Вы находитесь на странице: 1из 16

MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF BERBASIS ICT

(INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY)

Oleh : Hj. Salmilah, S.Kom*

Abstrak: Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan berbagai


komponen yang saling berinteraksi satu sama lain. Komponen-
komponen tersebut diantaranya siswa/mahasiswa, guru/dosen,
kurikulum, metode, sarana fisik, pengalaman belajar dan media
pembelajaran. Interaksi berbagai komponen tersebut sejatinya
melahirkan kegiatan pembelajaran yang bermuara pada kegiatan
belajar aktif, kreatif, efektif dan tentu saja, menyenangkan,
sehingga siswa/mahasiswa merasa betah di kelas dan merasa
senang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar dan mencapai
kualitas pembelajaran yang diinginkan adalah dengan
menggunakan perangkat ICT (Information Communication
Technology). Model pembelajaran dengan ICT antara lain dengan
menggunakan aplikasi microsoft office, pembelajaran berbasis
internet (e-learning, digital library, wikipedia, video on demand,
blog dan mobile learning). Model pembelajaran ini dapat
memberikan manfaat efisiensi dan efektifitas pembelajaran bagi
siswa/mahasiswa maupun guru/dosen.

Kata kunci : model pembelajaran, ICT, Internet

A. Pendahuluan

Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa, dapat dilihat dari


perkembangan dunia pendidikan pada bangsa tersebut. Kemajuan
pendidikan juga menggambarkan tingkat tingginya kebudayaan suatu
bangsa. Kemajuan sektor pendidikan akan berpengaruh cukup signifikan
terhadap kemajuan suatu bangsa, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Demikian pula sebaliknya kemajuan suatu bangsa
berpengaruh yang cukup signifikan pula terhadap sektor pendidikannya.

*
Hj. Salmilah, Dosen tetap STAIN Palopo dan staf pengajar di Jurusan
Tarbiyah

10
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010 11

. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga-


lembaga internasional yang berkompeten terungkap bahwa kualitas
pendidikan bangsa Indonesia masih sangat jauh tertinggal, bahkan kita
berada jauh di bawah Malaysia, dan Singapura, dan yang sangat
mengagetkan kita justru berada di bawah Vietnam.
Terlepas dari kriteria-kriteria yang dijadikan acuan dari penelitian
tersebut, yang jelas dari hasil penelitian itu, sudah menggambarkan kondisi
pendidikan di negara kita saat ini. Hal ini tentunya akan menjadi pemicu
bagi kita semua yang kerkecimpung dalam dunia pendidikan untuk lebih
meningkatkan kinerja dan inovasi-inovasi dalam dunia pendidikan.
Salah satu inovasi yang perlu dilakukan adalah model dari
pelaksanaan pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan sebab dalam kegiatan
pembelajaran inilah transfer berbagai kompetensi berlangsung. Sesuai
dengan kondisi saat ini di mana perkembangan teknologi sangat pesat,
khususnya di bidang teknologi informasi. Jadi sudah merupakan keharusan
untuk memanfaatkan teknologi informasi tersebut ke dalam dunia
pendidikan. Eksistensi pembelajaran yang ada di sekolah saat ini kususnya
di daerah pedesaan pada umumnya masih teacher sentris dan belum
memanfaatkan media pembelajaran secara optimal, khususnya belum
memanfaatkan media teknologi informasi.
Manusia abad ke-21 ini hidup dalam lingkungan yang berlumuran
dengan teknologi dan media, yang ditandai dengan berlimpah-ruahnya
informasi, perubahan alat teknologi yang amat cepat, dan kemampuan
berkolaborasi dalam skala yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Seseorang yang hidup di abad ke-21 ini, kalau mau efektif, dituntut untuk
memperlihatkan serangkaian keterampilan fungsional dan berpikir kritis
yang berteman dengan informasi, media dan teknologi (Fuad Abdul.H,
2008).
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan berbagai
komponen yang saling berinteraksi satu sama lain sehingga terwujudnya
kegiatan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Komponen-
komponen tersebut diantaranya siswa/mahasiswa, guru/dosen, kurikulum,
metode, sarana fisik, pengalaman belajar dan media pembelajaran.
Interaksi berbagai komponen tersebut sejatinya melahirkan kegiatan
pembelajaran yang bermuara pada kegiatan belajar aktif, kreatif, efektif
dan tentu saja, menyenangkan, sehingga siswa/mahasiswa merasa betah di
kelas dan merasa senang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang berpusat kepada pembelajar pada
akhirnya telah menuntut pendidik sebagai fasilitator untuk lebih kreatif
12 Volume 12, Nomor 2, Juni 2010

dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai


dengan kemajuan teknologi juga dituntut untuk memiliki kepekaan dan
kemampuan mengadopsi perkembangan teknologi untuk kepentingan
kegiatan pembelajaran di kelas. Jika siswa/mahasiswa merasa bosan di
kelas, maka pencapaian kompetensi yang ingin dicapai pun akan
terhambat. Kemampuan guru/dosen dalam menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran yang berbasis pada teknologi akan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kemampuan siswa/mahasiswa mencapai tujuan
pendidikan yang ditetapkan.
Perkembangan teknologi komputer secara signifikan telah merubah
kehidupan masyarakat termasuk cara mereka memperoleh pengetahuan.
Internet telah menawarkan lautan informasi bagi siswa/mahasiswa yang
secara independen dapat mereka akses tanpa tergantung lagi pada
guru/dosen di kelas. Jika guru/dosen masih menampilkan diri sebagai figur
yang gagap teknologi, maka niscaya mereka akan ketinggalan oleh
muridnya baik dari sisi penguasaan informasi maupun komunikasi.
Kegiatan pembelajaran akan menjadi tidak menarik di mata
siswa/mahasiswa jika mereka menemukan guru/dosennya sendiri tidak
menguasai teknologi informasi.
Dengan kata lain, guru/dosen harus mampu menciptakan kegiatan
pembelajaran yang kreatif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi. Kegiatan pembelajaran kreatif adalah suatu proses belajar
yang diupayakan sekomunikatif mungkin sehingga situasi belajar menjadi
menyenangkan.

B. Tinjauan Kondisi Pembelajaran Saat Ini

E. Mulyasa, 2005 menyatakan bahwa guru/dosen, kreatif,


profesional, dan menyenangkan harus memiliki berbagai konsep dan cara
untuk mendongkrak kualitas pembelajaran. Langkah untuk mendongkrak
kualitas pembelajaran antara lain dengan mengembangkan kecerdasan
emosi, mengembangkan kreatifitas dalam pembelajaran, mendisiplinkan
peserta didik dengan kasih sayang, membangkitkan nafsu belajar,
memecahkan masalah, mendayagunakan sumber belajar, dan melibatkan
masyarakat dalam pembelajaran.
Sumber belajar untuk kegiatan pembelajaran harus lebih variatif,
hal ini untuk meningkatkan kualitas dari mutu pembelajaran itu sendiri.
Salah satu sumber belajar yang sangat sedikit disentuh adalah sumber
belajar yang memanfaatkan media elektronika atau komputer. Hal ini tidak
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010 13

terlepas dari minimnya penguasaan guru/dosen-guru/dosen di sekolah


terhadap media ini, disebabkan pula karena adanya beberapa sekolah di
tanah air kita yang belum memliliki alat tersebut dengan berbagai alasan,
tidak ada dana, tidak ada tenaga yang mampu mengoperasikan dan lain-
lain. Sebagai akibatnya kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
memanfaatkan sumber belajar yang itu- itu saja, yaitu guru/dosen dan
buku. Sebagai akibat dari kondisi ini siswa/mahasiswa akan belajar dengan
situasi yang monoton dari hari ke hari.
Pada umumnya yang terjadi di lapangan saat ini yaitu bahwa
pembelajaran terjadi dengan dominansi dari guru/dosen. Artinya
pembelajaran berlangsung dengan peranan guru/dosen yang sangat
dominan dan umumnya metode yang sering digunakan adalah metode
ceramah. Dengan kondisi seperti ini pembelajaran berlangsung secara
teacher centris.
Istilah pembelajaran sendiri mengacu pada segala daya dan upaya
yang sengaja dikondisikan untuk terjadinya proses belajar pada diri
siswa/mahasiswa. Sedangkan istilah belajar sendiri memiliki pengertian
suatu proses fisik dan psikis pada diri siswa/mahasiswa. Di mana
seseorang yang mengalami peristiwa belajar akan berbeda keadaannya
dengan kondisi sebelum dia mengalami belajar, seperti dia akan semakin
memiliki banyak pengetahuan (kognitif), memiliki sikap yang semakin
dewasa (afektif), dan memiliki beberapa keterampilan gerak, yang juga
semakin bertambah (psikomotor).
Oemar Hamalik, 2001 menyatakan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman
belajar. Kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh faktor-
faktor: Tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadai,
metodelogi pengajaran yang tepat, dan cara penilaian yang baik. Bahan
pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta,
konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari
kurikulum. Saat ini hal-hal tersebut akan merupakan suatu kompetensi
yang harus dimiliki oleh siswa/mahasiswa. Di dalam metodelogi
pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode mengajar
dan media pengajaran, sebagai alat bantu mengajar, di mana media
pengajaran ini merupakan salah satu lingkungan belajar yang dikondisikan
oleh guru/dosen.
Salah satu ciri dari pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas
adalah dimanfaatkannya media pembelajaran dalam proses pembelajaran.
14 Volume 12, Nomor 2, Juni 2010

Di zaman yang serba canggih seperti kondisi saat ini di mana teknologi
berkembang sedemikian pesatnya, komputer sudah bukan merupakan
barang yang langka dan mewah. Dengan adanya media komputer sebagai
pengolah informasi sudah selayaknyalah apabila di tiap-tiap sekolah dasar
minimal memiliki satu unit komputer. Baik komputer sebagai sarana
pengolah administrsi sekolah dan akan lebih baik lagi apabila komputer
dapat berfungsi sebagai media pembelajaran bagi siswa/mahasiswa.

C. Pengertian Information Communication Technology (ICT)


Teknologi komputer dapat berfungsi sebagai teknologi informasi
maupun sebagai teknologi komunikasi. Seorang guru/dosen dalam konteks
ini sejatinya menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Istilah
Information and Communication Technology (ICT) dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK). Istilah ICT dalam makalah ini sebagai segala hal yang berkaitan
dengan pemanfaatan teknologi komputer dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam konteks ini, ICT sebagai information and communication
technology based learning dan multimedia learning.
Secara akademis, pengertian teknologi informasi dapat dibedakan
dengan teknologi komunikasi, meskipun pada prakteknya teknologi
informasi dan komunikasi ibarat dua sisi mata uang. Teknologi informasi
memiliki pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, pengunaan komputer sebagai alat bantu, manipulasi dan
pengolahan informasi. Sementara teknologi komunikasi meliputi segala
hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat satu ke perangkat yang lainnya. Dalam
konteks pembelajaran, ICT meliputi segala hal yang berkaitan dengan
pemanfaatan komputer untuk mengolah informasi dan sebagai alat bantu
pembelajaran serta sebagai sumber informasi bagi guru/dosen dan
siswa/mahasiswa. (Iwan .S, 2008).
Pengembangan infrastruktur ICT pada lingkungan pendidikan di
Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1995, juga tumbuhnya ICT Center
disetiap kabupaten/kota sejak tahun 2000, namun terlihat semakin pesat
sejak tahun 2006 dengan dikembangkannya Jejaring Pendidikan Nasional
(Jardiknas).
Jejaring pendidikan nasional adalah Wide Area Network (WAN)
yang menghubungkan seluruh kantor dinas pendidikan propinsi,
kabupaten/kota, sekolah-sekolah dan perguru/dosenan tinggi. Jejaring ini
dibuat untuk memperlancar dan mengoptimalkan arus komunikasi, data
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010 15

dan informasi antar pelaksana pendidikan, sehingga data dan informasi


menjadi lebih optimal, lancar, transparan, efektif dan efisien. Secara
umum, Jardiknas dapat menjadi 3 zona, yaitu:
1. Zona Kantor Dinas Pendidikan / Institusi
Zona ini menghubungkan kantor-kantor dinas pendidikan propinsi,
kabupaten/kota, PPPG, LPMP, Balai Bahasa, SKB dan institusi
pendidikan lainnya. Jaringan pada zona ini diprioritaskan untuk
implementasi transaksi on line Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Pendidikan.
2. Zona Perguru/an Tinggi
Zona ini menghubungkan perguru tinggi yang ada pada 33 propinsi,
dan disebut juga dengan Inherent (Indonesia Higher Education
Network). Jaringan ini diprioritaskan untuk pelaksanaan riset dan
pengembangan perguru/dosenan tinggi, sehingga menggunakan
bandwidth yang cukup besar.
3. Zona Sekolah
Zona ini akan dikembangkan pada tahun 2007 dan menghubungkan
6500 sekolah dengan menggunakan teknologi ADSL. Zona ini
dikembangkan dalam area yang terbatas oleh kemampuan layanan
ADSL yang dapat dicapai oleh PT Telkom

Gambar. Jardiknas Kantor Dinas/Institusi


16 Volume 12, Nomor 2, Juni 2010

D. Model Pembelajaran Berbasis ICT


Banyak siswa/mahasiswa merasa mudah memproses informasi
yang berbentuk visual, sementara siswa/mahasiswa lainnya merasa mudah
bila ada suara, tetapi ada pula sebagian siswa/mahasiswa yang merasa
mudah apabila sumber informasi disajikan dalam bentuk
Pada dasarnya, pembelajaran diselenggarakan dengan harapan agar
siswa/mahasiswa mampu menangkap/menerima, memproses, menyimpan,
serta mengeluarkan informasi yang telah diolahnya. Gardner (1983)
mengemukakan bahwa kemampuan memproses informasi itu dalam
bentuk tujuh kecerdasan, yaitu (1) logis-matematis, (2) spasial, (3)
linguistik, (4) kinestetik-keperagaan, (5) musik, (6) interpersonal, dan (7)
intrapersonal. Media yang dapat mengakomodir persyaratan-persyaratan
tersebut adalah komputer. Komputer mampu menyajikan informasi yang
dapat berbentuk video, audio, teks, grafik dan animasi (simulasi).
Berikut beberapa model pembelajaran berbasis ICT yang
berkembang saat ini :
1. Pemanfaatan Aplikasi Microsoft Office dalam Kegiatan
Pembelajaran
a. Microsoft Word
Manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan aplikasi wicrosoft word
dalam pembuatan perencanaan pembelajaran sangat banyak,
diantaranya; pertama, guru/dosen dapat memiliki back-up data
yang lengkap dan setiap saat dokumen perencanaan pembelajaran
dapat direvisi dan di-up-date sesuai kebutuhan. Kedua, guru/dosen
dapat mem-print-out dokumen tersebut untuk kepentingan
pembelajaran dan supervisi dan dapat dengan seketika melakukan
perbaikan dan penyempurnaan terhadap dokumen tersebut. Hal ini
sangat membantu guru/dosen dalam efisiensi waktu, tenaga dan
pikiran. Ketiga, soal-soal ujian dapat terdokumentasikan dengan
rapih dan dapat diakses kembali untuk kepentingan assessment
berikutnya. Keempat, guru/dosen mendapatkan kemudahan dalam
menyiapkan dokumen pembelajaran dan penilaian karena tidak
harus memulai dari nol setiap kali harus membuat dokumen
pembelajaran seperti ketika semua administrasi guru/dosen dan
dokumen pembelajaran masih dibuat secara manual dan
konvensional.
b. Microsoft Powerpoint
Microsoft Powerpoint merupakan aplikasi yang disiapkan oleh
Microsoft Corporation untuk melakukan presentasi di depan publik
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010 17

yang terbatas. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur-fitur dan menu


yang lengkap sehingga sebuah presentasi dapat dibuat semenarik dan
seatraktif mungkin. Dalam prakteknya di kelas, pemanfaatan aplikasi
powerpoint membutuhkan dukungan perangkat keras (hardware) yaitu
satu unit komputer portable yaitu laptop dan in-focus yang berfungsi
sebagai wide-screen Dengan tersedianya aplikasi ini di pasaran,
guru/dosen dapat memanfaatkan aplikasi powerpoint untuk
kepentingan presentasi di kelas.
Pemanfaatan aplikasi powerpoint sebagai technology based education
dan multimedia learning secara bertahap sejatinya mulai diterapkan
oleh guru/dosen dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Powerpoint
sebagai software presentasi ternyata sangat membantu guru/dosen
dalam memancing minat dan motivasi siswa/mahasiswa untuk belajar.
Di samping itu, suasana kelas menjadi aktif dan siswa/mahasiswa
merasa senang dengan presentasi yang ditampilkan guru/dosen.
Dengan powerpoint guru/dosen menjadi leluasa untuk berimprovisasi
merencanakan pembelajaran yang atraktif karena fasilitas yang ada
pada aplikasi powerpoint sangat lengkap untuk membuat presentasi
yang tidak membosankan. Di samping itu, guru/dosen memiliki
banyak pilihan menampilkan kegiatan pembelajaran sekreatif
mungkin untuk kepentingan belajar siswa/mahasiswa.
Di antara fitur yang tersedia dalam microsoft powerpoint yang dapat
digunakan oleh guru/dosen dalam membuat presentasi pembelajaran
adalah:
a) Variasi background;
b) Variasi teks, warna dan grafik;
c) Menggabungkan file;
d) Hyperlink;
e) Navigasi;
f) Insert picture, video dan audio;
g) Variasi animasi;
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan membuat
presentasi pembelajaran dengan menggunakan microsoft powerpoint
adalah:
a. Aspek Pembelajaran :
a) Substansi materi harus sesuai dengan konsep dan teori yang
benar.
b) Pemilihan topik harus sesuai dengan kurikulum.
c) Adanya konsistensi antara materi dan tujuan pembelajaran.
18 Volume 12, Nomor 2, Juni 2010

d) Aktualitas (sesuai dengan perkembangan mutakhir).


e) Adanya kejelasan pesan yang membantu mempermudah
memahami konsep dan memperjelas pemahaman.
f) Pemberian contoh untuk membantu penjelasan.
b. Aspek Teknis:
a) Suara (audio) digunakan untuk memperjelas konsep dan
mencairkan suasana kelas.
b) Tampilan layar presentasi seperti warna dan tata letak harus
memperjelas ilustrasi.
c) Teks harus memperhatikan jenis font, ukuran dan warna agar
lebih mudah dibaca.
d) Movie dan animasi untuk memperjelas pesan.
e) Navigasi perlu memperhatikan penempatan navigasi dan
bentuknya yang mudah menarik perhatian.
c. Microsoft Excel
Tugas pokok guru/dosen yang tidak kalah penting dan rumit dari
melaksanakan pembelajaran adalah melakukan penilaian
(assessment) terhadap hasil belajar siswa/mahasiswa dan
melakukan analisis hasil belajar untuk mendapatkan umpan balik
(feedback) sebagai bahan masukan bagi guru/dosen dan
siswa/mahasiswa dalam mengambil langkah selanjutnya.
Dengan memanfaatkan aplikasi microsoft excel guru/dosen dapat
mengolah nilai siswa/mahasiswa dan menganalisis tingkat
kesukaran soal sekaligus dalam waktu singkat, sehingga diperoleh
data berapa siswa/mahasiswa yang perlu pengayaan dan berapa
siswa/mahasiswa yang perlu remedial serta soal mana saja yang
termasuk kategori mudah, sedang maupun sukar dan soal mana saja
yang ditolak, perlu direvisi maupun diterima untuk dikoleksi dan
disimpan di bank soal. Di samping itu, guru/dosen juga dapat
membuat raport/nilai sementara secara otomatis menggunakan
rumus sebagai laporan hasil belajar siswa/mahasiswa.
Dengan memanfaaatkkan microsoft office, seluruh dokumen
pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan
analisis hasil belajar serta data tentang perkembangan
siswa/mahasiswa dan nilai siswa/mahasiswa semuanya
didokumentasikan dengan rapih dan dapat diakses kapanpun.
Guru/dosen akan terhindar dari masalah pengarsipan dokumen di
kantor maupun di rumah karena semua dokumen tersebut telah
dsimpan secara digital. Print-out dokumen dapat dipersiapkan
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010 19

untuk kepentingan pembelajaran dan supervisi tanpa harus merasa


khawatir hilang atau rusak karena guru/dosen memiliki back-up
data di komputer.
2. Pembelajaran berbasis Internet
Teknologi internet mengemuka sebagai media yang multirupa.
Komunikasi melalui internet bisa dilakukan secara interpersonal
(misalnya e-mail dan chatting) atau secara massa, dikenal one to many
communition (misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir
secara real time audio visual seterti pada metode konvensional dengan
adanya aplikasi teleconference.
Berdasarkan hal tersebut maka internet sebagai media
pengajaran mampu mengadakan karakteristik yang khas, yaitu {1}
sebagai media interpersonal dan massa; {2} bersifat interaktif; {3}
memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun ansinkron
{tunda}. Karakteristik ini memungkinkan peserta didik melakukan
komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas jika dibandingkan
dengan hanya menggunakan media konfensional (Wahyu Purnomo :
2008)
Salah satu kendala yang dihadapi guru/dosen di lapangan
ketika membuat persiapan pembelajaran adalah terbatasnya buku
sumber materi pembelajaran. Keberadaan perpustakaan pun tidak
dapat menjawab permasalahan kurangnya sumber belajar.
Keterbatasan anggaran yang ada semakin melengkapi alasan
kurangnya ketersediaan sumber bahan ajar.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat
dewasa ini telah memberikan alternatif pemecahan masalah bagi
guru/dosen dalam mengatasi kesulitan sumber bahan ajar. Internet
menyediakan solusi dalam membuat persiapan pembelajaran yang
berbasis ICT. Guru/dosen tinggal mengakses dan berselancar di
internet untuk mencari dan menemukan materi yang dibutuhkan
sebagai bahan ajar di kelas.
Beberapa bentuk pemanfaatan internet sebagai media
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. E-Learning
Istilah e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas,
sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-
Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang
cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E.
Hartley (Romy: 2001) yang menyatakan:
20 Volume 12, Nomor 2, Juni 2010

e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang


memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan
menggunakan media Internet,Intranet atau media jaringan
komputer lain.
(Romy : 2001) fitur-fitur yang biasanya disediakan dalam
sistem e-learning adalah seperti di bawah. Contoh di bawah belum
tentu melingkupi seluruh kebutuhan pengguna. Demikian juga
belum tentu sebuah sistem e-Learning harus memasukkan semua
fitur-fitur di bawah. Kembangkan sistem berdasarkan kepada
kebutuhan pengguna yang sebenarnya (user needs).
1. Informasi tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar
 Tujuan dan sasaran
 Silabus
 Metode pengajaran
 Jadwal kuliah
 Tugas
 Jadwal Ujian
 Daftar referensi atau bahan bacaan
 Profil dan kontak pengajar
2. Kemudahan akses ke sumber referensi
 Diktat dan catatan kuliah
 Bahan presentasi
 Contoh ujian yang lalu
 FAQ (frequently asked questions)
 Sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas
 Situs-situs bermanfaaat
 Artikel-artikel dalam jurnal online
3. Komunikasi dalam kelas
 Forum diskusi online
 Mailing list diskusi
 Papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan
jadwal kuliah,
 informasi tugas dan deadline-nya)
 Sarana untuk melakukan kerja kelompok
 Sarana untuk sharing file dan direktori dalam kelompok
 Sarana diskusi untuk mengerjakan tugas daam kelompok
4. Sistem ujian online dan pengumpulan feedback
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010 21

Hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar


berbasis TIK yang sifatnya tutorial adalah ketersediaan menu-menu
yang dapat diakses dan adanya ikon tutorial yang akan
membimbing pengguna bahan ajar berbasis TIK. Ikon-ikon tersebut
sudah disediakan oleh program Learning Management System
(LMS) seperti Web city, blackboard, moodle dan lain-lain.
Bahan ajar yang akan dimasukan (diupload) ke LMS bisa dibuat
sendiri dengan macam-macam format file seperti word, ppt, pdf,
swf dll. tetapi bisa mengambil (download) dari alamat URL atau
website yang berhubungan dengan bahan ajar tertentu. Program
engine searching bisa membantu kita untuk menemukan materi
yang kita inginkan dengan cara browsing di internet. Program yang
dapat digunakan untuk browsing seperti google.com, yahoo,
altavista, Twigine, dan lain-lain.
Beberapa contoh aplikasi e-learning yang saat ini banyak
digunakan antara lain : moodle sebuah aplikasi Learning
Management System (LMS) berbasis open source
[http://moodle.org], Atutor : Learning Content Management
System (LCMS) berbasis opensource [http://atutor.ca], Cisco
System, ilmukomputer.com, sistem elearning gratis berbasis
aktifitas komunitas [http://ilmukomputer.com].
b. Digital Library
Digital Library menawarkan kemudahan bagi para pengguna
untuk mengakses resource-resource elektronik dengan alat
yang menyenangkan pada waktu dan kesempatan yang
terbatas. Pengguna tidak lagi tertarik terhadap operasional
secara fisik jam perpustakaan dan tidak dapat berkunjung
keperpustakaan secara fisik untuk mengakses resource-
resourcenya. Disinilah Digital Library sebagai alat untuk
memfasilitasi dan memecahkan keterbatasan tersebut.
Digital Library belum didefinisikan secara jelas untuk dapat
dijadikan standar atau acuan dalam dunia pendidikan,
berdasarkan beberapa definisi maka dapat secara umum
perbedaan-perbedaan definisi tersebut dapat disederhanakan
sebagai berikut :
- Digital Library memerlukan teknologi untuk
menghubungkan banyak resource, perpustakaan dan pelayanan
informasi. Hubungan beberapa Digital Library dan pelayanan
informasi adalah transparan kepada pengguna akhir.
22 Volume 12, Nomor 2, Juni 2010

- Tujuannya adalah akses secara universal dan pelayanan


informasi.
- Koleksi Digital Library adalah tidak terbatas terhadap
dokumen, tetapi berkembang pada digital artifacts yang tidak
dapat disajikan atau distribusikan dalam format tercetak.
c. Video on Demand
Video on Demand menawarkan kemudahan bagi para
pengguna untuk mengakses resource-resource digital berupa
video dengan alat yang menyenangkan pada waktu dan
kesempatan yang terbatas. Video ini biasanya berupa video
pembelajaran, yang dapat diakses sesuai kebutuhan, dan
didistribusikan secara streaming melalui jaringan komputer.
Selain itu tersedia juga dalam bentuk CD tutorial yang dapat
membantu siswa/mahasiswa untuk belajar dengan media
visual.
d. Wikipedia
Wikipedia menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk
berkolaborasi
menyusun ensiklopedia. Dengan wikipedia pengguna dapat
membangun naskah secara kolaboratif, hingga dapat menjadi
ensiklopedia di Internet.
e. Blog
Blog menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk
membuat tulisan, baik formal maupun informal, seperti buku
harian. Blog adalah catatan seseorang yang dibuat untuk
konsumsi publik. Dengan blog ini kita bisa sharing ilmu
pengetahuan.
f. Mobile Learning
Mobile Learning merupakan perwujudan elearning dalam
perangkat bergerak, seperti handpone/telepon genggam.
Dengan mobile learning kita bisa belajar melalui handpone
kita. Materi dituangkan dalam modul untuk handpone.

D. Keuntungan dan Kelemahan Pemanfaatan ICT


1. Keuntungan bagi siswa:
a) Interaksi siswa dengan guru melalui e-mail
b) Interaksi siswa dengan siswa melalui milis
c) Interaksi siswa dan siswa dengan guru bersama-sama
d) Interaksi siswa dengan pelajaran
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010 23

e) Mendapat sumber belajar alternatif yang tersedia secara luas.


2. Keuntungan bagi guru:
a) Efisien dan efektif
b) Memperkecil kesalahan persepsi
c) Mengatasi masalah kekurangan alat
d) Mengembangkan kompetensi guru di bidang ICT.
e) Mengembangkan ICT dengan belajar mandiri, berinisiatif,
kreatif dan inovatif.
f) Berkomunikasi dengan sesama guru secara nasional maupun
internasional
g) Memperoleh materi ajar secara cepat dan murah berbasis ICT
3. Kelemahan pemanfaatan ICT:
a) Penggunaan internet memerlukan infrastruktur yang memadai
b) Penggunaan internet mahal
c) Komunikasi melalui internet sering kali lamban.

E. Tantangan yang dihadapi di lapangan

Terdapat beberapa tantangan yang menghadang pendidik dituntut


untuk memanfaatkan ICT dalam kegiatan pembelajaran. Tantangan
tersebut bukan saja di tingkat pendidik, melainkan juga di sekolah,
masyarakat dan pemerintah sendiri. Tantangan ini perlu dihadapi
dan diatasi secara bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat.
Di antara tantangan-tantangan tersebut adalah:
1. Terdapat kesenjangan infrastruktur antar daerah yang maju dan
tertinggal. Di satu sisi terdapat daerah yang sekolahnya telah
memiliki akses internet sementara di daerah lain terdapat sekolah
yang belum masuk listrik.
2. Terdapat kesenjangan kualitas pendidik baik antar institusi
pendidikan maupun antar daerah. Tidak semua pendidik menguasai
teknologi informasi dan komunikasi, sehingga sangat sulit untuk
menuntut mereka menyelenggarakan pembelajaran berbasis ICT
meskipun institusi mereka telah mengakses internet. Sementara di
sisi lain terdapat pendidik yang cukup menguasai teknologi
informasi dan komunikasi namun di institusi mereka belum
mengakses internet atau bahkan belum mempunyai komputer.
3. Keterbatasan anggaran yang dimiliki institusi dan pemerintah untuk
melengkapi infrastruktur teknologi sehingga sangat sulit bagi
24 Volume 12, Nomor 2, Juni 2010

institusi untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran berbasis


ICT.
4. Adanya resistensi dari kalangan masyarakat tertentu dengan dalih
agama dan pelestarian nilai-nilai moralitas di masyarakat.
5. Adanya sikap merasa puas dengan apa yang telah ada di kalangan
sementara pendidik dan kemudian bersikap resisten terhadap
perubahan.

Penutup
Berdasarkan uraian pada tulisan ini, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan berbagai
komponen yang saling berinteraksi satu sama lain sehingga
terwujudnya kegiatan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan. Interaksi berbagai komponen tersebut sejatinya
melahirkan kegiatan pembelajaran yang bermuara pada kegiatan
belajar aktif, kreatif, efektif dan tentu saja, menyenangkan,
sehingga siswa/mahasiswa merasa betah di kelas dan merasa
senang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
2. Model pembelajaran berbasis ICT (Information Communication
Technology) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif
yang dewasa ini banyak digunakan di sekolah maupun di perguruan
tinggi untuk meningkatkan minat belajar peserta didik dan
mencapai kualitas pembelajaran yang diinginkan.
3. Model pembelajaran berbasis ICT antara lain dengan menggunakan
aplikasi microsoft office, aplikasi e-learning, digital library, video
on demand, wikipedia, media blog dan mobile learning.

A. Saran

1. Kepada institusi pendidikan mulai dari tingkat sekolah sampai


perguruan tinggi yang belum mempunyai infrastruktur untuk
melakukan pembelajaran berbasis ICT agar supaya mulai
mempersiapkan segala sumber daya yang dibutuhkan termasuk
perangkat keras, perangkat lunak maupun SDM.
2. Bagi institusi yang telah mempunyai perangkat pendukung dan
SDM, agar memaksimalkan penggunaannya dan meningkatkan
kualitas SDM melalui pelatihan dan workshop pembelajaran
berbasis ICT.
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010 25

Daftar Rujukan

E. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru/dosen Profesional. Bandung: Remaja


Rosdakarya. http://en.wikipedia.org/wiki/ E-learning.
Fuad Abdul Hamied, Prof. Ph.D., (Deputi Menko Kesra & Guru Besar
UPI), makalah : Seminar Nasional Model Pembelajaran Inovatif,
Purwokerto, 27 November 2008.
Gardner .H, 1983. Frames of mind-The theory of multiple intelegences,
New York: Basic Books Inc.
Hamalik Oemar, 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Iwan Setiawan, Penerapan ICT dalam proses Pembelajaran,
www.teknologipendidikan.com, 2008, diakses tanggal 8 desember
2009
Romi Satrio Wahono, Pengantar E-Learning dan Pengembangannya,
www.ilmukomputer.com, 2005, diakses tanggal 27 November
2009.
Wahyu Purnomo, Pembelajaran Berbasis ICT, makalah : (disampaikan
pada “Workshop Pembelajaran Berbasis ICT” di Dinas Pendidikan
Propinsi Sulawesi Selatan, 11-14 Agustus 2008).

Вам также может понравиться