untuk membuat ornament daun pintu yang

menggunakan bahan dari kayu jati , maka kayu profilya juga harus dipilih dari

yang berbahan jati juga.

Jika tidak bisa mendapat kayu profil yang bahannya sama , minimal tampilan

seratnya tidak boleh terlalu beda. Kecuali jika daun pintu tersebut nantinya akan

diberi cat.

Memasang lis kayu profil juga membutuhkan teknik tersendiri yang tidak

sama dengan metode pemasangan kayu biasa. Pekerjaan yang paling suliat adalah

ketika harus memasang pada bagian siku atau pojok.


Teknik pemasangannya sendiri ada 2 : yaitu dengan cara direkatkan

menggunakan lem kayu atau bisa juga dengan paku. Kelebihan jika menggunakan

lem kayu , tampilannya bisa terlihat rapi dan bisa terlihat menyatu dengan bidang

penempelannya.

Jika menggunakan paku, kayu profil bisa melekat dengan erat dan kuat dan

tidak mudah lepas. Namun bisa merusak dan terlihat tidak rapi.

2.1.2 Daftar Harga lis profil

Spesifikasi Barang Fungsi Harga (Rp)

Lis M-2 Sudut Plafon 9.500

Lis M-3 Sudut Plafon 9.500

Lis M-4 Sudut Plafon 12.000

Lis M-5 Sudut Plafon 17.500

Lis K-6 Sudut Plafon 31.500

Lis M-46 Sudut Plafon 22.500

Lis M-25K Siku Plafon 14.000

Lis M-25B Siku Plafon 17.000

Lis Polos - 1 x 3 Lis Plafon/Dekor 12.500

Lis Polos – 1 x 4 Lis Plafon/Dekor 12.500

1.1.3 Empat Unsur Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

 Produk
Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan kepasar untuk mendapatkan

perhatian, pembelian, pemakaian atau konsumsi yang memenuhi keinginan dan

kebutuhan.

 Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa.

Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen

untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikkan terhadap sebuah produk atau

jasa.

 Tempat/Lokasi

Tempat/Lokasi adalah berbagai kegiata yang dilakukan perusahaan untuk

membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.

 Promosi

Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa

dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya.

Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikan angka

penjualannya.

Keempat faktor strategis ini saling terkait dalam meningkatkan fungsi pemasaran.

Dalam era keterbukaan ini dimana batas-bats yang sudah mulai ditinggalkan peran

faktor promosi yang terkait dengan ruang yang sangat luas mulai memperlihatkan
pengaruh dominannya. Dominasi faktor promosi diindikasikan dari luasnya

penyebaran dari suatu jenis produk yang ada kalanya dapat menekan pengaruh

ketiga faktor lainnya. Untuk memperoleh hasil yang maksimal promosi harus

dilakukan secara profesional dalam artian pengusaha harus dapat memilih bentuk

promosi yang memiliki efektivitas dan efisiensi tinggi. Untuk kegiatan ini

produsen harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Oleh sebab itu, sejak awal

harus diperhitungkan batas kelayakan promosi. Beberapa unsur yang dimasukan

dalam kalkulus perencanaan promosi adalah bentuk promosi, tempat dan besaran

promosi, jenis barang yang akan dipromosikan, peluang pasar, pesaing barang

subtitusi dan kompleter atas barang tersebut , selera konsumen, trent atau mode

dan faktor-faktor eksternal lainnya.

1.1.4 Minat beli konsumen

Minat Beli Konsumen adalah sesuatu yang timbul setelah menerima

rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk

mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli

agar dapat memilikinya (Kotler, 2008). Menurut Mc. Carthy (2002:298) minat

beli merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli barang

atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhannya.Thamrin (2003:142)

berpendapat minat beli konsumen merupakan bagian dari komponen perilaku

konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak

sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Jadi dapat disimpulkan

minat beli konsumen adalah niatan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk
melakukan pembelian suatu produk atau jasa dengan pertimbangan sebelum

proses pembelian berlangsung.

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila

seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu

akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya 14 menghilangkan

minat.Lidyawatie (2008) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi minat beli konsumen, yaitu :

a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang

dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya,

aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.

b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi

tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang

mempunyai sosial ekonomi rendah.

c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan

waktu senggangnya.
d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria,

misalnya dalam pola belanja.

e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua akan

berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.

2.1.6 Indikator Minat Beli Konsumen

Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui

indikator-indikator sebagai berikut :

a. Minat transaksional Yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

Hal ini bermaksud yakni konsumen telah memiliki minat untuk melakukan

pembelian suatu produk tertentu yang ia inginkan.

b. Minat referensial Yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk

kepada orang lain. Hal ini bermaksud yakni seorang konsumen yang telah

memiliki minat untuk membeli akan menyarankan orang terdekatnya untuk juga

melakukan pembelian produk yang sama.

c. Minat preferensial Yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang

memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat

diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

d. Minat eksploratif Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu

mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi

untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.


2.2 Desain

2.3.1. Pengertian Desain

Menurut Kotler (2008) desain merupakan totalitas keistimewaan yang

mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan

pelanggan. Desain produk berfungsi untuk membedakan satu produk dengan

produk lain. Menurut Rosnani (2010:233) berpendapat bahwa desain dapat

diartikan sebagai salah satu aktivitas luas dari inovasi desain dan teknologi yang

digagaskan, dibuat, dipertukarkan (melalui transaksi jual beli) dan

fungsional.Agus Sachari (2005:7) mengemukakan bahwa desain pada hakikatnya

merupakan upaya manusia memberdayakan diri melalui benda ciptaannya untuk

menjalani kehidupan yang lebih aman dan sejahtera. Desain merupakan dimensi

yang unik dari sebuah produk. Dimensi ini banyak memberikan aspek emosional

yang tinggi dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan. Desain produk dalam

pasar yang berubah mengikuti zaman, harga dan teknologi tidaklah cukup untuk

memberikan kepuasan bagi konsumen jika produk tersebut tidak memiliki nilai

emosional yang tinggi.


2.3.2. Tujuan Desain

Menurut Kotler (2008) tujuan dari desain produk itu sendiri adalah :

a. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai jual

yang tinggi.

b. Untuk menghasilkan produk yang trend pada masanya.

c. Untuk membuat produk seekonomis mungkin dalam penggunaan bahan baku

dan biaya-biaya dengan tanpa mengurangi nilai jual produk tersebut.

2.3.3. Indikator Desain

Menurut Kotler (2008) terdapat 7 (tujuh) indikator desain produk,

yaitu :

a. Ciri-ciri Yakni karakteristik yang mendukung fungsi dasar produk. Sebagian

besar produk dapat ditawarkan dengan beberapa ciri-ciri. Ciri-ciri produk

merupakan alat kompetitif untuk produk perusahaan yang terdiferensiasi.

Beberapa perusahaan sangat inovatif dalam penambahan ciri-ciri baru ke

produknya. satu dari faktor kunci keberhasilan perusahaan Jepang adalah karena

mereka secara terus menerus meningkatkan ciri-ciri tertentu pada produk seperti

arloji, mobil, kalkulator dan lain-lain. Pengenalan ciri-ciri baru dinilai merupakan

satu dari cara-cara yang sangat efektif dalam persaingan.

b. KinerjaYakni mengacu kepada tingkat karakteristik utama produk pada saat

beroperasi. Pembeli produk-produk mahal biasanya membandingkan kinerja

(kenampakan/prestasi) dari merek-merek yang berbeda. Para pembeli biasanya

rela membayar lebih untuk kinerja yang lebih baik sepanjang lebihnya harga tidak

melebihi nilai yang dirasakan.


c. Mutu Kesesuaian Yang dimaksud dengan penyesuaian adalah tingkat di mana

desain produk dan karakteristik operasinya mendekati standar sasaran. Mutu

kesesuaian adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi

terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Hal ini disebut konformansi karena

spesifikasinya.

d. Daya Tahan(Durability) Daya tahan merupakan ukuran waktu operasi yang

diharapkan dari suatu produk tertentu. Pembeli bersedia membayar lebih untuk

produk yang lebih tahan lama.

e. Daya Uji (Reliabilitas) Yakni ukuran kemungkinan bahwa suatu produk tidak

akan berfungsi salah atau rusak dalam suatu periode waktu tertentu. Pembeli rela

membayar lebih untuk produk-produk dengan reputasi reliabilitas yang lebih

tinggi. Mereka ingin menghindari biaya karena kerusakan dan waktu untuk

reparasi.

f. Kemudahan Perbaikan (Repairability) Kemudahan perbaikan adalah suatu

ukuran kemudahan perbaikan suatu produk yang mengalami kegagalan fungsi

atau kerusakankerusakan. Kemudahan perbaikan ideal akan ada jika pemakai

dapat memperbaiki produk tersebut dengan biaya murah atau tanpa biaya dan

tanpa memakan waktu terlalu lama.

g. Model (Style) Yakni menggambarkan seberapa jauh suatu produk tampak dan

berkenan bagi konsumen. Model memberi keunggulan ciri kekhususan produk

yang sulit untuk ditiru


2.3 Penelitian Terdahulu

Untuk mendapatkan perbandingan anatara penelitian yang terdahulu dengan

penelitian yang dilakuan penulis, maka penulis mendapatkan hasil-hasil yang

terdahulu dan akan membahas mengenai Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Konsumen Dalam Pembelian Lis Profil Pada CV. MITRA PROFIL. Adapun

penelitian yang relevan dengan penelitian yang diteliti oleh penulis adalah sebgai

berikut.

1. Permana Honneyta Loebis (2009) Atribut yang dipertimbangkan dalam

Pembelian kosmetik Oriflame dan pengaruhnya pada kepuasan konsumen di

Banda Aceh , Kualitas(X1), Sifat (X2) ,Desain (X3) Kepuasan Konsumen (Y),

Anaisis Regresi Berganda Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh faktor kualitas,

sifat dan desain sebesar 33.4%. Sedangkan 66.4% dipengaruhi faktor lain diluar

tiga faktor seperti yang dijelaskan.

2. Mustafid dan Aan Gunawan (2008) Pengaruh atribut produk terhadap proses

keputusan pembelian furniture pada asa wira perkasadi Bandar Lampung. Rasa

(X1), Kemasan (X2), Merek (X3), Ukuran (X4), Keputusan Pembelian(Y),

Regresi Linier Berganda Proses keputusan Pembelian menunjukan pengaruh

sebesar 77,7%, Sedangkan 22,3% dipengaruhi faktor lain. Angka terbesar terdapat

pada merek sebesar 0,558%.


2.4 Kerangka Berfikir

Kerangka penelitian ini menggambarkan pengaruh dua variabel independen yaitu

merekdan desain terhadap variabel dependen yaitu minat beli konsumen. Dari

dimensi merek dapat dipercaya oleh semua kalangan dengan kepercayaan pada

produk tersebut sehingga konsumen mempunyai rasa ingin membeli. Sedangkan

jika dilihat dari dimensi desain produk, lebih menonjolkan penampilan produk

yang bagus, dari situ konsumen menilai dan melekat dibenak mereka bahwa

desainlah yang dilihat pertama kali, dari situ timbul minat beli akan produk yang

dipilih atas dasar desain yang bagus.

Berdasarkan landasan teori di atas dan penelitian terdahulu, maka dapat

disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :

MEREK (X1)

1. Kesadaran Merek

2. Asosiasi Merek

3. Persepsi Merek

4. Loyalitas Merek
MINAT BELI KONSUMEN (Y)
(Duriyanto, 2004)
1. Minat Transaksional

DESAIN (X2) 2. Minat Referensial

1. Cri-ciri 3. Minat Prefensial

2. Kinerja 4. Minat Eksploratif

3. Mutu Kesesuaian (Ferdinand, 2002)

4. Daya Tahan

5. Daya Uji

6. Kemudahan Perbaikan

7. Model

(Kotler , 2008)
BAB III

METODE PENELITIAN

6.1 Tempat dan Waktu

6.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam

pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang

diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan

mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui

faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

(Nazir, 1998: 51)

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan

dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini

metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-

formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada

seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan

dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66) Penelitian ini

menggunakan angket atau kuesioer, daftar pertanyaannya dibuat secara 28

berstruktur dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice


questions) dan pertanyaan terbuka (open question). Metode ini digunakan untuk

memperoleh data tentang persepsi desain interior dari responden.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan,

dan sebagainya (Arikunto, 2002: 158). Metode ini digunakan untuk memperoleh

data faktor pengaruh bahan baku dan promosi terhadap konsumen. .

3.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Warsito (1992: 49), populasi adalah keseluruhan objek penelitian

yang dapat terdiri dari mausia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa,

sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah faktor pengaruh

bahan baku dan promosi terhadap konsumen.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, (Arikunto, 2002:

29109). Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

jenis metode random sampling. Teknik sampling ini diberi nama demikian karena

di dalam pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subjek-subjek di dalam

populasi sehingga semua subjek-subjek dalam populasi dianggap sama. Adapun

caranya adalah dengan memberikan kuisoner kepada konsumen yang ingin

membeli lis profil. Menurut Notoatmodjo, 2003 yang disitir oleh Setyarini (2007:
41) untuk mengetahui ukuran sampel representative yang didapat berdasarkan

rumus sederhana adalah sebagai berikut:

Nn = --------------Nd2 + 1

Dimana:

N : besarnya populasi

n : besarnya sampel

d : tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan 10%.

Dengan rumus tersebut dapat dihitung ukuran sampel dari populasi

9920 dengan mengambil tingkat kepercayaan ( d ) = 10%, sebagai berikut:

Nn = ---------------Nd2 + 19920

n = -------------------------(9920) (0.10)2 + 1309920

= -------------------------100,2

= 99,01

= 99

3.3.1 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini mengacu pada Skala Likert

(Likert Scale), dimana masing-masing dibuat dengan menggunakan skala 1 – 5

kategori jawaban, yang masing-masing jawaban diberi score atau bobot yaitu

banyaknya score antara 1 sampai 5, dengan rincian:

1. Jawaban SS sangat setuju diberi score 5.

2. Jawaban S setuju diberi score 4.

3. Jawaban R ragu-ragu diberi score 3.

4. Jawaban TS tidak setuju diberi score 2.


5. Jawaban STS sangat tidak setuju diberi score 1 (Singarimbun, 1994: 249).

3.3.2 Teknik Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah. Semua data yang terkumpul

kemudian disajikan dalam susunan yang baik dan rapi. Yang termasuk dalam

kegiatan pengolahan data adalah menghitung frekuensi mengenai pengaruh desain

interior terhadap minat berkunjung masyarakat berdasarkan data hasil 31

kuesioner kemudian diolah untuk mendapatkan nilai persentase. Tahap-tahap

pengolahan data tersebut adalah:

1. Penyuntingan

Semua daftar pertanyaan wawancara, data kuesioner yang berhasil

dikumpulkan selanjutnya diperiksa terlebih dahulu dan dikelompokkan.

2. Penyusunan dan Perhitungan Data

Penyusunan dan perhitungan data dilakukan secara manual dengan

menggunakan alat bantu berupa komputer.

3. Tabulasi

Data yang telah disusun dan dihitung selanjutnya disajikan dalam bentuk

tabel. Pembuatan tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi langsung karena

data langsung dipindahkan dari data ke kerangka tabel yang telah disiapkan tanpa

proses perantara lainnya. (Singarimbun, 1994: 248).

3.3.3 Analisis Data

Tahap-tahap pengolahan data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan akan kelengkapan jawaban.


Pada tahap ini data yang diperoleh diperiksa kembali untuk mencari jawaban dari

kuesioner yang tidak lengkap.

2. Tally, yaitu menghitung jumlah atau frekuensi dari masing-masing jawaban

dalam kuesioner.

3. Menghitung persentase jawaban responden dalam bentuk tabel tunggal melalui

distribusi frekuensi dan persentase. dengan menggunakan rumus :

P = f/N x 100%

P : Persentase

f. : Frekuensi data

N : Jumlah sampel yang diolah (Warsito, 1992:59)

3.4 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Studi kepustakaan

b. Pembuatan desain

c. Pengurusan surat keputusan penyusunan Skripsi

d. Menghubungi pembimbing untuk perbaikan Skripsi

2. Tahap Pengumpulan Data

a. Mencatat data yang diperoleh

b. Memeriksa kembali kebenaran data

c. Mengklarifikasi data yang terkumpul


3. Tahap Pengolahan Data

a. Pemeriksaan kembali data yang telah diklarifikasikan

b. Melaksanakan revisi (jika ada) dan analisi

4. Tahap Penyusunan dan Penulisan

a. Menyusun naskah Skripsi

b. Konsultasi dengan Pembimbing

c. Mengadakan revisi

5. Tahap Pengadaan

a. Pengetikan dan Pemeriksaan

b. Pengadaan Skripsi

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Operasonal

Variabel operasional merupakan suatu definisi yang diberikan kepada

suatu variabel dengan cara memberikan arti dan menspesifikasikan kedua variabel

yang diberikan arti dan penelitian ini diajukan dua variabel yaitu, variabel

independen atau variabel bebas (X), serta variabel dependen atau variabel terikat

(Y) sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X), yaitu faktor bahan baku CV.Mitra Profil

2. Variabel terikat (Y), yaitu faktor promosi CV.Mitra Profil

Dimana diketahui bahwa variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas (X),

yang berarti variabel terikat. Variabel terikat (Y), yaitu daya tarik iklan

dipengaruhi oleh variabel bebas (X).


3.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana mengukur suatu variabel dengan kata lain definisi operasional sebagai

petunjuk pelaksanaan mengukur suatu variabel, penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan gambaran objektif dari faktor pengaruh bahan baku dan promosi

terhadap konsumen.

1. Bahan baku adalah bahan yang digunakan daam membuat produk dimana

bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan

bagian terbesar dari bentuk barang). Sedangkan biaya bahan baku adalah seluruh

biaya untuk memperoleh sampai dengan dengan bahan siap untuk digunakan yang

meliputi harga bahan, ongkos angkut, penyimpanan dan lain-lain.

2. Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk

atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau

mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor

mengharapkan kenaikan angka penjualannya.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian dari sumber data untuk dijadikan sebuah sampel

dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah catatan yang dimiliki oleh

peneliti.
3.7 Teknik Analisa

Data yang diperolah dari objek penelitian akan dianalisis dengan

menggunakan metode kualitatif yaitu :

a. Data Kualitatif

Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan metode analisis

deskriptif kualitatif. Metode Analisis deskriptif kualitatif adalah suatu hal yang

menjelaskan dengan kata-kata atau kalimat dan menganalisis secara objektif dan

menjabarkannya secara jelas permasalahan yang ada di industri serta

membandingkan hasil-hasil yang diperoleh dilapangan dengan teori yang relevan

dan berdasarkan data yang dikumpulkan.

b. Data Kuantitatif

Dalam menganalisis data pada skripsi ini penulis menggunkan teknik

analisis data dengan metode analisis deskriptif kuantitatif dan statistik. Metode

analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu metode analisis dengan cara data yang

disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga gambaran tentang

masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh

dari data primer berupa daftar pernyataan yang telah diisi oleh sejumlah

responden penelitian.

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengaruh bahan baku dan promosi

terhadap konsumen digunakan modal Regresi sederhana sebagai berikut :

Y = a + Bx
Dimana :

a = Bilangan Konstanta

b = Koefisien Regresi (besarnya pengaruh bahan baku dan promosi terhadap

konsumen)

X = Variabel Bahan baku

Y = Variabel Promosi

Untuk menghitung a dan b dipergunakan rumus, sebagai berikut :

a = (∑ y).(∑x2) = (∑ x).(∑xy)

n.∑ x2 – (∑ x)2

b = n.∑ xy – (∑ x).(∑ y)

n.∑ x2 (∑ x )2

2. Test Koefisien Regresi (t test/uji t )

Uji signifikan individu (uji statistic t), yaitu menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variabel terikat.

Adapun prosedur pengetesan hipotesis sebagai berikut :

Ho : b = 0 = diduga tidak ada pengaruh bahan baku dan promosi terhadap

konsumen.

Ha : b ≠ 0 = diduga ada pengaruh bahan baku dan promosi terhadap konsumen.

Maka kriteria pengujian diterima dan di tolak hipotesis

Ho Ditolak dan Ha Diterima jika t hitung > dari pada t table

Ho Diterima dan Ha Ditolak jika t hitung < dari pada t table

Penentuan Tingkat Kepercayaan


Dalam penelitian ini level signifikan (tingkat kepercayaan) yang dipakai

seebesar 95% atau α = 0,05 dengan maksud agar tingkat kebenaran dalam

pengujian memberikan hasil yang relatif tepat .

Rumus:

T = b√𝑛 − 2

√1 − 𝑏 2

Dimana :

t = t hitung

b = Hasil perhitungan koefisien regresi

n = Jumlah data sampel

3. Untuk mengetahui hubungan anntara kompensasi karyawan dengan kinerja

karyawan digunakan koefisien korelasi sebagai berikut :

r = n∑ xy – (∑,x).(∑.y)

√(𝑛. ∑ x2 − ( ∑)2). √(n. ∑ y2 − (∑ y2)

Dimana :

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah data sampel

x = Kompensasi

y = Prestasi

Koefisien korelasi r dinyatakan dengan angka -≤ r ≤ artinya :


 Bila nilai r = 1 artinya hubungan antara variabel x dan y adalah hubungan

searah (positif kuat), artinya apabila x bertambah maka y juga bertambah

atau sebaliknya.

 Bila nilai r = -1 artinya hubungan antara variabel x dan y adalah hubungan

negatif kuat yang berlawanan arah, artinya apabila x berkurang maka y

akan bertambah atau sebaiknya

 Bila nilai r = 0 artinya hubungan antara variabel x dan y tidak ada korelasi

sama sekali

 Bila r ≤ 0,5 artinya hubungan anatara variabel x dan y adalah hubungan

positif lemah

 Bila nilai r ≥ 0,5 artinya hubungan antara variabel x dan y adalah

hubungan positif kuat

 Bila nilai r ≤ -0,5 artinya hubungan antara variabel x dan y adalah

hubungan negatif lemah

 Bila nilai r ≥ -0,5 artinya anatara variabel x dan y adalah hubungan negatif

kuat.

3.8 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Didalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, peerumusan masalah,

tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang akan digunakan sebagai

landasan dalam menganalisis data yang ada, yang terdiri dari pengertian kayu

profil, merek, desain, penelitian lain yang relevan, kerangka berfikir.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam

penelitian ini , juga dijelaskan tempat dan waktu penelitian, sumber dan tehnik

pengumpulan data, populasi, sampel dan sampling, rancangan penelitian, variabel

dan definisi operasional, instrumen penelitian, teknik analisis serta sistematika

penulisan.

3.9 Langkah dan Jadwal Kerja

3.9.1 Langkah Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Studi kepustakaan

b. Pembuatan desain

c. Pengurusan surat keputusan penyusunan Skripsi

d. Menghubungi pembimbing untuk perbaikan Skripsi

2. Tahap Pengumpulan Data

a. Mencatat data yang diperoleh

b. Memeriksa kembali kebenaran data

c. Mengklarifikasi data yang terkumpul


3. Tahap Pengolahan Data a.

a. Pemeriksaan kembali data yang telah diklarifikasikan

b. Melaksanakan revisi (jika ada) dan analisi

4. Tahap Penyusunan dan Penulisa

a. Menyusun naskah Skripsi

b. Konsultasi dengan Pembimbing

c. Mengadakan revisi

5. Tahap Pengadaan

a. Pengetikan dan Pemeriksaan

b. Pengadaan Skripsi

3.9.2 Jadwal Penelitian

Tabel :

Jadwal Penelitian

No. keterangan Tahun 2016/2017

1. Tahap persiapan

2. Tahap

pengumpulan

data

3. Tahap

pengolahan data

4. Tahap penulisan
5. Tahap

pengadaaan

Daftar Pustaka

Dumanauw, J. F. 1994. Mengenal Kayu. Kanisius. Yogyakarta.

[Anonim]. 2005. Kelompok-kelompok kayu dan sifatnya.http://www.brikonline.


com/index.php?option=com content&task=view&id=43&Itemid=64 [19
April 2011]
[Anonim]. 2010. Sifat-sifat keawetan kayu. http://iramuakhadah.blogspot.com/
2011.01/sifat-sifat-keawetan-kayu-html [19 April 2011]

Arinana, Simamora L, Tsunoda K, Hadi YS, Herliyana EN. 2010. Comparison of


Indonesian and Japanese Standarized Tests Using Subterranean Termites
in the Laboratory. Proceedings the 2nd International Symposium of
IwoRS, 12-13 November 2010, p. 601-606.

Bowyer JL, Smulsky R, Haygreen JG. 2003. Forest Products And Wood Science
An Introduction Fourth Edition. United States. Iowa State Press.

Iskandar, MI. 2006. Pemanfaatan Kayu Hutan Rakyat Sengon (Paraserienthes


falcataria (L) Nielsen) untuk Kayu Rakitan. Prosiding Seminar Hasil
Litbang Hasil Hutan 2006 : 183-195. http://www.dephut.go.id/files/kayu
_Rakitan.pdf.html [19 April 2011]

Iswanto, AH. 2008. Pengujian Siklis Papan Partikel [karya tulis]. Medan :
Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/889/1/08E00897.pdf. html
[19 April 2011].

Maloney TM. 1993. Modern Particleboard and Dry-Process Fiberboard


Manufacturing. San Francisco: Miller Freeman, inc.

Mandang YI dan Pandit IKN. 1997. Pedoman Identifikasi Jenis Kayu di


Lapangan. Bogor : Yayasan Prosea.

Martawijaya A, Kartasujana I, Kadir K, Prawira SA. 1981. Atlas Kayu Indonesia;


Jilid I. Jakarta: Departemen Kehutanan.

Martawijaya A, Kartasujana I, Mandang YI, Prawira SA, Kadir, K. 1989. Atlas


Kayu Indonesia; Jilid II. Jakarta: Departemen Kehutanan.

Nandika D, Rismayadi Y, Diba F. 2003. Rayap: Biologi dan Pengendaliannya.


Surakarta: Muhamadiyah University Press.

Pandit IKN, Kurniawan D. 2008. Anatomi Kayu: Struktur Kayu, Kayu Sebagai
Bahan Baku dan Ciri Diagnostik Kayu Perdagangan Indonesia. Bogor:
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Simamora L. 2010. Perbandingan Standar Pengujian Keawetan Kayu Terhadap
Serangan Rayap Tanah Skala Laboratorium (SNI 01.7207-2006 dan JIS K
1571-2004) [skripsi]. Bogor : Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor.

Soerianegara I, Lemmens RHMJ., editor.1994. Plant Resources of South-East


Asia. Volume ke-59(1), Timber Trees Major Commercial Timber. Bogor:
Tsoumis G. 1991. Science and Technology of Wood : Structure, Properties,
Utilization. New york: Van Nostrand Reinhold.

Sornnuwat Y. 1996. Studies of Damage of Construction Caused by Subterranean


Termitesand Control in Thailand. [Kumpulan Tesis].

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2006. Uji Ketahanan Kayu dan Produk Kayu
terhadap Organisme Perusak Kayu. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta:
SNI 01.7207-2006.

Tambunan B, Nandika D. 1989. Detiriorasi Kayu oleh Faktor Biologis. Pusat


Antar Universitas Bioteknologi. Bogor: IPB.

Tarumingkeng RC. 2001. Biologi dan Perilaku Rayap. http://tamoutou.net/dethh/1


_forest_product_det.html. [19 April 2011].

Abdurachman, Hadjib N. 2006. Pemanfaatan Kayu Hutan Rakyat untuk


Komponen Bangunan. [Prosiding] Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan.
Bogor.

Badan Standarisasi Nasional. 1999. SNI 01-5008.1.1999. Jenis Sortimen Kayu


Rimba Gergajian. Indonesia.

Basri, E., R. G.N Triantoro, dan Wahyudi 2007, Sifat dan Jadwal Pengeringan
Lima Jenis Kayu Papua Barat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis,
Bogor, Vol. 5. No 2.

Basri, E. 2008. Bagan Pengeringan Dasar 12 Jenis Kayu dari Indonesia. Sifat
Dasar Kayu dan Bukan Kayu. Bogor.

Bowyer, J. L., R. Shmulsky and J. G. Haygreen. 2007. Forest Product and Wood
Science An Introduction Fifth Edition. Blackwell Publishing Professional.
Iowa.
BPS. 2013. Statistik Pengusaha Hak Pengusahaan Hutan. Badan Pusat Statistik.
Jakarta.

British Standard Institute. 1957. British Standard (BS) 373:1957. Methods of


Testing Small Clear Specimens of Timber. British Standard Institution,
London. 22p.

Brown, H.P., A.J. Panshin dan C.C. Forsaith. 1952. Textbook of Wood Technology
Vol II, McGraw Hill Book Company, New York.

Brown, N.C., Bethel, J.S. 1958. Lumber 2nd Edition. John Wiley and Sons Inc.
new York.

Denig, J., E.M. Wengert, and W.T. Simpson. 2000. Drying hardwood lumber.
Gen. Tech. Rept. FPL-GTR-118. USDA Forest Serv., Forest Prod. Lab.,
Madison, WI: U.S Department of Agriculture, Forest Service, Forest
Product Laboratory, 138 p
.
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. 2012. Luas Hutan Rakyat Jawa Tengah.

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. Semarang.

Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutani Sosial. 2006. Data Potensi
Hutan Rakyat di Indonesia. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan
Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan.

______. 2009. Data Potensi Hutan Rakyat di Indonesia. Direktorat Jenderal


Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan.

Dirjen RRL Departemen Kehutanan. 1996. Hutan rakyat dan perannya dalam
pembangunan daerah. Dalam Majalah Kehutanan Indonesia Edisi No. 06
Tahun 1995/1996. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Gaspersz, Vincent. 1994. Metode Perancangan Percobaan. CV Armico.


Bandung.

Hadi, S. 2001. Metodologi Research. Penerbit Andi. Yogyakarta.


Hadikusuma, S.A. 2011. Cacat Pengeringan dan Pengendaliannya. Pengeringan
Kayu dan Solusi Permasalahannya. Fakultas Kehutanan UGM.
Yogyakarta.

Haygreen, J. G. dan Bowyer, J. L. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu, Terjemahan
H.A.Sutjipto, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hildebrand, R. (Ed.). 1970. Kiln Drying of Sawn Timber. Robert Hildebrand.


Nuertingen.

Jankowsky, I.P.: 1992 A Screening to Select Klin Schedules. IPEF Internasional,


Piracicaba 2:20-24.

Koch, P., 1972, Utilization of Southern Pines Vol. I : The Raw Material, U.S
Department of Agriculture, Forest Service.

Langrish, T. and J. C. F. Walker. 2006. Drying of Timber. Wood Primary


Processing. J. C. F. Walker. Dordrecht, The Netherlands, Springer.

Listyanto. 2009. Pengeringan Kayu, Konsep Dasar dan Teknologi Aplikasi.


Bagian Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.

Listyanto, T., Y. Suranto, O. Karyanto. dan S.A. Hadikusuma. 2009. Teknologi


Pengeringan Kayu Sederhana dan Efektif. Peningkatan Kualitas Mebel
dan Kerajinan Kayu Ekolabel Masalah dan Solusi. Cakrawala Media.
Yogyakarta.

_______. 2010a. Teknologi Pengeringan Kayu Sederhana dan Efektif.


Peningkatan Kualitas Mebel dan Kerajinan Kayu Ekolabel Masalah dan
Solusi. Cakrawala Media. Yogyakarta.

Listyanto, T., G. Lukmandaru, C. Pramadya, D. Siswanto, dan N. Hattori. 2010b.


Relationship between Wood Properties and Developed Drying Schedule of
Inferior Teak (Tectona grandis L.F) and Mahogany (Swietenia
macrophylla King). Wood Research Journal Vol.1 No.2.

Mansur, I. dan, Tuheteru.F.D. 2010. Kayu Jabon. Jakarta: Penebar Swadaya.

Marsoem. S. N. 2010. Analisis Sifat Fisika, Mekanika dan Kimia Kayu terhadap
Proses dan Kualitas Hasil Pengeringan. Pengeringan Kayu dan Solusi
Permasalahannya. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.
_______.2011. Karakteristik Sifat Fisika, Mekanika dan Kimia Kayu Terhadap
Proses dan Kualitas Hasil Pengeringan. Pengeringan Kayu dan Solusi
Permasalahannya. Fakuktas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Martawijaya, A. Kartasujana, I., Mandang, Y.I., Prawira, S.A. dan Kadir, K. 1989
Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil
Hutan, Bogor, Indonesia.

Mulyana, D., C. Asmarahman., dan, I. Fahmi. 2010. Bertanam Jabon. Jakarta:


Agro Media.

Panshin, A.J., and C. de Zeeuw. 1980, Textbook of Wood Technology Third


Edition. Volume I : structure, Identification, Uses and Properties of The
Commercial Woods of United State and Canada, McGraw-Hill, New
York.

Rasmussen, E.F. 1961. Dry Kiln Operator’s Manual. U.S. Department of


Agriculture Agric. Handbook 188.

Rietz, R. C. dan Page. 1971. Air Drying of Lumber: Guidde to Indsutry Practices.
Forest Service US Department of Agriculture. USA.

Simon, H. 2008. Pengelolaan Hutan Bersama Rakyat (Cooperative Forest


Management). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008.

Simpson, W. T. 1991. Dry Kiln’s Opetaror Manual. Agriculture Handbook No


188. Forest Product Laboratory. Madison, WI.

_______. 1999. Drying and Control of Moisture Content and Dimensional


Changes. Wood Handbook: Wood as an Enginering Materials. Madison,
WI.

Soerianegara, I. dan Lemmens, R.H.M.J. 1993 Plant Resources of South-East


Asia 5(1): Timber trees: major commercial timbers. Pudoc Scientific
Publishers, Wageningen, Belanda.

Sudjana. (1996) Teknik Analisis Regresi Dan Korelasi. Tarsito: Bandung


Sukadaryati. 2006. Potensi Hutan Rakyat di Indonesia dan Permasalahannya.

[Prosiding] Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006; Bogor. Departemen

Kehutanan. hlm. 49-57.

Вам также может понравиться

  • BAB II Print
    BAB II Print
    Документ19 страниц
    BAB II Print
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет
  • Codeofconduct Cetak
    Codeofconduct Cetak
    Документ1 страница
    Codeofconduct Cetak
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет
  • Menara Pendingin Basah
    Menara Pendingin Basah
    Документ3 страницы
    Menara Pendingin Basah
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ13 страниц
    Bab Iv
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет
  • Tipus FM
    Tipus FM
    Документ5 страниц
    Tipus FM
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет
  • Asd 1
    Asd 1
    Документ22 страницы
    Asd 1
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет
  • Nak Diprint
    Nak Diprint
    Документ22 страницы
    Nak Diprint
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет
  • Bab I FM
    Bab I FM
    Документ3 страницы
    Bab I FM
    rahmawidyaasih
    Оценок пока нет
  • OTITIS MEDIA EFUSI
    OTITIS MEDIA EFUSI
    Документ4 страницы
    OTITIS MEDIA EFUSI
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет
  • Proposal 3
    Proposal 3
    Документ40 страниц
    Proposal 3
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет
  • Profosal 123
    Profosal 123
    Документ42 страницы
    Profosal 123
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет
  • Otitis Media Efusi
    Otitis Media Efusi
    Документ26 страниц
    Otitis Media Efusi
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет
  • Laporan Jaga 27 Juli 2017
    Laporan Jaga 27 Juli 2017
    Документ22 страницы
    Laporan Jaga 27 Juli 2017
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет
  • Bell Palsy Karolin
    Bell Palsy Karolin
    Документ1 страница
    Bell Palsy Karolin
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет
  • Bell Palsy Karolin
    Bell Palsy Karolin
    Документ1 страница
    Bell Palsy Karolin
    LuvitaFitriKarina
    Оценок пока нет